PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1.
2.
3.
I.3 Manfaat
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Rendemen glukosa cair dan amilosa dari beberapa jenis pati.
(Richana , 2000)
Dalam standart Indonesia, sirup glukosa didefinisikan sebagai cairan
jernih dan kental yang komponen utamanya glukosa yang diperoleh dari hidrolisa
pati.Spesifikasi utama sirup glukosa yang diberikan oleh WHO, yaitu mempunyai
padatan kering minimal 70 %, dekstosa ekuivalen minimum 20 % dan 40 %
sulfurdioksida. Syarat mutu sirup glukosa dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Sakarifikasi
Pati yang telah terdegradasi menjadi dekstrin kemudian diturunkan
suhunya dari 105 C menjadi 60 ° C dengan cara melewatkannya pada penukar
panas (heat exchanger). Larutan pati selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki
dengan enzim amiloglukosidase. Pekerjaan enzim dikondisikan pada pH 4,0-6,0.
Jika pH yang terjadi pada proses lebih besar dari nilai yang diharapkan maka
ditambahkan HCl 18%. Proses disarifikasi membutuhkan waktu maksimal 76 jam,
namun waktu tersebut sesuai dengan target dengan lebih banyak lagi. Selama
proses sakarifikasi dilakukan agitasi untuk homogenisasi enzim. Semakin rendah
kandungan glukosa semakin tinggi dekstrin dan maltosenya.
3. Proses Pemucatan
Proses pemucatan formal untuk menghilangkan kotoran dan warna yang
tidak dikehendaki alau untuk penjernihan. Pemucatan dilakukan dengan cara
mencampur otomatis menggunakan arang aktif. Arang aktif memilki kemampuan
adhesi sangat kuat sehingga dapat mengikat, menggumpalkan, dan mengendapkan
komponen anorganik maupun organik
4. Penyaringan
Penyaringan berguna untuk memisahkan arang aktif dan komponen yang
menempel pada cairan sirup. Cairan bercampur karbon dilewatkan pada saringan
berlekanan (tap filter) dengan laju alir benubah-ubah.Penyaringan dapat
menyimpan kotoran yang telah digumpalkan sebelumnya oleh arang aktif, cairan
yang dihasilkan jernih kuning muda. Penyaringan berlangsung sampai diperoleh
sirup gkıkosa dengan nilai Cv 93%. Jika tingkat kejernihan tersebut tidak tercapai
maka ditambahkan lagi keaktifan dalanm cairan gula, kemudian didaur ulang
tanpa menambahkan arang aktif.
5. Penukaran Ion
Proses ini digunakan untuk mengikat ion-ion logam berbahaya, warna dan
bahan lain dalam larutan gula. Tangki penukar ion terdiri atas tangki I berisi resin
kation, tangki II resin anion, dan tangki III dengan kombinasi resin anion dan
kation (mixed bed). Resin sebagai penukar ion karena bahan-bahan tersebut
memiliki daya aktif dengan ion bahan bukan gula yang terdapat pada larutan gula
menjadi tak larut dan dapat dihilangkan.
6. Proses Deionisasi
Sebelum proses pemurnian, sirup akan melewai penukar panas untuk
dilaskan suhunya darl 60oC menjadi 35oC. Hal ini untuk menjaga resin dan
pengamanan alat evaporasi.
7. Proses Penguapan
Proses penguapan dilakukan dengan menggunakan evaporator. Penguapan
formal untuk memekatkan glukosa dari 30-35 Brix menjadi 43-45 Brix. Suhu
evaporator 50-60oC. Alat ini menggunakan uap yang berasal dari ketel uap.
Prinsip kerja alat ini adalah udara dalam evaporator yang dihampa udarakan
dengan bantuan pompa vakum. Glukosa yang masuk ke dalam evaporator segera
menguap lebih cepat dengan adanya tekanan oleh pompa vakum.
α amilase
(C6H12O5) + H2O (C6H12O5)10 + (C12H22O11) + (C6H12O6)
Pati air dektrin maltosa glukosa
Yield penguraian pati menjadi dekstrin oleh α-amylase = 33 %
Sakarifikasi
Reaksi II :
glukoamylase
2(C6H12O5) + H2O (C12H22O11)
Pati air maltosa
Penguraian pati menjadi maltosa oleh glukoamylase= 100% yield
Reaksi III :
glukoamylase
(C6H10O5) + H2O (C6H12O6)
Dekstrin air glukosa
III.1 Kesimpulan
1. Sirup glukosa adalah nama dagang dari larutan hidrolisis pati. Hidrolisis
dapat dilakukan dengan bantuan asam atau dengan enzim pada waktu,
suhu, dan pH tertentu.
2. Sirup glukosa dapat digunakan untuk industri kembang gula,minuman,
biscuit
3. Dalam jumlah yang tepat, glukosa sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia.
Tetapi dalam jumlah yang berlebihan glukosa akan menyebabkan
penimbunan lemak dan protein dalam tubuh, yang berujung pada obesitas.
III.2 Saran
· Diharapkan agar pembuatan sirup glukosa ini bisa dilakukan oleh banyak
pihak dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari .Selama konsumsi gula
dan makanan berkarbohidrat tinggi dilakukan seimbang dengan memperhatikan
asupan nutrisi lain (protein, lemak, vitamin dan mineral) dan aktivitas yang
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA