Anda di halaman 1dari 12

Hielmy ihsan fauzi

31118168
FARMASI 2D
PRATIKUM XI
IDENTIFIKASI ALKOHOL

Tanggal : 01 Mei 2020

I. Tujuan
 Supaya dapat membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier.
 Mengetahui reaksi pada identifikasi alkohol.

II. Dasar Teori

Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih


gugus hidroksil.Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak
serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama
yang berakhiran-ol.

Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;


a. Letak gugus OH pada atom karbon.
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya).
c. Bentuk rantai karbonnya.
Oksidasi Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon
dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar
spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut:
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan
asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut :
a. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam karboksilat.
b. Alkohol sekunder membentuk keton.
c. Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut :
Etanol yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat. Hal
ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah dari pada oksidasi alkohol.

Pembentukan Ester (Esterifikasi)


Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air. Untuk
membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier dapat
dilakukan menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika
ditambah pereaksi Lucas adalah:
1. Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi
perubahan karena tidak terjadi reaksi kimia.
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia
namun sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu
dilakukan pemanasan, setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2
lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi
denga cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan.
Alkohol dengan rantai aromatic bersifat lebih asam dari pada alkohol-alkohol
alifatik. Ini disebabkan karena terjadinya delekalisasi electron pada cincin
aromatic yaitu electron pada oksigen (O2) dan hydrogen (H2) cenderung tertarik
kearah cincin aromatic.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup
panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat.
Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol
tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol
mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(mardzuki,1990).

Sifat-sifat alcohol yaitu methanol, etanol dan propanol dapat tercampur


dengan air dalam semua perbandingan. Titik didih dan titik cairnya makin besar
jika bobot molekul zat makin besar. Reaksi oksidasi alcohol digunakan untuk
membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier karena hasilnya berlainan.
Alcohol primer mula-mula menghasilkan alkanal dan oksidasi selanjutnya
membentuk asam karboksilat. Alcohol sekunder menghasilkan alkanon yang tidak
dapat dioksidasi lebih lanjut tanpa peruraian menjadi senyawa yang jumlah C-nya
berkurang. Alcohol tersier tidak dapat dioksidasi tanpa terjadinya peruraian. Jika
alkanol yang kering tidak mengandung air direaksikan dengan Na atau K maka
terjadi persenyewaan baru yang disebut alkanoat. Alkanoat hanya kekal jika tidak
ada air. Bila terkena tetesan air akan segera terurai menjadi alcohtes ol dan NaOH.
Gugus –OH dari alkanol mudah diganti halogen jika alkanol direaksikan dengan
PCl3. Esterifikasi alkanol dapat berlangsung dengan semua asam organic dan
anorganik. Dari sifat-sifat ini maka alkanol banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan minuman keras, bahan industry, dan sebagainya (Anonim, 2014).

III. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Reaksi 5 buah.
2. Spatel.
3. Gelas Ukur.
4. Pipet Volume.
5. Pipet tetes.
6. Neraca anaitik.
7. Gelas arloji.
8. Penangas air.
9. Gelas kimia.
10. Corong.
 Bahan
1. Senyawa organic (Alkohol).
2. Asam asetat glasial.
3. H2SO4 pekat.
4. Air dingin.
5. Pereaksi ammonium nitrat seric.
6. Kalsium sullfat anhidrat.
7. Asetil klorida.
8. Ammonium hidroksida.
9. Larutan yodium 1%.
10. NaOH encer.
11. Alkohor Primer, Sekunder, Tersier.
12. Pereaksi Lucas.

IV. Prosedur Kerja

 Test Ester
1. Ambil larutan senyawa organic (alkohol), masukan kedalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan beberapa tetes asam asetat glasial.
3. Tambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat.
4. Kemudian panaskan dalam penangas air.
5. Masukan kedalam 20 ml air.
6. Amati bau yang terjadi.
 Test ammonium nitrate
1. Ambil larutan senyawa organic (Alkohol), masukan kedalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan 4 tetes ceric ammonium nitrate, homogenkan.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
 Test Asetil Klorida
1. Ambil larutan senyawa organic (Alkohol), masukan kedalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan seujung spatel serbuk kalsium sulfat.
3. Kocok hingga homogeny.
4. Kemudian saring dengan menggunakan kertas saring.
5. Tambahkan 4 tetes asetil klorida.
6. Kocok hingga homogeny.
7. Ambil batang pengaduk, kemudian celupkan kedalam ammonium
hidroksida dan bawa kemulut tabung reaksi tadi.
8. Amati perubahan yang terjadi.
 Test iodoform
1. Ambil larutan senyawa organic (Alkohol), masukan kedalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan beberapa tetes iodin 1%.
3. Tambahkan beberapa NaOH.
4. Kemudian panaskan diatas penangas air.
5. Amati perubahan yang terjadi.
 Test Lucas
1. Ambil alkohol primer, sekunder, dan tersier dan masukan kedalam tabung
reaksi, beri label secara berurutan A, B, dan C.
2. Tambahkan masing-masing tabung A, B, dan C reagen lucas.
3. Kemudian kocok hingga homogeny.
4. Untuk tabung C yang berisi alkohol tersier panaskan diatas penangas air.
5. Amati perubahan yang terjadi.

V. Hasil dan Pembahasan

 Hasil Pengamatan
No Pengujian Hasil Reaksi
.
1. Test Ester

Aroma khas ester


Warna bening
2. Test Ceric
ammonium
nitrate
Warna merah kecoklatan.
Larutan homogeny tdk ada
endapan.

3. Test Asetil
Klorida

Warna bening
Menimbulkan asap atau gas
4. Test
Iodoform
Warna coklat yodium
berubah warna menjadi
bening ketika direaksikan
NaOH encer.
Setelah dipanaskan
terbentuk endapan kuning
yaitu iodium dan menjadi
dua warna orange berada
diatas.
5. Test Lucas
Larutan tidak larut keruh
putih susu.

 Pembahasan

Alkohol adalah senyawa organik yang mempunyai satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (OH-). Dalam praktikum yang berjudul Identifikasi Alkohol
yang bertujuan supaya mampu mengidentifikasi jenis-jenis yang terdapat pada
alkohol dan mampu menguji reaktifitas alkohol.
Alkohol sendiri dibagi menjadi tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol
yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu
atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol
sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder
yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga
atom C yang lain (kartika,2004).
Dalam menguji atau mengidentifikasi senyawa alkohol dapat dilakukan
beberapa uji diantaranya yaitu :
1. Uji Ester.
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat dihadapan asam sulfat
pekat untuk membentuk buah senyawa yang berbau khas yang disebut ester.
Penggunaan H2SO4 pekat ini berfungsi sebagai zat dehidrasi yang
merupakan peristiwa keluarnya molekul air dari dalam suatu bahan. Pada
saat dituangkan ke dalam natrium bikarbonat Terjadi reaksi yang ditandai
dengan timbulnya gas seperti soda dan bau wangi seperti balon. Bau seperti
balon ini merupakan aroma khas dari ester. Laju esterifikasi suatu asam
karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alkohol dan
asam karboksilatnya. Asam karboksilat yang digunakan ialah asam asetat
glasial. Baunya yang muncul menunjukkan bahwa ester telah berhasil
terbentuk. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

2. Uji Ceric ammonium nitrate.


Alkohol bereaksi dengan Ceric ammonium nitrate untuk memberikan
pewarnaan berwana merah karena pembentukan kompleks alkoksi
cerium(IV). Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi gugus alkohol dengan
pereaksi ceric ammonium nitrat. Maka dapat disimpulkan senyawa ini
merupakan alkohol karena berubah warna menjadi merah, dengan reaksi
sebagai berikut :

3. Uji Asetil Klorida.


Alkohol bereaksi dengan Asetil Klorida untuk diberikan gas hydrogen
klorida. Hidrogen klorida bereaksi dengan ammonium hidroksida untuk
membentuk asap putih ammonia klorida. Dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:

ROH CH3COCl CH3COOR HCl↑


+ +
Alcohol Acetyl Ester Hydrogen

Chloride chloride

HCl NH4OH NH4Cl


+ + H2O
Hydrogen Ammonium Ammonium

chloride hydroxide Chloride

(white fumes)
4. Uji Iodoform
Ketika alkohol mengandung kelompok CH3-CH-OH dipanaskan
dengan larutan natrium hidroksida dan yodium, maka endapan kuning
iodoform akan terbentuk. Pada percobaan kali ini praktikan meneteskan
NaOH untuk menghilangkan warna dari iodiumnya, dan pada sampel yang
diujikan oleh praktikan, menunjukan reaksi positif karena senyawa alcohol
tersebut dapat menghilangkan warna dari iodium pada saat diteteskan
dengan NaOH. Kemudian membentuk endapan kuning setelah dipanaskan
dan menghasilkan bau yang khas. Dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :

5. Uji Lucas
Alkohol tersier bereaksi secara instan dengan reagen lucas untuk
membentuk alkil klorida, yang tidak larut, menghasilkan kekeruhan pada
larutannya. Alkohol sekunder bereaksi dalam 1-5 menit dengan reagen lucas
untuk membentuk alkil klorida, yang tidak larut, menghasilkan kekeruhan
dalam larutannya. Sedangkan alkohol primer sama sekali tidak bereaksi
dengan reagen lucas.
Maka dapat dilihat dari reaksi uji lucas ini yaitu :
ZnCl2 + HCL ZnCl3 - + H+
Laju reaksi berdasakan energy yang dibutuhkan untuk membentuk
karbokation, dimana energi yang dibutuhkan untuk alkohol tersier < alkohol
sekunder < alkohol primer.
Terbukti pada saat pengujian yang lebih cepat terbentuk reaksinya
yaitu alkohol tersier tanpa pemanasan, sedangan yg sekunder sedikit lebih
lama dan memerlukan pemanasan.
Alkohol primer

Alkohol Sekunder

Alkohol Tersier

Maka dari ke 5 uji ini memberikan bukti yang spesifik yang menunjukan
bahwa senyawa yang kami praktikan kali ini yaitu alkohol dengan menunjukan
ciri khas tertentu pada setiap ujinya seperti menimbulkan aroma balon pada uji
ester, dan berubah warna menjadi merah bata pada uji Ceric ammonium nitrate,
juga pada uji iodium terbentuknya endapan kuning yang menandakan reaksi
alkohol lah yang dapat menghasilkan endapan kuning tersebut terhadap
yodium.

VI. Kesimpulan

Dari pratikum identifikasi alkohol maka dapat disimpulkan bahwa alkohol


terdiri dari 3 kelompok yaitu primer, sekunder, tersier. Dalam membedakannya
atau menentukan senyawa alkohol apa yang terkandung maka dapat dilakukan uji
diantaranya uji lucas dimana uji lucas ini dapat membedakan kelompok alkohol
berdasarkan kecepatan alkohol dalam bereaksi dengan reagen lucas. Dan adupun
dengan cara uji iodoform, uji ini berdasaarkan pembentukan endapan kuning
iodium yang terbentuk dari senyawa alkohol ketika direaksikan. Dan dari segi
aroma dapat diuji melalu uji ester.

VII. Daftar Pustaka

Brady.1999 Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia


Organik. Bina Aksara. Jakarta.

Kartika,2004, Kimia Anorganik, USU Press: Medan.

Mardzuki,1990,Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, 1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.

Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai