Anda di halaman 1dari 47

Kimia Larutan:

Larutan
Konsentrasi Larutan
Larutan elektrolit

Hendra Saputra, S.Si., M.Si


Larutan
• Komponen Larutan (salah satu
komponen jumlahnya besar):
▪ Pelarut (solvent)
▪ Zat terlarut (solute)
Contoh: 1 gram gula dicampur dengan 1000
ml air membentuk larutan gula dalam
air.
10 ml alkohol dicampur dengan 100 ml
air – larutan alkohol dalam air.
100 ml alkohol dengan 10 ml air –
membentuk larutan air dalam alkohol.
Larutan jenuh mengandung jumlah maksimum
zarut yang dapat terlarut dalam jumlah pelarut
tertentu pada temperatur spesifik

Larutaan tidak jenuh mengandung jumlah zarut


yang lebih kecil dari kapasitas pelarut pada
temperatur spesifik

Larutan super/lewat jenuh mengandung


jumlah zarut yang lebih besar dari larutan jenuh
pada temperatur spesifik
“like dissolves like”

Dua senyawa dengan gaya intermolekuler yang serupa akan


melarutkan satu sama lain

• Molekul non-polar larut dalam pelarut non-polar


CCl4 dalam C6H6
• Molekular polar larut dalam pelarut polar
C2H5OH dalam H2O
• Senyawa ionik lebih larut dalam pelarut polar
NaCl dalam H2O atau NH3 (l)
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi
Konsentrasi suatu larutan : jumlah zarut yang
ada dalam jumlah tertentu pelarut atau larutan
Persen Massa
massa zarut
% massa = x 100%
massa zarut + massa pelarut
massa zarut x 100%
=
massa larutan

Fraksi Mol (X)

mol A
XA =
Jumlah mol seluruh komponen
Molaritas (M)

mol zarut
M =
volum larutan (L)

Molalitas (m)

mol zarut
m =
massa pelarut(kg)
Konsentrasi Larutan
Satuan konsentrasi Larutan

Nama Lambang Definisi


Fraksi mol X Perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol
semua komponen. Jumlah fraksi mol zat terlarut dan fraksi
mol zat pelarut sama dengan satu.
Molar M Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
(nilai kemolaran dapat diubah menjadi mol bila diketahui
kerapatan larutan)
Molal m Jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 g pelarut murni.
(dapat dipakai untuk menghitung fraksi mol jika kerapatan
larutan diketahui dan dapat digunakan untuk menentukan
kemolaran)
Normal N Jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Persen massa %w Perbandingan massa zat terlarut dengan massa larutan
dikalikan 100%. (dipakai untuk larutan padat dalam cair, atau
padat dalam padat).
Persen volume %V Perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan
dikalikan 100%.
Persen massa- % w/V Perbandingan massa zat terlarut dengan volume larutan
volume (larutan encer)
Parts per million ppm Miligram zat terlarut dalam tiap kg larutan. (dipakai untuk
konsentrasi zat yang sangat kecil)
Hubungan kemolaran dengan
kadar

Note:
M = molaritas
ρ = massa jenis
Kadar = % massa
Mr = massa molekul relatif
Tentukan molaritas dari asam sulfat pekat yang
mengandung 96% H2SO4 dan massa jenis 1,8 kg L–1!
(diketahui ArH = 1, S = 32, dan O = 16)
Jawab :
Pengenceran

Volume Berubah

Konsentrasi Berubah

Jumlah mol Tidak


Berubah

n1 = n2
V1 = volume larutan sebelum pengenceran
V2 = volume larutan setelah pengenceran
M1 = molaritas larutan sebelum pengenceran
M2 = molaritas larutan setelah pengenceran
Konsentrasi Larutan
• Latihan soal:

1. Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 g NaCl


dilarutkan dalam 3 kg air. X NaCl = mol NaCl / mol
NaCl + mol air
2. Dalam suatu ruangan terdapat 7,0 g N2; 0,1 g H2;
dan 1,6 g O2. Hitunglah fraksi mol ketiga
komponen. X gas N2 = mol N2 / mol total ketiga
komponen
3. 17,1 g sukrosa (C12H22O11) dilarutkan dalam air
sehingga volume larutan 500 ml. Tentukan
kemolaran sukrosa. M = mol sukrosa / V larutan
(L)
4. Berapakah soda kue (NaHCO3) yang diperlukan
untuk membuat 150 ml larutan NaHCO3 0,35 M.
Konsentrasi Larutan
• Latihan soal:
5. Hitunglah % massa NaCl dalam campuran 20 g NaCl
dengan 55 g air. %NaCl = massa NaCl/massa air x 100%
6. 50 ml alkohol ditambah air sehingga volume larutan 500
ml. Tentukan % volume alkohol. % v/v = V zarut / V larutan
x 100%
7. Tentukan kadar etanol yang terdapat dalam larutan yang
terdiri dari 40 ml etanol dan 10 ml metanol.
8. Kadar maksimum zat besi dalam air minum adalah 0,15
gram per 500 ml. Tentukan kadar zat besi tersebut dalam
ppm! Ppm = massa Fe (mg) / V larutan (L)
9. Hitunglah fraksi mol glukosa dalam larutan glukosa 10%
massa. 10% glukosa (m/V) … V larutan = 100 mL massa
glukosa… tentukan massa glukosa = 10 g ditentukan
massa pelarutnya air = 90 g mol dari masing-masing dan
ditentukan fraksi mol… Rumus kimia glukosa Mr
10. Berapa banyak air yang harus ditambahkan ke dalam 25
ml KOH 0,500 M agar diperoleh konsentrasi 0,350 M?
ELEKTROLIT

• Definisi : zat yang jika dilarutkan ke


dalam air akan terurai menjadi ion-ion
(terionisasi), sehingga dapat
menghantarkan listrik.
• Elektrolit kuat : zat yang dalam air
akan terurai seluruhnya menjadi ion-
ion (terionisasi sempurna)
• Elektrolit lemah : zat yang dalam air
tidak seluruhnya terurai menjadi ion-
ion (terionisasi sebagian)
SIFAT DAN
LARUTAN CONTOH SENYAWA REAKSI IONISASI
PENGAMATAN
- terionisasi NaCl, HCl, NaCl 🡪 Na+ + Cl-
NaOH, NaOH 🡪 Na+ + OH-
sempurna
H2SO4, dan KCl H2SO4 🡪 H+ + SO4-
- menghantarkan
KCl 🡪 K+ + Cl-
arus
Elektrolit
listrik
Kuat - lampu menyala
terang
- terdapat
gelembung gas
- terionisasi sebagian CH3COOH, NH4OH, CH3COOH 🡪 H+ +
- menghantarkan arus HCN, dan Al(OH)3 CH3COO-
Elektrolit listrik HCN 🡪 H+ + CN-
Lemah - lampu menyala redup Al(OH)3 🡪 Al3+ +
- terdapat gelembung 3OH-
gas
- tidak terionisasi C6H12O6, C12H22O11, C6H12O6
- tidak menghantarkan CO(NH2)2, dan C2H5OH C12H22O11
Non arus listrik CO(NH2)2
- lampu tidak menyala
Elektrolit - tidak terdapat
C2H5OH

gelembung gas
Larutan Elektrolit
Larutan Elektrolit
Larutan Elektrolit
SIFAT KOLIGATIF
SIFAT KOLIGATIF adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya

❑ Banyaknya partikel dalam larutan


ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat Larutan itu sendiri.

❑ Jumlah partikel dalam larutan non


elektrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit,
walaupun konsentrasi keduanya sama.
(Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion).
Ad. 1. Penurunan tekanan uap
(ΔP)

Jika zat terlarut A yang tidak


menguap dilarutkan dalam pelarut,
maka menurut hukum Raoult,
P1 (pelarut) = Po1.x1
Po1 – P1 = ΔP = Po1 – Po1.x1
= Po1 ( 1 – x1 )
= Po1.x2
Penurunan tekanan uap berbanding
lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Po1 – P1 = Po1.x2

Po 1 – P 1 n2
-------------- = ----------
Po1 n 1 + n2
Untuk larutan yang sangat encer, jumlah
pelarut >>>>> jumlah zat terlarut, maka :
n2 n2
x2 = ------------ = -----
n1 + n 2 n1
n2 w2/Mr2
ΔP = Po1.x2 = Po1 x ----- = Po1 x ----------
n1 w1/Mr1
w2.Mr1 Po1
Mr2 = ----------- x ------
Dimana :
P1 tekanan uap larutan
Po1 tekanan uap murni dari pelarut
x1 fraksi mol zat pelarut
x2 fraksi mol zat terlarut
ΔP penurunan tekanan uap larutan
n1 mol zat pelarut
n2 mol zat terlarut
Suatu cairan mempunyai tekanan uap
50 mmHg pada 25oC. Hitung tekanan
uap larutan, jika 6 mol cairan ini
dicampur dengan 4 mol suatu non
elektrolit yang tidak mudah menguap !
x1 = 6/(6 + 4) = 0,6
• Cara I :
Plarutan = 0,6 x 50 mmHg = 30 mmHg
• Cara II :
x2 = 1 – 0,6 = 0,4 →
ΔP = 0,4 x 50 mmHg = 20 mmHg
Plarutan = 50 – 20 mmHg = 30 mmHg
Tekanan uap eter (Mr. = 74) 442 mmHg pada 293 K.
Jika 3 gram A dilarutkan ke dalam 50 gram eter
pada suhu 293 K, maka tekanan uap menjadi 426
mmHg.
Hitung Mr zat A !

w2.Mr1 Po1
Mr2 = --------- x ------
w1 ΔP
3 x 74 442
= ---------- x ---------------
50 (442 – 426)

= 122,66
Ad. 2 & 3 : Kenaikan Titik Didih
(ΔTd) & Penurunan Titik Beku (ΔTb)

Akibat dari penurunan tekanan uap, maka


terjadi kenaikan titik didih.
Menurut hukum Raoult,
ΔP ≈ x2, sedangkan ΔP ≈ ΔT,
maka :
ΔT ≈ x2 → ΔT = K1. x2

K1 adalah suatu tetapan, dan


n2
x2 = -----------
n1 + n2
Untuk larutan yang sangat encer,
maka :
n1 + n2 ≈ n1, maka :

n2 w2/Mr2 w2 Mr1
x2 = ----- = ---------- = ------ x ------
n1 w1/Mr1 Mr2 w1

dengan m = kemolalan, maka :


ΔT = (K1. x2) m, maka :
Bila K1.x2 diubah menjadi Kd, maka :
ΔTd = Kd.m, atau
ΔTb = Kb.m dimana :

ΔTd kenaikan titik didih


ΔTb penurunan titik beku
Kd tetapan kenaikan titik didih molal
Kb tetapan penurunan titik beku
molal
m molalitas dari pelarut
ΔTd = Kd.m m = mol/Kg pelarut
w2 1000 w2
mol = ------ m = ------- x -----
Mr2 w1 Mr2
1000 w2
ΔTd = Kd x ------- x -----
w1 Mr2
1000 w2
ΔTb = Kb x ------- x -----
w1 Mr2
dimana :
w1 bobot pelarut (dalam gram)
w2 bobot zat terlarut (dalam gram)

CATATAN :
• Pada tekanan tetap, kenaikan titik
didih & penurunan titik beku suatu
larutan encer berbanding lurus
dengan konsentrasi massa.
∙ Larutan encer semua zat terlarut
yang tidak mengion, dalam
pelarut yang sama, dengan
konsentrasi molal yang sama,
mempunyai titik didik didih
atau titik beku yang sama, pada
tekanan yang sama.
CONTOH :
Hitung titik beku air (Kb = 1,86) dalam radiator
mobil yang berisi 88 gram etilen glikol (Mr. =
62) & 160 gram air (Mr. = 18) !

JAWAB :
Etilen glikol (molal) = 88/ 62 mol dlm 160 g air
Dalam 1000 gram air = 1.4194 x 1000/160
= 8.871 m
ΔTb = Kb.m = 1,86 x 8,871 = 16,50
∴Tb = Tb° - ΔTb = 0– 16,50oC = – 16,50oC
Hitung titik didih suatu larutan (Kd = 0,513)
yang mengandung 30 gram gula (Mr. = 342)
dalam 100 gram air !
JAWAB :
ΔTd = Kd.m mol gula = 30 g/342 g/mol =
0,08772
Molal = mol/massa pelarut(kg) = 0,08772/0,1 =
0,8772 molal
30 1000
molal = ----- x -------- = 0,8772 molal
342 100
ΔTd = 0,513 x 0,8772 = 0,45
0
ΔTd = Td – T dT = ΔT + T
d d d0
Titik didih larutan = 100o + 0,45o = 100,45o
Ad. 4. Tekanan Osmotik

Jika 2 larutan yang mempunyai


per-bedaan konsentrasi dan
dipisahkan oleh suatu membran
yang semi permiabel, maka
molekul pelarut dari larutan
encer akan mengalir ke larutan
yang pekat.
Peristiwa inilah yang disebut
Osmosis
• Larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
• Larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
• Larutan-larutan yang mempunyai
tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
π = C.R.T
dimana :
π tekanan osmosis pada suhu
tertentu
C konsentrasi zat terlarut (molar)
R tetapan gas, yaitu :
0,08205 L.atm.K-1.mol-1
T suhu multlak
INGAT :
Larutan encer dari zat terlarut
yang berbeda dengan
konsentrasi yang sama pada
suhu yang sama, mempunyai
tekanan osmosis yang sama
Suatu larutan yang mengandung 6 gram PVC
dengan pelarut dioksan sampai 1 liter
mempunyai tekanan osmosis 0,86 mmHg
pada 15oC. Hitung Mr. dari PVC !
Jawab :
π = 0,86 mmHg = 0,86/760 atm =
1,132.10-3 atm
T = 273 + 15 = 288 K
π = C.R.T Molar = mol/V (L) = m/Mr /
V (L)
0,001132 = 6/Mr /1 x 0,08205 x 288
Mr = 125.249,47
Hitung titik didih dan titik beku dari 50 gram
gula (Mr. = 342) dlm 50 gram air !
Kb = 1,86 & Kd = 0,52
JAWAB :
50/342
m = ---------- = 2,924 molal
0,050
ΔTd = 0,52 x 2,924 = 1,52
Jadi titik didih larutan (Td = T do + Δ T d
(100 + 1,52)o = 101,52oC
ΔTb = Kb m = 1,86 x 2,924 = 5,44oC
Jadi titik beku larutan (Tb = T bo - Δ T b
Tb = 0 – 5,44 = -5,44oC
ΔTb = 1,86 x 2,924 = 5,44
Jadi titik beku larutan tersebut =
0o + (– 5,44)oC = – 5,44oC

Suatu larutan yang mengandung 1 gram


X dalam 30 gram benzena (Mr. = 78)
membeku pada 3,80oC. Sedangkan titik
beku murni 5,50oC dan Kb = 5,12.
Hitung Mr. X !
ΔTb = 5,50 – 3,80 = 1,70oC
1,70 = 5,12 x m → m = 0,332
massa 1000
m = --------- x ----------
Mr massa pelarut
1 1000
0,332 = ----- x -------
Mr 30
Mr = 100,40
Titik didih benzena pada 1 atm = 80,2oC. Hitung tekanan
uap pada 80,2oC dari suatu larutan ideal yang mengandung
4,0 mol zat non elektrolit dan 624 gram benzena (Mr. =
78) !
JAWAB :
mol pelarut = 624/78 = 8,0 mol
Fraksi mol pelarut (x1) = 8,0/(4,0 + 8,0) = 0,67
Po uap pada 80,2oC = 760 mmHg = 1 atm
P1 (pelarut) = Po1.x1
Tekanan uap larutan tersebut = 1 atm. 0,67 = 0,67 atm
0,67 x 760 mmHg = 509,2 mmHg.
ΔP = Po1.x2
Fraksi zat terlarut (x2) = 4,0/(4,0 + 8,0) = 0,33
ΔP = 760 mmHg . 0,33 = 250,8 mmHg
Po1 – P1 = ΔP .. 760 - P1 = 250,8
P1 = 760 – 250,8 = 509,2 mmHg
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Dari teori ion Svante August Arrhenius dikemukakan bahwa larutan


asam, basa ataupun garam termasuk larutan elektrolit.
Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat terionisasi atau terurai menjadi ion
– ion. Dan akibat peruraian itu maka dapat mengakibatkan bertambahnya
jumlah partikel

Untuk mengoreksi hukum agar sesuai utk larutan elektrolit, Jacobus


Henricus Van’t Hoff menerangkan bahwa hukum Roult harus dikalikan dengan
suatu faktor sebesar ( 1 + ( n – 1 ) α ) atau diberi lambang i dan disebut faktor
Van’t Hoff

“Attention”
n = jumlah ion
α = derajad ionisasi
Hubungan harga i dengan persen ionisasi (derajat ionisasi) adalah sebagai
berikut :
i = 1 + (n – 1) α
n = jumlah ion
Misal : CaCl2(n = 3)
: KCl (n = 2)
: FeCl3 (n = 4)
Rumus Sifat Koligatif Larutan Elektrolit :
ΔP = Po1.x2 x i
ΔTb = m x Kb x i
ΔTf = m x Kf x i
π = MRT x i
Ket : sama seperti rumus-rumus sebelumnya tadi, hanya saja tinggal dikali i
• Contoh:
Hitunglah kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku dari larutan 5,85 gram
garam dapur (Mr = 58,5) dalam 250 gram
air ! (bagi air, Kb= 0,52 dan Kf= 1,86) α = 1
Jawab:
Larutan garam dapur, NaCl(aq) -→ NaF+ (aq) + Cl- (aq)
Jumlah ion = n = 2, α = 1
∆Tb = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,52 [1+1(2-1)]
= 0,208 x 2 = 0,416 °C
∆Tf = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,86 [1+1(2-1)]
= 0,744 x 2 = 1,488 °C

Anda mungkin juga menyukai