A. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi senyawa organik padatan unknown melalui sifat-sifat
fisika dan uji gugus fungsional.
2. Untuk menyimpulkan nama dan struktur senyawa organik padatan tersebut.
B. Dasar Teori
Senyawa –senyawa kimia di alam ini berlimpah jumlah dan jenisnya. Untuk
mempermudah mempelajari sifat-sifatnya, diperlukan suatu tahap identifikasi. Pada
senyawa organik, identifikasi senyawa-senyawnya bisa dilakukan dengan uji secara kimia
terutama pada gugus-gugus fungsionalnya. Metode –metode spektroskopi modern seperti
resonansi magnet inti (RMI), spektroskopi massa, inframerah, ultraviolet sekarang
digunakan secara intensif untuk analisis gugus fungsional, tetapi uji analisis kimia klasik
masih memegang peranan penting bila ada masalah atau kebingungan dalam interpretasi
spectra (Muderawan, 2008). Identifikasi senyawa organik bisa dilakukan dengan
penentuan sifat fisika, analisis unsure penyusun senyawa organik dan deteksi gugus
fungsional.
Identifikasi gugus fungsional dengan uji kimia yang karakteristik memegang
peranan penting dalam identifikasi suatu senyawa organik yang belum diketahui.
Penentuan gugus fungsional yang benar akan memudahkan identifikasi selanjutnya
(Muderawan dkk, 2006). Secara umum, prosedur yang digunakan dalam idenifikasi
senyawa organik yang belum diketahui adalah sebagai berikut :
1
Menentukan konsanta Uji terhadap gugus Menentukan kandungan
fisis fungsi yang spesifik unsur-unsur
2
dimasukkan ke dalam pipa kapiler tersebut. Untuk memasukkan zat ini, letakkanlah
kristal yang telah dihaluskan pada gelas arloji dan ujung kapiler yang terbuka didorong
kea rah serbuk tersebut. Selanjutnya pipa kapiler dijatuhkan beberapa kali melalui tabung
gelas yang diletakkan bertikal. Cara ini dapat dilakukan beberapa kali sehingga diperoleh
ketinggian bahan dalam pipa kapiler kira-kira 2-4 nm.
3
Pereaksi Fehling mengandung kompleks Cu2+ dan ion tartrat. Terjadinya oksidasi
aldehida ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata dari Cu 2O (Deni
Pranowo, 2006). Reaksinya adalah sebagai berikut :
R – CHO + 2Cu 2+ + 5OH- → R-COO- (anion asam) + Cu2O (endapan merah bata) +
3H2O
Pereaksi Tollen adalah larutan Ag2O dalam ammonia. Pereaksi ini dibuat dengan
melarutkan garam AgNO3 ke dalam larutan NaOH berlebih sehingga terbentuk endapan
Ag2O, dengan reaksi :
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) → Ag2O (s) + H2O (l) + 2NaNO3 (aq)
Endapan yang terbentuk selanjutnya disaring dan ditambah NH3 lagi sehingga
Ag2O larut kembali membentuk senyawa kompleks dengan reaksi :
Ag2O(s) + H2O(l) + 4NH3 → 2(Ag(NH3)2)OH (diaminoperakhidroksida)
Reaksi di atas merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, jika direaksikan
dengan suatu reduktor maka Ag2O akan direduksi kembali menjadi Ag (cermin perak).
Aldehida menunjukkan uji positif terhadap pereaksi Tollen, ditandai dengan terbentuknya
endapan putih mengkilap dan perak (cermin perak)
R – CHO + 2Ag(NH 3)2+ + 2OH- → R-COO- (anion asam) + 2Ag (cermin perak) + H 2O
+ 4NH3
4
kuning yang merupakan senyawa keturunan 2,4-DNP. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Uji iodoform biasa digunakan untuk mengetahui apakah suatu senyawa memiliki
struktur metil keton. Uji iodoform merupakan pereaksi yang terdiri dari iodine dan
kalium hidroksida (kalium hipoiodit).
Reaksi – reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
R – CO – CH3 + 3KIO → R – CO – CI3 + KOH
R – CO – CI3+ NaOH → R – COO – Na + CHI3 (endapan kuning)
5
karboksilat dengan alkohol. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat pekat.
Terbentuknya ester bisa diidentifikasi dengan munculnya aroma buah-buahan setelah
senyawa asam karboksilat yang ditambahkan dengan alkohol dipanaskan dan
menggunakan H2SO4 pekat sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CCl
Etena(tak berwarna) + Br2(merah-coklat) 4 Br-CH2-CH2-Br(tak berwarna)
6
Untuk tes Baeyer, KMnO4 yang digunakan akan mengoksidasi alkena menjadi
visinal diol pada suhu kamar. Pada reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari
KMnO4 berubah menjadi coklat dan menghasilkan endapan coklat MnO2.
Etena(tak berwarna ) + 2 MnO4(violet) + 4 H2O HO-CH 2-CH2-OH(tak berwarna ) + 2
MnO2(coklat) + 2 OH-
Alat Bahan
Pipa kapiler Senyawa sampel padat unknown no 1
dan 7
Balok logam Larutan KMnO4 alkalis
Termometer CCl4
Pemanas/hitter Larutan 5% Br2
Pemanas Bunsen Alkohol
Tabung Thiele FeCl3
Tabung reaksi Fehling A dan Fehling B
Neraca Analitik Larutan HCl encer
Gelas ukur 10 mL 2,4 DNP
Kaca arloji Larutan Iod dalam KI
Spatula NaOH
Gelas kimia 100 mL NaHCO3
Gelas kimia 200 mL
Gelas kimia 500 mL
Gelas ukur 25 mL
Pipa kapiler
Balok logam
7
Erlenmeyer
Batang pengaduk
Corong
8
secara perlahan – lahan dengan
kenaikan temperature 1- 2o tiap
menit.
4 Bila menggunakan blok logam,
pipa kapiler tidak perlu
diikatkan pada thermometer,
tinggal dimasukkan pada
lubang yang sesuai
5 Catat temperature dimana zat Sampel zat pada unknown
mulai meleleh dan temperature meleleh pada suhu 79oC.
dimana zat tepat meleleh.
Trayek tidak boleh lebih dari
1oC.
2. Tes Ketidakjenuhan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Gambar
a. Tes Baeyer
1 Sedikit zat padat unknown Zat padat unknown
dalam etanol ditambahkan semula berwarna
larutan KMnO4 alkalis tetes putih
demi tetes sambil dikocok zat cair setelah
dilarutkan dengan
etanol tidak melarut KMnO4
secara sempurna
2 Bila warna larutan KMnO4 Setelah ditetesi KMnO4,
memudar, berarti positif warna KMnO4 tidak
adanya ikatan tidak jenuh memudar, berarti dalam zat
padat unknown tidak ada
ikatan tidak jenuh
3
b. Tes Bromin
1 dilarutkan sedikit zat padat Setelah ditambah CCl4
sampel unknown no 1 dan 7 larutan/zat berwarna kuning
dalam CCl4 dan tambahkan Ditambah 5% Br2, larutan
9
larutan 5% Br2 dalam CCl4 tetap berwarna kuning dan
tetes demi tetes sambil tidak berubah warna
dikocok
2 Bila warna coklat berubah Setelah ditambah Br2 dan
menjadi tak berwarna, berarti dikocok, warna
positif ada ikatan tidak jenuh coklat/kuning pada larutan
tidak berubah, berarti sampel
zat padat unknown no 1 dan
7 tidak ada ikatan tidak
jenuh
3. Tes Asap
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Gambar
1 ditaruh sedikit senyawa - sampel unknown 1
unknown (sampel 1,7) pada dan 7 berwarna
spatula, panaskan pada nyala putih dan berupa
Bunsen dalam lemari asam serbuk
- setelah dipanaskan
mengeluarkan asap
hitam
2 Terbentuknya asap Sampel unknown 1 dan 7
menunjukkan adanya senyawa merupakan senyawa
aromatis aromatis, karena setelah
dipanaskan menghasilkan
asap warna hitam.
10
gelembung gas
2 Munculnya gelembung- Sampel zat padat unknown
gelembung gas menunjukkan tidak mengandung gugus
adanya gugus karboksil kaboksil
5. Mendeteksi Keton
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Gambar
a. Tes DNP
1 Sedikit sampel zat padat Sampel zat padat
unknown dilarutkan dalam berwarna putih.
HCl encer, kemudian Ditambah HCL,
ditambah larutan 2,4 warna larutan menjadi
dinitrofenilhidrazin bening
Ditambah 2,4 – DNP
larutan menjadi
oranye
2 Kocok campuran tersebut Larutan berwarna oranye
3 Bila ada endapan berarti Terbentuk endapan
positif adanya gugus keton (positif adanya gugus
atau aldehid keton atau aldehid pada
sampel zat padat
unknown)
.b. Tes Iodoform
1 dibuat larutan Iod dalam KI Setelah ditimbang didapat
(0,25 gram I2, 0,5 gram KI I2 dengan berat 0,2513
dalam 2 mL air) gram dan 0,509 gram KI
yang dilarutkan dalam 2
mL air. Warna larutan
merah kehitaman
2 Sedikit sampel zat padat Sampel zat padat unknown
unknown ditambahkan ke setelah ditambah NaOH
dalam 2 mL larutan NaOH 10%, larutan menjadi
10% berwarna merah
kecoklatan
11
3 ditambahkan sedikit demi Larutan berwarna kuning
sedikit larutan Iod dalam KI kecoklatan
4 Bila positif adanya keton, - warna coklat tidak
maka warna coklat akan menghilang
hilang dan terbentuk - tidak terbentuk
endapan iodoform yang endapan iodoform
berwana kuning - sampel zat padat
unknown tidak
mengandung gugus
keton
Fehling B
12
Campuran Fehling A
dan B
2 Ditambahkan sedikit zat dan Zat yang digunakan
panaskan dalam penangas adalah sampel unknwn
air 1 dan 7.
13
anggur berarti positif adanya ungu menunjukan
gugus fenol adanya gugus fenolat.
E. Pembahasan
E.1 Menentukan Titik Leleh
Pada penentuan titik leleh ini, sampel yang digunakan adalah sampel padat
unknown no 1 dan 7. Hasil percobaan, menyatakan bahwa sampel padat unkwon mulai
meleleh pada suhu 78OC dan meleleh seluruhnya pada suhu 79oC. ini berarti titik leleh
sampel padat unkwon adalah 79oC.
E. 2 Tes Ketidakjenuhan
Mendeteksi ketidakjenuhan atau kandungan ikatan rangkap suatu senyawa
organik bisa dilakukan dengan dua cara Tes Baeyer dan Tes Bromin. Sampel yang
digunakan adalah sampel padat unknown nomor 1 dan 7. Untuk tes Baeyer, sampel
unknown dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol. Kemudian diteteskan larutan Baeyer
(KmnO4 alkalis) sambil dikocok. Hasilnya warna KmnO4 tidak memudar. Tidak
memudarnya warna KmnO4 menandakan bahwa pada sampel padat unknown tidak
mengandung ikatan rangkap atau ketidakjenuhan.
Kemudian untuk Tes Bromin, sampel padat unknown dilarutkan terlebih dahulu
dalam CCl4. Setelah itu ditambahkan Br2 tetes demi tetes sambil dikocok. Ketika
dilarutkan dalam CCl4, menghasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan. Namun
setelah diteteskan Br2 warna kuning kecoklatan itu tidak mengalami perubahan warna.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada sampel padat unknown tidak mengandung
ikatan rangkap atau ketidakjenuhan.
14
dan sulit untuk dioksidasi. Oleh karena itu, ketika proses pemanasan atau pembakaran
dari sampel unknown timbul asap hitam, karena terjadi proses pembakaran yang tidak
sempurna sebagai akibat dari adanya cincin benzena yang stabil dan sulit dioksidasi. Jadi
dapat disimpulkan pada sampel unknown mengandung cincin benzene (aromatis).
NO 2
NO 2
2,4 - dinitrofenilhidrazin
15
padat unknown no 1 dan 7. Sebelum ditambahkan larutan Iod, sampel terlebih dahulu
dilarutkan ke dalam larutan NaOH 10%., warna zat menjadi merah kecoklatan Setelah itu
ditambahkan tetes demi tetes larutan Iod. Hasilnya warna coklat tidak menghilang dan
tidak terbentuk endapan berwarna kuning. Berarti sampel tidak mengandung gugus keton.
Secara singkat, berikut adalah rumusan hasil tes senyawa sampel unknown padat
no 1 dan7 :
No Jenis Tes Hasil
1 Penentuan Titik Leleh 79oC
2 Tes Ketidakjenuhan Negatif
3 Tes Asap Positif
16
4 Tes NaHCO3 Negatif
5 Tes DNP Positif
6 Tes iodoform Negatif
7 Tes Aldehida Positif
8 Tes Fenolat Positif
17
12 Fluoro biphenyl 74
13 Kloro biphenyl 77
14 Dibromo biphenyl 81
15 Fluoroenone 83
16 p- klorobenzophenone 78
17 p – bromobenzophenone 82
18 dipropil keton 75
19 p – iodobenzaldehid 78
20 p – dimetilamino benzaldehid 74
21 m – nitroasetophenon 81
22 p – nitroasetophenon 81
23 Iodoasetat 84
24 Hidroksiasetat 79
25 Phenilasetat 76
Kemudian untuk uji ketidakjenuhan dengan tes Baeyer dan tes Bromin, senyawa
yang tereliminasi dari kandidat adalah etilena iodide. Kemudian dilakukan tes asap.
Senyawa yang lolos tes asap adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Titik Leleh Sampel Kandidat Unknown Padat yang Lolos Seleksi Tes Asap
No Nama Senyawa Titik Leleh (74 – 84o C)
1 Naftalena 80
2 o-klorobenzil alkohol 74
3 p – kloroenzil alkohol 75
4 p – bromobenzil alkohol 77
5 o – bromobenzil alkohol 80
6 o – nitrobenzil alkohol 74
7 o – aminobenzil alkohol 82
8 2,3 dimetil fenol 75
9 2,5 dimetil fenol 75
10 Vanilin 81
11 Dibenzoil metana 78
18
11 Fluoro biphenyl 74
12 Kloro biphenyl 77
13 Dibromo biphenyl 81
14 Fluoroenone 83
15 p- klorobenzophenone 78
16 p – bromobenzophenone 82
17 p – iodobenzaldehid 78
18 p – dimetilamino benzaldehid 74
19 m – nitroasetophenon 81
20 p – nitroasetophenon 81
21 Phenilasetat 76
Setelah melakukan tes asap, selanjutnya dilakukanlah uji gugus Karboksil dengan
tes NaHCO3. dari 21 kandidat senyawa sampel yang lulus tes asap, hanya Phenilasetat
yang tidak lolos uji NaHCO3. Selanjutnya dilakukan tes DNP untuk mengidentifikasi
kandungan aldehid atau keton. Ada 13 senyawa yang lolos tes NaHCO 3 tidak lolos tes
DNP. Sedangkan senyawa yang lolos tes DNP disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3. Titik Leleh Sampel Kandidat Unknown Padat yang Lolos Seleksi tes DNP
No Nama Senyawa Titik Leleh (74 – 84o C)
1 Vanilin 81
2 Fluoroenone 83
3 p- klorobenzophenone 78
4 p – bromobenzophenone 82
5 p – iodobenzaldehid 78
6 p – dimetilamino benzaldehid 74
7 m – nitroasetophenon 81
8 p – nitroasetophenon 81
19
Kemudian dilakukan tes Iodoform yang lebih spesifik, untuk menguji keberadaan
gugus Keton. Berikut adalah kandidat senyawa sampel unknown padat yang lolos tes
Iodoform adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Titik Leleh Sampel Kandidat Unknown Padat yang Lolos Seleksi tes Iodoforn
No Nama Senyawa Titik Leleh (74 – 84o C)
1 Vanilin 81
2 p – iodobenzaldehid 78
3 p – dimetilamino benzaldehid 74
Tabel 5. Titik Leleh Sampel Kandidat Unknown Padat yang Lolos Seleksi tes Aldehida
No Nama Senyawa Titik Leleh (74 – 84o C)
1 Vanilin 81
2 p – iodobenzaldehid 78
3 p – dimetilamino benzaldehid 74
20
keadaan standar (tekanan = 1 atm) sedangkan yang dilakukan di laboratorium itu tidak
pada keadaan standar. Sedangkan pengaruh thermometer adalah, thermometer yang
digunakan untuk pengukuran sebelumnya tidak dikalibrasi.
F. Kesimpulan
Dari hasil pengujian, sampel unknown padat no 1 dan 7 baik melalui pengujian
sifat fisika dan kimia (uji gugus fungsional) serta analisis data, dapat ditarik bahwa
sampel unknown padat no 1 dan 7 adalah VANILIN. Vanilin memiliki titik leleh 79oC
dan memberikan hasil positif terhadap tes asap, tes DNP, tes Aldehida dan tes Fenolat.
Untuk rumus struktur Vanilin adalah sebagai berikut :
O
C H
O-CH 3
OH
G. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil,dkk.1994.Pengantar parktikum Kimia Organik.Yogyakarta:UGM
Muderawan, I Wayan dan I Wayan Suja. 2008. Praktikum Kimia Organik. Singaraja
:Universitas Pendidikan Ganesha
Nurlita,Frieda dan I Wayan Suja.2004.Buku Ajar Praktikum Kimia Organik.Singaraja :
IKIP Negeri Singaraja
Pranowo, Deni. 2005. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Klaten : PT. Intan Pariwara
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Penerbit Erlangga
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro. Jakarta :
PT. Kalman Media Pusaka
21