Anda di halaman 1dari 64

Larutan

Arif Fadlan, D.Sc.


Kajian
 Sifat dan jenis larutan
 Konsentrasi larutan (Moaritas, molalitas, fraksi mol)
 Sifat koligatif larutan
 Asam-basa
 Kelarutan dan hasil kali kelarutan

2
Klasifikasi Materi

3
Larutan
Larutan – campuran homogen dua zat atau lebih dalam satu keadaan fisik
yang tak terbedakan (komposisi sama di semua bagian).

Zat terlarut – zat yang dilarutkan.

Pelarut – komponen utama yang melarutkan komponen lain dalam larutan.

Kelarutan – ukuran kuantitas (derajat) atau seberapa larut suatu zat


dalam zat lainnya.

Larut – keadaan dimana zat terlarut dalam zat yang lain.

Tak larut – keadaan dimana zat tidak larut dalam zat lainnya.

4
Jenis Larutan

5
Jenis Larutan

6
Jenis Larutan
Larutan padat
 Alloy (emas 14 karat, stainless steel, kuningan).

Larutan gas
 Udara, gas scuba diving, gas buang kendaraan.

Larutan cair
 Cuka, antibeku, bahan bakar, minyak

Larutan aqueous
 Air laut, soft drinks.

7
Klasifikasi Larutan Cair

8
Larutan Cair
Konsentrasi
 Jumlah zat terlarut tiap satuan pelarut

Kualitatif dan kuantitatif


 Cara mendeskripsikan konsentrasi

Kualitatif
 Representasi alamiah suatu larutan

Kuantitatif
 Ukuran jumlah zat terlarut yang larut dalam larutan

9
Deskripsi Kualitatif
Encer
 Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut

Pekat
 Larutan yang mengandung banyak zat terlarut

10
Deskripsi Kualitatif
Jenuh
 Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut yang dapat
dilarutkan pada suhu/tekanan tertentu.

Tak jenuh
 Larutan yang mengandung kurang dari jumlah maksimum zat terlarut
yang dapat dilarutkan pada suhu/tekanan tertentu.

Super jenuh (supersaturated)


 Kondisi tak stabil dimana larutan mengandung lebih dari jumlah
maksimum zat terlarut yang secara umum dapat dilarutkan pada
suhu/tekanan tertentu.

11
Kejenuhan

12
Deskripsi Kuantitatif
Metoda kuantitatif lebih berguna dari dapa deskripsi kualitatif
karena menekankan pada jumlah komponen dalam larutan.

Deskripsi kuantitatif secara umum,

 Molaritas – [M] : mol zat terlarut per liter larutan.

 Molalitas – [m] : mol zat terlarut per kilogram larutan.

 Fraksi mol – [Xterlarut] : mol zat terlarut per mol total

 Normalitas – [N] : tidak dibicarakan

13
Molaritas [M]
Molaritas - mol zat terlarut per liter larutan

M = mol / L

Ex. Berapa molaritas larutan yang dibuat dari 145 g NaCl dalam 2,75 L
larutan.

Mol zat terlarut:


145 g NaCl / [58.44 g /mol NaCl] = 2.48 mol NaCl

Molaritas:
M = 2.48 mol NaCl/2.75 L = 0.902M

14
Molalitas [m]
Molalitas - mol zat terlarut per kilogram larutan

m = mol / Kg

Ex. Berapa molalitas larutan yang dibuat dari 20,4 g KBr dalam 195 g air.

Mol zat terlarut:


20,4 g KBr / [119 g/mol KBr] = 0,171 mol KBr

Ubah gram ke kilogram:


195 g H2O / [1000 g/kg H2O] = 0,195 Kg H2O

Molalitas:
m = 0,171 mol KBr/0,195 Kg = 0.877 m

15
Fraksi Mol [X]
Fraksi mol - mol komponen per mol total larutan

Xterlarut = mol terlarut/ mol total

Ex. Campuran gas mengandung 45,6 g gas CO dan 899 g gas CO2.
Berapa fraksi mol gas CO?.

Mol masing-masing komponen:


Mol CO = 45,6 g CO / [28,01 g/mol CO] = 1,63 mol CO
Mol CO2 = 899 g CO2 / [44,01 g/mol CO2] = 20,4 mol CO2

Fraksi mol gas CO:


XCO = [1,63 mol CO / (1,63 mol CO + 20,4 mol CO2)] = 1,63 / 22.03 = 0,074

16
Molaritas dan Pengenceran
Molaritas – Pengenceran

Mi × Vi = ni = nf = Mf  Vf

Ex. Larutan HCl dijual daam bentuk pekatnya dengan konsentrasi 12 M.


Berapa HCl pekat yang harus diambil untuk membuat 0,5 L HCl 2,5 M?.

Gunakan persamaan di atas:


M1 × V1 = M2  V2

12 M × V1 = 2,5 M  0,5 L
V1 = (2.50 M X 0.5 L) / 12 M = 0.104 L atau 104 mL

17
LATIHAN
1. 30 gram asam asetat (BM=60 g/mol) dilarutkan dalam 45 gram air (BM=18 g/mol).
Hitunglah : Konsentrasi larutan dalam % dan fraksi mol masing-masing zat.
2. Sebanyak 2 gram NaOH (BM=40 g/mol) dilarutkan dalam air sehingga volume
larutan 250 ml. Hitung kemolaran larutan.
3. Sebanyak 12 gram Urea (BM=60 g/mol) dilarutkan dalam 500 gram air. Hitung
kemolalan larutan.
4. Berapa gram padatan NaOH (BM=40 g/mol) yang terlarut dalam 250 ml larutan
NaOH 0,4 M.
5. Berapa volume air yang harus ditambahkan pada 250 ml larutan HCl 0,3 M untuk
mendapatkan larutan HCl dengan konsentrasi 0,1 M.
6. 150 ml larutan H2SO4 0,2 M dicampurkan dengan 100 ml larutan H2SO4 0,3 M.
Berapa konsentrasi larutan setelah dicampurkan?

18
Definisi Lainnya
 Bercampur
 Cairan yang dapat dicampur bersama dalam jumlah berapapun – minyak
dan bahan bakar
 Tak bercampur
 Cairan yang tidak dapat dicampur bersama – minyak dan air
 Larutan aqueous
 Larutan dimana pelarutnya adalah air – asam asetat dan air (cuka)
 Elektrolit
 Zat yang dapat membentuk ion dalam larutan sehingga dapat
menghantarkan listrik – NaCl dalam air laut
 Non elektrolit
 Zat yang tidak dapat membentuk ion dalam larutan sehingga
menghasilkan larutan yang tidak menghantarkan listrik – air gula

19
Pembentukan Larutan

20
Pembentukan Larutan
 Dissolusi
 Interaksi kompleks dua zat terpisah atau lebih (zat terlarut dan
pelarut) meenghasilkan sistem tunggal (larutan)
 Solvasi
 Proses dimana partikel pelarut menarik partikel zat terlarut kedalam
larutan dan mengelilinginya; interaksi antara zat terlarut dan partikel
pelarut menghasilkan larutan
 Hidrasi
 Proses dimana partikel air menarik partikel zat terlarut kedalam larutan
dan mengelilinginya membentuk larutan
 Kelarutan
 Ukuran kuantitas dimana zat larut dalam zat lainnya
 Jumlah zat terlarut yang akan larut dalam pelarut tertentu pada kondisi
tertentu

21
Faktor Kelarutan
 Sifat alamiah zat terlarut dan pelarut
 Zat yang sama melarutkan zat yang sama (Likes dissolve likes)
 Zat polar larut dalam zat yang polar
 Air melarutkan gula dan garam
 Zat non polar larut dalam zat yang non polar
 Bahan bakar melarutkan minyak

 Temperatur

 Tekanan
 Kelarutan gas naik dengan kenaikan tekanan (Hukum Henry)

22
Kelarutan dan Temperatur

23
Sifat Koligatif
 Setiap sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dalam larutan; partikel dapat berupa ion-ion atau molekul

24
Penurunan Tekanan Uap
 Hukum Raoult - LARUTAN IDEAL

Psolv = Xsolv Po solv


Xsolv = 1

ΔP = Po solv - Psolv
ΔP = Po solv – (Xsolv Po solv)
ΔP = (1 – Xsolv) Po solv
ΔP = Xsolute Po solv

“TEKANAN UAP TURUN”


Zat terlarut menurunkan jumlah partikel pelarut dalam bentuk uap
25
Perubahan Titik Didih Titik Beku
 LARUTAN ENCER & ZAT TERLARUT TIDAK MENGUAP

ΔTf = m Kf [Kf: konstanta penurunan titik beku]

ΔTb = m Kb [Kb: konstanta penurunan titik didih]


Kf & Kb tergantung pada jenis pelarut

 ELEKTROLIT
 Elektrolit kuat [m = molalitas seluruh spesi ionik]

ΔT = i m K [i = faktor Van Hoff = jumlah spesi ionik]


ex; 1 m NaCl, 2 spesi ionik (i, =2), maka ΔT = 2 K
 Elektrolit lemah [i juga tergantung pada derajad ionisasi () elektrolit]

ΔT = (1 + (n –1) ) m K ; 1 + (n –1)  = i
26
Tekanan Osmosis

V = nRT
 = (n/V)RT
27
 = MRT
LATIHAN
1. Hitung penurunan tekanan uap ΔP saat 10 mL gliserol (C3H8O3) ditambahkan ke 500
mL air pada 50°C. Pada suhu ini tekanan uap air murni 92,5 torr berat jenis 0,988
g/mL dan berat jenis gliserol 1,26 g/mL.
2. Hitung penurunan tekanan uap larutan 2 g aspirin (Mr: 180,15 g/mol) dalam 50 g
metanol pada 21,2°C. Metanol murni memiliki tekanan uap 101 torr pada suhu ini.
3. Jika anda menambahkan 1 kg senyawa antibeku etilen glikol (C2H6O2) kedalam
radiator mobil yang berisi 4450 g air. Berapa titik didih dan titik beku air
radiator?.
4. Suatu larutan yang dibuat dengan mencampur 5,65 g senyawa ‘unknown’ dalam 110 g
benzena membeku pada suhu 4,39 oC. Apabila diketahui titik leleh benzena sebesar
5,45 oC dan harga Kf 5,07 oC /m, tentukan berapa MR senyawa ‘unknown’.
5. Larutan 0,30 M sukrosa pada 37 oC memiliki tekanan osmotik hampir sama dengan
tekanan darah, hitung tekanan osmotik sukrosa tsb!.

28
Asam Basa
 Arrhenius
 Asam : zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menambah jumlah
ion hidrogen (H+)
 Basa : zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menambah ion
hidroksida (OH-)

 Bronsted-Lowry (B-L)
 Asam : zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+)
 Basa : zat yang dapat menerima ion hidrogen (H+)

 Lewis
 Asam : zat yang dapat menerima pasangan elektron
 Basa : zat yang dapat memberikan pasangan elektron

29
Asam Basa Konjugat
 Asam Basa B-L lemah berada dalam kesetimbangan dalam air

HF(aq) + H2O(l) H3O+ (aq) + F- (aq)

 Kesetimbangan HF/F-

HF(aq) + H2O(l) H3O+ (aq) + F- (aq)


Asam Basa Asam Basa

 HF dan F- adalah pasangan asam basa konjugat


╚ asam basa dibedakan hanya oleh adanya H+

30
Asam Basa Konjugat

31
Asam Basa Konjugat

 BASA konjugat = turunan ASAM Bronsted


 BASA konjugat = asam Bronsted yang kehilangan proton (H+)
 HF / F- : Pasangan asam-basa konjugat
32
LATIHAN
Tentukan basa konjugat senyawa-senyawa berikut.

HCl HF HOH

H2S HCN HCO3-

33
Asam Basa Konjugat

 ASAM konjugat = turunan BASA Bronsted


 ASAM konjugat = basa Bronsted yang kelebihan proton (H+)
 NH3 / NH4+ : Pasangan asam-basa konjugat
34
LATIHAN
Tentukan asam konjugat senyawa-senyawa berikut.

NO3- HPO42- HOH

HCOO- CH3NH2 HCO3-

Tuliskan persamaan reaksi asam basa berikut dan tandai pasangan asam basa
konjugatnya.

HC2H3O2/NaOH HF/H2O

H3PO4/H2O HCl/NH3

35
Autoionisasi Air
2H2O(l)  H3O+(aq) + OH-(aq)

H2O(l)  H+(aq) + OH-(aq)

Akibatnya >> air bersifat amfoter


╚ air dapat berperan sebagai asam dan basa akibat autoionisasi

Kc= (H3O+)(OH-)/(H2O)2
karena jumlah air relatif konstan, maka:

Kc (H2O)2 = konstan = Kw = (H3O+)(OH-)

Kw = 1.0x10-14 pada 298.2 K

36
Keasaman
Solution Type [H+ ] / M pH range Aturan Sorensen,

pH = -log [H+]
neutral [H+ ] = [OH-] pH = 7.00
solutions = 1.0x10-7 Kw = [H+][OH-]
= 1.0  10-14 (298.2K)
basic [H+ ] < pH > 7.00
solutions 1.0x10-7 -log (1  10-14) =
-log [H+] -log [OH-]
acid solutions [H+ ] > pH < 7.00
1.0x10-7
14 = pH + pOH

37
Keasaman
Hitunglah pH larutan pemutih yang mengandung ion OH- 3,6 x 10-2 M.

pH = -log[H3O+]
[H3O+] = (1 x 10-14)/([OH-])
= (1 x 10-14)/(3,6 x 10-2)
= 2,8 x 10-13
pH = -log 2,8 x 10-13 = 12.6

38
Derajat Disosiasi
 Kekuatan asam/basa tergantung pada derajat disosiasinya

 Derajat disosiasi asam

 = ( [H+]/n[asam] )  100 %
n = jumlah gugus yang memberikan proton

contoh:
HCl  H+ + Cl-  = 1: asam kuat
CH3COOH(aq)  CH3COO-(aq) + H+(aq)  = 5% : asam lemah

39
Derajat Disosiasi
 BASA KONJUGASI dari ASAM KUAT adalah BASA LEMAH

HCl + H2O  H+ + Cl – ; Ka1


asam kuat basa konjugasi lemah
(sisa asam kuat)

Cl- + H2O  HCl + OH- ; Kb1

Ka1 x Kb1 = Kw ; Ka1 >> Kb1

 BASA KONJUGASI dari ASAM LEMAH adalah BASA KUAT

CH3COOH(aq)  CH3COO-(aq) + H+(aq); Ka2


asam lemah basa konjugasi kuat
(sisa asam lemah)

CH3COO-(aq) + H2O(l)  CH3COOH(aq) + OH-(aq); Kb2


40
Ka2 x Kb2 = Kw ; Kb2 >> Ka2
Ka dan Kb

[ H 3O][ A ]
HA(aq) + H2O (l)  H3O+(aq) + A-(aq) Ka 
[ HA]

[ NH 4 ][OH  ]
H2O(l) + NH3(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq) Kb 
[ NH 3 ]

41
Asam-Basa Kuat
 ASAM-BASA KUAT : asam-basa yang terdisosiasi sempurna dalam air

HCl (aq)  H+ (aq) + Cl- (aq)

KOH (aq)  K+ (aq) + OH- (aq)

 Harga K asam kuat/basa kuat sangat besar

 pH larutan dapat dihitung dari molaritas asam yang bersangkutan

pH = -log [H+] = -log[HCl], atau

pOH = -log [OH] = - log [KOH]

42
Asam-Basa Lemah
 ASAM-BASA LEMAH : TIDAK terdisosiasi sempurna dalam air

 Persamaan umum disosiasi asam lemah

HA (aq)  H+ (aq) + A- (aq)

 Persamaan umum disosiasi basa lemah

B (aq) + H2O (l)  B+ (aq) + OH- (aq)

ex. Oxtoby hal 330, soal nomor 27 dan 29.

43
ex. Oxtoby hal 330, soal nomor 27.

Diketahui:

Asam asetilsalisilat (Aspirin) HC9H7O4

Ka = 3,0 x 10-4 M = 0,65 g


Mr = 180 g mol-1 Vol= 50 mL

[HC9H7O4] = [(0,65 g /180 g mol-1) / 50 ml  10-3 L ml-1) = 0,07 mol L-1 = 0,07 M

HC9H7O4(s) + H2O(l)  H3O+(aq)+ C9H7O4- (aq)


0,07 0 0
-y y y
0,07-y y y
  2
[ H 3O ][ C9 H 7O4 ] y 4
Ka    3  10 y 2  (3104 ) y  (2,1105)  0
44 [ HC9 H 7O4 ] 0,07  y
ex. Oxtoby hal 330, soal nomor 27.
2
ay  by  c  0
2
b  b  4 ac
y
2a
4 4 2 5
3  10  (3  10 )  4  ( 2.1  10 )
y
2
4 2
3  10  9.17  10
y   0,0047
2
4 2
3  10  9.17  10
y   x [H3O+] = 0,0047
2
pH = -log([H3O+]) = -log (0,0047) = 2.33
45
Garam
 GARAM : Senyawa gabungan antara sisa asam dan basa

NaCl berasal dari NaOH dan HCl


CH3COONa berasal dari NaOH dan CH3COOH

 Kebanyakan garam merupakan elektrolit kuat ( = 1)

NaCl → Na+ + OH-


CH3COONa → Na+ + CH3COO-

46
Hidrolisa Garam
 HIDROLISA GARAM : Reaksi antara sisa asam/basa dengan air

CH3COONH4 → CH3COO- + NH4+


CH3COO + H2O ↔
- CH3COOH + OH-
NH4+ + H2O ↔ NH3 + H3O+

 Sisa asam lemah dan basa lemah TERHIDROLISA karena menghasilkan


basa dan asam kuat

 
[CH3COOH ][ OH ][ NH3 ][ H 3O ] Kw
Kh    
[CH 3COO ][ NH 4 ] K a Kb

47
Hidrolisa Garam
 Sisa asam kuat tidak dapat terhidrolisa karena merupakan basa lemah

 Sisa basa kuat tidak dapat terhidrolisa, karena merupakan asam lemah

 Garam yang mengandung sisa asam kuat/basa kuat tidak akan terhidrolisa

NaCl → Na+ + Cl-

Cl- + H2O ≠

Na+ + H2O ≠

48
Larutan Buffer
 Campuran ASAM/BASA LEMAH dengan GARAM YANG MEMILIKI
BASA/ASAM KONJUGASINYA

HCOOH HCOO-(1) + H+ ; Ka

asam lemah basa konyugasi

HCOONa HCOO- (2) + Na+

[HCOO-]total = HCOO-(1) + HCOO- (2)

 pH buffer tidak berubah banyak bila diencerkan, dipekatkan atau


ditambah sedikit basa/asam
 
[ HCOO ]total [ H ]
Ka 
[ HCOOH ]
49
LATIHAN
1. Hitunglah pH larutan HCl 0,01 M dan 2 g NaOH dalam 2 L larutan.
2. Hitunglah pH larutan bervolume 800 mL dan mengandung 2 g HF (asam lemah, Ka =
6,6  10-4).
3. Hitunglah pH larutan yang mengandung NH3 0,02 M (basa lemah, Kb = 1,8  10-5).
4. Hitunglah pH larutan NH4NO3 0,02 M (Kh = 5,6  10-10) dan N2H5Cl 0,1 M (Kh = 1 
10-8).
5. 200 mL larutan NH4OH 0,5 M dicampur dengan 300 mL larutan NH4Cl 0,1 M.
hitunglah pH campuran.
6. Hitunglah pH larutan yang mengandung 0,1 mol CH3COONa dan 0,05 mol CH3COOH
dalam 2 L larutan.

50
Kelarutan
 LARUTAN JENUH
╚ terjadi kesetimbangan dinamis antara padatan tak larut dan spesi ionik
╚ padatan semakin larut dan pasangan-ion membentuk padatan
╚ laju ketidaklarutan sebanding dengan laju penegendapan

 PERNYATAAN UMUM : asam-basa yang terdisosiasi sempurna dalam air

MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Konstanta kelarutan produk,


Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

51
Kelarutan Produk
MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

 Ex.,
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)

Ksp = [Ag+][Cl-] = 1.6 x 10-10

Apabila s adalah kelarutan AgCl, maka:


[Ag+] = s dan [Cl-] = s Ksp = (s)(s) = s2 = 1.6 x 10-10
s = 1.3 x 10-5 mol/L

52
Kelarutan Produk
MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

 Ex.,
Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

Ksp = [Ag+]2[CrO42-] = 9.0 x 10-12

Apabila s adalah kelarutan Ag2CrO4, maka:


[Ag+] = 2s and [CrO42-] = s Ksp = (2s)2(s) = 4s3 = 9.0 x 10-12
s = 1.3 x 10-4 mol/L

53
Kelarutan Produk
MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

 Ex.,
Ca(IO3)2(s) ⇌ Ca2+(aq) + 2 IO3-(aq)

Ksp = [Ca2+][IO3-]2 = 7.1 x 10-7

Apabila kelarutan Ca(IO3)2 adalah s mol/L, maka:


Ksp = (2s)2(s) = 4s3 = 7.1 x 10-7
s = 5.6 x 10-3 mol/L

54
Kelarutan Produk
MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

 Ex.,
Ag3PO4(s) ⇌ 3Ag+(aq) + PO43-(aq)

Ksp = [Ag+]3[PO43-] = 1.8 x 10-18

Apabila kelarutan Ag3PO4 adalah s mol/L, maka:


Ksp = (3s)3(s) = 27s4 = 1.8 x 10-18
s = 1.6 x 10-5 mol/L

55
Kelarutan Produk
MmXn (s) ⇄ mMn+ (aq) + nXm- (aq)

Ksp = [Mn+]m [Xm-]n

 Ex.,
Ca3(PO4)2(s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq)

Ksp = [Ca2+]3[PO43-]2 = 1.3 x 10-32

Apabila kelarutan adalah s mol/L, maka:


[Ca2+] = 3s and [PO43-] = 2s Ksp = (3s)3(2s)2 = 108s5 = 1.3 x 10-32
s = 1.6 x 10-7 mol/L

56
Faktor-faktor dalam Kelarutan
 TEMPERATUR
╚ kelarutan NAIK dengan kenaikan temperatur

 EFEK ION SEJENIS


╚ ion sejenis MENURUNKAN kelarutan

 EFEK GARAM
╚ garam sedikit MENAIKKAN kelarutan

 pH LARUTAN
╚ pH mempengaruhi kelarutan senyawa-senyawa ionik apabila anion-anion
adalah konjugat basa asam-asam lemah

 PEMBENTUKAN ION KOMPLEKS


57 ╚ pembentukan ion kompleks MENAIKKAN kelarutan
Pengaruh Ion Sejenis
 Perhatikan kesetimbangan berikut,

AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq); Ksp = 1.6 x 10-10;

╚ kelarutan AgCl adalah 1.3  10-3 mol/L pada 25°C

Apabila NaCl ditambahkan,


╚ kesetimbangan bergeser ke kiri akibat kenaikan konsentrasi [Cl-]
dan AgCl akan mengendap

apabila [Cl-] = 1.0 x 10-2 M,

kelarutan AgCl = (1.6 x 10-10)/(1.0 x 10-2)


= 1.6 x 10-8 mol/L

58
Pengaruh Ion Sejenis
 Ex.,
hitung kelarutan AgCl dalam air dan dalam larutan 1 M NH3 pada 25 °C

Kelarutan dalam air = (Ksp)


= (1.6 x 10-10) = 1.3 x 10-5 mol/L

Kelarutan dalam larutan 1 M NH3,

AgCl(s) + 2NH3(aq) ⇌ Ag(NH3)2+(aq) + Cl-(aq)



[mula-mula] - 1.0 0.0 0.0
[reaksi] - -2S +S +S
[setimbang] - (1 – 2S) +S +S

 - 2
[Ag(NH 3 ) 2 ][ Cl ] S -3
K net    2.7 x 10
2 2
59 [ NH 3 ] (1 - 2 S )
Pengaruh Ion Sejenis
 Ex.,
hitung kelarutan AgCl dalam air dan dalam larutan 1 M NH3 pada 25 °C

Kelarutan AgCl dalam larutan 1 M NH3,

AgCl(s) + 2NH3(aq) ⇌ Ag(NH3)2+(aq) + Cl-(aq)

S -3
 2.7 x 10  0.052
(1 - 2 S )

S = 0.052 – 0.104S;
S = 0.052/1.104 = 0.047 mol/L

AgCl lebih larut dalam larutan NH3 dari pada dalam air.
60
Pembentukan Endapan
 KONSTANTA KUOSIEN (Qsp)
╚ dihitung sebagaimana Ksp

Qsp = Ksp  larutan JENUH, tapi TIDAK MENGENDAP

Qsp > Ksp  larutan JENUH, MENGENDAP

Qsp < Ksp  larutan TIDAK JENUH

61
Pembentukan Endapan
 Ex.,

20 mL larutan 0,025 M Pb(NO3)2 ditambahkan kedalam 30 mL larutan 0,10 M


NaCl. Perkirakan apakah PbCl2 mengendap. (Ksp PbCl2 = 1.6 x 10-5)

Jawab,

[Pb2+] = (20 mL x 0,025 M)/(50 mL) = 0,010 M

[Cl-] = (30 mL x 0,10 M)/(50 mL) = 0,060 M

Qsp = [Pb2+][Cl-]2 = (0,010 M)(0,060 M)2


= 3,6 x 10-5

Qsp > Ksp  PbCl2 mengendap.

62
LATIHAN
1. Pada suhu 25°C kelarutan BaSO4 dalam air 0,0091 g/L. Hitunglah Ksp BaSO4.
2. Kelarutan Ag2CO3 pada suhu 25°C sebesar 1,27  10-4 mol/L. Tentukan Ksp Ag2CO3.
3. Hitunglah kelarutan AgCl dalam alrutan NaCl 0,01 M bila Ksp AgCl = 1,7  10-10.
Bandingkan dengan kelarutan AgCl dalam air murni.
4. Dalam 2 L larutan terdapat 1,6  10-4 mol Ag+ dan 3,0  10-3 mol Cl-. Tentukan
apakah terjadi endapan AgCl. (Ksp AgCl = 1,7  10-10)
5. Dalam 500 mL larutan terdapat 0,001 mol Pb2+ dan 0,0002 mol S2-. Tentukan PbS
mengendap?. (Ksp PbS = 7  10-27)

63
SELESAI
perbanyak belajar mandiri

64

Anda mungkin juga menyukai