Anda di halaman 1dari 5

RESUME KIMIA FISIKA 2

Oleh Kelompok 5

JENIS LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen antara dua macam zat tunggal atau lebih. Larutan
terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi
dalam zat pelarut. Sedangkan pelarut adalah zat yang mendispersi komponen-komponen zat
terlarut.

A. Pembagian Larutan
1. Larutan Elektrolit
Larutan Elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik jika larutan
tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan listrik (ion-ion) dan bergerak
bebas didalam larutannya, Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut
Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Kuat. Zat
elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut
Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Lemah.

2. Larutan Non-Elektrolit
Larutan Non-Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak
terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler. Contohnya:
glukosa(C6H12O6), gula pasir, urea, alkohol, benzena, dan CCl4.

B. Membedakan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik

C. Penyebab Larutan Elektrolit Dapat Menghantarkan Listrik


Dalam Larutan Elektrolit terdapat ion-ion hasil peruraian zat terlarut, baik ion positif
yang disebut kation maupun ion negatif yang disebut anion. Pengertian ion itu sendiri adalah
atom yang bermuatan listrik (positif atau negatif). Ditinjau dari asalnya, ion berasal dari
bahasa Yunani yang berarti ‘‘pengembara‘‘. Dikatakan demikian karena ion-ion
mengembara bebas bergerak kemana-mana dalam larutan. Gerakan ion yang bebas tersebut
memungkinkan adanya daya hantar listrik.
Sebagai contoh larutan elektrolit adalah HCl, Larutan HCl di dalam air mengurai
menjadi kation (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl
disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas Hidrogen
(H2). Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas
klorin (Cl2).

Perhatikan gambar berikut.

D. Hubungan Larutan Elektrolit dengan Jenis Ikatan Kimia

E. Cara Menentukan Kekuatan Larutan Elektrolit


Kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh beberapa faktor :
1. Jenis larutan elektrolit, tentu saja elektrolit kuat dalam konsentrasi yang sama atau
hampir sama mempunyai kekuatan jauh lebih besar jika dibanding larutan nonelektrolit.
Sebab dalam larutan non elektrolit lemah hanya sebagian kecil larutan yang terurai
menjadi ion-ionnya (misal dengan derajat dissosiasi = 0,00001 berarti yang terurai
hanya  0,001% dari total konsentrasinya) sedangkan larutan elektrolit kuat hampir
semuanya terurai (100% dari konsentrasi terurai).
2. Kadar/Konsentrasinya, bila sama jenisnya (sama-sama elektrolit lemah atau sama-sama
elektrolit kuat) kekuatan larutan elektrolit ditentukan oleh konsentrasinya. Semakin
besar konsentrasi maka semakin besar kekuatannya, karena semakin banyak yang
mengion.
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, diantaranya:
a) Fraksi MOL
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah
mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Fraksi mol dilambangkan
dalam X jika mol zat terlarut nA dan jumlah mol zat terlarut nB maka fraksi mol
pelarut dan zat terlarut adalah:
nA nB
XA= dan XB=
nA+ nB nA+ nB
Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlarut adalah 1, XA + XB= 1

Contoh: Suatu larutan terdiri dari 2, 5 mol zat terlarut A dan 7,5 mol zat terlarut B,
maka:
Jawab:
nA 2,5
XA= = =0,25
nA+ nB 2,5+ 7,5

nB 7,5
XB= = =0,75
nA+ nB 2,5+7,5

b) Persen (%)
Menurut farmakope Indonesia ada 4 macam %, yaitu:
1. % b/bn adalah gram zat dalam 100 g hasil akhir.
2. % b/v dalah banyaknya gram zat dalam 100 mL hasil akhir.
3. % v/v adalah banyaknya mL zat dalam 100 mL hasil akhir.
4. % v/ b adalah banyaknya mL zat dalam 100 g hasil akhirnya

Contoh: Hitung berapa persen %KCl dalam suatu larutan yang terbuat dengan
melarutkan 40 g KCl dalam 160 mL air ?

Jawab:

%= 40/ (40+160) x 100% = 20%

c) Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 Kg (1000g) pelarut.
g 1000 n mol
m= x atau m= ( )
Mr p p kg
Dimana :
m = kemolalan larutan (mol/kg)
n = jumlah mol zat terlarut ( g/Mr)
p = massa pelarut
Mr = massa relatif zat terlarut

Contoh: Hitunglah molalitas 18 gram glukosa(Mr= 180) dalam 500 gram air!
Jawab:
m glukosa = 18/180 𝑥 1000/500= 0,2 m

d) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan.
g 1000 n mol
M¿ x atau M¿ ( )
Mr v v L

Contoh: Berapakah molaritas 4 gram NaOH (Mr= 40) dalam 250 mL larutan?
Jawab:
4 1000
M¿ x = 0,4 M
40 250

e) Normalitas (N)
Normalitas merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation
atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat
dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen
adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan. Untuk asam, 1 mol
ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya
sebanding dengan 1 mol ion OH-.
Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :
grek = mol . Jumlah 𝐻 + atau [𝑂𝐻]−
N = M x valensi

Contoh: Berapakah Normalitas 9,8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam air hingga volume
larutan 500 mL?
Jawab:
H2SO4  2 H +¿¿+ SO2−¿
4
¿

9,8 1000
M¿ x = 0,2
98 500
N= M x valensi
N= M x 𝐻+
N= 0,2 x 2= 0,4N

Jumlah ion yang terbentuk per molekul, konsentrasi larutan bukan satu-satunya
faktor yang mempengaruhi kekuatan larutan elektrolit. Jumlah ion yang terbentuk per
molekul pun juga punya pengaruh. Sebagai contoh reaksi penguraian KCl dan CaCl2.
Dalam reaksi tersebut tiap satu molekul KCl menghasilkan 2 ion yaitu  satu ion K+ dan
satu ion Cl- sedangkan dalam reaksi penguraian CaCl2 menghasilkan satu ion Ca+ dan
dua ion Cl-. Sehingga total KCl menghasilkan 2 ion dan CaCl menghasilkan 3 ion. berarti
kekuatan elektrolit kedua larutan tersebut sama.

DAFTAR PUSTAKA
Kamaludin, Agus. 2010. Intisari Kimia - Tips & Trik Kilat Menaklukkan Kimia SMA (Kelas X,
XI, XII). Yogyakarta: ANDI.

Salirawati, Das., Dkk. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Grasindo.

Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta: WahyuMedia.

Anda mungkin juga menyukai