Anda di halaman 1dari 48

Oleh :

SALMAN, S.Si, M.Pharm


TEGANGAN PERMUKAAN DAN TEGANGAN ANTARMUKA ()

UAP
UAP
PERMUKAAN CAIRAN

 GAYA TARIK MENARIK DI DALAM CAIRAN > GAYA TARIK


MENARIK PADA PERMUKAAN CAIRAN

APLIKASI :

- PENGEMBANGAN FORMULASI
- ADSORPSI OBAT
- PENETRASI MEMBRAN BIOLOGI
Fenomena Antarmuka sering diperlukan dalam
pengembangan bentuk sediaan farmasi untuk
menghasilkan dispersi multifase dengan cara
mencampur bersama-sama dua atau lebih bahan-
bahan yang tidak saling larut dan mampu
membentuk larutan yang homogen. Contoh
dispersi tersebut meliputi:
Suspensi (padat dalam cairan)
Emulsi (cair dalam cair)
Busa (uap dalam cairan)
Penggolongan Antarmuka

Fase Tipe antarmuka contoh


Gas-gas Tidak ada -
kemungkinan ada
Gas-cair Permukaan cairan Air di atmosfer
Gas-padatan Permukaan padatan Bagian atas meja
Cairan-cairan Antarmuka cairan- Emulsi
cairan
Cairan-padatan Antarmuka cairan Suspensi
padatan
Padatan-padatan Antarmuka padatan Partikel-partikel
padatan serbuk
Dalam suatu tetes cairan yang tersuspensi dalam udara
cenderung membentuk bola
Tegangan permukaan (surface tension):
 yaitu gaya per satuan panjang yang
harus diberikan sejajar pada permukaan
untuk mengimbangi tarikan ke dalam.
Tegangan antarmuka (interfacial tension):
 yaitu gaya per satuan panjang
yang terdapat pada antarmuka 2 fase
cair yang tidak bercampur.
Tegangan permukaan dapat juga didefinisikan sebagai
perubahan energi bebas permukaan per satuan
kenaikan luas
W= γΔA

Pada percobaan dengan gelembung sabun,didapatkan


bahwa jika jari-jari mengecil,maka tekanan udara di
dalam relatif bertambah terhadap tekanan di luar
ΔP=2γ/r
bingkai kawat dengan sisi yg dapat digeser,
berisi film cairan yang diperluas dengan
gaya F.
Prof. Magda EL-Massik
Zat Tegangan Antarmuka
(dyne/cm)
Decane 52.3
Octane 51.7
Hexane 50.8
Carbon tetrachloride 45.0
Chloroform 32.8
Benzene 35.0
Mercury 428
Oleic acid 15.6
• Nilai tegangan antar muka akan menrefleksikan
perbedaan dalam struktur kimia dari dua fase
yang terlibat, dimana semakin besar
kecenderungan untuk berinteraksi, maka semakin
kecil tegangan antar muka.
• Hampir semua kasus keberadaan kelompok
senyawa kimia yang mampu membentuk ikatan
hidrogen dengan air, secara nyata akan
mengurangi tegangan antar muka, ini mungkin
akan menyebabkan ketidak seimbang kekuatan
pada antarmuka
 Semua Zat padat yang mengandung
kelompok polar yang terekspos di
permukaan mereka seperti logam, oksida
logam, silikat, dan garam, dapat
diklasifikasikan sebagai padatan berenergi
tinggi, sedangkan padatan nonpolar seperti
karbon, sulfur, gliseril tristearat,
polyethylene, dan polytetrafluoroethylene
(Teflon) dapat diklasifikasikan sebagai
padatan berenergi rendah.
Kontribusi dari kompleksitas permukaan padatan
terhadap perilaku heterogen sebagai akibat dari
paparan permukaan kristal yang berbeda, masing-
masing memiliki bebas energi permukaan/satuan
luas yang berbeda juga. Sebagai contoh, asam
adipat, HOOC (C1-1 2) 4COOH, bentuk kristal dlm
air, berbentuk seperti pelat tipis heksagonal dengan
tiga “face”/wajah yang berbeda

Michaels AS 1 Phys Chem 1961; 65: 1730.)


Adhesi atau Wa :
 didefinisikan sebagai energy bebas/cm2 yang
dibutuhkan untuk memisahkan/mematahkan gaya
tarik-menarik antara molekul-molekul yang tidak
sejenis atau kerja yang dibutuhkan untuk
memisahkan 2 cairan yang tidak bercampur,
jumlahnya sama dengan energi bebas/cm2 yang
dilepaskan ketika membentuk antarmuka.
Gaya kohesi :
 Adalah kerja/cm2 yang dibutuhkan untuk
memisahkan molekul cairan yang menyebar sehingga
ia dapat mengalir di atas lapisan bawah. Atau
kerja/cm2 yang dibutuhkan untuk menghasilkan dua
permukaan baru, seperti ketika memisahkan fase
yang berbeda, tapi sekarang kedua permukaan
mengandung molekul yang sama.
Ketika kerja adhesi antara dua zat, A dan B,
melebihi kerja kohesi untuk satu substansi
(misalnya B), B spontan penyebaran di atas
permukaan A , maka akan terjadi kehilangan
energi bebas yang sama jumlahnya dengan
perbedaan antara Wa dan Wc. Jika Wc melebihi
Wa, maka penyebaran tidak tidak spontan, maka
dapat terjadi R lebih besar dari A. Perbedaan
antara Wa dan Wc dikenal sebagai koefisien
penyebaran, dimana S hanya akan positif jika
terjadi penyebaran
Kerja adhesi Kerja kohesi
Dupre equation
Minyak mineral bisa menyebar di atas air
-Koefisien sebar adalah selisih kerja adhesi dengan kohesi.
-Kerja adhesi: energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
gaya tarik menarik antara molekul-molekul tidak sejenis
Wa= γL+ γS- γLS
-Kerja kohesi: energi yang diperlukan untuk memisahkan
molekul-molekul cairan yang menyebar
Wc=2 γL
-Terjadi penyebaran jika koefisien sebar (S) positif
Gaya yang bekerja pada setetes cairan tidak dibasahi
(nonwetting) menunjukkan sudut kontak dari Ɵ.
(Zisman WA Adv Chem Ser 1 964, 43:. 1.)
Fenomena pembasahan
Sudut kontak???
Wetting (pembasahan)

Zat pembasah : surfaktan, yg jika dilarutkan dalam air akan


menurunkan sudut kontak dan membantu
menghilangkan udara pada permukaan
Sudut Kontak : sudut antara tetes cairan dan permukaan dimana dia
menyebar
Sudut kontak parafin dan Nylon untuk berbagai cairan dengan tegangan
permukaan yang berbeda
Tegangan Sudut Kontak (O)
Zat/ Bahan Permukaan
Parafin Nylon
(dyne/cm)
Water 72.8 105 70
Glycerin 63.4 96 60
Formamide 58.2 91 50
methylene iodide 50.8 66 41
α-Bromonaphthalene 44.6 47 16
tert-Butylnaphthalene 33.7 38 spreads
Benzene 28.9 24 spreads
Dodecane 25.4 17 spreads
Decane 23.9 7 spreads
Nionane 22.9 spreads spreads
jika tabung kapiler kecil
ditempatkan ke dalam cairan,
tidak hanya akan membasahi
kaca dan menghasilkan
meniskus yang melengkung lebih
tinggi, namun tingkat cairan di
dalam tabung akan lumayan
lebih tinggi dari tingkat air dalam
gelas.
Kenaikan kapiler untuk cairan
menunjukkan sudut kontak 0°.

(Dari Semat H. Fundamentals of Physics, 3rd ed New York: Holt Reinhart Winston, 1957)
jika kapiler yang sama ditempatkan
dalam raksa/merkuri (sudut kontak
pada kaca: 1300), meniskus akan
terbalik, tidak hanya itu, namun
tingkat merkuri dalam kapiler akan
lebih rendah dari dalam gelas. Dalam
hal ini, salah satu penyebanya
adalah tidak mengharapkan merkuri
atau cairan nonwetting/tidak
Menunjukkan cairan dalam terbasahi lain untuk menembus pori-
Kapiler lebih turun/rendah,
dengan sudut kontak Ɵ, pori dengan mudah kecuali diberikan
lebih besar dari 90°. gaya eksternal
(Semat H. Fundamentals of Physics, 3rd ed New York: Holt Reinhart Winston, 1957)
kapilaritas akan terjadi
secara spontan dalam pori
silinder bahkan jika sudut
kontak lebih besar dari 0°,
tapi itu tidak akan terjadi
sama sekali jika sudut
kontak menjadi 90° atau
lebih.
Kenaikan kapiler untuk cairan yang
menunjukkan sudut kontak Ɵ, yang lebih
besar dari 0° tetapi kurang dari 90

(Semat H. Fundamentals of Physics, 3rd ed New York: Holt Reinhart Winston, 1957)
Energi bebas permukaan :
 Kerja yang harus dilakukan untuk memperbesar
permukaan dengan satu satuan luas.
Adsorpsi positif
 Bila molekul-molekul bergerak/membagi diri ke arah
antarmuka, sehingga menurunkan energi bebas
permukaan dan tegangan permukaan.
 Contoh : surfaktan
Adsorpsi negatif
 Bila molekul-molekul lebih suka membagi diri ke arah
bulk, sehingga menaikkan energi bebas permukaan dan
tegangan permukaan.
 Contoh : NaCl, elektrolit2
-Molekul atau ion tertentu jika terdispersi dalam cairan
maka akan bergerak menuju permukaan zat cair
konsentras
-Makin besar kerja,makin besar energi bebas permukaan
-gejala ini dinamakan adsorpsi positif
-Surfaktan Teori emulsifikasi
-Disebut amfifil karena mempunyai afinitas tertentu
terhadap solven polar maupun non polar
-Sifatnya yang amfifilik menyebabkan surfaktan
diadsorpsi pada antarmuka (cair-gas atau cair-cair)
 semakin polar molekul (maka semakin gas film), semakin
tinggi daerah/molekul di mana tekanan permukaan konstan
terjadi. Perilaku ini dapat dijelaskan dengan mengasumsikan
bahwa molekul polar membentuk film monomolecular
ketika tersebar di air tetapi, setelah kompresi, ini akan
mengakibatkan mereka masuk kedalam larutan massal cair
daripada tetap sebagai film insoluble utuh. Tekanan
permukaan konstan dengan peningkatan kompresi muncul
karena sejumlah molekul yang konstan / satuan luas tetap
dipermukaan setimbang dengan molekul yang terlarut.
Tingkat perilaku tersebut akan lebih besar untuk zat yang
menunjukkan interaksi antarmolekul yang lebih lemah dan
kelarutan air yang lebih besar.
 Adsorpsi larutan ke permukaan padat dapat terjadi jika molekul
terlarut dan permukaan padat memiliki grup kimia yang mampu
berinteraksi. Adsorpsi spesifik juga akan terjadi jika zat terlarut
adalah permukaan aktif dan jika luas permukaan padat tinggi
 Adsorpsi dari larutan dapat diukur dengan memisahkan
padatan dan larutan dan memperkirakan jumlah adsorbat yang
melekat ke padat atau jumlah konsentrasi adsorbat yang hilang
dari larutan. Mengingat kemungkinan terjadinya adsorpsi
pelarut, pendekatan yang terakhir hanya untuk yang benar
teradsorpsi dengan jelas. Sebagai contoh, jika adsorpsi pelarut
cukup besar, mungkinan akan adanya peningkatan konsentrasi
akhir zat terlarut setelah kontak dengan padat, maka di sini
digunaakan persamaan adsorpsi negatif.
 Adsorpsi oleh arang aktif telah terbukti sangat berguna
dalam pengobatan darurat dr overdosis akut dari berbagai
obat yang diminum melalui rute oral.
 Adsorpsi obat untuk arang cenderung mengikuti model
kedua Langmuir serta model Freundlich. Selain itu, obat yang
tidak terionisasi pada pH lambung akan diserap oleh arang
lebih besar daripada obat yang terionisasi, mungkin karena
interaksi yang kurang repulsive didaerah penyerapan
molekul netral. Formulasi suspensi aktif-arang harus
dialkukan dengan hati-hati, karena adjuvant farmasi yang
digunakan dalam suspensi memiliki potensi untuk terserap
kearang dan memblokir sites untuk adsorpsi obat.
Klasifikasi surfaktan cukup sering berubah-ubah, tapi
berdasarkan struktur kimia muncul cara terbaik untuk
mengkategorikanya. Hal umum untuk
mengkategorikan surfaktan sesuai dengan bagian
kutub mereka karena bagian nonpolar biasanya terdiri
dari alkil atau aril group. Kelompok-kelompok kutub
utama yang ditemukan di sebagian besar surfaktan
dapat dibagi sebagai berikut: anionik, kationik,
amfoter, dan nonionik. kelompok terakhir adalah yang
terbesar dan paling banyak digunakan untuk sistem
farmasi
Surfaktan dimasukkan dalam air dan minyak???
 Surfaktan anionik
Contoh: sodium lauril sulfat,sulfonat,monoalkil fosfat,
asil isethionat,N-asil sarkosinat
 Surfaktan kationik
Contoh: benzalkonium klorida,garam alkil trimetil
ammonium
 Surfaktan nonionik
Contoh: Tween, Span,fatty acid alkanolamida,
polyoxyethylene alkyl ether,
 Surfaktan Zwitterionik
Skala HLB
1. Dengan data bilangan penyabunan dari ester dan
bilangan asam dari asam lemak
Contoh: tween 20 nilai S=45,5 dan A= 276
2. Dengan data angka angka gugus
HLB= Σ angka gugus hidrofilik- Σ angka gugus
lipofilik +7
Zat HLB
Asam oleat 1
Gliseril monostearat 3,8
Span 80 4,3
Span 20 8,6
Trietanolamin oleat 12
Tween 80 15
Tween 20 16,7
Na oleat 18
Na lauril sulfat 40
1.Metode kenaikan kapiler
 Komponen gaya ke atas sebagai hasil tegangan
muka zat cair pada sembarang titik di sekeliling
dinding kapiler adalah : a =  . cos 
 Gaya ke atas total di seputar keliling tabung
bagian dalam = 2  r  cos 
 Gaya gravitasi ( massa x percepatan) yang
menentang gaya total ke atas
=  r2 h ( - 0) g + W
 Pada kesetimbangan :
2  r  cos  =  r2 h  g

=½rhg
Prinsip: gaya ke atas cairan untuk memasuki pipa kapiler
yang disebabkan oleh tegangan muka akan ditentang oleh
gaya ke bawah yang disebabkan oleh gravitasi
Pada keadaan seimbang γ=1/2 rhρg
Contoh:
Suatu sampel kloroform naik sampai ketinggian 3,67 cm
pada 20°C dalam suatu tabung kapiler yang mempunyai
jari-jari dalam 0,01cm. Berapakah tegangan permukaan
klorofom pada temperatur ini?
Kerapatan kloroform adalah 1,476 g/cm3
(g= 981 cm/detik2)
2. Tensiometer DuNoy
pembacaan dial (dyne)
 x faktor koreksi
2 x keliling cincin
2. Metode Cincin Du Nouy

 Dapat digunakan untuk mengukur tegangan muka


dan tegangan antarmuka
 Prinsip kerja:
Gaya yang dibutuhkan untuk memisahkan
(mengangkat) cincin platina-iridium yang dicelupkan
pada permukaan atau antarmuka adalah berbanding
lurus dengan tegangan muka atau tegangan
antarmuka.

pembacaan dial (dyne)


 x faktor koreksi
2 x keliling cincin
3. Metode Wilhelmy Plate
Plate:
length = x
width = y

Wdet – Wplate = 2 (x + y) 

Anda mungkin juga menyukai