DAFTAR ISI
A. Judul Percobaan ............................................................................................... 1
B. Hari / Tanggal Percobaan ................................................................................ 1
C. Selesai Percobaan ............................................................................................ 1
D. Tujuan Percobaan ............................................................................................ 1
E. Dasar Teori ...................................................................................................... 1
1. Aldehid ..................................................................................................... 1
2. Keton ........................................................................................................ 2
3. Karboksilat ............................................................................................... 3
F. Alat dan Bahan................................................................................................. 5
G. Alur .................................................................................................................. 6
I. Analisis dan Pembahasan............................................................................... 33
1. Uji Tollens .............................................................................................. 33
2. Uji Fehling .............................................................................................. 35
3. Adisi bisulfit ........................................................................................... 38
4. Uji fenilhidrazin ..................................................................................... 39
5. Reaksi haloform ..................................................................................... 42
6. Kondensasi aldol .................................................................................... 43
7. Identifikasi asam karboksilat .................................................................. 44
J. Diskusi ........................................................................................................... 45
K. Kesimpulan .................................................................................................... 45
L. Daftar Pustaka ................................................................................................ 46
M. Lampiran ....................................................................................................... 46
1. Jawaban Pertanyaan ................................................................................. 46
2. Dokumentasi ............................................................................................. 49
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
E. Dasar Teori
1. Aldehid
a. Pengertian
Aldehid merupakan suatu senyawa organik yang memiliki
gugus karbonil yang terikat pada ujung rantai karbon induk dimana
diakhiri dengan hidrogen (Fessenden & Fessenden, 1986). Aldehid
atau alkanal merupakan golongan metanoil atau fomil dengan
alcohol yang terhidrogenasi.
Aldehid merujuk pada golongan senyawa organik yang
memiliki gugus karbonil yang mengikat karbon di satu sisi dan
atom hidrogen di sisi lain. Contoh senyawa yang paling dikenal
yaitu metanal atau lebih popular dengan nama trivialnya yaitu
formaldehid atau formalin (Subandi, 2010).
Rumus struktur yang dimiliki aldehida yaitu RCHO.
b. Sifat
Aldehid memiliki bau yang khas dapat membedakannya
dengan senyawa lain, umumnya aldehid memiliki bau yang
merangsang. Misalnya, trans-sinamaldehida yang merupakan
komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-
enantiomernya memiliki bau jintan dan permen.
c. Reaksi
Aldehid dapat mengalami reaksi adisi sederhana pada
ikatan pi C=O dimana aldehid menghasilkan hasil samping yang
dapat berupa hidrat, hemiasetal (atau hemiketal) dan sianohidrin.
Reduksi suatu aldehid akan menghasilkan produk berupa alkohol
primer.
Aldehida merupakan senyawa yang mudah untuk
dioksidasi, produk yang dihasilkan berupa asam karboksilat.
Sedangkan keton, sulit untuk dioksidasi karena dalam oksidasi
keton terdapat pemutusan ikatan karbon-karbon. (Parlan, 2003).
Kalium permanganat dapat mengoksidasi aldehid, namun proses
ini perlu dilakukan pada sistem yang berair (Anwar, dkk, 1996)
d. Pembuatan
Aldehid dapat dibuat melalui oksidasi alkohol primer dan
reaksi klorida asam.
2. Keton
a. Pengertian
Keton merupakan senyawa organik dengan gugus karbonil
yang terikat diantara rantai karbon induk. (Fessenden& Fessenden,
1986). Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakan
rantai alifatik (bukan merupakan bagian dari cincin aromatik) atau
aromatik (merupakan bagian dari cincin aromatik) (Ratna, Sari,
2010).
b. Sifat
Keton bersifat polar, memiliki titik didih yang lebih
tinggi dari senyawa non-polar dengan berat molekul yang sama,
namun lebih rendah daripada alkohol padananya. Keton dengan
berat molekul rendah dapat larut dalam air (Siswoyo, 2009).
c. Reaksi
Sama halnya dengan aldehid, keton juga mengalami
reaksi adisi dan reduksi. Namun keton sulit untuk dioksidasi,
sehingga keton tidak dapat mereduksi larutan Fehling dan
Tollens(Hidajati, dkk,2017).
d. Pembuatan
Keton dapat dibuat melalui oksidasi alkohol sekunder
dan reaksi asilasi friedel-crafts.
3. Karboksilat
a. Pengertian
Asam karboksilat merupakan suatu senyawa organic
dimana gugus karbonil yang berikatan dengan dengan gugus
alcohol (-OH) di satu sisi dan sisi lain berikatan dengan atom
karbon (C) dari rantai karbon induk (Fessenden & Fessenden,
1986). Rumus struktur karboksilat yaitu RCO2H.
b. Sifat
- Sifat Kimia
Keasaman menjadi sifat kimia yang menonjol dari
karboksilat. Karboksilat merupakan asam lemah dengan pKa
yang khas dimana berkisar 5. Karboksilat bersifat lebih asam
jika dibandingkan dengan alkohol atau fenol, disebabkan oleh
stabilisasi-resonansi anion karboksilat.
- Sifat Fisika
Karboksilat membentuk dua ikatan hidrogen antar
molekul, dimana ikatan hidrogen yang dibentuk bersifat kuat.
Titik didih dan titik leleh yang dimiliki bersifat relativf tinggi.
Asam-asam karboksilat dengan bobot molekul rendah dapat
larut dalam air maupun pelarut organik.
c. Reaksi
Asam karboksilat dapat mengalami reaksi netralisasi
dimana asam karboksilat direaksikan dengan suatu basa,
menghasilkan produk berupa garam karboksilat. Reaksi
langsung antara asam karboksilat dengan alkohol, dinamakan
esterifikasi. Selain itu asam karboksilat juga dapat mengalami
reaksi reduksi, dekarboksilasi, adisi, pembentukan halida asam
dan halogenasi.
d. Pembuatan
b. Bahan
1. Asetaldehid
2. Sikloheksanon
3. n-Heptaldehida
4. 2-Pentanon
5. Formalin
6. Isopropil Alkohol
7. Etanol
8. Reagen Benedict (atau Reagen Felilling)
9. Larutan 10% Natrium Hidroksida
10. Larutan 5% Natrium Hidroksida
11. Larutan Perak Nitrat 5%
12. Larutan 2% Amonium Hidroksida
13. Larutan Jenuh Natrium Bisulfit
14. Asam Klorida
15. Hidroksiamin Hidroklorida
16. Reagen Fenilhidrasin
17. Natrium Asetat Trihidrat
18. Larutan Iodium
19. Es
20. Pipa Kapiler
21. Larutan CH3COONa 10%
22. Larutan KMnO4 1 N
23. Larutan FeCl3 5%
24. Larutan K4FeCN6 1 M
25. Larutan H2SO4 Pekat
G. Alur
1. Pengujian dengan Reagen Tollens
Pembuatan Reagen Tollens
2 ml AgNO3 1%
Endapan
Tabung Reaksi 1
1 ml Reagen Tollens
Cermin Perak
Tabung Reaksi 2
1 ml Reagen Tollens
Tabung Reaksi 3
1 ml Reagen Tollens
Tabung Reaksi 4
1 ml Reagen Tollens
Cermin Perak
Reaksi :
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)
CH3CH2COCH3(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) ↛
(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) ↛
Tabung Reaksi 2
5 ml Reagen Fehling
Tabung Reaksi 3
5 ml Reagen Fehling
Tabung Reaksi 4
5 ml Reagen Fehling
Reaksi :
HCOH(aq) + 2Cu2+(aq) + NaOH(aq) + H2O(l) Cu2O(s) + HCOONa(aq)
+ 4H+(aq)
3. Adisi Bisulfit
5 mL larutan jenuh NaHSO3
Hablur
Hablur Filtrat
Hasil Pengamatan
Reaksi :
CH3COCH3(aq) + NaHSO3(aq) →
5 ml Fenilhidrazin
Residu Filtrat
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi 2
5 ml Fenilhidrazin
Residu Filtrat
Hasil Pengamatan
Reaksi :
(aq) + (aq) ⇆
−H2 O
(aq) → (aq)
(aq) + (aq) ⇆
−H2 O
(aq) → (aq)
5. Reaksi Haloform
Tabung Reaksi 1
3 ml larutan NaOH 5%
Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi 2
3 ml larutan NaOH 5%
Hasil Pengamatan
Reaksi :
CH3COHCH3(aq) + 3I2(aq) + 3NaOH(aq) → I3CCOCH3(s) + 3HI(aq) + 2H2O(l)
6. kondensasi Aldol
4 ml Larutan NaOH 1%
Hasil Pengamatan
Reaksi :
kalor
2CH3COH(aq) + OH- → CH3CHOHCH2COH(aq) → CH3CHCHOH(aq) +
H2O(l)
7. Identifikasi Karboksilat
A
5 ml CH3COOH
Hasil Pengamatan
Reaksi :
CH3COOH(aq) + 2KMnO4(aq) →2MnO2(aq) + 2KOH(aq) +2H2O(l) + 2CO2(g)
B
5 ml CH3COOH encer 10%
bergumpal
4. Disaring
Filtrat Residu
5. Ditambahkan K4FeCN6
Dibandingkan
Reaksi :
3CH3COOH(aq) + FeCl3(aq) → 3CH3COO- + HCl + Fe3+
Dipanaskan
H. Hasil Pengamatan
No Hasil Pengamatan
Proedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Pengujian dengan Reagen Tollens Larutan AgNO3(aq) + 2AgNO3(aq) + Aldehid dapat
Pembuatan reagen Tollens AgNO3 1% NaOH 5%(aq) 2NaOH(aq) Ag2O(s) bereaksi dengan
2 ml AgNO3 1% tidak → larutan + 2NaNO3(aq) + reagen tollens
berwarna berwarna H2O(l) membentuk
1. Dimasukkan ke dalam tabung Larutan abu-abu cermin perak.
reaksi yang sudah dicuci dan NaOH 5% keruh dan 2Ag2O(s) + Sedangkan
dioven tidak terdapat NH4OH(aq) keton tidak
Formaldehid Dipanaskan →
3. Ditempatkan dalam penangas endapan merah
4. Diamati perubahannya setelah bata
10-15menit
berwarna Fehling B +
1. Dimasukkan dalam tabung aseton →
reaksi larutan
2. Ditambahkan beberapa tetes berwarna biru
Aseton Dipanaskan →
3. Ditempatkan dalam penangas larutan
4. Diamati perubahannya setelah berwarna biru
10-15menit
10-15menit
Hablur Filtrat
Hasil Pengamatan
4. Pengujian dengan Fenilhidrazin Larutan Larutan Aldehid dan
Tabung Reaksi 1 fenilhidrazin fenilhidrazin keton dapat
5 ml Fenilhidrazin berwarna + larutan bereaksi dengan
(aq) +
kuning benzaldehid fenilhidrazin
1. Dimasukkan dalam tabung Larutan → terbentuk yang
reaksi benzaldehid 2 lapisan. ditunjukkan
(aq) ⇆ dengan
2. Ditambahkan 10 tetes tidak Lapisan
Benzaldehid berwarna larutan di perubahan
3. Tabung ditutup dan diguncang bawah warna larutan
1-2 menit sampai menghablur berwarna dan endapan.
Larutan Larutan
1. Dimasukkan dalam tabung (aq) ⇆
reaksi fenilhidrazin fenilhidrazin
kecoklatan
5. Reaksi Haloform Larutan Larutan NaOH CH3COHCH3(aq) + Aseton dan
Tabung Reaksi 1 NaOH 5% 5% + aseton 3I2(aq) + 3NaOH(aq) → isopropil
3 ml larutan NaOH 5% tidak → larutan I3CCOCH3(s) + 3HI(aq) alkohol dapat
berwarna tidak berwarna + 2H2O(l) membentuk
1. Dimasukkan dalam tabung Larutan aseton + larutan I2 → iodoform,
reaksi tidak larutan CH3COCH3(aq) + I2(aq) ditandai dengan
2. Ditambahkan 5 tetes aseton berwarna berwarna → CH2ICOCH3(aq) + terbentuknya
3. Ditambahkan Larutan Iodium 10 kuning dan HI(aq) endapan warna
mL sambil diguncang sampai terbentuk CH2ICOCH3(aq) + kuning. Namun
warna iodium tidak hilang lagi endapan 2I2(aq) → CI3COCH3(aq) endapan dari
4. Diamati endapan iodium warna kuning + 2HI isopropil
kuning CI3COCH3(aq) + alcohol lebih
5. Dicatat NaOH(aq) → CHI3 + sedikit.
CH3COONa
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
6. Kondensasi Aldol Larutan Larutan NaOH 2CH3COH(aq) + OH- → Asetildehid
4 ml Larutan NaOH 1% NaOH 1% 1% + CH3CHOHCH2COH(aq) bereaksi dengan
kalor
tidak asetildehid → → CH3CHCHOH(aq) basa
1. Dimasukkan kedalam tabung berwarna larutan tidak menghasilkan
+ H2O(l)
reaksi Larutan berwarna, aldol
2. Ditambahkan 0,5ml Asetildehid asetildehid terdapat
3. Diguncang dengan baik dan tidak gelembung
dicatat baunya berwarna kecil di
Hasil Pengamatan
K4FeCN6(aq)
Warna Larutan Warna Ferri → larutan
Klorida berwarna
coklat keruh
dengan
Dibandingkan endapan hijau
kebiruan
1. Uji Tollens
Reagen Tollens dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa aldehid dengan keton. Reagen Tollens merupakan oksidator
lemah. Pembedaan yang dilakukan melalui reaksi oksidasi. Aldehid
dapat dengan mudah dioksidasi menjadi senyawa karboksilat,
sedangkan keton sulit untuk dioksidasi (Parlan, 2003)
Pada percobaan uji Tollens, hal pertama yang perlu dilakukan
yaitu membuat reagen Tollens. Langkah pertama yaitu menyiapkan
tabung reaksi dan pipet yang sudah dicuci dan dioven, tujuan
penggunaan oven yaitu agar tabung reaksi dan pipet menjadi benar-
benar kering juga steril, sehingga dapat mengurangi kontaminasi pada
reagen Tollens dengan zat lain (pengotor). Langkah kedua yaitu
memasukkan 1 ml AgNO3 1 % ke dalam tabung reaksi, selanjutnya
ditambah dengan 2 tetes larutan NaOH 5% dan dicampur hingga
homogen. Pada proses ini warna larutan yang sebelumnya tidak
berwarna menjadi berwarna abu-abu keruh dan terdapat endapan
berwarna abu-abu. Endapan yang terbentuk merupakan endapan
senyawa Ag2O, sesuai dengan reaksi di bawah ini.
2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) → Ag2O (s) + 2 NaNO3 (aq) + H2O (l)
Langkah ketiga yaitu NH4OH 2% tetes demi tetes hingga endapan
larut. Dalam proses ini dibutuhkan 60 tetes NH4OH 2% hingga
endapan larut dan larutan menjadi tidak berwarna. Penambahan
senyawa NH4OH 2% bertujuan untuk mencegah pengendapan ion
perak pada suhu tinggi. Reaksi yang berlangsung yaitu.
AgOH (s) + 2NH4OH (aq) → Ag(NH3)2OH (aq) + 2H2O
Reagen Tollens dapat digunakan setelah seluruh endapan telah larut
dan larutan menjadi tidak berwarna. Langkah keempat yaitu
menyiapkan 4 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi
dengan 1ml reagen Tollens.
a. Tabung reaksi 1
b. Tabung reaksi 2
Pada tabung reaksi 2, ditambahkan 2 tetes larutan aseton ke
dalam tabung reaksi berisi 1 ml reagen Tollens kemudian dikocok.
Setelah didiamnkan selama 10 menit ternyata tidak ada perubahan.
Kemudian dipanaskan selama 5 menit dalam air hangat bersuhu
35⁰ - 50⁰C. Ternyata tetap tidak ada perubahan, larutan tidak
berwarna dan tidak terbentuk endapan. Hal tersebut menunjukkan
aseton tidak dapat bereaksi dengan reagen Tollens, karena keton
sulit untuk dioksidasi. Reaksi yang terjadi yaitu :
c. Tabung reaksi 3
d. Tabung reaksi 4
Pada tabung reaksi 4, ditambahkan 2 tetes larutan formalin ke
dalam tabung reaksi berisi 1 ml reagen Tollens kemudian dikocok.
Setelah didiamkan selama 10 menit, terlihat larutan berwarna abu-
abu. Kemudian dipanaskan selama 5 menit dalam air hangat
dengan suhu berkisar antara 35⁰ - 50⁰C, larutan menjadi tidak
berwarna dan terbentuk endapan berwarna abu-abu. Seharusnya
pada percobaan ini terbentuk cermin perak. Percobaan pada tabung
ke 4 ini gagal karena terdapatnya pengotor. Reaksi yang terjadi
yaitu :
O
2. Uji Fehling
Sama halnya dengan percobaan sebelumnya, udentifikasi
aldehid keton pada percobaan kali ini juga menggunakan prinsip
b. Tabung reaksi 2
Langkah pertama yaitu menambahkan 5 ml reagen
fehling ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu
menambahkan 5 tetes aseton. Pada proses ini larutan tetap
berwarna biru. Langkah ketiga yaitu tabung reaksi ditempatkan di
penangas selama 10-15 menit dan diamati perubahannya. Tidak
2CuO
O
acetone
c. Tabung reaksi 3
Langkah pertama yaitu menambahkan 5 ml reagen fehling
ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu menambahkan 5
tetes sikloheksanon. Pada proses ini larutan tetap berwarna biru.
Langkah ketiga yaitu tabung reaksi ditempatkan di penangas
selama 10-15 menit dan diamati perubahannya. Tidak ada
perubahan yang terjadi dalam proses ini, larutan tetap berwarna
biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikloheksanon tidak dapat
bereaksi dengan reagen fehling. Hal ini disebabkan oleh
sikloheksanon yang tidak dapat dioksidasi oleh oksidator lemah
(reagen fehling). Hal ini juga dapat disebabkan oleh gugus keton
dalam hal ini sikloheksanon tidak terdapat atom H yang berikatan
dengan karbon karboninya sehingga tidak dapat membentuk
garam asam karboksilat. Reaksi yang terjadi yaitu :
O
+ 2CuO
3. Adisi bisulfit
Percobaan ini didasarkan pada prinsip reaksi adisi. Dimana
reaksi ini ditandai oleh terputusnya ikatan pi dan terbentuknya ikatan
sigma baru dengan atom atau gugus-gugus lain.
Langkah pertama dalam percobaan ini yaitu menambahkan 5 ml
larutan jenuh NaHSO3 (tidak berwarna) ke dalam Erlenmeyer 50 ml,
selanjutnya didinginkan dalam air es.
Larutan yang bersifat jenuh merupakan suatu kondisi larutan
dimana zat terlarut setimban dengan fase padat. Fungsi digunakannya
larutan NaHSO3 jenuh yaitu untuk memecah ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal pada aseton dibuktikan dngan terbentuknya endapan
berwarna putih. Langkah kedua yaitu menambahkan 2,5 ml aseton
tetes demi tetes sambal dikocok dalam air dingin. Dalam proses
ini,larutan yang dihasilkan tidak berwarna. Langkah ketiga yaitu
dilakukan pengocokan selama 5 menit. Langkah keempat yaitu
menambahkan 10 ml etanol. Pada proses ini larutan menjadi berwarna
putih dan terbentuk hablur. Kondisi larutan bersifat eksoterm, hal ini
dapat diketahui dari munculnya sedikit rasa panas pada tabung reaksi,
oleh karena itu pada proses ini dilakukan di dalam air dingin. Langkah
kelima yaitu penyaringan, sehingga terpisah antara hablur dengan
filtrat. Langkah keenam yaitu penambahan tetes demi tetes larutan
HCl pekat pada hablur dalam tabung reaksi. Dalam proses ini
dibutuhkan 110 tetes HCl pekat hingga endapan larut kembali. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hasil adisi pada asam akan
membebaskan kembali senyawa karbonil dimana dapat diketahui
dengan kembali larutnya endapan.
Dengan persamaan reaksinya sebagai berikut :
4. Uji fenilhidrazin
Pada percobaan ini identifikasi senyawa aldehid dan keton
melalui reaksi dengan larutan fenilhidrazin. Dari pengujian ini dapat
diketahui apakah senyawa aldehid dan keton dapat bereaksi dengan
turunan amina (fenilhidrazin) menghasilkan fenilhidrazon.
a. Tabung reaksi 1
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menambahkan 5 ml
fenilhidrazin berwarna kuning ke dalam tabung reaksi. Langkah
kedua yaitu menambahkan 10 tetes benzaldehid tidak berwarna,
menghasilkan larutan berwarna putih tulang keruh. Kemudian
digucangkan 1-2 menit. Pada proses ini terbentuk endapan (hablur)
berwarna kuning pada larutan di lapisan atas. Langkah ketiga,
hablur disaring dengan kertas saring yang diletakkan dalam corong
kaca. Pada proses ini dihasilkan filtrat tidak berwarna dan residu
hablur berwarna kuning. Reaksi yang terjadi yaitu :
(aq) + (aq) ⇆
−H2 O
(aq) → (aq)
b. Tabung reaksi 2
Langkah pertama, menambahkan 5 ml larutan fenilhidrazin
ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu menambahkan 10
tetes sikloheksanon dan diguncangkan selama 1 - 2 menit,
diperoleh larutan berwarna putih tulang keruh dan terdapat
(aq) + (aq) ⇆
−H2 O
(aq) → (aq)
5. Reaksi haloform
Percobaan ini dilakukan berdasarkan pada prinsip reaksi
haloform. Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari
aldehid dan keton dapat dengan mudah diganti oleh halogen di dalam
larutan biasa. Gugus metal yang terikat pada atom karbon karbonil
dapat dengan mudah diubah menjadi senyawa trihakometil. Senyawa
trihalo yang dihasilkan ini mudah sekali diuraikan oleh basa
menghasilkan haloform.
a. Tabung reaksi 1
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menambahkan 3 ml
larutan NaOH 5% ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu
menambahkan 5 tetes aseton. Pada proses ini larutan menjadi tidak
berwarna. Langkah ketiga yaitu menambahkan 10 ml larutan
iodium sambal diguncang sampai warna iodium tidak hilang lagi.
Pada proses ini terjadi perubahan warna larutan menjadi kuning
dan terbentuk endapan kuning. Hal tersebut menunjukkan bahwa
iodoform telah terbentuk sempurna. Reaksi yang terjadi yaitu :
CH3COCH3(aq) + I2(aq) IH2COCH3(s) + HI(aq)
b. Tabung reaksi 2
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menambahkan 3 ml
larutan NaOH 5 % ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu
menambahkan isopropil alkohol. Pada proses ini larutan menjadi
tidak berwarna. Langkah ketiga yaitu menambahkan 10 ml larutan
iodium sambal diguncang sampai warna iodium tidak lagi hilang.
Pada proses ini terjadi perubahan warna menjadi berwarna kuning
dan terbentuk endapan kuning. Hal tersebut menunjukkan bahwa
iodoform telah terbentuk sempurna. Reaksi yang terjadi yaitu
CH3COCH3(aq) + 3I2(aq) + 3NaOH(aq) I3CCOCH3(s) +
3HI(aq) + 2H2O(l)
Senyawa aldehid yang diwakili isopropil alkohol juga
menunjukkan hasil positif dalam reaksi haloform. Namun endapan
yang terbentuk tidak lebih banyak disbanding endapan di tabung
reaksi 1. Hal ini disebabkan oleh aseton yang memiliki gugus CO
dengan ikatan rangkap, sedangkan isopropyl alcohol tidak ada.
6. Kondensasi aldol
Percobaan ini dilakukan berdasarkan pada prinsip reaksi
kondensasi aldol. Kondensasi aldol merupakan reaksi penyatuan atom-
atom dalam suatu senyawa baru yang lebih kompleks. Bila aldehid
direaksikan dengan larutan basa encer, maka aldehid akan
berkondensasi sesamanya sehingga menghasilkan aldol yang bila
dipanaskan dapat menyingkirkan air dan menghasilkan aldehid tak
jenuh, yakni krotanaldehid.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menambahkan 4 ml
larutan NaOH 1% ke dalam tabung reaksi. Langkah kedua yaitu
menambahkan 0,5 ml asetildehid, larutan menjadi tidak berwarna,
terdapat gelembung-gelembung kecil di dalamnya dan dihasilkan bau
yang menyengat. Langkah ketiga yaitu didihkan selama 3 menit. Pada
J. Diskusi
Pada percobaan pengujian dengan Tollens, terdapat kegagalan
pada tabung reaksi 1 yang berisi benzaldehis, tabung reaksi 3 yang berisi
sikloheksanon dan tabung reaksi 4 yang berisi formalin. Menurut teori,
hasil yang diperoleh pada tabung reaksi 1 dan 4 yaitu terdapat cermin
perak, namun pada percobaan kami tidak terdapat cermin perak.
Sedangkan pada tabung reaksi 3, menurut teori seharusnya tidak terdapat
cermin perak dan larutan tidak berwarna. Pada percobaan kami memang
tidak terdapat cermin perak, namun larutan yang diperoleh berwarna abu-
abu pudar. Kegagalan pada percobaan ini kemungkinan disebabkan alat
yang kami gunakan belum benar-benar kering, sehingga terjadi
kontaminasi dari pengotor.
K. Kesimpulan
Aldehid dapat bereaksi dengan reagen Tollens, membentuk cermin
perak. Sedangkan, keton tidak dapat bereaksi dengan reagen
Tollens.
Aldehid dapat bereaksi dengan lerutan fehling, membentuk
endapan merah bata. Sedangkan keton tidak dapat bereaksi dengan
larutan fehling.
Keton dapat diadisi dengan menggunakan larutan natrium bisulfit.
Aldehid dan keton dapat membentuk iodoform, dapat diketahui
dari terbentuknya endapan kuning.
Aldehid dapat membentuk aldol bila bereaksi dengan senyawa
basa.
L. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta :
Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Akademik.
Fessenden, R.J, Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Parlan, & Wahjudi. 2003. Kimia Organik I. Malang: UM Press.
Ratna, Sari Diah. 2010. Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia.
Bandung : Jurusan Kimia, FMIPA, ITB.
Siswoyo, R. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlngga.
Subandi. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta : Dee Publish.
M. Lampiran
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
Jawaban
1. Cara menguji secara kualitatif antara senyawa aldehid dan keton
adalah dengan cara sebagai berikut:
Uji tollens
Uji fehling atau benedict
Adisi bisulfit
Kondensasi aldol
Uji dengan fenil hidrasin
Reaksi haloform.
Sedangkan cara menguji secara kualitatif untuk senyawa yang
memiliki gugus karboksilat adalah dengan cara melakukan uji
oksidasi dengan KMnO4 (Identifikasi Karboksilat).
Dokumentasi
Proses pembuatan
1
reagen Tollens, AgNO3
.
1% + NaOH 5%
2. Reagen Tollens
sikloheksanon aseton
5. Reagen fehling A + B
Pendinginan larutan
8. natrium bisulft jenuh,
dan penambahan aseton
Penyaringan hasil
9. endapan putih dari
natrium bisulft + aseton.
Fenilhidrasin +
11.
sikloheksanon
Fenilhidrasin +
12.
sikloheksanon + etanol
Hablur hasil
13. Fenilhidrasin +
sikloheksanon + etanol
Identifikasi asam
karboksilat
18.
Asam cuka + KMnO4
1N