Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Kimia Organik

Percobaan II

Identifikasi Alkohol

Dosen Pengampu : Apt. Erwan Kurnianto, M.Farm

Kelas : 1C

Kelompok : 2B

Anggota :

1. Laura Aprilin Pandiangan (2391194)

2. Lira Maharani (2391195)

3. Maria Magdalena Huunyang (2391196)

4. Miko Agus Aditya (2391197)

5. Muhammad Teguh (2391198)

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2024
I. Tujuan Percobaan

Melakukan reaksi yang membedakan sifat kimia alkohol

II. Dasar Teori

Alkohol merupakan senyawa yang berhubungan erat dengan kehidupan


manusia sehari-hari. Banyak dari golongan alkohol yang kita kenal seperti etanol
yang banyak digunakan dalam hand sanitizer, 2-propanol yang digunakan sebagai
zat pembunuh kuman dan metanol atau alkohol kayu yang merupakan komponen
utama dalam spirtus sebagai bahan bakar dan pelarut.

Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu
hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol,
alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang
jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk
ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R-OH, dengan R adalah suatu alkil baik
alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah
titik didihnya. Sedangkan dalam air,metanol, etanol, propanol mudah larut dan
hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan.

Sedangkan menurut (Fessenden, 1997), alkohol merupakan senyawa


turunan alkana yang mengandung gugus -OH dan memiliki rumus umum R-OH,
dimana “R” merupakan gugus alkil.Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu
CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus -OH terikat pada
atom karbon. Ada tiga jenis alkohol yang ditentukan oleh posisi atau letak gugus
OH pada rantai karbon utama karbon yaitu alkohol primer,sekunder dan tersier.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen atau atom karbon lain
(Wikepedia,2014).
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus umum R-OH dimana
R adalah gugus alkil atau alkil tersubtitusi. Gugus unit dapat merupakan rantai
terbuka, rantai tertutup (siklis) dan dapat mempunyai ikatan rangkap atau
mengikat gugus aromatik. Sedangkan OH adalah gugus fungisional yang
menentukan sifat karakteristik dari golongan alkohol.

Gugus fungisional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon
hibridisasi. Ada tiga jenis utama alkohol yaitu alkohol primer, alkohol sekunder,
dan alkohol tersier. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada
karbon C-OH. Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer, sekunder,
dan tersier, tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan
dengan atom karbon yang juga mengikat gugus hidroksil.

a. Alkohol Primer

Pada alkohol primer, atom karbon yang membawa gugus OH hanya terikat
pada satu gugus alkil. Beberapa contoh alkohol primer dapat dilihat pada gambar
1.

Pada masing-masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus
CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.Ada pengecualian
untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol
primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang
membawa gugus -OH.

b. Alkohol sekunder

Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH
berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau
berbeda. Beberapa contoh alkohol sekunder dapat dilihat pada gambar 2.
c. Alkohol tersier

Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang
sama atau berbeda. Beberapa contoh alkohol tersier dapat dilihat pada gambar 3.

Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan cara


oksidasi. Jika alkohol primer dioksidasi maka akan terbentuk alkanal (aldehid),
bila oksidasi dilanjutkan akan terbentuk asam karboksilat. Alkohol sekunder
dioksidasi akan terbentuk alkanon (keton). Sedangkan alkohol tersier tidak dapat
dioksidasi sebab atom C pada gugus fungisional (-OH) tidak mengikat atom H.

Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara


Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas
dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron
seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin
banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.
Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik
tapi rantai karbonnya bersifat non-polar sehingga hidrofobik. Molekulnya secara
umum menjadi nonpolar dan semakin tak larut dalam air ketika rantai karbonnya
menjadi semakin panjang (Wikipedia, 2014).
Alkohol dibagi dalam beberapa spesifikasi diantaranya:

1. Berdasarkan Strukturnya

a. Alkohol alifatis

Alkohol alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C-nya terbuka, baik lurus
maupun bercabang. Memiliki rumus umum CnH2n+1OH. Contohnya adalah
etanol (alkohol biasa yang digunakan dalam minuman beralkohol) dan metanol.
Alkohol alifatik biasanya ditemukan dalam minyak bumi dan dapat dihasilkan
melalui proses fermentasi atau sintesis kimia.

b. Alkohol aromatis

Alkohol aromatis adalah senyawa kimia yang mengandung gugus alkohol (-OH)
yang terikat pada cincin aromatik, seperti cincin benzena atau turunannya. Contoh
yang umum termasuk fenol, alkohol benzil, dan alkohol aril lainnya. Mereka
sering digunakan dalam industri parfum, kosmetik, dan sebagai bahan kimia
dalam sintesis organik.

c. Alkohol siklik

Alkohol siklik adalah senyawa alkohol yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
terikat pada cincin siklik, bukan cincin aromatik. Contohnya termasuk alkohol
sikloheksanol dan alkohol siklopentanol. Mereka dapat ditemukan dalam berbagai
produk kimia dan bahan kimia organik, serta digunakan dalam sintesis kimia
untuk menghasilkan senyawa-senyawa lainnya.

2. Berdasarkan jumlah gugus hidroksil (-OH)

a. Alkohol monovalen, adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus


hidroksil -OH dalam senyawanya. Contoh etil alkohol dan metil alkohol.

b. Alkohol polivalen, adalah alkohol yang mempunyai dua atau lebih gugus
hidroksil –OH dalam senyawanya. Contohnya gliserol
III. Alat Dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi

- Pipet tetes

- Lampu Spiritus

2. Bahan

- Etanol - Asam sulfat pekat

- Metanol - NaOH

- Gliserol - CuSO4

- Asam asetat - FeCl3

IV. Cara Kerja

1. Esterifikasi

Siapkan alat dan bahan

- ditambahkan 3 tetes asam asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat


pada sampel sebanyak 1 ml, kemudian panaskan

- dicium bau yang dihasilkan

Hasil

2. Reaksi Cuprifil

Siapkan alat dan bahan

-ditambah 5 tetes NaOH 2N dan 5 tetes CuSO4 2% pada sampel


sebanyak 1 ml, lalu amati perubahan yang terjadi

-dihasilkan reaksi positif oleh alkohol golongan polivalen


dengan terbentuknya kompleks Cu yang jernih

Hasil
3. Reaksi Landwehr

Siapkan alat dan bahan

-ditambahkan 5 tetes FeCl3 1% pada sampel sebanyak 1 ml, bila


perlu dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi

-dihasilkan reaksi positif oleh golongan alkohol polivalen dengan


terbentuknya warna kuning tua sampai oklat jingga

Hasil

V. Hasil Percobaan

Anda mungkin juga menyukai