Disusun Oleh:
2.1 Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon jenuh. Rumus umum alkohol adalah R-OH, dimana
R adalah alkil, alkil tersubstitusi atau hidrokarbon siklik (Riswiyanto, 2009).
Gugus –OH merupakan gugus yang polar dimana atom hidrogen berikatan dengan
atom oksigen yang lebih elektronegatif (Basri, 2003). Alkohol yang paling
sederhana adalah metanol (CH3OH) yang dibuat dari gas sintesis. Alkohol yang
lebih tinggi berikutnya adalah etanol (C2H5OH) yang dapat dibuat dari fermentasi
glukosa (Oxtoby, 2003).
Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofobik (sukar larut dalam air)
semakin panjang bagian hidrokarbon ini maka kelarutannya semakin rendah
didalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat hidrofobik ini akan
mengalahkan sifat hidrofil gugus hidroksil. Kelarutan dalam air disebabkan oleh
ikatan hidrogen antara alkohol dan air. Alkohol yang mempunyai massa molekul
rendah dapat larut dalam air, sedangkan alkil halida padanannya tidak larut
(Fessenden & Fessenden, 1994).
Alkohol-alkohol rendah (metanol dan etanol) dapat larut dalam air dengan
tidak terbatas. Alkohol mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari titik didih
alkana tetapi masih lebih rendah dari pada air. Titik didih alkohol jenuh lebih
tinggi dari titik didih alkana yang mempunyai atom C yang sama (Fessenden &
Fessenden, 1982).
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil percobaan isolasi kafein dari teh
4.2 Pembahasan
No Cara Kerja Hasil Pengamatan Warna
1. Didihkan 250 ml Terjadi Bening
aquades, masukkan 25 perubahan menjadi hijau
gram serbuk teh warna
2. Saring larutan lalu Terjadi Warnanya
tambahkan dalam perubahan hijau pekat
filtrat 10 ml timbal warna dan ada
nitrat endapan
3. Larutan diuapkan Terjadi Warna hijau
hingga 50 ml perubahan pekat menjadi
warna kecoklatan
4. Masukkan larutan Terbentuk 2 Lapisan atas
tersebut kedalam lapisan air berwarna
corong pemisah dan coklat tua
tambahkan 25 ml Lapisan bawah
kloroform kloroform
5. Ambil larutan pada Bening pada
lapisan bawah dan bagian bawah
dimasukkan kedalam
cawan porselin
6. Masukkan Na2SO4 Tidak terjadi Serbuk
sebanyak 1 gram perubahan berwarna putih
kemudian dikeringkan warna
menggunakan hot plate
(Sumber: Praktikum Isolasi Kafein dari Teh, 2022)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini 250 ml aquades yang telah dididihkan menggunakan
hot plate yang kemudian dimasukkan teh hijau dan larutan teh hijau yang telah
dididihkan kemudian disaring dengan berwarna hijau kehitaman, karena di dalam
teh tersebut terdapat karbon yang berwarna kehitaman ini digunakan the, karena
teh mengandung lebih banyak kafein dibandingkan biji kopi dan coklat.
Kandungan kafein dalam daun teh dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis
daun teh, tempat tumbuhnya tanaman teh, ukuran partikel teh, serta metode dan
lamanya waktu penyeduhan (Artanti, dkk, 2016). Selain jenis teh dan waktu
penyeduhan, suhu penyuluhan juga berpengaruh terhadap kadar kafein dalam
sampel teh hijau, teh hitam, dan teh putih. Sampel teh hijau, teh hitam, dan teh
putih yang diseduh pada suhu 95˚C memiliki kadar kafein yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu penyuluhan 70°C. Hal tersebut dikarenakan suhu
penyuluhan teh yang tinggi dapat memperlebar jarak antar molekul dalam daun
teh, mempermudah molekul air untuk menembus kepadatan daun teh sehingga
kafein mudah terekstrak dalam pelarut air (Putri dan Ulfin, 2015).
Kemudian pada langkah kedua larutan yang sudah disaring dan
mendapatkan filtratnya ditambahkan 10 ml timbal nitrat fungsinya untuk
mengikat zat-zat kotor di dalam filtrat tersebut dengan adanya endapan. Lalu
larutan diuapkan sehingga volume 50 ml. Setelah diuapkan larutan didinginkan
dan ditambahkan 25 ml kloroform. Pemisahan kafein dalam larutan teh dilakukan
dengan menggunakan kloroform. Pada proses ini terbentuk dua lapisan, dimana
lapisan atas merupakan lapisan fase air berwarna coklat tua dan lapisan bawah
merupakan lapisan yang mengandung kafein dalam kloroform. Terbentuknya dua
lapisan disebabkan karena berat jenis antara kedua larutan tersebut berbeda
(Raharjo, 2010). Menurut Mc murry (2004) kafein lebih larut dalam air jika
dibandingkan etanol. Namun kelarutan kafein lebih besar di dalam kloroform jika
dibandingkan dengan air.
Pada langkah selanjutnya, larutan bawah diambil dan dimasukkan kedalam
cawan porselin ditambahkan Na2SO4 sebanyak 1 gram lalu ditutup menggunakan
aluminium foil dan diuapkan menggunakan hot plate. Setelah dikeringkan
didapatkan kafein berwarna putih dan berbentuk kristal dan hasil yang didapat
sebanyak 0,948 gram.
Persen kadar kafein yang didapat dari percobaan ini yaitu:
Berat kafein
% kadar kafein = x 100 % ...................................................
Berat sampel
(4.1)
Jadi, presentase kafein yang diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan adalah
3,79%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kadar kafein dalam 25 gram sampel the hijau adalah 3,79% dan massa
kafein yang didapat adalah 0,948 gram.
2. Fungsi kloroform dalam penambahannya pada larutan the adalah
sebagai pengikat kafein.
3. Fungsi timbal nitrat sebagai pengikat zat kotor dalam kafein.
4. Fungsi natrium sulfat anhidrat (Na2SO4).
5.2 Saran
Dalam percobaan isolasi kafein dari teh, perhitungan waktu harus teliti,
agar tidak mempengaruhi hasil akhir, dan selalu berhati-hati ketika menyaring,
memanaskan, dan memisahkan larutan, mengingat banyak alat yang butuh
ketelitian agar tidak berefek buruk pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Bherghius, N. T. 2015. Modul Praktikum Kimia Organik I. Universita Islam
Negeri Sunan Gunung Jati. Bandung.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1. Menghitung presentae kafein dari 25 gram sampel teh cap mawar yang
digunakan dan 1,10 gram kafein yang diperoleh dari hasil percobaan.
Dik : Massa yang didapat : 0, 948 gr
Berat sampel : 25 gr
Dit : % kadar kafein…?
masa yang didapat
Jawab :% kafein= ×100 %
Berat sampel
0,948 gram
= x 100%
25 gram
= 3, 79 %
Jadi, presentase kafein yang diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan
adalah 3,79 %
LAMPIRAN C
Penyelesaian :
1.