Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM ENERGETIKA KIMIA

MODUL 02
KOLOID

Oleh:

Erika Agustina Kelompok 04 119270037

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
TUJUAN

1. Memahami karakteristik berbagai jenis material koloid


2. Memahami pengaruh penambahan senyawa ion dan koagulan terhadap stabilitas material
koloid

DASAR TEORI

Koloid merupakan suatu campuran dari dua atau lebih zat yang salah satu fasanya akan
tersuspensi sebagai sejumlah banyak partikel yang sangat kecil dalam suatu fasa kedua. Zat – zat
yang terdispersi dan tempat penyangganya dapat berupa kombinasi cairan, gas, ataupun padatan
[CITATION Oxt01 \l 1033 ]. Koloid juga memiliki sifat yang sama dan juga tidak sama, hal ini
terjadi karena koloid merupakan suatu campuran. Sifat – sifat khusus dari koloid muncul akibat
dari partikelnya yang lebih besar dibandingkan partikel larutannya. Sifat – sifat khusus tersebut
yaitu, sebagai berikut.
1. Efek Tyndall
Fenomena dari efek Tyndall ditemukan oleh seorang ahli fisika dari Inggris yang bernama
John Tyndall pada tahun 1820 – 1893. Efek Tyndall merupakan seuatu gejala penghamburan
sinar oleh suatu partikel koloid. Susunan dari partikel koloid dapat menyebabkan berkas
sinar yang akan dihamburkan oleh suatu partikel – partikel koloid. Selain itu, efek Tyndall
juga terjadi pada pancaran sinar matahari ke bumi. Hal ini dapat terjadi karena sinar
matahari tersebut melewati suatu partikel – partikel koloid yang ada di udara.
2. Gerak Brown
Gerak Brown merupakan suatu gerak lurus partikel – partikel koloid yang memiliki arah
tidak menentu dan disebabkan oleh tumbukan dari sejumlah molekul medium pendispersi
dengan suatu partikel – partikel koloid. Jika suatu dispersi koloid yang diamati di bawah alat
mikroskop dengan menggunakan pembesaran yang tinggi maka akan terlihat adanya suatu
partikel yang bergerak dengan arah yang tak beraturan dan gerakan tersebut memiliki
lintasan lurus. Gerakan partikel koloid yang tak beraturan ini pertama kali ditemukan oleh
seorang sarjan Biologi yang bernama Robert Brown pada tahun 1773 – 1859.
3. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan suatu fenomena zat yang menempel pada permukaan zat yang lainnya,
seperti ion H+ dan OH- dari suatu medium yang pendispersi. Untuk melakukan adsorpsi
minimal harus memiliki dua macam zat yang digunakan, yaitu zat yang ditarik (adsorbat)
dan zat yang menari (adsorban).
[ CITATION Nen07 \l 1033 ].
Jenis – jenis koloid yang dapat ditemukan di dalam sehari – hari yaitu.
1. Aerosol
Aerosol merupakan sistem kolid zat padat ataupun cair yang terdispersi dalam bantuk gas
seperti kabut, awan, jelaga, dan debu dalam udara.
2. Sol
Sol merupakan suatu sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam bentuk zat cair.
Contohnya; sol detergen, sol sabun, dan air sungai.
3. Buih
Buih merupakan suatu sistem kolid dari gas yang terdispersi dalam bentuk zat cair. Ketika
ingin menstabilkan buih diperlukan suatu pembuih berupa sabun ataupun detergen.
4. Emulsi
Emulsi merupakan suatu sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam bentuk zat cair. Jika
ingin memperoleh emulsi yang stabil, maka diperlukan suatu zat pengemulsi yang akan
ditambahkan dalam pembuatan emulsi. Biasanya yang digunakan sebagai pengemulsi adalah
detergen, sabun, ataupun koloid hidrofil.
5. Gel
Gel merupakan suatu sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam suatu medium bentuk
padat. Misalnya seperti; sol panas gelatin yang didinginkan akan menjadi suatu zat yang
memiliki bentuk semipadat, seperti selai, agar – agar, dan lem kanji.
[CITATION Mic \l 1033 ].

Ada beberapa macam cara pembuatan koloid, yaitu


1. Cara Kondensasi
Pembuatan koloid yang berasal dari larutan (partikel larutan yang bergabung menjadi
partikel koloid). Cara ini biasanya disebut juga cara kimia. Pada cara kondensasi ini,
menggunakan reaksi – reaksi kimia untuk menghasilkan koloid, diantaranya adalah;
a. Reaksi Redoks
Pembuatan suatu ol belerang dengan cara mengalirkan suatu gas H2S ke dalam larutan
yang berisi SO2.
b. Hidrolisis
Pembuatan suatu sol Fe(OH)3 dengan cara menambahkan suatu larutan FeCl3 ke dalam
air yang mendidih.
c. Dekomposisi Rangkap
Suatu sol As2S3 dibuat dengan cara mereaksikan larutan H2AsO3 dan larutan H2S.
d. Penggantian Pelarut
Pembuatan suatu gel dengan cara mencampurkan larutan jenuh kalsium asetat dengan
alkohol.
2. Cara Dispersi
Pembuatan koloid yang berasal dari suspensi (partikel kasar yang dipecah menjadi partikel
koloid). Cara ini biasanya disebut juga cara fisis.
a. Cara Mekanik
Suatu sol belerang yang dibuat dengan menghaluskan serbuk belerang bersama gula
pasir yang kemudian ditambahkan air.
b. Cara Peptisasi
Suatu agar – agar dipeptisasi oleh air, karet oleh bensin, dan nitroselulosa oleh aseton.
c. Cara Busur Bredig
Suatu pembuatan sol – sol logam, logam dijadikan sebagai elektrode ketika digunakan
dicelupkan ke dalam sebuah medium dispersi, lalu diberi sebuah loncatan listrik dan
akan mengalami kondensasi yang akan membentuk partikel koloid.
[ CITATION Mel15 \l 1033 ].

Koloid dapat dijumpai dalam kehidupan sehari – hari serta dalam dunia industri seperti
kosmetik, tekstil, farmasi, sabun dan detergen, dan juga makanan. Kegunaan - kegunaan koloid
dalam kehidupan sehari – hari adalah, sebagai berikut.

1. Sorot lampu mobil atau senter atau proyektor di udara yang memiliki kabut
2. Penyembuhan sakit perut dengan norit
3. Penjernihan air dengan tawas
4. Pemutihan gula tebu
5. Identifikasi DNA
6. Pengolahan karet dari lateks
7. Penambahan kasein dalam susu
8. Proses cuci darah
9. Pembuatan bahan – bahan kosmetik, seperti pembersih wajah, sampo, deodoran yang
berbentuk koloid, yaitu emulsi
[ CITATION Mel15 \l 1033 ].

ALAT DAN BAHAN

1. Alat 2. Bahan
a. Beker a. Suhu
b. Batang pengaduk b. FeCl3.6H2O
c. Pemanas + magnetic stirrer c. Sodium dodesil sulfat (SDS)
d. Magnetic bar d. Asam asetat
e. Tawas
f. NaCl
g. AgNO3
h. NaOH 1%
i. Sukrosa 20%
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Kegiatan 1 Stabilitas Sistem Dispersi

Tabung Reaksi A1 – A3

- Disiapkan 2 mL susu cair

Tabung Reaksi B1 – B3

- Disiapkan 2 mL larutan SDS 5%

Tabung Reaksi 1

- Ditambahkan 5 mL larutan asam asetat 5%


- Dicatat perubahan yang terjadi ditiap ditambahkan 1 mL
larutan
Tabung Reaksi 2

- Ditambahkan 5 mL larutan tawas 5%


- Dicatat perubahan yang tejadi ditiap ditambahkan 1 mL
larutan

Tabung Reaksi 3

- Ditambahkan 5 mL larutan NaCl 5%


- Dicatat perubahan yang tejadi ditiap ditambahkan 1 mL
larutan

Hasil

2. Kegiatan Stabilitas Sistem Sol


Tabung Reaksi A dan B

- Diteteskan 1 mL larutan jenuh FeCl2.6H2O ke dalam 10 mL


air DI

Tabung Reaksi A

- Ditambahkan 5 mL larutan NaCl 5%


- Dicatat perubahan yang terjadi ditiap ditambahkan 1 mL
larutan

Tabung Reaksi B

- Ditambahkan 5 mL larutan SDS 5%


- Dicatat perubahan yang tejadi ditiap ditambahkan 1 mL
larutan

Hasil

3. Kegiatan Suspensi dan Presipitasi Nanopartikel Ag

Tabung Reaksi A dan B

- Diteteskan 1 mL larutan jenuh FeCl2.6H2O ke dalam 10 mL


air DI
Gelas Beker

- Diletakkan tabung reaksi yang telah diisi air DI


- Dipanaskan hingga suhu air DI menjadi 70˚C

Tabung Reaksi A
- Ditambahkan 0.025 g AgNO3
- Dipanaskan hingga terjadi perubahan warna larutan
- Ditambahkan 1 mL NaOH 1 %
- Dilanjutkan dengan ditambahkan 0.025 g AgNO3
- Dipanaskan hingga terjadi perubahan warna larutan

Hasil

DATA PENGAMATAN

PENGOLAHAN DATA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Arantika, M. (2015). SIAP JUARA KIMIA SMA/MA KELAS X, XI, XII. Yogyakarta: Bintang
Cendekia Pustaka.
Fauziah, N. (2007). Kimia 2. Bandung: Hasba Jaya.
Oxtoby. (2001). Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan perbedaan campuran homogen dan heterogen beserta pembagiannya?
Jawab :
Campuran homogen merupakan suatu campuran yang seluruh zat terlarutnya tersebar
merata keseluruh bagian zat pelarutnya dan membentuk satu fasa. Campuran homogen juga
biasanya disebut dengan larutan. Contohnya yaitu udara, garam dapur dicampur dengan air, dan
air the yang telah disaring. Sedangkan, campuran heterogen merupakan suatu campuran yang
membentuk sebuah dua atau lebih fasa dan memiliki batasan – batasan yang jelas diantara fasa –
fasa tersebut. Contohnya yaitu lemak dicampur air dan alkohol dicampur air.
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan dan menurunkan stabilitas koloid?
Jawab :
Ketika polimer tidak teradsorpsi pada suatu partikel padatan, rantai milik partikel padatan
dapat membuat struktur menjadi berbeda kemudian diletakkan diantara suatu partikel padatan
yang berakibatkan menurunnya tarikan pada tia partikel tersebut.hal inilah yang dapat
mempengaruhi stabilitas koloid.

Anda mungkin juga menyukai