Anda di halaman 1dari 27

SIFAT KOLIGATIF adalah

sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat


terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama
dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun
konsentrasi keduanya sama.(Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion).
KONSENTRASI LARUTAN

PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH

KENAIKAN TITIK DIDIH

PENURUNAN TITIK BEKU

TEKANAN OSMOTIK

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT


KONSENTRASI LARUTAN
Ada 3 cara untuk menyatakan konsentrasi larutan, yaitu
melalui Konsentrasi Molar, Konsentrasi Molal dan Fraksi Mol.

Konsentrasi MOLAR
Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Satuan kemolaran adalah mol L-1

n
M
V Keterangan :
M = Kemolaran
n = Jumlah mol zat terlarut
gr 1000 V = Volum larutan (dalam liter)
M x
Mr mL
Jika dalam 500 mL larutan terdapat 6 gram urea (Mr =60), maka
molaritas larutan adalah :

Jawab :

6 1000
M x
60 500
gr 1000
M x 6000
Mr mL 0,2 mol L-1

30000
Konsentrasi MOLAL

Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol (n) zat


terlarut dalam 1 kg (=1000 g) pelarut. Oleh karena itu,
kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1

n
m
p Keterangan :
m = Kemolalan larutan
n = Jumlah mol zat terlarut
gr 1000 p = masa pelarut (dalam kg)
m x
Mr masa pelarut (gr)
Berapakah kemolalan larutan glukosa yang mengandung 12% masa
glukosa (Mr = 180)?

Jawab :
Glukosa 12% = 12/100 x 100 gram = 12 gram. gr 1000
Dan air (pelarut) = (100 12) = 88 gram. m x
Mr masa pelarut (gr)

12 1000
m x PENTING :
180 88 Untuk mendapatkan masa pelarut air
yg tdk diketahui, kita harus selalu
memasukkan 100 dikurang gr larutan.
12000
0,79 mol kg -1
15840
Fraksi Mol

Fraksi mol (X) adalah suatu besaran konsentrasi larutan


yang menyatakan perbandingan mol zat terlarut atau
zat pelarut menyatakan perbandingan mol (n) zat
terlarut atau n pelarut dengan n total larutan (terlarut +
pelarut)
n terlarut
X terlarut =
n terlarut + n pelarut
n pelarut X terlarut + X pelarut = 1
X pelarut =
n terlarut + n pelarut

Kembali ke MENU
Hitunglah fraksi mol urea dalam larutan urea 20% (Mr = 60).

Jawab :
Angka 18 didapat dari Mr nya AIR
Urea 20% = 20/100 x 100 gram = 20 gram.
Air (pelarut) = (100 20) = 80 gram.
20
Jumlah mol urea 0,33 mol
60
80
Jumlah mol air 4,44 mol
18

Ditanya fraksi mol UREA


0,33
X urea 0,069
(4,44 0,33)
PENURUNAN TEKANAN UAP
JENUH
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai
tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan
uap jenuhnya pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya.
Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut,
sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Tampilan mikroskopis dari gerakan
molekul uap air pada permukaan air
murni.

Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana tekanan uap air


dipengaruhi oleh penambahan zat terlarut yang sukar menguap ( non volatile
solute)

air murni
larutan NaCl 1,0 M menghasilkan
ion Na+ (biru) dan ion Cl- (hijau)
yang terlarut dalam air
Francois Marie Raoult mengemukakan bahwa:
tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu
dalam larutan, dengan hubungan sebagai berikut.

PA = tekanan uap komponen A


PA = XA x PoA XA = fraksi mol komponen
P0A = tekanan uap A murni

Untuk menentukan tekanan uap larutan dapat menggunakan rumus berikut :

Plarutan = Xpelarut x Popelarut


Selisih antara tekanan uap pelarut dengan tekanan uap larutan disebut penurunan
tekanan uap (P). Dapat digunakan rumus sebagai berikut :

P = Xter x Po

Kembali ke MENU
Menurut RAOULT:
p = p . XB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
p = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas
menjadi :

p = p (1 - XA) P = penurunan tekanan uap


jenuh pelarut
p = p- p. XA p = p. XA p = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
p- p = p. XA
Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)

Plarutan = Xpelarut x Popelarut


kita hitung dulu Xpel (fraksi mol) nya !!! Jadi tekanan uap glukosa :
Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 gram.
Air (pelarut) = (100 18) = 82 gram. Plarutan = Xpelarut x Popelarut
18
Jumlah mol glukosa 0,1 mol
180 Plarutan = 0,978 x 760
82
Jumlah mol air 4,55 mol = 743,28 mmHg
18
4,55
X pel 0,978
(4,55 0,1)

Peringatan : perlu diingat bahwa air adalah pelarut dan glukosa adalah larutan
KENAIKAN TITIK DIDIH (Tb)
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di
permukaan. Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan di permukaan.

Suatu pelarut jika di + zat terlarut titik didih akan naik


Besarnya kenaikan titik didih ~ konsentrasi molal ( m )
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut murni
Kb = tetapan kenaikan titik didih

gr 1000
atau bisa juga
Tb Kb
Tb = m x Kb pakai rumus
yang Mr p

Kembali ke MENU
Tentukan titik didih larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 500
gram air. (Dik :Kb air = 0,52oC)

INGAT kita menghitung Tb bukan Tb .


Tb = Tb larutan Tb pelarut atau Tb larutan = Tb + Tb pelarut .

Jadi kita hitung dulu Tb = m x Kb Terus kita hitung Tb larutan

Tb
gr 1000
Kb Tb larutan = Tb + Tb pelarut
mr p
Tb pelarut
Tb larutan = 0,104 + 100 (ketetapan)
18 1000
Tb 0,52o C Liat tabel
180 500
= 100,104oC Ketetapan Tb dan Tf
0,104o C
PENURUNAN TITIK BEKU (Tf)
Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatnya.

Suatu pelarut jk di + zat terlarut titik bekunya akan turun


Besarnya penurunan titik beku ~ konsentrasi molal ( m )
Tf = titik beku pelarut murni titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku

gr 1000
Tf = m x Kf Atau Tf Mr p K f

Kembali ke MENU
Diagram fasa P T yg menyatakan hubungan P, Tb dan Tf

P(atm)
Padat
C C D D

Cair

T Gas
A Tb
f
T(oC)
0oC 100oC
Tentukan titik beku larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam
500 gram air. (Dik :Kf air = 1,86oC)

Tf = Tf pelarut Tf larutan atau Tf larutan = Tf pelarut - Tf

Jadi kita hitung dulu Tf = m x Kf Terus kita hitung Tf larutan

Tf larutan = Tf pelarut - Tf
gr 1000
Tf Kf
mr p Tf pelarut
(ketetapan)
Tf larutan = 0 0,372 Liat tabel
18 1000
Tf 1,86o C Ketetapan Tb dan Tf
180 500 = 0,372oC
0,372o C
Tabel :
Ketetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dan tetapan penurunan titik beku molal (Kf)
dari beberapa pelarut.

Pelarut Tb (oC) Kb (oC.m-1) Tf (oC) Kf (oC.m-1)

Air 100 0,52 0 1,86

Benzena 80,10 2,53 5,53 5,12

Kamper 207,42 5,61 179,8 39,7

Fenol 181,75 3,56 40,90 7,40

Nitro Benzena 210,80 5,24 5,7 7,00


TEKANAN OSMOTIK

Osmosis adalah
proses berpindahnya pelarut dari larutan yg lebih encer
ke larutan pekat melalui membran semipermeabel (
hanya dapat dilalui oleh pelarut.

Tekanan osmotik adalah tekanan yg diperlukan utk


menghentikan aliran dari pelarut murni ke dlm larutan

Alat yg digunakan utk mengukur besarnya tekanan


osmotik adalah osmometer
Menurut J.H.Vant Hoff , tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat
dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu :

V = nRT = MRT

Atau = tekanan osmotik


V = volum larutan (dalam liter)
n = jumlah mol zat terlarut
n T = suhu absolut larutan (suhu kelvin)
RT R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
V
Hitunglah tekanan osmotik dari 500 mL larutan yang
mengandung 9 gram glukosa (Mr = 180) pada suhu 27oC .

Dik : R = 0,08
T = 27oC = 300oK

gr 1000
R T
mr p
= MRT 9 1000
0,08 300
180 500
2,4 atm
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.

Larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai


kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan
larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang
lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Dari teori ion Svante August Arrhenius dikemukakan bahwa larutan


asam, basa ataupun garam termasuk larutan elektrolit.
Larutan elektrolit yaitu larutan yg dapat terionisasi atau terurai menjadi ion
ion. Dan akibat peruraian itu maka dapat mengakibatkan bertambahnya
jumlah partikel

Untuk mengoreksi hukum agar sesuai untuk larutan elektrolit, Jacobus


Henricus Vant Hoff menerangkan bahwa hukum Roult harus dikalikan dengan
suatu faktor sebesar ( 1 + ( n 1 ) ) atau diberi lambang i dan disebut faktor
Vant Hoff

Attention
Jumlah mol zat terion isasi
n = jumlah ion
= derajad ionisasi Jumlah mol zat yg dilarutkan
Hubungan harga i dengan persen ionisasi (derajat ionisasi) adalah sebagai
berikut :

n = jumlah ion
Misal : CaCl2(n = 3) i = 1 + (n 1)
: KCl (n = 2)
: FeCl3 (n = 4)

Rumus Sifat Koligatif Larutan Elektrolit :


Tb = m x Kb x i
Tf = m x Kf x i
= MRT x i
Ket : sama seperti rumus-rumus sebelumnya tadi, hanya saja tinggal dikali i

Anda mungkin juga menyukai