Anda di halaman 1dari 22

IDENTIFIKASI

ALKOHOL
WAHYU SUKMA AJI
2011E2062
D3 ANALIS KESEHATAN NON REGULER
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
DASAR TEORI
Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki satu atau lebih
gugus fungsi hidroksi (R-OH) yang terikat pada atom karbon pada suatu
rantai alifatis atau siklis. Sebagian besar alkohol digunakan sebagai
pelarut, memiliki sifat asam, mudah menguap, serta mudah terbakar.
Alkohol dengan jumlah atom karbon sebanyak 1-4 berupa cairan mudah
menguap, sedangkan jumlah atom karbon 5-9 berupa cairan seperti
minyak, dan dengan jumlag atom karbon lebih dari 10 berupa padatan.
Berdasarkan jumlah dan posisi gugus hidroksinya, alkohol diklasifikasikan
menjadi beberapa golongan:
A. Berdasarkan jumlah gugus OH, alkohol dibagi menjadi:
1. Alkohol monovalen
a) Alkohol monovalen cair. Contoh: metanol, etanol, propanol
b) Alkohol monovalen berminyal. Contoh: pentanol
c) Alkohol monovalen padat. Contoh: setil alkohol
2. Alkohol Polivalen
a) Alkohol polivalen cair. Contoh: propilen glikol, gliserin, etilenglikol
b) Alkohol polivalen padat. Contoh: manitol, sorbitol
B. Berdasarkan letak gugus OH pada atom C yang mengikatnya alkohol dibagi menjadi:
1. Alkohol primer
Adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C primer (atom C yang hanya mengikat
satu atom C lainnya), seperti metanol, etanol dan propanol. Oksidasi terhadap alkohol primer
dapat berlangsung dua tahap, tahap pertama akan tersebntuk senyawa alkaloida, sedangkan
tahap selanjutnya akan membentuk asam karboksilat. Kuat atau lemahnya oksidasi alkohol
tergantung pada oksidatornya.
2. Alkohol sekunder
Adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua
atom C lainnya) , seperti isopropanol, isoamil alkohol. Oksidasi senyawa ini dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa denngan gugus fungsi keton, dan tidak dapat dioksidasi
lebih lanjut.
3. Alkohol tersier
Adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C tersier, atom C yang mengikat tiga
atom C lainnya, seperti tersier butil alkohol. Senyawa ini tidak bereaksi terhadap KMnO4 atau
oksidator lainnya.
Sifat-sifat umum senyawa golongan alkohol
1. Kelarutan
Alkohol yang memiliki atom C kurang dari empat akan mudah bercampur dengan air
(hidriofilik) sedangkan alkohol yang mempunyai atom C lebih dari empat, kelarutannya kurang
dalam air serta lebih mudah bercampur dengan pelarut organik. Semakin panjang atom C,
maka semakin sukar larut dalam air namun semakin banyak jumlah OH nya akan semakin
sukar larut dalam pelarut organik (lebih hidrofil).
2. Sifat fisika
Alkohol monovalen memiliki titik didih yang bertambah besar dengan bertambahnya atom C
dan alkohol bercabang, titik didihnya lebih rendah dari alkohol rantai lurus dengan atom C
yang sama. Alkohol polivalen memiliki titik didih yang bertambah besar dengan bertambahnya
gugus OH. Semakin panjang atom C maka indeks biasnya akan semakin tinggi. Alkohol
monovalen yang memiliki atom C satu sampai dengan sepuluh pada suhu kamar berupa cairan
dengan bau dan rasa yangh spesifik sedangkan yang memiliki atom C lebih dari sepuluh pada
suhu kamar berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau sedangkan alkohol
polivalen semakin banyak gugus OH nya maka titik leburnya sebakin tinggi.
PRINSIP REAKSI
1. Reaksi substitusi, dalam larutan asam alkohol dapat mengalami reaksi substitusi :

tetapi alkohol tidak mengalami substitusi pada larutan netral atau basa. Karena gugus pergi
(leaving group) haruslah basa yang cukup lemah. –OH yang akan menjadi gugus pergi dari
suatu alkohol dalam larutan netral atau basa adalah suatu basa kuat karenanya alkohol akan
menjadi gugus pergi yang buruk.
2. Reaksi Eliminasi, alkohol akan bereaksi eliminasi dan menghasilkan alkena. Karena air dilepaskan
dalam eliminasi ini maka reaksi ini disebut reaksi dehidrasi.

3. Reaksi Oksidasi, Alkohol alkohol dapat dioksidasi menjadi keton, aldehida atau asam karboksilat

Suatu alkohol primer yang dapat dioksidasi menjadi aldehida dan asam karboksilat

Alkohol sekunder akan dioksidasi menjadi keton sedangkan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
CARA KERJA
A. Organoleptis
1. Bentuk 3. Warna
2. Rasa 4. Bau

B. Reaksi Umum
1. Reaksi Diazotasi
Merupakan reaksi umum untuk mengidentifikasi adanya alkohol dalam sebuah sampel. Masukkan
sampel kurang lebih 100 mg ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan pereaksi Diazo A dan Diazo
B dengan perbandingan 4:1, tambahkan beberapa tetes NaOH maka akan terbentuk warna merah yang
menandakan adanya gugus hidroksi. Tambahkan amil alkohol maka warna merah akan terpisah, namun
untuk fenol warna merah akan tertarik pada amil alkohol.
2. Reaksi Esterifikasi
Dengan menggunakan asam atau garamnya akan bereaksi dengan sampel yang
diduga mengandung alkohol.
3. Reaksi Oksidasi dengan KMnO4
4. Dengan logam natrium akan menghasilkan gas H2
5. Pembentukan urethan
Larutan zat ditambahkan dengan isosianat atau fenilisosianat, kemudian dirafluks selama 30 menit maka
akan membentuk urethan yang mengkristal, reakasi ini terjadi untuk alkohol tunggal.
6. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier
Pada pereaksi Lucas (larutan ZnCl2 1,36 ml dalam 1 ml HCl 29%) pada alkohol primer tidak
bereaksi sama sekali, pada alkohols ekunder awalnya tiudak bereaksi namun setelah 5 menit akan
berubah menjadi keruh (kecuali isopropil alkohol), dan alkohol tersier akan memberikan hasil yang
positif segera setelah reagen ditambahkan.
7. Pereaksi Backman
Pada larutan zat ditambahkan H2SO4 dan Kalium bikarbonat maka untuk alkohol primer akan terbentuk
aldehid, alkohol sekunder terbentuk keton dan alkohol tersiekr akan terjadi pemutusan ikatan rantai
karbon.
8. Pereaksi Deniges
Tambahkan pereaksi Deniges pada sampel, apabila membentuk endapan putih menunjukkan adanya
alkohol tersier.
9. Memeriksa alkohol polivalen
a. Dengan pemberian asam borat maka akan mempertinggi kelarutannya dibandingkan dnegan kontrol
dengan pelarut air.
b. Dengan pereaksi Cuprifil akan membentuk kompleks Cu yang jernih. Larutan dibasakan dengan
adanya beberapa tetes NaOH hungga basa kemudian ditambahkan 1 tetes CuSO4, maka akan terbentuk
kompleks Cu yang jernih.
c. Dengan reaksi Landwehr. Larutan zat ditambahkan FeCl3 akan terbentuk warna kuning tua sampai
coklat (bandingkan dengan kontrol negatif). Perlu dibuat blanko karena gula, asam alfa-oksi, dan asam
alfa-keto juga positif.
C. Reaksi Gugus Fungsi
Lakukan reaksi gugus fungsi seperti prosedur yang telah ditetapkan.
D. Reaksi Kristal
Ambil kaca preparat dan kaca penutupnya, masukkan zat kedalamnya kurang lebih sekitar 50-100 mg,
tutup dengan kaca penutupnya, masukkan pereaksi melalui celah antara kaca, panaskan dengan api
spiritus dengan cara melaluinya (jangan sampai gosong), lihat pada mikroskop. Ulangi prosedur dengan
reagen yang berbeda.
E. Reaksi Sublimasi
Ambil kaca preparat dan kaca sublimasi, masukkan zat kurang lebih sekitar 100-200 mg kedalam kaca
sublimasi yang sebelumnya sudah diletakkan diatas kaca preparat, tutup dengan kaca preparat yang
lainnya, letakkan diatasnya tissue basah, panaskan diatas api spiritus yang diberi kawat kassa, lihat
sublimat yang terbentuk.
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, kaki tiga, kawat kasa,
pembakar spiritus, pipet tetes, pipet volume, rak tabung reaksi, tabung reaksi, dan termometer.
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades (H2O), asam asetat
(CH3COOH), asam sulfat (H2SO4), besi (II) klorida (FeCl2), besi (III) klorida (FeCl3),
etanol (C2H5OH), fenol (C6H5OH), gliserol (C3H5(OH)3), iodium (I2) dalam larutan KI,
isopropil alkohol (C3H7OH), kalium bikromat (K2Cr2O7), kalium permanganat (KMnO4),
metanol (CH3OH), natrium hidroksida (NaOH), tembaga (II) sulfat (CuSO4), dan tertier
butanol ((CH3)3COH)
PROSEDUR KERJA
Test Iodoform
2 ml metanol dan etanol dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu,
ditambahkan beberapa tetes larutan iodium dalam KI dan larutan NaOH 10% tetes demi tetes sampai
warna iodium hilang. Kemudian diamati perubahan yang terjadi, jika belum ada perubahan, larutan
dipanaskan pada suhu 60°C selama 2 menit. Kemudian perubahan yang terjadi diamati lagi dan
dicatat.
Test Lucas
3 buah tabung reaksi disiapkan dan dimasukkan masing-masing 1 ml etanol, isopropil alkohol, dan
tritier butanol. Kemudian ke dalam tabung reaksi ditambahkan pereaksi lucas (FeCl2). Campuran
dikocok secara hati-hati, lalu didiamkan beberapa waktu sambil diamati perubahan yang terjadi.
Esterifikasi
2 ml etanol dimasukkan kedalam tabiung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat glasial
dan 2 tetes asam sulfat. Secara perlahan-lahan dipanaskan diatas penangas air. Kemudian bau yang
keluar diamati dari tabung reaksi dengan cara tangan dikibaskan pada permukaan tabung. Kemudian
bila belum teramati ditambahkan sedikit air (5 tetes).

Test Oksidasi
2 tetes asam sulfat pekat dimasukkan dan dicampurkan dengan 1 ml kalium bikromat, dan diaduk
hati-hati. Kemudian etanol ditambahkan dan dipanaskan perlahan-lahan. Perubahan warna yang
terjadi diamati dan dicatat. Kemudian hal yang sama dilakukan pada metanol. Setelah itu oksidasi
kalium bikromat diganti dengan KMnO4.
Membedakan Alkohol Mono dan Poli
Masing-masing senyawa etanol dan gliserol dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu diencerkan
sedikit dengan air. Kemudian ditambahkan 5 tetes CuSO4 dan beberapa tetes larutan NaOH
10%. Kemudian perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
Kelarutan Alkohol dan Fenol
2ml etanol, metanol, dan fenol dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan air 2ml. Setelah itu tabung reaksi ditutup dan dikocok. Peristiwa yang terjadi
diamati. Lapisan diperhatikan yang terpisah dan pada lapisan mana airnya.
Test Ferri Klorida
2ml etanol dan fenol dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan ferri klorida kedalam larutan dan perubahan yang terjadi
diamati.
HASIL PENGAMATAN
TES IODOFORM
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. 2 ml etanol dan metanol dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2. Ditambahkan 3 tetes larutan iodium dalam KI dan NaOH 10%


sampai warna iodium hilang.

3. Perubahan yang terjadi diamati, jika belum ada perubahan maka etanol + 3 tetes KI + NaOH= warna KI
dipanaskan pada suhu 60°C selama 2 menit. (kuning) hilang. Metanol + 5 tetes KI +
NaOH= warna KI (kuning) hilang.

4. Perubahan yang terjadi diamati lagi. Setelah pemanasan warna tetap


TES LUCAS
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. Disiapkan 3 tabung reaksi dan dimasukkan masing-masing 1 ml
etanol, isopropil alhol dan t-butanol.

2. Ditambahkan pereaksi lucas 2-5 tetes (FeCl2) pada tabung reaksi.

3. Larutan dikocok hati-hati, didiamkan sebentar sambil diamati Etanol= sedikit endapan cokelat dan
perubahan yang terjadi. larutan kuning bening. Isopropil
alkohol= banyak endapan cokelat dan
larutan kuning pekat. t-butanol=
cukup banyak endapan cokelat dan
kuning keruh.
ESTERIFIKASI
NO PERLAKUAN PENGAMATAN

1. 2 ml etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2. Ditambahkan 1 ml asam asetat glasial dan 2 tetes asam sulfat pekat.

3. Secara pelahan-lahan dipanaskan diatas penangas air.

4. Bau yang keluar diamati. Bau Menyengat

5. Bila belum teramati ditambahkan 5 tetes air.


TES OKSIDASI
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. Dimasukkan 2 tetes asam sulfat pekat dan 1ml kalium bikarbonat,
kemudian diaduk hati-hati.
2. Etanol, metanol, dan isopropil alkohol ditambahkan dan dipanaskan
perlahan-lahan
3. Perubahan yang terjadi diamati. Etanol + K2Cr2O7= oranye. Metanol
+ K2Cr2O7= oranye. Isopropil
alkohol + K2Cr2O7= oranye.
4. Hal yang sama dilakukan pada metanol.
5. Setelah itu osidasi kalium bikromat diganti dengan KMnO4. Etanol + KMnO4= merah bata.
Metanol + KMnO4= cokelat.
Isopropil alkohol + KMnO4= cokelat
pekat.
MEMBEDAKAN ALKOHOL
MONO DAN POLI
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. Etanol dan gliserol diencerkan dengan air didalam tabung reaksi.

2. Ditambahkan 5 tetes CuSO4 dan beberapa tetes NaOH 10%.

3. Perubahan yang terjadi dicatat dan diamati. Etanol= biru kekeruhan menjadi
cokelat dan 5 tetes air. Gliserol=
terbentuk 3 fasa (putih, kuning, dan
oranye) dan air 35 tetes.
KELARUTAN ALKOHOL DAN
FENOL
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. 2ml etanol, metanol dan fenol dimasukkan ke masing-masing
tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2ml air.
3. Tabung reaksi ditutup dan dipanaskan.
4. Peristiwa yang terjadi diamati. Etanol= larut dan terasa hangat.
Metanol=larut dan terasa hangat.
Fenol= tidak larut dan terasa
hangat.

5. Diperhatikan lapisan mana yang terpisah dan pada lapisan mana Fenol= air berasa diatas fenol.
airnya.
TEST FERRI KLORIDA
NO PERLAKUAN PENGAMATAN

1. 2 ml etanol dan fenol dimasukkan kedalam tabung.

2. Ditambahkan 3 tetes ferri klorida.

3. Perubahan yang terjadi diamati. Etanol= kuning. Fenol= merah bata.

Anda mungkin juga menyukai