Dosen Pendamping :
Ni Luh Putu Ananda Saraswati, S.Si., M.Si.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan kelarutan kristal asam oksalat pada berbagai macam suhu
b. Menentukan kalor pelarutan diferensial kristal asam oksalat
2 Air dimasukkan kurang lebih sepertiga dari sisi tabung A (50 mL) dan dipanaskan
sampai suhu kurang lebih 60˚C
3 selanjutnya Kristal dilarutkan ke dalam tabung tersebut hingga larutan menjadi jenuh
yang ditandai sampai zat tersebut tidak larut lagi atau ditandai dengan adanya endapan.
4 Tabung yang berisi larutan jenuh (tabung A) didinginkan sampai pada suhu kurang
lebih 50 ˚C. Kemudian larutan tersebut diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan
kedalam labu ukur dengan kapasitas 100 ml.
5 Larutan dalam labu ukur diencerkan dengan menambahkan 90 ml aquades atau sampai
pada tanda batas. Pengenceran ini dilakukan sebanyak dua kali dengan mengambil 10
ml larutan yang telah diencerkan dan diencerkan kembali menggunakan labu ukur
dengan kapasitas yang sama.
6 Larutan yang sudah diecerkan tersebut diambil kembali yaitu sebanyak 10 ml untuk
dilakukannya proses titrasi.
8 Keempat larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH yang sebelumnya sudah
diencerkan sebnayak 50 ml NaOH dengan 200 ml aquades dan metil merah sebagai
indikatornya.
V. DATA PENGAMATAN
No. Temperatur (K) Volume Volume titrasi Volume titrasi
H2C2O4 rata-rata
1 323,15 10 mL V1 = 3 mL 3 mL
V2 = 3 mL
2 313,15 25 mL V1 = 8,9 mL 8,75 mL
V2 = 8,6 mL
3 305,15 25 mL V1 = 10,3 mL 10,3 mL
V2 = -
Suhu 40oC
a. Konsentrasi asam oksalat saat titrasi
MH2C2O6 . V H2C2O6 . a = MNaOH . VNaOH . b
MH2C2O6 . 25 mL . 2 = 0,1 M . 8,75 mL . 1
0,1 M . 8,75 mL . 1
MH2C2O6 = 25 mL . 2
MH2C2O6 = 0,0175 M
Suhu 32oC
a. Konsentrasi asam oksalat saat titrasi
MH2C2O6 . V H2C2O6 . a = MNaOH . VNaOH . b
MH2C2O6 . 25 mL . 2 = 0,1 M . 10,3 mL . 1
0,1 M . 10,3 mL . 1
MH2C2O6 = 25 mL . 2
MH2C2O6 = 0,0206 M
S = 259,5 gram/L
(40-50) oC
𝑆2 ∆H 𝑇2−𝑇1
ln 𝑆1 = [ ]
𝑅 𝑇2 . 𝑇1
189,0 ∆H 50−40
ln 220,5 = 𝐽 [50 . ]
8,314 40
𝑚𝑜𝑙
∆H
ln 0,8571 = 𝐽 0,005
8,314
𝑚𝑜𝑙
∆H .0,005
- 0,1542 = 𝐽
8,314
𝑚𝑜𝑙
∆H = - 256,4049 J/mol
3. Buat kurva logaritma kelarutan terhadap 1/T dan tentukan kalor pelarutan dari
grafik tersebut
No. Temperatur (K) Molalitas (mol/kg) Log m 1/T
1 323,15 1,5 0,17609 0,00309
2 313,15 1,75 0,24303 0,00319
3 305,15 2,06 0,31386 0,00327
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,00305 0,0031 0,00315 0,0032 0,00325 0,0033
y = 761,51x - 2,1798
∆𝐻𝐷𝑆
− 2,303 . = gradien
𝑅
∆𝐻𝐷𝑆
− 𝐽 = 761,51
2,303 . 8,314 .
𝑚𝑜𝑙.𝐾
∆𝐻DS = - 14751 J/mol.K = -14,751 kJ/mol
VII. PEMBAHASAN
(Terlampir)
VIII. KESIMPULAN
a. Dari percobaan ini maka didapat kelarutan kristal asam oksalat (H2C2O4 .
2H2O) melalui perhitungan sebagaai berikut :
Pada temperatur 50oC = 189 gram/L
Pada temperatur 40oC = 220,5 gram/L
Pada temperatur 32oC = 259,5 gram/L
b. Dari percobaan ini juga didapat kalor pelarutan diferensial kristal asam
oksalat (H2C2O4 . 2H2O) sebesar -14,751 kJ/mol. Yang artinya berlangsung
secara eksoterm.
DAFTAR PUSTAKA
Ismarwanto, Hoedjino. 1990. Diktat Kuliah Kimia Analisa Bagian 1. Surabaya : FTI ITS.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.