Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA ORGANIK I

”ALKOHOL”

Dosen Pembimbing :
Dr. Yusnelti, M.Si.

Oleh :
Nuralang (F1C118028)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata
kuliah Kimia Organik I. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Yusnelti, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingannya
kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini tak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman atas kerja sama dan konsultasinya.
Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya, baik dari pengetahuan, tata cara penulisan, pengalaman, dan
maupun isinya. Mengingat keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
penulis nantikan demi perbaikan karya penulis berikutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Jambi, 08 Novemver 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan
dari letak gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder; alkohol tertier dimana
gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan fenol mempunyai
rumus struktur yang seripa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus
umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena
anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan
negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin aromatik.
Istilah alkohol dalam kehidupan sehari-hari sering dikaitkan dengan
minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol
adalah etanol atau etil alkohol. Berbeda dengan alkohol yang sudah tidak asing
lagi bagi orang awam, fenol justru sangat jarang disebut di kalangan
masyarakat. Padahal, fenol juga termasuk golongan alkohol dan biasa disebut
alkohol aromatik. Sedangkan, alkohol yang dimaksud oleh kebanyakan orang
merupakan alkohol alifatik.
Diera modern saat ini, alkohol telah beredar luas di masyarakat dan
dapat diperoleh dengan mudah. Alkohol mempunyai banyak manfaat dan
digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagaia pereaksi pelarut dan
bahan bakar. Namun alkohol juga mempunyai dampak yang buruk bagi
kesehatan tubuh manusia. Tidak heran hal ini sering dibahas oleh pakar-pakar
kesehatan karena bnyak nya produk alkohol yang beredar luas di masyarakat
sebagai bahan konsumsi tubuh yang sangat merugikan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian alkohol
2. Bagaimana rumus molekul alkohol ?
3. Bagaimana sifat fisika dan kimia pada alkohol ?
4. Bagaimana tata nama dalam alkohol ?
5. Bagaimana cara alkohol bereaksi ?
6. Apa saja reaksi-reaksi pada alkohol ?
7. Apa saja contoh alkohol dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari ?
8. Apa saja pengaruh alkohol dalam tubuh manusia ?

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian alkohol
2. Mengetahui rumus dari alkohol
3. Mengetahui sifat fisika dan kimia alkohol
4. Mengetahui tata nama alkohol
5. Mengetahui alkohol bereaksi
6. Mengetahui reaksi reaksi pada alkohol
7. Mengetahui contoh alkohol dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-
hari
8. Mengetahui pengaruh alkohol dalam tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian alkohol
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti
oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkoholmempunyai titik
didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya
sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.
Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis
maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik
didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan
hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus
OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu
alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada
dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya
terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
(Fessenden, 1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus
hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti
air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur
yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih
dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang
menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi,
reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin
panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika
cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart,
1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan
asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian
dioksidasi (Fessenden, 1997).

2.2 Rumus molekel / gugus fungsi alkohol


Struktur Alkohol adalah senyawa karbon yang mengandung atom
oksigen berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter
serupa dengan kedudukan atom oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan struktur air. Satu atom
H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada
alkohol. Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom H pada
air merupakan gugus alkil pada eter.
Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam
senyawa alkohol maka alkohol dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu
sebagai berikut.
1. Alkohol primer (1°) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (–OH)
terikat pada atom karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang
mengikat satu atom karbon lain.
Contoh :
CH3OH CH3CH2OH

Metanol Etanol
2. Alkohol sekunder (2°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat
pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang
mengikat dua atom karbon lain.
Contoh :

Gugus –OH selalu diikat oleh CH. Oleh karena itu, secara umum rumus
struktur dari alkohol sekunder adalah seperti berikut:
3. Alkohol tersier (3°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat
pada atom karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang
mengikat tiga atom karbon lain.
Contoh : Contoh:

Gugus –OH selalu diikat oleh C. Oleh karena itu secara umum rumus struktur
dari alkohol tersier adalah seperti berikut:

2.3 Sifat Fisika Dan Kimia Alkohol


a. Sifat-sifat fisika pada alkohol :
1. Titik didih alkohol lebih tinggi dibanding dengan titik didih alkana yang
mempunyai atom C yang sama. Hal ini karena dalam keadaan cair molekul-
molekul alkohol terasosiasi dan biasanya membentuk jembatan.
2. Makin banyak atom C, makin tinggi titik didihnya.
3. Bersifat polar karena memiliki gugus –OH.
4. Kelarutan alkohol dalam pelarut non polar bertambah.
5. Mudah terbakar
b. Sifat-sifat Kimia pada Alkohol
1. Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam
sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air.
2. Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam
sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.
Contoh :
3. Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam
karboksilat, keton, karbondioksida dan air .
Contoh :

a. Reaksi dengan natrium


Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil
samping berupa gas hidrogen.
Contoh :

b. Reaksi dengan asam halida


Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.
Contoh :

c. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk
samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh :

d. Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.
Contoh :

2.4 Tata Nama Alkohol


Cara penamaan ada dua cara yaitu :
a. IUPAC
1) Pemberian nama alkohol dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama
alkana dengan –ol.
Contoh :

2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang.
Contoh :

3) Tentukan substituen yang terikat rantai utama.


Contoh :

4) Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus hidroksi (-OH)
dengan nomor atom C paling rendah.
Contoh :

5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus disusun


berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :

6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara
lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :

b. Trivial (Nama Umum)


1. Tentukan gugus alkil yang mengikat gugus hidroksil.
Contoh :

2. Tambahkan akhiran “alkohol” setelah nama substituen.


Contoh:

2.5 Reaksi Pembuatan Alkohol


a. Mereaksikan alkil halida dengan basa
Alkohol dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan suatu basa.
Selain itu juga diperoleh produk lain, yakni garam halide
contoh:

b. Reduksi aldehida
Reduksi (hidrogenasi) aldehida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh:

c. Hidrolisis alkil hidrogensulfat


Hidrolisis alkil hidrogensulfat akan menghasilkan alkohol dengan hasil sisa
asam sulfat.
d. Hidrolisis ester
Alkohol dibuat dengan hidrolisis ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh :

e. Reduksi keton dengan hidrogen


Reduksi suatu keton akan menghasilkan suatu alkohol sekunder.
Contoh :

f. Mereaksikan Alkena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisis.


Hidrolisis hasil reaksi antara alkena dengan asam sulfat akan menghasilkan
alkohol.
Contoh :

2.6 Reaksi-Reaksi pada Alkohol


Gugus –OH merupakan gugus fungsi dari alkohol oleh sebab itu sebagian
besar reaksi terjadi pada gugus tersebut. Berikut merupakan beberapa reaksi
yang terjadi pada alkohol: reaksi oksidasi, penggantian gugus –OH, penggantian
atom H pada gugus –OH oleh gugus asam, logam aktif dan gugus alkil.
a. Oksidasi
Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat
mengalami reaksi oksidasi. Hasil yang diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-
beda tergantung pada jenis alkoholnya. Akohol primer jika teroksidasi
menghasilkan aldehida apabila jumlah oksidator masih berlebih akan terjadi
oksidasi berlanjut memebntuk asam karboksilat, alkohol sekunder
menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier menghasilkan campuran asam
karboksilat dan keton.
b. Penggantian Gugus –OH
Gugus –OH pada alkohol dapat digantikan oleh atom-atom halogen
apabila direaksikan dengan fosfor halida dan asam halida. Fosfor halida dapat
berupa PX3 dan PX5 sedangkan asam halogen berupa HX. Reaksi antara
alkohol primer dan asam karboksilat, bila dipanaskan dengan penambahan
sedikit asam sulfat pekat maka akan terbentuk sebuah ester dan H2O. H2O yang
diperoleh dari reaksi diatas dibentuk dari H dari alkohol dan OH dari asam
asetat. Apabila digunakan alkohol tersier H diperoleh dari asam asetat dan OH
dari alkohol. Apabila alkohol direaksikan dengan asam-asam anorganik produk
yang diperoleh berupa ester anorganik. Produk yang diperoleh dari reaksi
antara etanol dengan asam sulfat berupa etil hidrogen sulfat dan air, sedangkan
produk yang diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam nitrit berupa etil
nitrit dan air.
Atom H pada gugus –OH dapat digantikan oleh logam aktif seperti Na.
Reaksi antara alkohol dan Na menghasilkan garam natrium alkoksida dan
pembebasan gas hidrogen. Garam yang diperoleh dari reaksi ini apabila
dihidrolisis akan diperoleh kembali alkohol asalnya. Laju pergantian atom H
oleh logam aktif yaitu alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier.
Setelah pergantian atom H oleh logam aktif apabila direaksikan lagi dengan alkil
halida akan terjadi pergantian logam aktif oleh gugus alkil. Logam aktif yang
didesak keluar akan bereaksi dengan halogen dari alkil halida membentuk
garam.

2.7 Contoh Alkohol dan Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dikonsumsi dan
memiliki titik didih dan titik leleh berturut-turut 78 ºC dan 114 ºC. Etanol
memiliki rumus molekul C2H5OH dan sering disingkat menjadi EtOH.Anggur,
wiskey dan bir merupakan minuman keras yang mengandung etanol dengan
konsentrasi tertentu. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna,
terasa membakar pada mulut maupun tenggorokan bila ditelan. Kegunaan
etanol ialah :
1. Minuman
"Alkohol" yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol.
Beberapa jenis minuman yang mengandung alkohol adalah sebagai berikut:
a. Golongan A : kadar etanol 1% – 5% (bir)
b. Golongan B : kadar etanol 5% – 20% (wine)
c. Golongan C : kadar etanol 20% – 45% (whiskey, vodka, manson house,
johny walker, kamput)
Minuman-minuman seperti anggur dan bir telah dikenal dikenal sejak zaman
prasejarah. Pada zaman itu munuman-minuman tersebut diperoleh dari proses
peragian atau fermentasi terhadap bahan-bahan yang mengandung pati atau
gula. Bahan sebagai sumber pati dapat berupa kentang, ubi kayu dan beras.
Umumnya bahan-bahan yang mengandung pati dapat diolah menjadi alkohol
dengan proses peragian atau fermentasi. Awalnya bahan yang mengandung pati
direndam dengan air sehingga terbentuk enzim amilase. Enzim amilase yang
terbentuk secara bertahap menguraikan pati menjadi glukosa. Dengan bantuan
enzim zimase yang terdapat di dalam ragi, glukosa yang terbentuk diuraikan
menjadi etanol dan karbondioksida.
2. Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri
Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang
diproduksi dalam skala industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol
yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat warna.
Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok
untuk diminum. Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi
yang dikenakan untuk minuman beralkohol (khususnya di Inggris).
3. Sebagai bahan bakar
Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta
bisa digunakan sebagai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan
petrol (bensin). "Gasohol" adalah sebuah petrol / campuran etanol yang
mengandung sekitar 10 – 20% etanol.Karena etanol bisa dihasilkan melalui
fermentasi, maka alkohol bisa menjadi sebuah cara yang bermanfaat bagi
negara-negara yang tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import
petrol mereka.
4. Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman,
dan bisa digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak
dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum
dan kosmetik.
b. Metanol
Metanol atau metil alkohol merupakan suku pertama dari alkohol
dengan rumus molekul CH3OH. Metanol bersifat toksit karena dapat
menyebabkan kematian dan kebutaan apabila terkena mata. Metanol berupa
zat cair tidak berwarna dengan titik didih 64.7 °C, massa jeni 0.7918 g/cm³,,
mudah larut dalam air, mudah menguap dengan bau seperti alkohol biasa dan
mudah terbakar. Spritus merupakan campuran antara metanol dan etanol.
Warna pada etanol merupakan zat tambahan agar tidak diminum.
Metanol yang diproduksi sebagian besar digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan pembuatan formaldehit. Metanol sering dicampurkan dengan
bensin, karena campuran ini diduga dapat meningkatkan mutu bensin. Namun
demikian metanol yang ditambahkan memiliki kelemahan karena dapat
menyebabkan korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol
awalnya diperoleh dari penyulingan kering dari kayu. Kini metanol diperoleh
dengan mereaksikan karbonmonoksida dengan hidrogen, dengan katalis ZnO +
Cu. Campuran antara gas CO dan H2 dipanaskan dengan suhu sekitar 450 ºC
dengan tekanan 200 atm. Berikut kegunaan metanol :
1. Sebagai bahan bakar
Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan
pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen
(sekarang sementara diteliti).
2. Sebagai sebuah stok industri
Kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain.
Seperti metanal (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai
asam. Kebanyakan dari senyawa-senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.
c. Alkohol Dihidroksi
Alkohol dihidroksi merupakan alkohol yang di dalam molekulnya
terdapat 2 buah gugs –OH. Alkohol-alkohol yang memiliki dua buah gugus –OH
disebut glikol. Salah satu contoh alkohol dihidroksi yaitu etilena glikol. Etilena
glikol merupakan cairan tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Alkohol
bersifat dan larut dengan baik di dalam air.
d. Alkohol Trihidroksi
Alkohol trihidroksi merupakan alkohol yang didalam molekulnya
terdapat 3 buah gugus –OH. Gliserol atau 1,2,3-propananatriol merupakan
salah satu contoh terpenting dari alkohol trihidroksi. Istilah gliserol berasal dari
bahasa Yunani glykys yang berarti manis. Gliserol pada temperatur kamar
berupa cairan kental tidak berwarna yang memiliki rasa manis dengan titik
didih dan titik leleh berturut-berturut 290 ºC dan 18 ºC, dapat bercampur
dengan air dan alkohol pada segala perbandingan.
Gliserol di dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut karena
memiliki sifat penyerap air (higroskopis). Di dalam bidang industri gliserol
digunakan sebagai bahan pembuat parfum, pelumas, dan digunakan sebagai
bahan pembuat kosmetik karena gliserol mampu melembutkan kulit.

2.8 Pengaruh Alkohol terhadap Tubuh Manusia.


a. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat
hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alcohol
Concentration- BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam
darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka
menjad lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah "mabuk", "teler"
sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran
seperti alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian. Selain
kematian, efek jangka pendek alkohol menyebabkan hilangnya produktivitas
kerja (misalnya "teler", kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan alkohol
sering menyebabkan perilaku kriminal. Sebanyak 70% narapidana
menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40%
kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol.
b. Pengaruh jangka panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan:
1. Tekanan darah tinggi
2. Kerusakan jantung
3. Stroke
4. Kerusakan hati
5. Kanker saluran pencernaan
6. Gangguan pencernaan lainnya (c/o: tukak lambung)
7. Impotensi dan berkurangnya kesuburan
8. Meningkatnya risiko terkena kanker payudara
9. Kesulitan tidur
10. Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan
11. Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi
BAB III
PENUTUP

3.I Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa Alkohol (atau alkanol)
adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen atau atom karbon lain. Rumus kimia umum alkohol
adalah CnH2n+1OH. Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang
terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer',
'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang
terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol.
Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol tersier
paling sederhana adalah2-metil-2-propanol.
Terdapat kegunaan dari alkohol diantaranya sebagai bahan bakar,
sebagai pelarut, dan sebagai sebuah stok idustri. Namun terdapat pula
pengaruh alkohol jika masuk kedalam tubuh manusia pengaru jangka pendek
dan pengaruh jangka panjang.

B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk
kepentingan yang tidak jelas. Dan diharapkan setelah membaca makalah ini
mahasiswa lebih mempertimbangkan untuk mengkonsumsi minuman –
minuman yang mengandung alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

http://Sejarah Alkohol Kisah Alkohol dari 5 Peradaban Kuno _ Amazine.htm


http:// sejarah-penemuan-alkohol.html/Kimia Dahsyat, Belajar Kimia Mudah
Dan Menyenangkan/oleh Dody Putranto,Jogjakarta
http://wisnuyogapratama.blogspot.com/2012/10/fungsi-alkohol.html
http://bahayaalkoholal.blogspot.com/2013/04/bahaya-alkohol_8227.html
http://www/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/kegunaan_alkohol/

Anda mungkin juga menyukai