25 ml etil 20 ml NaOH
asetat 0,02 N 0,02 N
Campuran Larutan
Campuran Larutan
V NaOH
VII. Reaksi dan Rumus Perhitungan
Reaksi :
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + C2H5(aq)
NaOH(aq) sisa + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
HCl(aq) sisa + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Rumus Perhitungan :
LAPORAN SEMENTARA
Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Etil asetat : T1 etil asetat :
25 ml etil 20 ml NaOH larutan tidak 29⁰C
asetat 0,02 N 0,02 N berwarna T1 NaOH : 29⁰C
NaOH 0,02 N : Etil asetat +
6. Dimasukkan ke dalam gelas larutan tidak NaOH → larutan
kimia 100 ml yang berbeda berwarna tak berwarna
7. Dimasukkan ke dalam T0 etil asetat : Campuran
thermostat sampai suhu 28⁰C larutan + HCl →
keduanya sama T0 NaOH 0,02N : larutan tidak
29⁰C berwarna
Kedua suhu larutan sama HCl 0,02 N : + indikator PP →
larutan tidak larutan tidak
8. 25 ml larutan etil asetat 0,02 berwarna Dititrasi dengan
N dicampurkan dengan Indikator PP : NaOH → larutan
cepat ke dalam 10ml larutan larutan tidak berwarna soft
NaOH 0,02 N berwarna pink
9. Dikocok V NaOH pada
10. Dijalankan stopwatch pada menit ke-3 = 7,6
saat larutan tercampur ml
V NaOH pada
Campuran Larutan menit ke-8 = 7,8
ml
Campuran Larutan V NaOH pada
menit ke-15 = 8
5. Setelah 3 menit, larutan ml
dipipet 5 ml dan V NaOH pada
dimasukkan ke dalam menit ke-25 = 8,2
Erlenmeyer berisi 10ml HCl ml
0,02 N V NaOH pada
6. Diulangi pengambilan pada menit ke-40 = 8,4
menit ke-8, 15, 25, 40, 65 ml
7. Diaduk dengan baik V NaOH pada
8. Ditambah indicator PP menit ke-65 = 8,5
ml
V NaOH
VIII. Analisis dan Pembahasan
Percobaan kinetika saponifikasi etil asetat ini merupakan suatu percobaan yang
memiliki tujuan untuk membuktikan bahwa reaksi saponifikasi yang terjadi adalah
berorde dua. Untuk membuktikan bahwa reaksi saponifikasi etil asetat berorde
dua, hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat campuran 25 mL
larutan etil asetat dengan 20 mL NaOH. Sebelum dicampurkan kedua larutan ini
disetarakan suhunya dengan meletakkan kedua larutan kedalam thermostat sampai
suhu setara, suhu kedua larutan ini setara pada suhu 29oC. Tujuan penyetaraan
suhu ini adalah agar reaksi saponifikasi dapat berjalan dengan setara sehingga laju
reaksi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang besar, hal ini terjadi
apabila suhu terlalu tinggi maka laju reaksi akan semakin cepat, karena
temperature mempengaruhi energi kinetik pereaksi, sehingga tumbukan antar
partikel akan bertambah besar. Setelah kedua larutan suhunya setara, maka larutan
segera dicampur dan stopwatch mulai dihidupkan. Reaksi pencampuran yang
terjadi adalah sebagai berikut:
CH3COOC2H5 (aq) + OH- (aq) CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
Larutan kemudian diambil sebanyak 10 mL pada setiap 3, 8, 15, 25, 40 dan 65
menit dan kemudian ditambahkan dengan larutan HCl 0.02 N sebanyak 5 mL
fungsi penambahan HCl ini adalah untuk mengetahui banyaknya NaOH yang
tersisa dalam proses saponifikasi tersebut serta memberikan suasana asam. Karena
hasil awal dari reaksi saponifikasi adalah karboksilat. Sehingga penambahan HCl
ini mengubah karboksilat menjadi asam karboksilat. Setelah ditambahkan HCl
maka larutan campuran ini ditambahkan dengan 3 tetes phenolphthalein sebagai
indikator untuk menandakan titik akhir titrasi larutan. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
NaOH (aq) sisa + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Kecepatan terbentuknya produk dari waktu to sampai dengan tn adalah berbeda.
Semakin lama waktu reaksi pada larutan campuran tersebut, maka akan semakin
sedikit NaOH sisa yang terbentuk dan HCl sisa yang ada pada larutan masih
banyak, sehingga akan dibutuhkan larutan NaOH untuk menetralkan HCl (dari
titrasi) yang semakin banyak pula. Titik akhir dari titrasi ini ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
HCl (aq) sisa + NaOH NaCl (aq) + H2O (l)
Dari titrasi yang dilakukan, didapatkan volume NaOH pada menit ke-3 adalah
sebesar 7.6 mL, menit ke- 8 adalah sebesar 7.8 mL, menit ke-15 sebesar 8 mL,
menit ke-25 sebesar 8.2 mL, menit ke-40 sebesar 8.4 mL, menit ke-65 sebesar 8.5
mL. menurut perhitungan yang telah dilakukan, rentang volume NaOH untuk
titrasi adalah sebesar 7.8 – 10 mL, sehingga pada menit ke-3 volume yang
didapatkan tidak sesuai dengan perhitungan. Hal ini dapat terjadi karena ketidak
telitian praktikan dalam menentukan waktu yang tepat saat mencapai menit ke 3,
sehingga reaksi yang terjadi tidak cukup lama untuk menghasilkan HCl sisa yang
sebanding dengan volume NaOH titrasi sebesar rentang.
Dari data yang didapatkan dari titrasi diatas, maka data dapat diolah sehingga
dapat dihasilkan nilai konstanta laju reaksi. Nilai konstanta reaksi orde dua pada
saponifikasi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1 1
−
(𝑎−𝑥) 𝑎
k= 𝑡
orde 2
30.0000
25.0000
20.0000
1/(a-x)
y = 0.0018x + 17.981
15.0000
R² = 0.9203 Series1
10.0000
Linear (Series1)
5.0000
0.0000
0 1000 2000 3000 4000 5000
t(s)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa garis pada grafik adalah garis lurus dengan
arah lereng, sehingga terbukti bahwa reaksi saponifikasi etil asetat adalah reaksi
orde dua. Regresi yang didapatkan adalah sebesar 0.9203, regresi ini mendekati
angka 1 yang berarti bahwa data yang didapatkan adalah cukup akurat.
IX. Kesimpulan
1. Rentang volume NaOH titrasi adalah sebesar 7.8 mL – 10 mL
2. Volume NaOH titrasi yang didapatkan pada setiap menit adalah sesuai rentang
yaitu menit ke- 8 adalah sebesar 7.8 mL, menit ke-15 sebesar 8 mL, menit ke-25
sebesar 8.2 mL, menit ke-40 sebesar 8.4 mL, menit ke-65 sebesar 8.5 mL. Pada
menit ke 3 volume NaOH yang didapat tidak sesuai rentang yaitu sebesar 7.6 mL,
3. Reaksi saponifikasi etil asetat terbukti merupakan reaksi berorde dua, terbukti
dengan grafik yang dihasilkan
4. Regresi dari percobaan yang didapatkan adalah sebesar 0.9203
X. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisisk Jilid 1. Jakarta :Erlangga.
Ahmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan kinetika kimia. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakt
Keenan. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitis. Jakarta : UI Press..
Spitz. L. 1996. Bar Soap Finishing. Di dalam Spitz, L (ed). 1996. Soap and
Detergents, A Theorotical and Practical Review. AOCS Press, Illinois
LAMPIRAN
1. Perhitungan
Dalam 5 ml campuran terdapat
25
CH3COOC2H5 = 45 x 5 ml = 2,78 ml
20
NaOH = 45 x 5 ml = 2,22 ml
V Mmol
t (s) 1/t NaOH a 1/a HCl a-x 1 / (a-x)
(ml) sisa (x)
180 0,005 7,6 0,0556 17,985 -0,0036 0,0592 16,891
480 0,002 7,8 0,0556 17,985 0,0004 0,0552 18,1159
900 0,001 8,0 0,0556 17,985 0,0044 0,0512 19,531
1500 0,0006 8,2 0,0556 17,985 0,0084 0,0492 21,816
2400 0,0004 8,4 0,0556 17,985 0,0124 0,0432 23,148
3900 0,0002 8,5 0,0556 17,985 0,0144 0,0412 24,271
ORDE 2
1. t = 180 s
1 1
+
1−𝑥 𝑎
k= 𝑡
16,891−17,985
k= 180
k =0,00608
2. t = 480 s
1 1
+
1−𝑥 𝑎
k= 𝑡
18,115
k= 180
k = 0, 0,00031
k = 0,000271
3. t = 900 s
1 1
+
k = 1−𝑥𝑡 𝑎
19,531−17,985
k= 900
k = 0,001717
4. t = 1500 s
1 1
+
1−𝑥 𝑎
k= 𝑡
21,860−17,985
k= 1500
k = 0,0021336
k=1
5. t = 2400 s
1 1
+
1−𝑥 𝑎
k= 𝑡
33,148−17,985
k= 2400
k = 0,002151
6. t = 3900
1 1
+
k = 1−𝑥𝑡 𝑎
24,27−17,985
k= 3900
k = 0,001616