1. Menjelaskan sifat-sifat 1.1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
koligatif larutan non- titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif.
elektrolit. 1.2. Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan
sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan
data percobaan.
MATERI
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat Koligatif, yaitu sifat-sifat fisis yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut, tidak
tergantung pada jenis zat terlarut. Kegunaan praktis sifat-sifat koligatif banyak dan beragam.
Penelitian sifat- sifat koligatif memainkan peranan penting dalam metode penetapan massa molekul
dan pengembangan teori larutan. Yang termasuk sifat koligatif adalah:
1. Penurunan tekanan uap ( P )
2. Peningkatan titik didih (Tb )
3. Penurunan titik beku ( Tf )
4. Tekanan Osmotik ( )
A. KONSENTRASI MOLAL
Molalitas, yaitu jumlah zat terlarutnya dinyatakan dalam mol dan kuantitas pelarutnya
dinyatakan dalam kilogram.
Jumlah mol zat terlarut gram 1000
Molalitas = Jumlah kilogram pelarut
atau m=
Mr Pelarut
Contoh :
Jika 45 gram glukosa (C6H12O6) dilarutkan dalam 600 gram air.
Tentukan kemolalan larutan tersebut
45 1000
Solusi : m= = 0,416 m
180 600
Fraksi Mol
Fraksi mol menyatakan banyaknya mol suatu komponen dibagi dengan banyaknya mol
total semua komponen dalam larutan. Misal dalam larutan terdapat m mol zat terlarut A dan n
mol zat pelarut B. Maka untuk menentukan besar masing-masing fraksi molnya dapat
dirumuskan dengan :
mA nB
XA atau X B atau X A X B 1
m A nB m A nB
Contoh :
1. Aluminium Sulfat sebanyak 3,42 gram ditambah air hingga volume larutan menjadi 2 liter,
jika massa jenis air adalah 1 gram / cm3. Tentukan molalitas larutan tersebut.
2. 3 gram Urea [CO(NH2)2] dilarutkan dalam 500 mL air ( air = 1 gram / cm 3 ). Hitunglah
kemolalan larutan tersebut, jika Ar C =12, H= 1, N = 14 , O = 16 )
3. Sebanyak 40 gram kristal NaOH dilarutkan dalam 500 mL air. Tentukan fraksi mol larutan
tersebut.
4. 50 mL asam sulfat 98 % ( H2SO4 = 1,4 gram / cm 3) dilarutkan dalam 200 mL air ( air = 1
gram / cm3 ).
Tentukan :
a. Kemolalan H2SO4 dalam larutan. b. Fraksi mol H2SO4 dalam larutan.
5. Jika diketahui fraksi mol glukosa adalah 0,5 ( Mr Glukosa = 180 dan Mr air = 18 ) Tentukan:
a. Kemolalan larutan glukosa b. Kadar glukosa dalam larutan.
1. 6 gram zat X dilarutkan dalam 200 gram CCl 4 ( ArC =12, Cl = 35,5 ) terjadi penurunan
tekanan uap pelarut sebesar 2 % . Tentukan massa molekul zat X
2. Sebanyak 60 gram Urea [CO(NH2)2] dilarutkan dalam 72 gram air, jika tekanan uap pelarut
murni pada suhu 20 0C adalah 22,5 mmHg. Tentukan tekanan uap larutan pada suhu
tersebut.
3. Tentukan tekanan uap larutan larutan sukrosa yang konsentasinya 2 molal pada suhu 30 oC
dan tekanan uap murni air pada suhu tersebut adalah 31,82 mmHg.
4. Tekanan uap jenuh air pada suhu 30 0C adalah 40 mmHg. Pada suhu yang sama larutan X
gram zat A ( Mr = 180 ) dalam 90 gram air mempunyai tekanan uap 29,41mmHg. Tentukan
massa zat X.
C. KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN (Tb ) dan PENURUNAN TITIK BEKU (Tf )
Selama ini kita selalu menganggap bahwa pelarut dan zat terlarutnya adalah volatile
(mudah menguap/atsiri). Tetapi kenyatannya ada zat terlarut yang tidak volatile. Dalam hal ini
zat terlarut yang tak volatile juga menurunkan tekanan uap pelarut. Semakin tinggi
Contoh :
1. Berapakah molalitas zat terlarut dalam larutan dengan titik beku – 0,450 0C ?
2. 2,12 gram senyawa dilarutkan dalam 48,92 gram air. Tentukan massa molekul relatif zat
tersebut bila m = 0,24.
Solusi :
1. Molalitas zat terlarut
Tf = 0 – T0f Tf = Kf .m
= 0 – (-0,45)
= 0,4500C
ΔTf 0,45
m=
Kf
1,86
= 0,24 mol
2. Massa Rumus
Gram 1000 2,12 1000
Molalitas = 0,24 = 0,24 x 48,92 Mr = 2,12 x 1000
Mr 0,04892 Mr 48,92
2120
Mr = Mr = 180
11,7408
1. Penambahan 5,4 gram suatu zat non elektrolit ke dalam 300 gram air ternyata menurunkan
titik beku sebesar 0,24 0C. Jika Kf air = 1,860C. Tentukan massa molekul relatif zat
tersebut!
D. TEKANAN OSMOTIK ( )
Tekanan Osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran air dari air
menuju larutan yang lebih pekat melalui membran semipermiabel.
Makin pekat konsentrasi larutan, semakin tinggi kenaikan permukaannya. Aliran dari
air ke dalam larutan yang pekat dapat dikurangi dengan memberikan tekanan kepada larutan.
Tekanan ini menyebabkan aliran air berubah ke arah yang berlawanan.
Contoh :
Osmosis yang paling penting terdapat dalam jasad hidup adalah pada sel-sel darah
merah. Jika sel darah merah diletakkan dalam air murni, akan mengembang dan akhirnya
pecah karena air memasuki sel-sel secara osmosis. Tekanan osmotik yang diakibatkan oleh
cairan di dalam sel setara dengan larutan 0,9 % natrium klorida. Dengan demikian jika sel-sel
dimasukan dalam larutan natrium klorida 0,9 % tidak ada aliran yang melalui dinding sel dan sel
tetap stabil. Larutan yang demikian disebut larutan ISOTONIK. Jika konsentrasi larutan garam
lebih tinggi dari 0,9 %, air mengalir keluar dari sel dan sel mengerut. Larutan dinamakan
HIPERTONIK. Jika konsentrasi garam kurang dari 0,9 % air mengalir masuk ke dalam sel dan
larutan dinamakan HIPOTONIK
Tekanan osmotik termasuk sifat koligatif, karena besarnya hanya tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut persatuan volume. Menurut Van,t Hoff untuk larutan encer dapat
dirumuskan :
n n
π RT M atau π M R T
V V
Keterangan :
= tekanan osmotik larutan
R = tetapan gas ( 0,0821 L . atm / mol.K )
T = suhu Kelvin
n = jumlah mol zat terlarut.
V = volume larutan ( dalam liter)
M = molaritas
Contoh :
1. Tentukan tekanan osmotik larutan 0,001 M sukrosa ( C12H22O11 ) pada suhu 250C.
2. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 1,08 gram protein, yaitu serum albumin yang
diperoleh dari plasma darah, dalam 50 mL air. Larutan menunjukkan tekanan osmotik
sebesar 5,85 mmHg pada suhu 298 K. Tentukan massa molekul relatif albumin.
Solusi :
1. = M R T
= 0.01 mol / L x 0,0821 L atm mol-1 K-1 x 298 K
= 0,024 atm
= 18 mmHg
1,08 gram
0,0077 atm = 0,0821 L atm mol –1K-1 x 298 K
Mr 0,05 L
0,0077 atm x 0,05 L Mr = 1,08 gram x 0,0821 L atm mol –1K-1 x 298 K
0,000385 Mr = 26,39
Mr = 68547,74 atau
Mr = 6,8 x 104
1. Tentukan tekanan osmotik larutan yang mengandung 34,2 gram sukrosa ( Mr = 342 )
dalam 500 mL larutan pada suhu 30 0C!
2. Sebanyak 16 gram suatu zat non elektrolit dilarutkan dalam air hingga volume larutan
menjadi 400 mL, dan tekanan osmotik larutan 2,86 atm. Tentukan massa molekul relatif
zat tersebut!
3. Sebanyak 250 mL larutan mengandung 17,1 gram zat non elektrolit pada suhu 27 0C
mempunyai tekanan osmotik sebesar 2,46 atm . Tentukan massa molekul relatif zat
tersebut!
4. Tentukan tekanan osmotik larutan yang mengandung 9 gram gula ( Mr = 180 ) dalam 250
mL larutan pada suhu 250C.
5. Pada suhu 25oC tekanan osmotik rata-rata dari darah adalah 7,7 atm. Tentukan konsentrasi
molar dari glukosa ( C6H12O6 ) yang isotonik dengan darah!
Misal:
1. Untuk gula jumlah partikelnya = 1 mol harga Tf = 1,860C
2. Untuk NaCl jumlah partikelnya = 2 mol yaitu 1 mol Na + dan 1 mol Cl - harga Tf = 3,360C
hampir 2 kali penurunan titik beku dari gula. Hal ini disebabkan jumlah partikel NaCl 2 mol
Keterangan :
- tekanan Osmotik
M - Molaritas Larutan
R - tetapan gas ( 0,0821 L atm mol –1K-1)
T - suhu Kelvin( 273 + 0 C ) K
Contoh Soal
7,45 gram Kalium Klorida ( Mr. KCl = 74,5 ) dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan :
a. Titik didih
b. Titik beku
c. Tekanan Osmotik pada suhu 27oC, jika derajat ionisasi KCl = 0,6, Kb air = 0,52oC m-1, Kf
air = 1,86oC m-1. R = 0,082 L. atm.mol-1K-1
Solusi
7,45
Mol KCl = = 0,1 mol
74,5
0,1 mol
Molalitas larutan = = 0,2 mol kg-1
0,5 kg
Molaritas larutan sama dengan molitas larutan, karena merupakan larutan encer.
KCl terionisasi menjadi :
KCl → K+ +Cl- , jadi jumlah ion =2 ,maka n =2
i = 1 + (n – 1 ) = 1 + ( 2-1 ) 0,6 = 1,2
a. Titik Didih
Tb = m x Kb x і.
= 0,2 x 0,52 x 1,2
= 0,1248
Jadi titik didih larutan adalah = 100 + 0,1248 oC
= 100,1248 oC
b. Titik Beku larutan
Tf = m x Kf x і
= 0,2 x 1,86 x 1,2
= 0,4464
Jadi titik beku larutannya adalah = 0 – 0,4464 oC
= - 0, 4464 oC
c. Tekanan Osmotik
= MRT і
= 0,2 x 0,082 x 300 x 1,2
= 5,904 atm
= 5,9 atm
1. 3,24 gram zat yang tidak menguap dilarutkan dalam 200 gram air yang mendidih pada suhu
100,1300C pada tekanan 1 atm. Tentukan massa molekul relatif zat terlarut, jika harga Kb
=0,51!
2. Supaya air sebanyak 2 ton tidak membeku pada suhu – 5 0C. Tentukan massa garam dapur
yang harus ditambahkan kedalam larutan. Jika Kf air = 1,86 0C dan Mr NaCl = 58,5 !
I . Pilihan Ganda
1. Larutan 2 molal KOH terbuat dari 1 mol (56 gram) KOH dengan… .
a. 2000 gram air
b. 1000 gram air
c. Ditambah air hingga volumenya 1 liter
d. 500 mL air
e. 500 gram air
2. Diantara larutan berikut yang mempunyai fraksi mol terbesar adalah…
a.Larutan urea 20 %
b.Larutan glukosa 40 %
c. Larutan NaCl 20 %
d.Larutan Sukrosa 60 %
e.Larutan BaSO4 20 %
3. Pernyataan di bawah ini tergolong sifat koligatif larutan, kecuali… .
a.Kenaikan titik didih
b.Penurunan tekanan uap
c. Penurunan titik beku
d.Derajat keasaman
e.Tekanan osmotik
4. 30 gram CO(NH2)2 dilarutkan dalam 250 gram air, bila diketahui tetapan penurunan titik
beku molal air adalah 1,86 0C/molal, maka titik beku larutannya adalah… .
a. + 3,72 0C d. -3,72 0C
0
b. + 2,72 C e. -4,72 0C
0
c. - 1,72 C
5. 6,84 gram zat B ( Mr = 342 )dilarutkan dalam air sampai volume larutan 100 mL pada
suhu 270C. Jika R = 0,082 L atm mol-1K-1, maka tekanan osmotik larutan tersebut
adalah… .
a. 0,092 atm
b. 0,984 atm
c. 4,92 atm
d. 6,15 atm
e. 9,84 atm
6. Sebanyak 7,2 gram MgSO4 dilarutkan dalam 600 gram air (K f = 1,80 C/m). Larutan ini
membeku pada suhu -0,324C pada tekanan 1 atmosfer, maka deraat ionisasi MgSO 4
adalah .…
a. 0,40
b. 0,50
c. 0,60
d. 0,80
e. 1,00
7. Larutan suatu zat elektrolit kuat dengan konsentrasi 0,5 molal mendidih pada suhu
100,520C ( Kb air = 0,52). Jumlah ion yang dimiliki elektrolit tersebut adalah… .
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
8. Agar 1000 gram air tidak membeku pada suhu -5,4C, (Kf = 1,80 C/m) paling sedikit
harus ditambahkan NaCl sebanyak … . (Ar Na = 23; Cl = 35,5).
a. 14,6 gram
b. 43,9 gram
Berdasarkan data di atas maka penu-runan titik beku larutan ditentukan oleh…
a. macam zat terlarut
b. jenis zat terlarut
c. jumlah partikel zat dalam larutan
d. jumlah massa zat terlarut
e. banyaknya zat terlarut.
14. Suatu zat non elektrolit ( Mr = 40) sebanyak 30 gram dilarutkan dalam 900 gram air,
penurunan titik beku larutan ini adalah -1,550 oC. Berapa gram dari zat tersebut harus
dilarutkan ke dalam 1,2 kg air agar diperoleh larutan dengan penurunan titik beku
setengahnya dari penurunan titik beku di atas ?
a. 10 gram
b. 15 gram
c. 20 gram
d. 45 gram
MATERI
A. PENYETARAAN REAKSI REDOKS
1. Metode Bilangan Oksidasi
Di kelas sepuluh kita sudah mempelajari konsep redoks dan bilangan oksidasi.
Untuk menyegarkan ingatan kita, mari kita ingat kembali tentang beberapa konsep dasar
bilangan oksidasi :
a. Atom-atom dalam unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol
b. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1
c. Dalam hidrida logam ( misalnya NaH, BaH2, AlH3 ), bilangan oksidasi H = -1
d. Atom O dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi –2
e. Dalam senyawa F2O, bilangan oksidasi O = + 2
f.Dalam peroksida ( misalnya H2O2, Na2O2, BaO2 ), bilangan oksidasi O = -1
g. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
h. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa = nol
i. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion = muatan ion
j. Jika dua atom berikatan, bilangan oksidasi negatif selalu dimiliki atom yang
keelektronegatifannya lebih besar.
Mol Elektron
Mol elektron adalah selisih bilangan oksidasi. Reaksi reduksi dan oksidasi selalu
berjalan secara bersama-sama. Dasar metode ini adalah bahwa reaksi redoks dapat
berlangsung disebabkan oleh terjadinya transfer elektron antara partikel-partikel baik
beberapa atom, molekul maupun ion Jadi pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor
sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator. Cara penyetaran reaksi
dalam metode ini adalah dengan reaksi ion dan reaksi molekul.
Reaksi Ion
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan persamaan reaksi redoks
dengan metode bilangan oksidasi adalah sebagai berikut:
a. Tentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi pada ke dua sisi
persamaan reaksi redoks
b. Tuliskan angka bilok ( bilangan oksidasi ) di atas lambang atom yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi
c. Buatlah garis yang menghubungkan atom-atom yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi.
d. Setarakan dahulu jumlah atom kiri dan kanan persamaan reaksi yang dihubungkan
oleh garis oksidasi dan garis reduksi
e. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah
pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor.
f.Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan cara perkalian.
g. Setarakan muatan dengan menambahkan ion H+ ( dalam suasana asam) atau ion
OH- ( dalam suasana basa)
h. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O
Contoh:
Dalam suasana Asam dalam reaksi ion.
I- + Cr2O7 –2 + H+ Cr+3 + I2 + H2O
-1 +6 0 +3
+6 reduksi +3
Langkah 3. Menyamakan jumlah atom yang dihubungkan garis dan menghitung jumlah
kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
-1 x2 =-2 (naik 2+ ) 0
( turun 6+ )
+6 x 2 = +12 +3 x2 = +6
( turun 6+ )
+6 x 2 = +12 +3 x2 = +6
Langkah 5. Kalikan bilangan pengali dengan koefisien yang sudah ada untuk
memperoleh koefisien reaksi.
( turun 6+ )
+6 x 2 = +12 +3 x 2 = +6
Rumus Molekul
Reaksi redoks dalam bentuk rumus dapat disetarakan dengan metode seperti reaksi ion
dan reaksi redoks dapat berlangsung dalam larutan.
Langkah–langkah Penyetaraan reaksi redoks dengan rumus molekul.
1. Tentukan atom yang mengalami perubahan bilangan oksidasi. Tuliskan bilangan
oksidasi atom tersebut tepat diatas lambang atomya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberikan
koefisien yang sesuai.
3. Tentukanlah jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator ( yang mengalami
reduksi) dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor ( yang mengalami
oksidasi )
4. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi dari reduktor dan oksidator dengan
memberikan koefisien yang sesuai.
Reduksi
+6 +4
Langkah 3. Menyamakan jumlah atom yang dihubungkan dengan garis oksidasi dan
garis reduksi. Jumlah C yang dihubungkan garis oksidasi sama ( kiri dan
kanan sama yaitu satu).
Langkah 4. Menghitung kenaikan bilangan oksidasi dan penurunan bilangan oksidasi.
0 ( naik +4) +4
(turun 2+ )
+6 +4
Langkah 5. Samakan jumlah kenaikan dan jumlah penurunan bilangan oksidasi.
0 ( naik +4) x1 +4
(turun 2+ ) x 2
+6 +4
Langkah 6. Kalikan angka pengali tadi kepada partikel yang dihubungkan.
0 ( naik +4) x1 +4
(turun 2+ ) x 2
+6 +4
0 ( naik +4) x1 +4
(turun 2+ ) x 2
+6 +4
Langkah 8. Teliti kembali jumlah atom di sebelah kiri dan di sebelah kanan
Redoks
Bilok Bilok
naik turun
½ reaksi ½ reaksi
oksidasi reduksi
Pelepasan Pengikatan
Elektron Elektron
Dalam metode setengah reaksi persamaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi ditulis
terpisah kemudian digabungkan menjadi persamaan reaksi keseluruhan yang seimbang.
Contoh:
1. Reaksi sulfit dan permanganat dalam larutan bersuasana asam.
Langkah-langkah penyelesaian :
Langkah 1. Identifikasi spesies yang terlibat dalam perubahan bilangan oksidasi dan
tulislah rangka setengah persamaan berdasarkan hal tersebut.
Oksidasi : SO3-2 SO4-2
Reduksi : MnO4- Mn+2
Langkah 2. Seimbangkan jumlah atom dari tiap setengah persamaan reaksi.
Untuk larutan bersuasana asam tambahkan satu molekul H 2O untuk tiap
atom O yang diperlukan pada sisi yang kekurangan O.
Pada sisi lainnya dari setengah persamaan reaksi tambahkan dua H + untuk
tiap molekul H2O yang digunakan.
Langkah 5. Sederhanakan
Bila persamaan reaksi keseluruhan mengandung spesies yang sama pada
kedua sisinya, maka hapuskan spesies tersebut pada sisi yang jumlahnya
lebih sedikit.
Langkah 1. Identifikasi spesi yang terlibat dalam perubahan bilangan oksidasi dan
tulislah rangka setengah persamaan berdasarkan hal tersebut.
Oksidasi : Cr(OH)3 CrO4-2
Reduksi : OCl- Cl-
Langkah 5. Sederhanakan
Bila persamaan reaksi keseluruhan mengandung spesi yang sama
pada kedua sisinya, maka hapuskan spesi tersebut pada sisi yang
jumlahnya lebih sedikit.
2 Cr(OH)3 + 4 OH- + 3 OCl- 2 CrO4-2 + 5 H2O +3 Cl-
Langkah 6. Teliti lagi.
Pastikan bahwa persamaan reaksi keseluruhan seimbang, baik jumlah
atom maupun muatannya. Muatan pada tiap sisi adalah – 7.
1. Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode setengah reaksi (elektron
ion)
a. Cu (s) + H+(aq) + NO3 –(aq) Cu+2 + NO(g) + H2O(l)
b. H2O2(aq) + MnO4- (aq) +H+ (aq) Mn2+ (aq) + H2O (l ) + O2 (g)
c. CN-(aq) + MnO4- (aq) + OH- (aq) MnO2 (aq) + CNO- (aq) + H2O (l)
d. Br2 (l ) + OH- (aq) Br- (aq) + BrO3 –(aq) + H2O (l)
2. Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi
a. Fe2S3 (s) + H2O (l ) + O2 ( l ) Fe(OH)3 (s) + S( s)
b. P 4 (g) + NO3- (aq) + H3O+ H3PO4 + NO + H2O
c. As2O3 (aq) + Zn (s) AsH3 (aq) + ZnO2-2 (aq)
d. C2H5OH (aq) + MnO4-(aq) + OH- (aq) C2H3O2 (aq) + MnO2 (aq) + H2O (l)
B. KOROSI
Suatu contoh penting proses oksidasi reduksi adalah korosi ( perkaratan) logam-
logam, terutama besi. Kenyataan bahwa banyak biaya yang digunakan untuk melindungi
korosi dan banyak kerugian yang ditimbulkan oleh korosi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korosi :
1. Adanya gas oksigen dan uap air
2. Adanya elektrolit, misal garam yang dapat membantu atau memberikan suasana untuk
dapat berlangsungnya reaksi redoks.
3. Lapisan zat lain pada permukaan logam
4. Lapisan-lapisan zat-zat yang dapat larut membentuk asam, seperti gas SO 2, SO3, CO2
dan lain-lain.
C. SEL ELEKTROKIMIA
Potensial Elektroda ( E0 )
Potensial elektroda adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu reaksi reduksi.
Makin mudah suatu logam mengalami reduksi makin besar potensial elektroda yang
ditimbulkannya. Jadi makin ke kanan letak suatu logam pada deret Volta makin besar
potensial elektrodanya. Deret Volta urutan kereaktifan logam mulai dari reduktor terkuat
(mudah teroksidasi) sampai reduktor terlemah (sukar teroksidasi)
K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
Sel Elektrokimia
Transfer elektron pada reaksi redoks di dalam larutan berlangsung melalui kontak
langsung antara partikel-partikel berupa atom, molekul, atau ion yang saling serah terima
elektron.
Contoh reaksi redoks berikut:
Zn + Cu+2 Zn+2 + Cu
Untuk menghindari kesenjangan ini ion negatif akan mengalir menuju larutan ion Zn +2
sebaliknya ion Zn+2 bergerak menuju larutan Cu. Maka kedua larutan dihubungkan dengan
jembatan garam.
Keseluruhan sistem pemindahan elektron melalui rangkaian tertutup disebut sel
elektrokimia atau lebih umum disebut sel. Elektroda tempat dimana terjadi setengah reaksi
oksidasi disebut anoda, sedangkan elektroda tempat dimana terjadi setengah reaksi reduksi
disebut katoda
Diagram Sel
Berdasarkan konvensi bahwa penulisan setengah reaksi reduksi atau setengah reaksi
oksidasi digunakan lambang. Penulisan lambang ini disebut diagram sel.
Anoda jembatan garam katoda
Sel 2 Sel 1
Garis yang tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu elektrode dan fase lain ( misal
larutan ). Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut dihubungkan dengan
jembatan garam. Penulisan Zn(s) Zn+2 (aq) merupakan pasangan oksidasi dan Cu+2 (aq)
Cu (s) merupakan pasangan reduksi.
Contoh :
Fe + Cu+2 → Fe+2 + Cu,
½ reaksi reduksi : Cu+2 + 2e → Cu
½ reaksi oksidasi. : Fe → Fe+2 + 2e
Diagram sel ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Potensial Elektroda ( E0 )
POS = - PRS
Potensial Sel Standart ( PSS ) atau E0 sel dihitung menurut salah satu cara berikut :
Sel Volta
Prinsip Kerja Sel Volta adalah
a. Energi hasil dari reaksi ini dirubah menjadi energi listrik
b. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks
c. Pada katoda terjadi reduksi, dan merupakan kutub positif
d. Pada anoda terjadi oksidasi, dan merupakan kutub negatif.
Jadi Katoda positif, anoda negatif disingkat KPAN yang dibaca KAPAN ). Potensial listrik
yang dihasilkan oleh sel elektrokimia dinamakan potensial Sel ( E 0 sel )
Pb(s) + PbO2 (s) + 2HSO4- (aq) +2H+ (aq) 2PbSO4 (s) + 2 H2O (l).
Anoda dan katoda berubah menjadi zat yang sama yaitu PbSO 4. Apabila permukaan
kedua elektroda sudah tertutupi oleh PbSO 4, maka tidak terdapat perbedaan potensial
lagi sehingga Aki perlu diisi kembali.
Selama pengosongan Aki H2SO4 diikat oleh air, akibatnya konsentrasi H 2SO4 berkurang
dan massa jenis larutan juga berkurang.
Reaksi Pengisian Aki
Elekroda Pb sebagai Katoda dan elektroda PbO2 sebagai Anoda
Katoda : PbSO4 ( s) + H+ (aq) +2e- Pb (s) + HSO4-(aq)
Anoda : PbSO4(s) + 2 H2O ( l ) PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3H+ (aq) + 2e-
e e
Anoda Katoda
Kation
Anion
Larutan elektrolit
Reaksi – reaksi Elektrolisis
Apabila listrik dialirkan melalui lelehan senyawa ion maka senyawa ion itu akan
diuraikan. Kation direduksi di katode dan anion dioksidasi di anode. Reaksi elektrolisis ada 2
jenis yaitu :
1. Lelehan garam
2. Larutan garam
1. Lelehan garam
Contoh :
Lelehan NaCl
Jika lelehan NaCl dialiri listrik, maka NaCl akan terurai menjadi Na dan Cl 2.
NaCl Na+ + Cl-
Katode : Na+ + e- Na ( 2x)
Anode : 2 Cl- Cl2 + 2e-
2. Larutan Garam
Reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit berlangsung lebih kompleks. Spesi yang
bereaksi belum tentu kation atau anionnya, tetapi mungkin saja air atau elektrodanya.
Untuk menuliskan reaksi elektrolisis larutan elektrolit. Perlu mempertimbangkan
beberapa faktor yaitu :
a. Reaksi – reaksi kompetensi pada tiap – tiap elektrode
1). Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial
elektrode lebih positif.
2). Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah yang mempunyai potensial
elektrode yang lebih negatif.
b. Jenis Elektrode, apakah inert atau aktif. Elektrode Inert adalah electrode yang tidak
terlibat dalam reaksi. Elektrode inert yang sering digunakan adalah Platina dan Grafit
Pada elektrolisis larutan elektrolit, di katode terjadi kompetisi atau persaingan antara
kation elektrolit dan molekul air ( pelarut ) dalam menangkap elektron.
Contoh:
Elektrolisis larutan NaCl
Reaksi reduksi yang berkompetisi sebagai berikut :
Na+ + e → Na E0 = -2,71 volt
2H2O + 2e → 2OH- + H2 E0 = - 0,83 volt.
Berdasarkan harga E0 H2O lebih mudah menangkap elektron dibandingkan Na +. Yang
berlangsung dikatode adalah reduksi terhadap H2O menghasilkan gas H2.
Reaksi lengkap:
Keseluruhan : Cu ( s) Cu(s)
(Anode) ( katode )
Contoh
4 Ag + + 2 H2O → 4 Ag + 4H + + O2
D. KEGUNAAN SEL ELEKTROLISIS
1. Penyepuhan
Pelapisan sendok (katoda) dengan atom Ag akan melindungi logam besi dari
perkaratan, sebab atom Ag yang menutupi permukaan sendok adalah logam yang tahan
karat. Proses pelapisan bahan / alat dipasang sebagai katoda, dengan atom dari unsure
yang tahan karat ( tahan aus ) melalui reduksi ionnya, disebut PENYEPUHAN.
Contoh :
Sel elektrolisa :
a. Anoda logam Ag
b. Katoda sendok besi
c. Elektrolit larutan AgNO3
Reaksi pada katoda :
Pada katoda terdapat Ag+ dan molekul air
Yang tereduksi adalah ion Ag+, sebab E0 nya lebih besar dari pada E0 molekul air.
Ag+ + e Ag E0 = + 0,80 volt
- 0
2H2O + 2e- 2 OH + H2 E = - 0,83 volt.
Jadi reaksi di katoda :
Ag+ + e - Ag.
Reaksi pada Anoda :
Di sekitar anoda terdapat ion NO 3-, molekul air dan atom-atom Ag pada lempeng
anoda sendiri.
Ion NO3- tidak akan dioksidasi dalam larutan air, maka tinggal atom Ag dan molekul
air bersaing untuk oksidasi.
Dengan
H2O 2H+ + ½ O2 + 2e- E0 = + 1,23 volt.
Ag Ag+ + e- E0 = + 0,80 volt.
Maka yang dioksidasi adalah atom Ag, sebab E0 lebih kecil.
Ag Ag+ + e-
Penjumlahan reaksi anoda dan katoda
Anoda : Ag Ag+ + e-
Katoda : Ag+ + e Ag
1. Diketahui potensial reduksi standar Cr 2+ = -0,91 volt dan Mn2+ = -1,03 volt. Tentukan
potensial sel standar dari Mn / Mn2+ // Cr2+ / Cr dan reaksi selnya!
2. Tuliskan reaksi elektrolisis dari larutan garam dapur!
3. Jelaskan Proses Penyepuhan Emas!
4. Produksi komersial magnesium melibatkan elektrolisis dari leburan MgCl 2. Mengapa
tidak digunakan elektrolisis sederhana dari larutan MgCl 2 saja ?
E. HUKUM FARADAY
Hukum Faraday I
Jumlah massa zat (atom, senyawa atau ion) yang diendapkan atau dibebaskan (G) (menjadi
gas atau ion) “berbanding langsung dengan jumlah muatan listrik (Q) yang mengalir melalui
sel elektrolisa”
Jumlah muatan listrik ( Q ) sama dengan hasil kali dari kuat arus ( i ) dan waktu ( t)
G = Q atau G = i x t
Hukum Faraday II
Massa zat dari beberapa unsur berbeda yang dibebaskan pada elektrolisis ( G ) yang
berbeda, berbanding lurus dengan massa ekivalen unsur tersebut ( ME ).
G = ME
Ar atau Mr
Massa ekivalen (e) =
Jumlah elektron
Harga massa ekivalen ( e ) masing-masing unsur hasil elektrolisis tergantung dari jumlah
elektron yang dibebaskan atau diserap.
Contoh :
Halogen ( X2) dihasilkan melalui reaksi :
2 X- X2 + 2e-
Pembentukan 1 molekul X2 melibatkan 2 elektron
Mr X 2
Massa ekivalen (ME) X2 = = Ar unsur X
2
Logam ( M ) dihasilkan melalui reaksi :
Mn+ + ne- M
it G1 G2
G = ME. F atau G = x ME atau
96500 Me1 ME
2
Keterangan :
G = Massa zat yang dibebaskan ( gram )
ME = Massa ekivalen
i = Kuat arus ( ampere )
t = waktu ( detik )
Contoh Soal :
1. Berapa massa tembaga akan diendapkan oleh arus listrik sebesar 1,5 Ampere selama
satu jam dari elektrolisis CuSO4 ?
Solusi :
Reaksi yang terjadi : CuSO4 (aq) → Cu+2 (aq) + SO4-2 (aq)
Reaksi pada eletroda katoda ( reduksi ) : Cu+2 (aq) + 2 e → Cu (s)
1 mol Cu ≈ 2 mol elektron
i t
mol elektron = mol
96500
1,5 60 menit 60 detik
mol elektron = mol
96500
= 5,6 . 10-2 mol
mol Cu = ½ x mol elektron
mol Cu = ½ x 5,6 . 10-2
mol Cu = 2,8. 10-2
mol Cu = 0,028
massa Cu yang diendapkan adalah = 0,028 x 63,5 gram
= 1,778 gram = 1,78 gram.
2. Berapa liter gas Oksigen ( STP ) dapat terbentuk jika arus 15 Ampere dialirkan selama
15 menit ke dalam larutan asam nitrat
Solusi :
Reaksi yang terjadi di anoda : H2O → 4 H+ +O2 (g) + 4 e
1 mol O2 ≈ 4 mol elektron
i t
mol elektron = mol
96500
15 15 60
mol elektron = mol
96500
= 0,1398 mol
1. Tentukan massa Zn yang diendapkan pada katode dalam 756 detik, jika arus listrik
sebesar 1,05 Ampere dialirkan melalui sebuah larutan Zn +2 (aq)!.
2. Berapa waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 2,18 gram I 2 pada katode, jika arus
sebesar 4,8 Ampere dialirkan melalui larutan KI?
3. Dalam elektrolisis aluminium oksida ( Al2O3 ) diperoleh 0,225 gram aluminium. Tentukan
jumlah arus listrik yang diperlukan. Jika diketahui Ar O = 16, Ar Al = 27, F = 96500
Coulomb!
4. Dalam sebuah Coulometer perak Ag + (aq) direduksi menjadi Ag (s) pada sebuah katoda
Pt. Jika diendapkan 1,96 gram perak selama 787 detik dengan sejumlah arus listrik.
Tentukan:
a. Muatan listrik dalam coulomb
b. Besarnya arus listrik dalam Ampere.
5. Tentukan konsentrasi Cu+2 yang tertinggal dalam 335 mL larutan yang berasal dari 0,215
M CuSO4, setelah dialiri arus listrik sebesar 2,17 Ampere selama 235 detik dan peng-
endapan Cu terjadi pada katoda.
I. Pilihan Ganda
II. ESSAY
1. Selesaikan persmaan reaksi redoks berikut :
a. Fe+2 + MnO4 Fe+3 + Mn +2
b. 3 Br2 (g) + OH- (aq) BrO3-(aq) + Br – (aq) + H2O (l)
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada elektrolisis larutan NaCl
3. Ke dalam 3 sel yang masing-masing berisi ion perak, ion seng, dan ion besi (III) yang
disusun secara seri dialirkan arus listrik sebanyak 0,6 F. Jika pada katoda hanya terjadi
reduksi dari ion-ion logam tersebut. Maka tentukan :
a. reaksi yang terjadi pada masing-masing katoda
b. massa seng yang diendapkan
c. massa besi yang diendapkan
( Ar Ag = 108, Zn = 65, Fe = 56)
4. Jika tembaga tidak murni dielektrolisis dalam larutan CuSO 4 dengan arus 6 ampere
dalam waktu 5 jam. Tentukan Cu yang mengendap. ( Ar Cu = 63,5 )
5. Berapa Faraday arus listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 2,16 gram Ni pada
katoda, jika larutan yang dielektrolisis adalah NiSO4 ( Ar Ni= 59)
6. Diketahui
Ag+ (aq) + e Ag (s) E0 = + 0,80 volt.
Mg (aq) +2 e Mg (s)
+2
E0 = - 2,34 volt.
Zn (aq) +2 e Zn (s)
+2
E0 = - 0,37 volt.
Fe (aq) + 2 e Fe (s)
+2
E0 = - 0,44 volt.
Tentukan :
a. pasangan 2 setengah sel yang mempunyai harga potensial elektroda standar
paling tinggi
b. pasangan 2 setengah sel yang mempunyai harga potensial elektroda standar
paling rendah.
c. buatlah bagan masing-masing.
7. Tuliskan reaksi pada saat pengisian dan pengosongan aki ( Accu )!
8. Sebutkan kelebihan sel cadmium?
9. Tuliskan reaksi yang terjasi pada pemurnian tembaga!
10. Sebutkan perbedaan sel volta dan sel elektrokimia.?
MATERI
A. KELIMPAHAN UNSUR – UNSUR DI ALAM
Para ahli filsafat Yunani memperkirakan bahwa alam tersusun dari empat unsur yaitu
udara, tanah, air, dan api. Di antara 109 unsur yang kita kenal, unsur yang terbanyak di
alam adalah oksigen, kira-kira 21 % volume oksigen di udara , 90% massa dalam air laut, 50
% pada kerak bumi, dan kira – kira 60% massa tubuh kita adalah oksigen.
1. Kelimpahan Unsur – unsur di Kerak Bumi
Unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen ( 49,20 % ), kemudian silikon
(25,67 % ) dan aluminium (7,5 % ).
2. Unsur-unsur Yang Membangun Tubuh Manusia
Unsur-unsur Yang Membangun Tubuh Manusia yang paling banyak adalah Oksigen
(65%), Karbon ( 18 % ), dan Hidrogen (10 %)
3. Komposisi Udara Bersih Dan Kering
Nitrogen ( 78,09 % ) dan Oksigen ( 20,94 % ) mempunyai jumlah yang sangat besar di
Udara, selain unsur-unsur lainnya.
4. Kandungan Mineral Utama Dalam Air Laut
Air laut merupakan sumber dari beberapa unsur, missal Natrium ( 18,98 %), klorin
(10,556 % ) dan lain-lain. Seperti pada tabel di bawah ini.
Baik unsur yang menyusun kerak bumi maupun yang membangun tubuh menusia
tidak berada dalam bentuk unsur bebas tetapi dalam senyawa, misal pada kerak bumi
sebagai CaSiO3, CaCO3, SiO2. Begitu pula pada tubuh manusia misal protein,
karbohidrat, tulang [Ca3(PO4)2].
Sifat – sifat :
a. Sifat Kimia
1). Sangat reaktif, mudah terbakar oleh O 2 dari Udara, sehingga harus disimpan
dalam minyak tanah. Pada pembakaran selalu terbentuk peroksida.
2 Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
Natrium peroksida
2). Bereaksi sangat hebat dengan air, dimana makin ke bawah reaksinya semakin
hebat ( disertai timbulnya panas )
2Na(s) + H2O(l) → 2 NaOH(aq) + H2(g) + a kkal
3). Mudah bereaksi dengan asam,membentuk garam dan gas hidrogen.
2K(s) + H2SO4 (aq) → 2 K2SO4 (aq) + H2 (g)
4). Dapat bereaksi langsung dengan halogen, membentuk garam.
2K(s) + Br2 (l) → 2 KBr (aq)
a.Sifat Fisika
Sifat-sifat Li Na K Rb Cs
O
Jari-jari atom (A ) 1,03 1,12 1,39 1,49 1,67
Massa jenis (g/mL) 0,53 0,97 0,86 1,53 1,87
Titik leleh (K) 454 371 337 312 302
Titik didih (K) 1609 1154 1039 967 952
Energi ionisasi (kJ/mol) 520 495 418 403 374
Elektronegativitas 0,98 0,93 0,82 0,82 0,79
Potensial elektroda (Volt) -0,34 -2,71 -2,93 -2,99 -3,02
Jari – jari atom dan massa jenis bertambah sedangkan titik Lebur dan titik didih
semakin rendah. Sementara energi ionisasi dan keelektronegatifan berkurang.
Potensial elektrode menggambarkan daya reduksi dalam larutan dari atas ke bawah
cenderung bertambah kecuali Litium mempunyai potensial elektrode paling tinggi.
Senyawa–senyawa Terpenting
a. Garam Dapur ( NaCl )
Pembuatan :
Dengan kristalisasi dari air laut ( menguapkan air laut )
Kegunaan : sebagai bahan pengawet dan membuat sabun
Reaksi :
NH3(l) + H2O(g) → NH4OH(aq)
NH4OH(aq) + CO2(g) → NH4HCO3(aq)
NaCl(s) + NH4HCO3 (aq) → NaHCO3(aq) + NH4Cl(aq)
2NaHCO3 (aq) → Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
2). Mengalirkan gas CO2 ke dalam larutan NaOH pekat (hasil elektrolisa larutan
NaCl)
2 NaCl(s) + 2 H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2 (g) + Cl2(g)
NaOH(aq) + CO2 (g) → NaHCO3(aq)
2NaHCO3 → Na2CO3 + H2O + CO2 (g)
Kegunaan : untuk melunakkan air sadah, pemadam kebakaran, dan soda roti
Sifat : zat padat berwarna putih.
Larutannya kemudian diuapkan dan zat padat yang terjadi direduksi dengan Karbon
KBrO3 (s) + 3 C(s) → KBr(s) + 3 CO(g)
Kegunaan : Untuk membuat zat – zat yang lain ( K, KOH, Br2, I2 dan lain – lain )
Sifat-sifat : zat padat berwarna putih, mudah larutdalam air dan sebagai reduktor.
Kegunaan : untuk standart dalam Yodometri, anti klor dalam industri, dan menfikser
dalam fotografi
Sifat-sifat : zat padat berwarna putih, mudah larutdalam air dan bereaksi dengan
asam kuat memberikan endapan warna kuning dari belerang, serta
dapat melunturkan wrna ungu dari Iodium.
1. Tuliskan persamaan reaksi pembuatan senyawa yang berasal dari NaOH, minimal
5
2. Analisis dalam proses Solvay suatu pabrik menunjukkan bahwa untuk setiap 1,0
ton konsumsi NaCl dihasilkan 1,0 ton NaHCO 3. Hanya 0,75 kg NH3 dikonsumsi
dalam seluruh proses. Tentukan :
a. berapakah % efisiensi proses konversi NaCl menjadi NaHCO3
b. mengapa hanya sedikit dibutuhkan NH3?
3. Sebutkan kegunaan kalium nitrat!
Sifat – sifat :
a. Sifat Kimia
1). Dapat bereaksi dengan air membentuk basa
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
2). Bereaksi dengan oksigen membentuk oksida basa
Sr(s) + O2(g) → 2 SrO(s)
3). Dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida
Mg(s) + H2 (g) → MgH2(s)
4). Dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk senyawa Nitrida
Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)
b. Sifat Fisika
Sifat-sifat Be Mg Ca Sr Ba
O
Jari-jari atom (A ) 1,12 1,60 1,97 2,15 2,22
Massa jenis (g/mL) 1,86 1,75 1,55 2,60 3,60
Titik leleh (K) 1553 923 1111 1041 987
Titik didih (K) 3043 1383 1713 1653 1913
Energi ionisasi (kJ/mol) 2700 2190 1740 1610 1470
Kegunaan :
Untuk membuat alliase, misalnya Duralium, yang dipakai dalam industri pesawat
terbang. Duraluminium adalah campuran dari Mg 0,5 %, Mn 1 %, Cu 3 %, Al 95 %.
Pelunakan Air
Air Sadah sementara
1. Cara mendidihkan dapat melunakkan air sadah sementara, walaupun menghasilkan
kerak. Proses terbentuknya kerak :
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2 (g)
HCO3– (aq) + H3O+(aq) H2O(l) + H2CO3(aq)
HCO3– (aq) + H2O(l) H3O+ (aq) + CO32– (aq)
CO32– yang dihasilkan bila dipanaskan, bereaksi dengan kation-kation dalam air
membentuk campuran endapan dari MgCO 3, CaCO3, dan FeCO3, yang disebut kerak
(boiler scale ).
2. Direaksikan dengan basa dan menyaring endapan karbonatnya.
HCO3-(aq) + OH-(aq) → H2O(l) + CO32–(aq)
CO32–(aq) + M2+(aq) → MCO3(s)
Contoh:
F ( g) + e F-(g) H = - 328 kJ
Cl(g) + e Cl-(g) H = - 349 kJ
Sifat – sifat Halogen
1). Larut dalam air, membentuk asam halogenida dan asam hipohalit.
Larutan halogen, dalam air disebut aqua halogenida, yang bersifat oksidator.
2). Dapat bereaksi dengan gas Hidrogen membentuk asam halogenida. Reaksi
antara H2 dan Cl2 dipercepat dengan adanya sinar matahari sebagai katalisator.
Reaksi ini dapat berlangsung karena pengaruh sinar Matahari disebut reaksi
fotosintesa.
3). Reaksi Dengan Basa membentuk garam
4). Reaksi Dengan Logam
Halogen bereaksi dengan logam menghasilkan logam halogenida dengan
bilangan oksidasi yang tinggi.
a. Sifat–sifat Fisika
Sifat-sifat F Cl Br I
O
Jari-jari atom (A ) 0,50 1,00 1,15 1,40
Massa jenis (g/mL) 1,0 1,5 3,1 4,9
Titik leleh (K) 50 171 260 387
Titik didih (K) 85 238 332 457
Energi ionisasi (kJ/mol) 1680 1260 1140 1010
Elektronegativitas 4,00 3,00 2,8 2,5
Potensial elektroda (Volt) + 2,87 + 1,36 + 1,07 + 0,54
Wujud gas gas cair padat
Sifat- sifat:
a. HCl, HBr, HI dan HF pada temperatur kamar berbentuk gas yang berbau
rangsang
b. Semua asam halogenida adalah asam kuat, kecuali HF merupakan asam
lemah, adapun urutan kekuatan asam dari yang terlemah adalah HF, HCl, HBr
dan HI
c. HX merupakan asam kovalen polar
HX + H2O H3O+ + X-
d. HF dapat bereaksi dengan kaca, reaksinya disebut mengetsa dan kaca yang
dihasilkan disebut kaca ETZ
SiO2 + 4 HF → SiF4 + 2H2O
e. HCl dapat bereaksi dengan gas amoniak membentuk salmiak yang berupa
kabut putih. Reaksi ini biasanya dipakai untuk menunjukkan adanya gas
amoniak (NH3).
NH3 + HCl → NH4Cl
Kabut putih
Kegunaan : HF untuk mengetsa kaca, HCl untuk pelarut dan analisa kuantitatif
Unsur periode ke tiga dari kiri ke kanan mempunyai jari-jari atom yang makin kecil,
meskipun jumlah kulitnya sama tetapi jumlah elektron dari kiri ke kanan makin banyak.
Dengan jari-jari atom yang makin kecil, unsur-unsur periode ke tiga dari kiri ke
kanan memiliki energi ionisasi yang makin besar. Energi ionisasi Mg lebih besar
dibandingkan dengan Al dan Si, serta energi ionisasi P lebih besar dari pada S.
Penyimpangan ini karena Mg mempunyai orbital 3s yang penuh, tetapi atom P
mempunyai orbital 3p yang setengah penuh.
Senyawa-senyawa penting
Sebagai kation monovalen, mungkin : K+, Na+, NH4+, Rb+, Cs+, Tl+
Sebagai kation trivalent ,mungkin : Fe3+, Cr3+, Al3+, Mn3+, Ti3+, Co3+, Ga3+
Alum / tawas,mempunyai kegunaan sama dengan garam pembentuknya, yang
paling penting adalah sebagai pewarna tekstil. Tekstil yang akan diwarnai ( dicelup)
direndam dalam larutan tawas dan dipanaskan dengan uap. Hidrolisis [Al(H 2O)6]3+
mengendapkan Al(OH)3 padat ke atas serat tekstil dan zat warna kemudian diserap
oleh Al(OH)3.
Senyawa-senyawa Silikon
Silikon di alam terdapat di alam berupa mineral, misalnya kuarsa (SiO 2) dan
senyawa silika. Silikon dapat digunakan untuk membuat barang-barang elektronika,
kalkulator, komputer, lensa, gelas, proselen.
Senyawa-senyawa Fospor
Senyawa fospor terdapat di alam dalam bentuk fosfat, misalnya fosforit (Ca 3(PO4)2,
kloropatit (Ca3(PO4)2CaCl2) dan fluoropatit (Ca3(PO4)2CaF2).
Fospor banyak digunakan untuk pupuk fosfat, bahan baku pembuat asam fospat,
campuran fospor merah dengan pair halus dan Sb 2S3 digunakan sebagai bahan
baku pembuat bidang gesek korek api.
Fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu fospor putih dan fosfor merah. Perbedaan
antara posfor putih dan merah dapat dilihat pada tabel berikut.
1. Sebutkan oksidator dan reduktor terkuat dari unsur- unsur periode ketiga!
2. Jelaskan sifat asam dan basa dari unsur-unsur periode ketiga!
3. Tuliskan reaksi pembuatan gas klor dari elektrolisis larutan dan leburan garam dapur!
4. Bagaimana sifat logam dan non logam dari unsur periode ketiga!
5. Berdasarkan tabel sifat – sifat unsur periode ketiga apa yang dapat Anda pahami
tentang unsur periode ketiga ?
6. Tuliskan rumus dari : tawas, gas asetilin, Gips, garam inggris
7. Sebutkan cara pembuatan aluminium !
8. Al2O3 adalah sebagai bahan dasar pembuatan perhiasan, sebutkan contoh perhiasan
yang menggunakan bahan dasar Al2O3.
Unsur transisi periode keempat adalah Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe,Co, Ni, Cu, dan Zn. Karena
konfigurasi elektron berakhir pada sub kulit d yang belum penuh, maka kelompok unsur
disebut blok d. Unsur Cu dan Zn mempunyai konfigurasi elektron sub kulit d penuh berarti
tidak termasuk unsur transisi, tetapi sifatnya sama dengan unsur transisi.
Sifat-sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jari-jari atom (AO) 1,86 1,60 1,43 1,11 1,09 1,04 0,99 -
Titik leleh (K) 371 924 933 1683 317 392 172 84
Titik didih (K) 1165 1380 2740 2628 553 718 239 87
Energi ionisasi (kJ/mol) 495 738 577 787 1012 1000 1251 1521
Elektronegativitas 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 -
Potensial elektroda (Volt) -2,71 -2,37 -1,66 - - - +1,36 -
2. Mangan
Mangan banyak digunakan dalam pembuatan baja yaitu sebagai campuran besi mangan
yang disebut feromangan. Feromangan diproduksi dengan mereduksi campuran besi
dan oksida Mangan dengan karbon .
MnO2 + Fe2O3 + 5 C Mn + 2 Fe + 5 CO (g)
Feromangan.
Mangan terdapat dalam mineral yaitu :
Pyrolusit : MnO2 - Hausmanite : Mn3O4
Magnetit : MnO3.H2O - Braunite : Mn2O3
Sifat – sifat:
a. Sifat Fisika : Logam berwarna putih keabu-abuan, keras dan mudah rusak dengan
titik lebur 1260 0C dan titik didih : 19000C
b. Sifat Kimia
1). Mempunyai bilangan oksidasi +2,+3, +4, +6, dan +7.
2). Dalam keadaan murni sukar teroksidasioleh udara, tetapi pada temperatur tinggi
dapat teroksidasi membentuk mangani oksida 3Mn + 2O2 Mn3O4
Kegunaan:
Untuk pembuatan alliase seperti: Mangani adalah alliase dari Cu, Mn, dan Ni digunakan
untuk alat-alat listrik. Feromangan adalah alliase dari Fe, Mn, dan sedikit C dan untuk
pembuatan baja
INFO KHUSUS!
Perubahan Bilangan Oksidasi Dari Mangan.
Mn2+ + oksidator kuat + basa MnO42–
MnO4 2– + dalam larutan + CO2 MnO4–
MnO4– + Reduktor + asam Mn2+
Manganat hanya stabil dalam suasana basa
Permanganat hanya stabil dalam suasana asam / netral.
4. Besi
Besi terdapat di alam dalam bentuk mineral dan dapat membentuk ion kompleks.
Beberapa Uji kualitatif untuk besi (II) dan besi (III)
Pereaksi Besi (II) Besi (III)
NaOH (aq) Endapan hijau Endapan merah coklat
K4[Fe(CN)6] Endapan putih dan Endapan biru prusia
cepat berubah
menjadi biru
K3[Fe(CN)6] Endapan biru Merah coklat ( tidak ada
Trumbul endapan )
KSCN Tidak berwarna Merah tua
6. Seng ( Zn )
Terdapat dalam bentuk persenyawaan, misalnya seng blende ( ZnS ), seng
karbonat (ZnCO3), seng oksida ( ZnO ) Pembuatan Seng dibuat dengan proes
pemanggangan ZnS (seng sulfida). Senyawa-senyawa yang terbentuk di reduksi dengan
karbon pada temperatur 1200 0 C.
Kegunaan Seng. : untuk melapisi lembaran besi, seng bertindak sebagai anoda dan besi
sebagai katoda. Selama Zn masih ada, lembaran besi tidak akan mengalami oksidasi
(berkarat), akibatnya tidak rusak. Dan sebagai campuran membuat kuningan.
1. Jelaskan mengapa unsur triad besi mempunyai kemiripan satu sama lain.
2. Unsur triad besi manakah yang akan dioksidasi dari M+2 menjadi M+3. oleh oksigen.
3. Mengapa sifat feromagnetisme berbeda dengan sifat paramagnetisme ?
Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang tersusun dari suatu ion atau atom pusat yang dikelilingi
oleh beberapa molekul atau ion yang disebut ligan terikat pada atom pusat dengan ikatan
koordinasi.
Atom pusat adalah atom yang bermuatan positif dan Ligan adalah atom, ion, atau
molekul sebagai gugusan keliling. Ion kompleks dapat berupa kation kompleks atau anion
kompleks, tergantung dari jumlah muatan atom pusat dan muatan ligan.
Ligan
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dimiliki, ligan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Ekadentat atau Unidentat
Yaitu ligan yang hanya mempunyai satu pasangan elektron sebagai donor terhadap atom
pusat.
Contoh beberapa ligan ekadentat.
Kekuatan Ligan
Berdasarkan jumlah pasangan elektron ligan, kekuatan ligan dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Ligan kuat adalah ligan yang hanya mengandung sepasang elektron bebas yang
menjadi donor pasangan elektron.
Contoh : K4[Fe(CN)6] (aq) + 2 FeSO4 (aq)
CO > CN– > fenil > NO2– > NH3 > CNS > H2O
2. Ligan lemah adalah ligan yang mengandung lebih dari satu pasangan elektron bebas
yang menjadi donor pasangan elektron.
Contoh :
C2O42– > OH– > F– > Cl– > Br– > I–
Contoh :
1. Antara atom pusat dan ligan netral akan membentuk kation kompleks.
a. Ag+ + 2 NH3 [ Ag(NH3)2]+
2. Antara atom pusat dan ligan negatif biasanya akan membentuk anion kompleks.
a. Cu+2 + 4 CN– [Cu(CN)4]2–
Atom pusat : Cu
Ligan : CN
Jumlah bilangan koordinasi :4
Muatan ionkompleks : -2
b. Co+3 + 6 Cl- [CoCl6]3–
Atom pusat : Co
Ligan : Cl
Jumlah bilangan koordinasi :6
Muatan ion kompleks : -3
6. Dan bilangan oksidasi ion logam pusat pada suatu kation kompleks ditandai dengan
suatu angka romawi diletakkan dalam kurung mengikuti nama ion. Nama logam tetap
tidak berubah. Contoh :
a. Ion kompleks positif ( kation kompleks)
[ Ag(NH3)2 ]+ : ion diamine perak ( I )
[ Zn (H2O) 4]2+ : ion tetra aquo seng ( II )
7. Jika nama ligan sudah menggunakan istilah di, tri, tetra, maka untuk menyebutkan
jumlah ligan dengan menggunakan kata: bis = 2, tris = 3, dan tetrakis = 4.
Contoh :
1. Ion kompleks [Cu(H2O)4]2+
10
29Cu : [Ar] : 3d 4s1 :
3d
4s 4p
dsp2
H2O H2O H2O H2O
2
Hibridisasi : dsp
Sifat kemagnetan : paramagnetik (memiliki satu elektron tunggal)
Co
27 : [Ar] 3d7 4s2 :
3d 4s 4p
Co3+ :
[Ar] 3d6 4s0 :
d2sp3
NH3 NH3 NH3 NH3 NH3 NH3
Hibridisasi : d2sp3
Bentuk geometri : Oktahedral
Atom Donor
Ion Bilangan Orbital Bentuk
Ion Kompleks Pasangan
Pusat Koordinasi Hibrida Geometri
Elektron
[Ag (NH3)2]+ N Ag+ 2 sp Linier
2+ 2+ 3
[Zn (NH3) 4] N Zn 4 sp Tetrahedral
[Cu(H2O ) 4] 2+ O Cu2+ 4 dsp2 Bujur sangkar
3– 3+ 2 3
[Fe(CN )6] N Fe 6 d sp Oktahedral
2– 4+ 2 3
[Pt(Cl)6] Cl Pt 6 d sp Oktahedrall
F. PENGOLAHAN LOGAM
1. Cara-cara Pengolahan Logam
Langkah-langkah pengolahan logam murni adalah sebagai berikut:
a. Flotasi
Melarutkan mineral ke dalam air setelah digiling dan ditambah zat-zat aditif.
b. Roasting ( Pemanggangan )
Bijih logam dari hasil Flotasi dikumpulkan kemudian diletakkan di dalam tanur. Dari
bawah tanur dihembuskan udara panas, maka akan terjadi senyawa oksida.
c. Reduksi
Dari hasil roasting, yaitu dalam bentuk senyawa oksida dicampur dengan zat
pereduksi, misal Karbon.
d. Pemurnian
Pemurnian adalah upaya terakhir untuk mendapatkan logam murni dilakukan
dengan cara elektrolisis.
3. Pembuatan Baja
Proses Pembuatan Baja
a. Proses Bessemer ( Proses Basic Oxygen )
Leburan besi kasar ( mengandung 3,5 – 4 % Karbon, 0,75 – 2 % Silikon, dan 0,5 –
1,5 % Mangan )
4. Pembuatan Tembaga
Tembaga dibuat dengan menggunakan bahan dasar Kalkopirit merupakan hasil flotasi
dengan tujuan untuk menaikkan kadar bijih, kemudian dipanggang. Untuk mengikat
oksida besi ditambah SiO2 ( pasir) .
Untuk menghasilkan tembaga dengan kadar 99 % dimurnikan dengan elektrolisis
Reaksi – reaksi dalam pengolahan logam :
1. 4 CuFeS2 ( s) + 9 O2 2 Cu2S (s) + 2 Fe2O3 (s) + 6 SO2 (g)
2. 2 Cu2S (s) + 3 O2 (g) 2 Cu2O (s) + 2 SO2 (g)
3. 2 Cu2O (s) + Cu2S (s) 6 Cu (s) + SO2 (g)
4. Fe2O3 (s) + 3 SiO2 (g) Fe( SiO3)3
Terak
Pemurnian Cu dengan elektolisis digunakaan larutan CuSO 4, sebagai elektrolit dan Cu
hasil pemangganan sebagai anoda.
Reaksinya : CuSO4 (aq) Cu2+(aq) + SO42–(aq)
Katoda : Cu+2 (aq) + 2e- Cu (s) menempel di katoda
Anoda : Cu (s) Cu+2 (aq) + 2e-
I. Pilihan Ganda
MATERI
A. PENEMUAN ZAT RADIOKATIF
Pada tahun 1895 Wilhelm Konrad Rontgen ( 1845 – 1923 ) dari Jerman menemukan
bahwa apabila arus elektron ( sinar katode ) menumbuk anode akan timbul suatu cahaya
( radiasi) yang dapat menyebabkan Fluoresensi (pendar cahaya) yang dinamakan sinar X.
Dinamakan demikian karena belum diketahui sifat – sifatnya. Sinar yang dipancarkan disebut
sinar radioaktif dan unsur yang memancarkan disebut unsur radioaktif.
Tidak bermuatan listrik, karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan
magnet / listrik.
Daya tembus sangat besar hanya dapat ditahan oleh selapis baja atau
beton.
Dapat mengionkan materi yang dilalui, tetapi tidak sekuat sinar alpha atau
beta.
3. Sifat – sifat Sinar Radioaktif
a. Mempunyai daya tembus yang besar
b. Dapat mengionkan gas
c. Dapat berpendar ( berfluoresensi ) bila jatuh pada permukaan zat yang berlapis seng
sulfida ( ZnS ) atau seng blende.
Tabel. Sinar yang Dipancarkan Unsur Radioaktif.
Massa
No Macam Radiasi Lambang Jenis Muatan
( sma)
1 Alpha / He Partikel +2 4
3 Gama Gelombang 0 0
elektromagnetik
4 Neutron n Partikel 0 1
5 Proton p Partikel +1 1
6 Positron e /p Partikel. +1 0
Pita Kestabilan
Bila dibuat grafik antara jumlah neutron dengan jumlah proton untuk inti yang
berbeda dapat digambarkan dalam suatu pita kestabilan. ( lihat di buku paket kimia ).
Contoh :
30
16 S 30
15 P 0
1 e
Penangkapan elektron oleh inti atom akan menyebabkan nomor atom berkurang
satu, tetapi nomor massa tetap
3. Laju Peluruhan
D. WAKTU PARUH
Waktu yang diperlukan oleh zat radioaktif sehingga aktivitasnya tinggal separo
disebut waktu paruh ( t ½ ). Jika N merupakan jumlah atom radioaktif dan selama waktu
dt meluruh sebanyak dN, maka laju peluruhan zat tersebut adalah :
dN = λ N dt……….( 1 )
Integrasi persamaan ( 1 ) menghasilkan :
Nt 1
dN
No
N
= λ
0
dt
Nt
In =λ t → ln X = 2,303 log X
No
Nt
2,303 log = λ t
No
2,303 Nt 2,303 No
-t= log atau t= log …………(2)
λ No λ Nt
Jika waktu paroh dinyatakan dengan t½ maka persamaan ( 2 ) menjadi:
2,303 Nt
t½ = log
λ No
pada saat t½ Nt = ½ No
2,303 No
t½ = log 1
λ
2 Nt
2,303 0,693
t½ = log 2 atau t½ =
λ λ
Jika harga lamda ( λ ) tidak diketahui, maka waktu paroh dapat dicari dengan rumus
praktis yaitu :
t
N 1 t1/2
No 2
Sisa zat radioaktif = ( ½ ) x massa zat mula – mula.
t
Jika n =
t 1/2
Keterangan :
Nt = jumlah zat yang tersisa
No = jumlah zat mula-mula.
t = waktu peluruhan
t ½ = waktu paroh
λ = tetapan peluruhan
Contoh : 1
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paroh 25 hari, Jika semula disimpan sebanyak
20 gram unsur tersebut, dan ternyata sisanya tinggal 5 gram. Tentukan berapa lama
unsur tersebut disimpan.
Solusi :
Diketahui :
t ½ = 25 hari
No = 20 gram
Nt = 5 gram
Ditanya : t ( waktu peluruhan )
Nt 21 n No
=
n =
t
t 12
= 21 20
n
5
t
41 = 21 n 2
t
=
25
= 50 hari
n =2
Contoh : 2.
Jumlah zat radioaktif mula-mula adalah 2 gram. Berapa sisa zat radioaktif setelah
meluruh 25 hari, jika waktu parohnya 5 hari.
Solusi :
Diketahui :
No = 2 gram
t = 25 hari
t ½ = 5 hari
Ditanya : nt ( zat sisa )
Jawab :
n =
t Nt = 21 n No
t 12
= 21 2
5
Nt
25
2
n
=
=5
5 Nt = 321 2
n = 0,0625 gram
1. Suatu radioaktif mempunyai waktu paruh 18 hari. Jika unsur tersebut disimpan selama
72 hari. Tentukan massa zat yang tersisa!
2. Bila suatu unsur radioaktif setelah 42 bulan masih tersisa 12,5 % dari zat semula.
Tentukan waktu paruh zat tersebut.
3. Waktu paruh Cu adalah 128 hari. Jika semula disimpan 0,8 gram dan ternyata tersisa
0,05 gram. Tentukan lama penyimpanan zat tersbut!
1. Reaksi Inti
a. Reaksi Penembakan ( reaksi Transmutasi )
Perubahan suatu unsur menjadi unsur lain dikenal sebagai proses transmutasi.
Yaitu dengan cara menembak( membombardir ) atom suatu unsure dengan partikel
ringan yang berenergi tinggi, ( p, n, d, α ) dan partikel berat misal 12C, 14N, 16O
Contoh :
235 1 144 90 1
92 U + 0 n → 56 Ba + 36 Kr + 2 0 n + 218 MeV
A q s 1
Z X+ p Y r W + 0 n
Keterangan :
A, q, s = nomor massa
Z, p, r = nomor atom
X, Y, W = lambang atom
n = neutron
Contoh:
2 3 4 1
1 H 1 H 2 He 0 n
2 2 3 1
1D 1D 2 He 0n
c. Penulisan reaksi peluruhan yaitu dengan cara meletakkan partikel penembak dan
partikel hasil di dalam tanda kurung antara dua nuklida.
Misal reaksi peluruhan :
q s
p A + α → r B + n
q s
Penulisan : p A (α , n ) r B
b. Bidang Industri
Bila suatu industri baja ingin mengetahui kualitas industrinya dapat digunakan
sinar yang dipancarkan oleh zat radioaktif yaitu sinar gamma, sinar gamma tidak
dapat akan merusak bahan yang akan diuji tersebut.
c. Bidang Hidrologi
Na–24 untuk mengukur kecepatan aliran air sungai, air tanah atau minyak bumi
dalam pipa
Mendeteksi kebocoran pipa saluran dalam tanah
Untuk penentuan pengendapan lumpur.
d. Bidang Kimia
Reaksi Esterifikasi
Ester terbentuk dari reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
O
װ
R - C – O*H + R - OH → R – C – O – R + H2O*
O
װ
R – C - OH + R - O*H → O R – C – O* - R + H 2O
b. Bidang Pertanian
Radiasi P–32, digunakan untuk mempercepat terjadinya bunga dan
merangsang pembuahan.
Radiasi C–14, digunakan untuk mengetahui tempat pemupukan yang
tepat, sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
Pemberantasan hama, yaitu dengan cara membuat serangga jantan
mandul, sehingga tidak dapat menghasilkan keturunan.
Untuk menghasilkan mutasi–mutasi tanamaan yang baik.
c. Bidang Industri
Radiasi Co–60, digunakan untuk mengetahui ketebalan suatu bahan
yang paling tebal.
Radiasi Ir–92, untuk mengukur ketebalan suatu bahan yang tebalnya
kira-kira 10 cm.
Radiasi Cs – 137, digunakan untuk mengetahui umur suatu bahan.
1. Suatu atom X mempunyai 42 proton, 42 elektron, dan 65 netron. Simbol atom ini
adalah… .
147 107
a. 147
42 X c. 84 X e. 84 X
63 107
b. 42 X d. 42 X
2. Nuklida yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda
disebut….
a. isotop c. isoton e. isomer
b. isobar d. isoelektrik
238 234
3. Isotop radioaktif 92 U mengalami peluruhan menjadi 90 Th dengan cara … .
a. menangkap sinar alfa d. menangkap elektron
b. memancarkan positron e. membebaskan elektron
c. memancarkan sinar alfa
214
4. Suatu isotop 84 Po meluruh dengan memancarkan sinar dan sinar
menjadi unsur baru. Nomor atom unsur baru tersebut adalah… .
a. 81 c. 83 e. 85
b. 82 d. 84
5. Pada reaksi inti :
10
5B 42 He 137 N X . Maka X adalah….
a. proton c. elektron e. deutron
b. neutron d. positron
14 17
6. Pada reaksi inti : 7N X 8O p . Maka X adalah… .
a. alfa c. proton e. elektron
b. beta d. deuteron
7. Suatu isotop tak stabil yang pada peta isotop terletak di bawah kurva kestabilan
inti, maka isotop tersebut memancarkan… .
a. elektron c. partikel beta e. positron
b. neutron d. partikel alfa
8. Pada reaksi transmutasi : 13 Al 2 α 15 O X .
27 4 30
II. Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan zat radioaktif ? dan berikan contoh!
2. Zat radioaktif banyak digunakan di bidang kedokteran, pertanian, industri, dan
lain-lain. Bagaimana dampak negatif terhadap lingkungan dan kelangsungan
makhluk hidup?
3. Bom atom menggunakan prinsip reaksi inti. Jelaskan !
4. Suatu zat radioaktif pada tanggal 25 Desember 2004 jam 10 pagi menunjukkan
angka 72000 cpm ( pancaran per menit ). Ketika diukur lagi pada tanggal 1
Januari 2005 jam 10 pagi menunjukkan angka 9000 cpm. Tentukan waktu paruh
zat tersebut!
5. Tuliskan persamaan reaksi yang lengkap pada proses peluruhan fosfor 32
menjadi belerang 32 dengan memancarkan sinar beta. Nomor P –15 dan S –16!
6. Sebanyak 25% isotop radioaktif meluruh dalam 10 hari. Berapa hari waktu paruh
isotop tersebut?
7. Sebutkan kegunaan zat radioaktif dalam bidang pertanian, kimia, perindustrian !
8. Jelaskan bagaimana pendapat Anda tentang adanya reaktor nuklir di dunia!
9. Bagaimana pendapat Anda tentang PLTN di Indonesia ? Apakah Anda setuju ?
Jelaskan alasan Anda!
10. Sekarang marak alat kosmetik menggunakan zat-zat kimia. Apakah hal ini dapat
merusak lingkungan ? Jelaskan.
Tujuan :
Mempelajari Pengaruh Jenis Larutan Terhadap Titik Didih.
Alat dan Bahan :
1. Gelas Kimia 100 mL 6. Pembakar Spirtus
2. Kasa dan Kaki tiga 7. Aquades
3. Termometer 8. Garam dapur ( NaCl )
4. Stop Watch 9. Gula (C12 H22 O11 )
5. Silinder Ukur 50 mL
Cara Kerja :
1. Siapkan 3 gelas kimia, dan isilah masing–masing dengan 50 mL air.
2. Gelas 2 tambahkan gula ( C12 H22O11) sampai diperoleh larutan jenuh.
3. Gelas 3 tambahkan garam dapur ( NaCl ) sampai diperoleh larutan
jenuh.
4. Panaskan ketiga gelas kimia tersebut sampai mendidih.
5. Catat perubahan suhu yang terjadi setiap selang 0,5 menit ( 30 detik
)
Hasil Pengamatan
Pertanyaan :
1. Buatlah Grafik suhu larutan terhadap waktu untuk ketiga jenis zat tersebut.
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
2. Jelaskan manakah yang merupakan variable manipulasi, kontrol ( terikat ) dan
variable respon ( bebas ) dari percobaan di atas!
Variabel Manipulasi :
……………………………………………………………………..
Variabel Respon :………………………………………………………………...
…..
3. Diskusikan dan ambil kesimpulan dari percobaan di atas.
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
LEMBAR KEGIATAN
Penurunan Titik Beku
Cara Kerja :
Tugas A
Siapkan alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini, untuk menentukan titik
beku Naftalena.
Cara kerja
statif 1. Timbang ± 5 gram Naftalena, kemudian
termometer masukkan ke dalam sebuah tabung reaksi
besar yang bersih dan kering.
tabung reaksi
2. Tutup tabung, masukan termometer dan
spatula melalui lubang gabus sampai ujung
gelas kimia termometer berada ditengah zat
Naftalena 3. Susun alat seperti gambar. Isi gelas kimia
Kaki tiga
dengan air sampai bagian tabung yang berisi
lampu spirtus
naftalena terendam.
4. Panaskan gelas kimia pelan-pelan, sampai
Naftalena meleleh dan tidak terjadi kenaikkan
suhu.
5. Keluarkan pembakar dan matikan apinya.
Catat suhu Naftalena setiap selang waktu 1
menit sampai Naftalena membeku kembali.
Hasil Pengamatan :
Nomor Waktu (menit) Suhu (0oC)
1 ……………….. ………………
2 ……………….. ………………
3 ……………….. ………………
4 ……………….. ………………
5 ……………….. ………………
dst ……………….. ………………
Hasil Pengamatan
Pertanyaan
1. Buatlah grafik perubahan suhu sebagai fungsi waktu untuk tugas A dan tugas B.
2. Dari tugas A dan B diperoleh data :
Titik beku Naftalena = …………..oC
Titik beku campuran Naftalena – Belerang = …………..oC
Penurunan titik beku = …………..oC
3. Tentukan massa molekul Belerang, jika Kf Naftalena 6,8oC
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Jika terjadi ketidaksesuain dengan massa Belerang secara teoritis, faktor apakah
penyebabnya ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Tujuan : Mengetahui pengaruh jenis larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap
besarnya tekanan osmosis.
Tugas A
Cara Kerja
1. Siapkan sebuah gelas kimia 400 mL dan isi dengan aquades sampai dua
pertiganya.
2. Ikatlah kertas selofon pada tabung / corong Tistel
3. Tabung / Corong Tistel selanjutnya diisi dengan larutan gula 20 % sampai batas
reservoirnya. Lalu masukkan tabung / corong tistel ke dalam air yang terdapat
dalam gelas kimia, aturlah sampai permukaan kedua cairan ( larutan gula dalam
tabung tistel dan air dalam gelas kimia ) sama tinggi. Kedudukan tabung tistel
dapat dipertahankan dengan statif dan klem ( lihat gambar )
Corong tistel
selofan
Gambar Osmometer
4. Biarkan beberapa menit, catat tinggi larutan dalam tabung tistel sekarang
5. Ulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan CuSO4 20 %
Hasil Pengamatan
No. Percobaan Tinggi Larutan (cm)
1 Larutan Gula …………………….
2 Larutan CuSO4 ……………………..
Pertanyaan
1. Suatu larutan non elektrolit pada suhu 27 oC mempunyai tekanan osmosis sebesar
1,2 atmosfir. Bila larutan tersebut dari 1,5 gram zat yang terdapat dalam 250 mL
larutan, berapakah massa molekul relatif zat tersebut ( R : 0,082 L.atm. mol-1 K-1)
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. Suatu larutan bersifat Isotonik terhadap larutan gula yang mempunyai tekan osmosis
190 mmHg. Berapa gram zat ( Mr : 60 ) yang ada dalam 100 mL larutan itu.
( R : 0,082 L.atm. mol-1.K-1 )
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Tujuan:
1. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
2. Pengaruh logam lain terhadap korosi
3. Pengaruh listrik terahadap korosi besi.
Tugas A
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi Besi.
Alat dan Bahan :
Cara Kerja :
1. Siapkan empat buah tabung reaksi bersih, dan isilah masing-masing tabung
dengan tabung dengan sebuah paku yang telah dibersihkan dengan amplas.
Masing-masing tabung diberi label 1, 2, 3, dan 4.
2. Ke dalam tabung 1 masukkan beberapa butir Kalsium Klorida (CaCl 2) kering
dan tutup rapat menggunakan penutup gabus atau karet. (CaCl 2 kering /anhidrat
bersifat higroskopis / menyerap uap air)
3. Isilah tabung 2 dengan air suling sehingga paku terendam. Panaskan tabung
reaksi 2 menggunakan pembakar spirtus hingga mendidih selama 1 menit. Untuk
mengusir udara bubuhkan satu tetes minyak tanah pada permukaan air. Tutup
rapat tabung menggunakan tutup gabus atau karet.
4. Masukkan air suling ke dalam tabung reaksi ke 3 hingga paku terendam
setengahnya. Biarkan tabung reaksi terbuka tanpa tutup.
5. Ke dalam tabung reaksi ke 4 masukkan larutan garam dapur (NaCl) hingga paku
terendam setengahnya. Biarkan terbuka tanpa tutup.
6. Biarkan ke empat tabung reaksi selama satu malam.
7. Setelah satu malam, periksalah apa yang terjadi pada masing-masing paku, dan
catat hasil pengamatannya.
Hasil Pengamatan :
Yang Diamati Pengamatan
Paku 1 ……………………….
Paku 2 ………………………..
Paku 3 ……………………….
Paku 4 ……………………….
Tugas B
Pengaruh Logam lain Trehadap Korosi
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Ukuran / satuan Jumlah
Tabung reaksi Biasa 4 /1
Cawan Petri - 5
Gelas Kimia 1000 mL 1
Paku Besi 5 cm 5
Amplas - 1 lembar
Pita Magnesium 5 cm 4
Lempeng Seng - -
Lempeng Tembaga - -
Kawat Timah - -
Agar-agar Serbuk 6 gram
Larutan K3Fe (CN)6 5% 50 mL
Larutan NaOH - 5 mL
Larutan garam Besi (III) - 5 mL
Larutan garam besi (II) - 5 mL
Larutan garam seng - 5 gram
Kristal NaCl - 15 gram
Larutan Fenoltalein 2% 5 mL
Pengaduk kaca panjang 1
Alat pembakar,kasa - 1 set
Neraca - 1
Silinder ukur 25 mL 1
Cara Kerja :
1. Percobaan pendahuluan, percobaan ini diperlukan untuk menafsirkan hasil-hasil
percobaan selanjutnya.
a. Tambahkan larutan Fe+2 dan larutan Fe+3 masing-masing ke dalam larutan
K3Fe(CN)6 di dalam dua tabung reaksi yang berlainan. Amati dan catat
pengamatan Anda.
b. Tambahkan larutan Zn+2 ke dalam tabung reaksi berisi K3Fe(CN)6. Catat
Pengamatan Anda.
c. Tambahkan larutan Fenoltalein ke dalam larutan yang bersifat basa. Catat
pengamatan Anda.
2. Letakkan sebatang paku bersih ke dalam cawan Petri. Tuangkan larutan agar-
agar yang suam-suam kuku dan mengandung NaCl, K 3Fe(CN)6 dan Fenoltalein
sampai menutupi paku.Catat hasil yang terlihat setelah beberapa menit dan
setelah beberapa jam.
3. Ambil cawan Petri dan 5 paku besi, lilitkan sepotong pita magnesium erat-erat
pada paku 1, letakkan pasangan logam itu dalam cawan Petri. Lilitkan lempeng-
lempeng logam lain pada paku yang lain dan letakkan dalam cawan Petri.
Catatan :
Larutan agar-agar dibuat sebagai berikut:
Tambahkan 6 gram agar-agar dan 15 gram NaCl dalam 500 mL air dan panaskan
sampai larut semuanya. Tambahkan 10 mL larutan K3Fe(CN)6 5% dan 4 mL larutan
Fenoltalein. Larutan agar-agar hendaknya dibiarkan agar suhunya turun sampai
hampir suhu kamar sebelum dituangkan ke dalam cawan-cawan Petri.
Hasil pengamatan :
1. Percobaan pendahuluan.
Pertanyaan :
1. Sebutkan logam yang bertindak sebagai anoda dan logam yang bertindak
sebagai katoda pada percobaan di atas.
2. Dengan menggunakan dasar potensial elektroda. Apakah hasil pengamatan
pada percobaan di atas sesuai dengan yang diharapkan ? Jelaskan !
3. Logam manakah yang dapat melindungi dan logam mana yang mempercepat
korosi besi ? apakah logam itu mempunyai potensial elektroda lebih positif atau
lebih negatif dari pada besi ?
Cara Kerja :
Isilah 3 tabung U dengan air sampai penuh. Bubuhkan Fenoltalein dan K3Fe(CN)6
ke dalam masing-masing tabung U . Susunlah alat – alat seperti gambar berikut :
+ – + –
Fe C C Fe Fe C
1 2 3
Hasil Pengamatan :
No Bahan Pengamatan
1 Paku dihubungkan dengan kutub positif dan
karbon dihubungkan dengan kutub negatif. …………………………
2 Paku dihubungkan dengan kutub negatif dan
karbon dihubungkan dengan kutub positif. ………………………..
3 Paku dan karbon tidak dihubungkan dengan
sumber arus. ………………………….
Pertanyaan :
1. Jelaskan hasil pengamatan di atas dan simpulkan.
2. Diskusikan dengan kelompok Anda. Faktor-faKtor apa saja yang mempengaruhi
korosi dan bagaimana cara pencegahannya.
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda dalam diskusi kelas.
Tujuan :
Mengetahui adanya reaksi redoks yang spontan dan menetukan besarnya potensial sel.
Cara Kerja :
1. Buatlah jembatan garam dengan cara mengisi pipa U dengan campuran NH 4Cl
dan agar-agar dalam keadaan panas. Diamkan sampai menggumpal.Catatan :
Jembatan Garam juga dapat dibuat dengan kertas tisu yang basahi dengan
larutan elektrolit, misalnya NH4Cl.
2. Masukkan 100 mL larutan ZnSO 4 0,5 M ke dalam gelas kimia dan celupkan
sebatang lempeng Zn. Gelas ini merupakan setengah sel.
Zn (s ) → Zn+2 (aq) ( 0,5 M)
3. Masukkan 100 mL larutan CuSO 4 0,5 M ke dalam gelas kimia lain dan celupkan
sebatang lempeng tembaga. Gelas ini merupakan setengah sel Cu (s) → Cu +2
(aq) ( 0,5 M )
4. Hubungkan lempeng seng dengan kutub negatif Voltameter dan hubungkan
lempeng tembaga dengan kutub positif Voltameter. ( Seperti gambar ) Amati
perubahan jarum pada Voltameter. Berapakah potensial tersebut ? Berlangsung-
kah reaksi sel tersebut ?
Zn Cu
ZnSO4 CuSO4
0,5 M 0,5 M
NH4Cl
Hasil Pengamatan :
Zn+2
Cu+2
Mg+2
Al+3
Fe+2
Pertanyaan :
1. Dari data tabel di atas urutkan besarnya Eo sel dan tuliskan persamaan reaksinya.
2. Diskusikan dengan teman Anda hasil percobaan ini.
Cara kerja :
1. Siapkan tabung U, masukkan laruran KI 0,5 M ke dalam kurang lebih 1 cm dari
permukaan tabung.
2. Celupkan pada kedua mulut tabung U elektroda karbon dan aliri dengan arus
listrik searah.
C C
Lart. KI
Hasil Pengamatan :
Elektroda Pengamatan
- Kegiatan 1.
Pada anoda terjadi …………………………
Pada katoda terjadi ………………………….
- Larutan di katoda
Ditambah PP ………………………….
Ditambah FeCl3 …………………………..
- Larutan di anoda
Ditambah amilum ………………………….
2. Anoda
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Cara Kerja
1. Bersihkan kawat Nikrom dengan cara mencelupkan ke dalam larutan asam
klorida pekat, kemudian panaskan kawat itu dalam nyala api.
2. Ulangi langkah 1 di atas sampai kawat Nikrom tidak menghasilkan warna lain
dalam nyala api. ( kawat bersih tidak mengubah warna nyala )
3. Selanjutnya celupkan kawat nikrom tersebut ke dalam garam LiCl pekat dan
amati warna nyala yang ditimbulkan.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk memeriksa warna nyala larutan pekat NaCl,
KCl, SrCl2, MgCl2, CaCl2, dan BaCl2.
Hasil Pengamatan
Kesimpulan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Tujuan :
Mengetahui daya pengoksidasi dan pereduksi dari halogen.
Alat dan Bahan
Cara Kerja :
Kegiatan I
Ca(OCl)2 air
HCl
2M
+ –
50 mL KBr 2 M
Pembuatan larutan 2
Larutan 1,27 gram kristal Iodium dalam 100 mL dan tambahkan 2,0 gram KI, encerkan
hingga 100 mL
Kegiatan 2
Reaksi antara Halogen dengan halida
Warna Halogen pada CCl4
Cara Kerja
1. Isi 3 tabung reaksi masing-masing dengan 20 tetes, tabung ( 1) larutan Cl2, tabung
(2) larutan Br2, tabung (3) larutan I2.
2. Kemudian tambahkan masing-masing 20 tetes larutan CCl 4 . Dan amati apa yang
terjadi
2 Br2 ………………………….
Br2 + CCl4 ………………………….
3 I2 …………………………..
I2 + CCl4 …………………………..
Reaksi yang
Warna Warna dalam
No. Zat yang direaksikan terjadi ( + )
Campuran CCl4
atau ( - )
1 Cl2 + NaCl …………… …………….. …………..
Br2 + NaCl …………… …………….. …………..
I2 + NaCl …………… …………….. …………..
Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi
2. Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas.
Tujuan :
Siswa memahami proses pengolahan logam tembaga dan proses elektrolisis
Cara Kerja
1. Rangkailah alat seperti gambar di bawah ini.
Cu CuSO4
0,5 M
Catatan :
Tembaga harus di amplas terlebih dahulu
Hasil Pengamatan
No. Elektroda Hasil Pengamatan
1 Katoda ( Cu) …………………………….
2 Massa Cu sebelum percobaan ……………………………..
3 Massa Cu sesudah Percobaan …………………………….
………………………………
………………………………
4 Anoda ( C ) ……………………………..
5 Massa C sesbelum percobaan ………………………………
6 Massa C sesudah percobaan ………………………………
………………………………
………………………………
Pertanyaan :
1. Bandingkan massa elektroda sebelum dan sesudah elektrolisis.
2. Tuliskan reaksi elektrolisisnya
3. Buatlah kesimpulan dari kegiatan di atas.
Purba, Michael. 2000. Kimia 2000 SMU Kelas 3A. Jakarta: Erlangga
Tim Penulis. 2003. Terampil Menguasai dan Menerapkan Konsep Kimia 3A.
Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tim Penulis Kimia. 2002. Kimia SMU Kelas 3. Bandung: Remaja Rosdakarya.