Anda di halaman 1dari 33

Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit

adalah sifat larutan yang tidak


tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya
ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).
menu
Konsentrasi Larutan
 Banyaknya partikel dalam
larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat
Penurunan tekanan uap jenuh Larutan itu sendiri.
 Jumlah partikel dalam larutan
Kenaikan titik didih non elektrolit tidak sama
dengan jumlah partikel dalam
Penurunan titik beku larutan elektrolit, walaupun
konsentrasi keduanya sama.
(Hal ini dikarenakan larutan
Tekanan osmotik elektrolit terurai menjadi ion-
ionnya, sedangkan larutan
Koligatif larutan elektrolit non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion.)
Konsentrasi Larutan
Menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan

Cara untuk menyatakan konsentrasi


larutan diantaranya :
1. Konsentrasi Molar
2. Konsentrasi Molal
3. Fraksi Mol
Konsentrasi Molar / Molaritas
 Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
(mol/liter)
Contoh :
Jika dalam 500 ml (0,5 liter) larutan terdapat 6 gram urea
(Mr =60), maka molaritas larutan adalah :

6
60 1
= Mol/L = 0,2 Mol/L = 0,2 Molar
0,5 L 5
Konsentrasi Molal / Molalitas
 Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram
(1 kg) pelarut
Contoh :
Jika dalam 250 gram (0,25 kg) air, terdapat 6 gram urea
(Mr =60), maka molalitas larutan adalah :

6
60
= 0,4 molal = 0,4 m
0,25 kg
Fraksi Mol
 Fraksi mol (X) zat terlarut atau zat pelarut menyatakan
perbandingan mol (n) zat terlarut atau n pelarut dengan n
total larutan (terlarut + pelarut)
n terlarut
X terlarut =
n terlarut + n pelarut
n pelarut X terlarut + X pelarut = 1
X pelarut =
n terlarut + n pelarut
Contoh : sebanyak 2 mol urea terdapat dalam 8 mol air,maka :
2
X terlarut (urea) = = 0,2
2 + 8
8
X pelarut (air) = = 0,8
2 + 8
 0,4 g C6H12O6 + 20 mL H2O
 X terlarut = mol terlarut/ mol total
 Mol gula = massa / Mr = 0,4 g / 180 g/mol = 0,00222 mol
 Mol air = massa / Mr = 20 g / 18 g/mol = 1,11 mol
 X terlarut = 0,002222 mol / (0,00222 + 1,111) mol = 0,0019
 X pelarut = mol pelarut / mol total
 X pelarut = 1 – X terlarut = 1 – 0,0019 = 0,9981
Soal Latihan

 Jika 45 gr C6H12O6 dilarutkan dalam 500 gr air, maka


molalitas larutan adalah … (Ar C = 12; H = 1; ) = 16).
a. 0,50 b. 0,75 c. 0,80 d. 0,90 e. 1,00
 Fraksi mol Urea (Mr = 60), suatu larutan urea dalam air (Mr air
= 18) adalah 0,05, maka molalitas larutan urea tersebut
adalah … .
a. 0,95 b. 1,71 c. 2,00 d. 2,92 e. 3,80
 Fraksi mol urea dalam larutan urea 0,30 m (larutan dalam
air) adalah … .
a.0,0050 b. 0,0053 c. 0,0300 d. 0,0530 e. 0,9947
 Jika 35 gr C6H12O6 dilarutkan dalam 500 gr air, maka
kenaikan titik didih larutan adalah … (Ar C = 12; H = 1; O =
16). (Kb air = 0,52 oC/m)
 Jika 25 gr C6H12O6 dilarutkan dalam 500 gr air, maka
penurunan titik beku larutan adalah … (Ar C = 12; H = 1; O
= 16). (Kf air 1,68 oC/m)
Penurunan tekanan uap jenuh

 Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai


tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan
uap jenuhnya pada suhu tertentu.
 Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya.
 Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut,
sehingga kecepatan penguapan berkurang.
 CONTOH
Menurut RAOULT:
p = p° . XB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
 p° = tekanan uap jenuh pelarut murni
 XB = fraksi mol pelarut

Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :

p = p° (1 - XA)
∆P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
p = p°- p°. XA ∆p = p°. XA p° = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
p°- p = p°. XA
Contoh :
 Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram
glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air !
Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18
mmHg.

mol glukosa = 45/180 = 0,25 mol


mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0,25/(0,25 + 5) = 0,048
Penurunan tekanan uap jenuh air:
∆p = p°. XA = 18 x 0,048 = 0,864 mmHg
CONTOH KENAIKAN TITIK DIDIH

 Hitunglah kenaikan titik didih, bila 45 gram glukosa (Mr =


180) dilarutkan dalam 90 gram air !
 ∆Tb = m . Kb
 Mol glukosa = 45/180 = 0,25 mol
 molalitas = mol glukosa / massa air (kg)
 m = 0,25 mol / 0,09 kg = 2,778 mol/kg
 ∆Tb = 2,778 mol/kg x 0,52 oC / m = 1,44 oC
 Tb = 100 + 1,44 = 101,44 oC
PENURUNAN TITIK BEKU

 Hitunglah kenaikan titik didih, bila 45 gram glukosa (Mr =


180) dilarutkan dalam 90 gram air !
 ∆Tf = m . Kf
 ∆Tf = 2,778 mol/kg x 1,86 oC / m = 5,167 oC
 Tf = 0 – 5,167 = - 5,167 oC
Kenaikan titik didih
 Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik
didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:

∆Tb = m . Kb

dimana:
∆Tb = kenaikan titik didih (°C)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

CONTOH
Karena :
m = (w/Mr) . (1000/p)
w = massa zat terlarut

Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:


∆Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih
larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + ∆Tb) °C

DIAGRAM P-T
Penurunan titik beku
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
∆Tf = m . Kf = w/Mr . 1000/p . Kf

dimana:
∆Tf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan CONTOH
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
w = massa zat terlarut DIAGRAM P-T
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya
dinyatakan sebagai:
Tf = (0 - ∆Tf) °C
Tekanan osmotik

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan


yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut
ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses
osmosis).
CONTOH

Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas


ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = π , maka :
π = n/V R T = C R T

dimana :
π = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol °K
T = suhu mutlak (°K)
 Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari
yang lain disebut larutan Hipotonis.

 Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari


yang lain disebut larutan Hipertonis.

 Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama


disebut Isotonis.
SIFAT Koligatif larutan elektrolit

 Larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai


kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan
larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang
lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama
Contoh:
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0,5
molal garam dapur.
 Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel
(konsentrasinya) tetap, yaitu 0,5 molal.

 Untuk larutan garam dapur : NaCl(aq)  Na+ (aq) + Cl- (aq)


karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya
menjadi 2 kali semula = 1,0 molal.
 Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya)
untuk mengion adalah derajat ionisasi.

 Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai:


jumlah mol zat yang terionisasi
α =
jumlah mol zat mula-mula

Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya


mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah,
harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1).
Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai
pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya :
1. Untuk Kenaikan Titik Didih
∆Tb = m . Kb [1 + α(n-1)]
= w/Mr . 1000/p . Kb [1+ α(n-1)]
n = jumlah ion dari larutan elektrolitnya.

2. Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai:


∆Tf = m . Kf [1 + α(n-1)]
= w/Mr . 1000/p . Kf [1+ α(n-1)]

3. Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai:


π = C R T [1+ α(n-1)]
 Contoh:
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari
larutan 5,85 gram garam dapur (Mr = 58,5) dalam 250 gram air !
(bagi air, Kb= 0,52 dan Kf= 1,86)

Jawab:
Larutan garam dapur, NaCl(aq) - NaF+ (aq) + Cl- (aq)
Jumlah ion = n = 2
∆Tb = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,52 [1+1(2-1)]
= 0,208 x 2 = 0,416 °C
∆Tf = 5,85/58,5 x 1000/250 x 0,86 [1+1(2-1)]
= 0,744 x 2 = 1,488 °C
Data hasil eksperimen :
No Zat terlarut Konsentrasi Tf (oC) ∆Tf (oC)
∆Tf = Tfo – Tf
1 Garam dapur 1m -5 5
NaCl
∆Tf = penurunan titik beku

2 Garam dapur 2m -10 10 Tfo = titik beku air, 0oC (pada


NaCl tekanan 1 atm)
3 Gula pasir C12H22O11 1m -3 3 Tf = titik beku larutan

4 Gula pasir C12H22O11 2m -5 5

Grafik hubungan antara m dan Tf


Tf
k adalah suatu tetapan yang
10 k adalah suatu tetapan yang
Persamaan linier dikenal dengan Tetapan
Persamaan linier dikenal dengan Tetapan
dari grafik ini Penurunan Titik Beku Molal
dari grafik ini Penurunan Titik Beku Molal
adalah : ditulis dengan Kf
adalah : ditulis dengan Kf
Tf = k . m
5 Tf = k . m

m
1 2
Tampilan mikroskopis dari gerakan
molekul uap air pada permukaan air
murni

Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana tekanan uap air dipengaruhi oleh
penambahan zat terlarut yang sukar menguap ( non volatile solute)

larutan NaCl 1,0 M menghasilkan ion Na+ (biru) dan


ion Cl- (hijau) yang terlarut dalam air
air murni
Di negara bermusim dingin, NaCl
ditaburkan di jalan-jalan untuk
mencairkan salju.

Mengapa bisa
begitu ya ?
Bagi penjual es krim,
NaCl di- gunakan untuk
mempertahan agar es krim
tidak cepat mencair.
garis beku
larutan

1 garis didih air

garis beku air garis didih larutan

titik
titik didih titik didih
tripel air larutan
titik beku
air

0 100
Suhu ( C ) o

titik beku  Tf  Tb
larutan

 Tf = penurunan titik beku larutan

 Tb = kenaikan titik didih larutan


garis beku
larutan

1 garis didih air

garis beku air garis didih larutan

titik
titik didih titik didih
tripel air larutan
titik beku
air

0 100
Suhu ( C ) o

titik beku  Tf  Tb
larutan

 Tf = penurunan titik beku larutan

 Tb = kenaikan titik didih larutan

Anda mungkin juga menyukai