“SENYAWA FENOL”
DOSEN PENGAMPU :
DR. IR. DYAH SUCI PERWITASARI, MT
DISUSUN OLEH:
MEILINA WIBY C (1631010174)
NUR KOMARIYAH (19031010036)
RENDI ADI PRATAMA (19031010093)
ELSYAFF VISSHILMI K (19031010105)
HAFIZH M N (19031010108)
SYAMSA BAKTI F (19031010110)
GALANG ANANDA P (19031010117 )
ALFINA NOVIYANI (19031010128)
DEWI NOVITA R (19031010130)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Fenol ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kimia Organik.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Fenol
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
26 April 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.............................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
I.3 Tujuan...........................................................................................................2
I.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
II.1 Secara Umum..............................................................................................3
II.2 Tata Nama Senyawa Fenol.........................................................................4
II.3 Klasifikasi Senyawa Fenol..........................................................................6
II.4 Sifat – Sifat Senyawa Fenol........................................................................6
II.5 Jenis – jenis Senyawa Fenol.......................................................................8
II.6 Karakteristik Senyawa Fenol...................................................................10
II.7 Reaksi Senyawa Fenol..............................................................................11
II.6 Pembuatan Senyawa Fenol......................................................................13
II.7 Kegunaan...................................................................................................16
II.8 Isomeri Senyawa Fenol.............................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
III.1 Kesimpulan..............................................................................................19
III.2 Saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana klasifikasi dari senyawa fenol?
4. Bagaimana sifat-sifat dari senyawa fenol?
5. Bagaimana karakteristik dari senyawa fenol?
6. Apa saja reaksi-reaksi pada senyawa fenol?
7. Bagaimana pembuatan senyawa fenol?
8. Apa saja manfaat dari senyawa fenol?
9. Apa saja jenis jenis senyawa fenol?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang tata nama senyawa organik fenol.
2. Untuk mengetahui klasifikasi senyawa organik fenol.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari senyawa organik fenol.
4. Untuk mengetahui pembuatan senyawa organik fenol.
5. Untuk mengetahui identifikasi senyawa organik fenol.
6. Untuk mengetahui kegunaan senyawa organik fenol.
I.4 Manfaat
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang senyawa organik
fenol, tata nama senyawa organik fenol, klasifikasi senyawa organik fenol,
reaksi-reaksi senyawa organik fenol, jenis-jenis fenol, sifat-sifat fenol,
identifikasi senyawa organik fenol, serta kegunaan senyawa organik fenol.
2. Agar pembaca dapat mengaplikasikan senyawa fenol kedalam dunia
industri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
farmasi obat, seperti salep, antiseptik, lotion, obat kumur, obat batuk,
analgesik gosok serta beberapa industri yang lainnya (Kiswandono,2016).
4
Gambar 2 Cara penomoran senyawa fenol
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau para.
Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai senyawa
bahan alam flavonoid, alkaloid, dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari
senyawa fenol adalah eugenol dan isoeugenol yang merupakan minyak pada
cengkeh. Dengan rumus struktur sebagaimana disajikan pada Gambar berikut.
5
II.3 Klasifikasi Senyawa Fenol
Senyawa fenol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus
hidroksil (-OH) yang terikat langsung pada gugus cincin hidrokarbon aromatik.
Klasifikasi senyawa fenol yang terkandung dalam tumbuhan yaitu fenol
sederhana, benzoquinone, asam fenolat, asetofenon, naftokuinon, xanton,
bioflavonoid kumarin, stilben, turunan tirosin, asam hidroksi sinamat, flavonoid,
lignan, dan tanin. Senyawa fenol alami yang bersifat antioksidan dapat
diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok lipofilik dan hidrofilik
(di antaranya senyawa fenol). Aktivitas antioksidan dari senyawa fenol terbentuk
karena kemampuan senyawa fenol membentuk ion fenoksida yang dapat
memberikan satu elektronnya kepada radikal bebas. Gambaran pada umumnya
yaitu, antioksidan senyawa fenol (PhH) dapat bereaksi dengan radikal bebas
(ROO•) membentuk ROOH dan sebuah senyawa fenol radikal (Ph•) yang relatif
tidak reaktif. Selanjutnya, senyawa fenol radikal (Ph•) dapat bereaksi kembali
dengan radikal bebas (ROO•) membentuk senyawa yang bersifat tidak radikal.
DPPH adalah senyawa radikal bebas yang mampu bereaksi dengan senyawa yang
dapat mendonorkan atom hidrogen (Dhianawaty, 2014).
6
lain yang mempunyai berat molekul yang sama. Gugus benzena relatif tidak polar
dan menyebabkan senyawa tersebut sukar larut dalam air. Gugus benzen hidrofob
(tidak suka air). Karena fenol mempunyai gugus fungsi hidroksil, maka dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air, hal ini dikatakan gugus hidrofil (suka air).
Pengaruh gugusan –OH yang hidrofil, maka fenol larut dalam air. Perbedaan
gugus fungsi yang terikat pada gugus aril, akan menyebabkan perbedaan sifat fisik
dari senyawa tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan pada perbedaan sifat fisik dari
senyawa toluena, fenol, dan aril halida pada Tabel berikut.
Tabel 7.1 Perbedaan sifat-sifat fisik dari senyawa toluena, fenol dan aril halida
7
3. Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya
terbentuk 2,4,6 trinitrofenol atau asam pikrat.
4. Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb :
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat
8
juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan
dengan gugus hidroksil.
Penelitian berbagai metoda penentuan fenol dan turunannya (disebut
senyawa fenol) dalam air dengan kromatografi cairan kinerja tinggi (KCKT) telah
banyak dilakukan baik secara langsung maupun melalui derivatisasi. Penentuan
secara langsung masih kurang peka dengan tingkat pemisahan yang rendah,
terutama untuk senyawa fenol dengan kepolaran yang hampir sama. Untuk
memperbaiki tingkat pemisahan dapat dilakukan dengan mengganti fasa diam,
baik jenis maupun ukuran, serta mengubah komposisi dan jenis fasa gerak.
Kepekaan dapat dinaikkan dengan mengubah detektor atau melakukan pemekatan,
baik dengan ekstraksi cair-cair maupun padat-cair. Denvatisasi biasanya digabung
dengan ekstraksi, sehingga dapat memperbaiki tingkat pernisahan dan menaikkan
kepekaan. Beberapa pereaksi telah digunakan untuk keperluan derivatisasi
senyawa fenol pada analisis secara KCKT. Pereaksi iod manobror.n:ida. (IBr),
te1a12 digurrakan pada penentuan fenol total seeara spektrofotometri. Pereaksi
tersebut lebih baik dari pada 4-amino antipirin. Pereaksi 4-amino antipirin tidak
dapat bereaksi dengan senyawa fenol yang tersubtitusi para. Berdasarkan
penelitian tersebut, pada penelitian ini telah dikaji lebih lanjut penggunaan IBr
pada penentuan campuran senyawa fenol dalam air, secara KCKT. Senyawa fenol
dalam air diekstraksi menggunakan pereaksi IBr claim fasa organik, kemudian
ditentukan seem. KCKi. Hasil reaksi senyawa fenol dengan IBr disebut derivat
senyawa fenol. Pada tahap ekstraksi, telah dipelajari mekanisme ekstraksi
derivatisasi, pengaruh variabel tetap dan variabel eksperimen terhadap angka
banding distribusi (D).
9
B. Contoh –contoh senyawa fenol
1. Senyawa fenol sederhana
2. Lignan, Neolignan, Lignin
3. Stilbena
4. Naftokinon
5. Antrakinon
6. Flavonoid
7. Antosian
8. Tanin
9. Kumarin
10. Kromon & Xanton
(Rahayu, 2009)
10
Ia memiliki sifat asam karena kemudahannya dalam melepaskan ion H +
dari gugus hidroksilnya. Dengan lepasnya ion H+, fenol berubah menjadi
fenoksida yang dapat dilarutkan dalam air. Ia memiliki tingkat keasaman yang
lebih besar dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan mereaksikannya dengan NaOH dimana fenol dapat melepaskan ion H +.
Dalam kondisi yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti
fenol. Hal ini dikarenakan fenol memiliki orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionnya. Fenol yang berkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi jika terkena kulit yang terbuka. Bahkan
selama perang dunia II, fenol sering digunakan sebagai bahan eksekusi mati.
Ribuan orang yang berada di kamp-kamp disuntik dengan menggunakan fenol.
Fenol ini disuntikan oleh dokter ke bagian intravena di lengan dan jantung.
Penyuntikkan ke bagian jantung dapat menimbulkan kematian sekaligus
(Prasosjo,2016)
11
fenol merupakan gugus pengarah orto- dan para-. Umumnya, produk meta- yang
dominan, dibandingkan dengan produk orto-.
Reaksi senyawa fenol dengan gas halogen Gugus hidroksil pada sangat kuat
sebagai gugus pengaktivasi pada senyawa benzena. Substitusi aromatik
elektrofilik pada senyawa fenol dapat berlangsung dengan cepat pada suhu
kamar. Pembetukan senyawa monobrominasi senyawa fenol mempunyai
rendemen yang tinggi pada temperatur rendah. Pada kasus lain, reaksi brominasi
senyawa m-florofenol pada pelarut non polar 1,2-dikloroetana, sebagaimana
disajikan pada Gambar berikut.
12
Gambar 16 Skema reaksi pembentukan ion eugenoksida
Berdasarkan skema reaksi di atas terlihat jelas bahwa ion eugenoksida
mempunyai kestabilan tinggi yang disebabkan oleh adanya resonansi. Ion
eugenoksida sebagai nukleofil menyerang kation sodium (Na+) membentuk
sodium egenolat. Selanjutnya, sodium eugenolat bereaksi dengan metil iodida
atau reagen lainnya yang sesuai. Mekanisme pembentukan sodium eugenolat
dapat digambarkan sebagai berikut.
13
isopropilbenzena melalui zat antara 1- metil-1-feniletilhidroperoksida, dan (5)
sintesis senyawa fenol secara alami.
1. Melalui reaksi gugus fungsi (-SO3H) dengan reagen campuran KOH
NaOH/H+
Sintesis senyawa fenol melalui reaksi gugus fungsi (-SO 3H) dengan reagen
campuran KOH-NaOH/H+ berlangsung pada 330oC. Salah satu contoh reaksi
tersebut adalah reaksi senyawa p-toluensulfonat dengan campuran KOH-
NaOH/H+ pada suhu 330oC menghasilkan senyawa kresol yang memiliki
rendemen sebesar 63-72%1. Secara lengkap reaksi tersebut disajikan pada Gambar
berikut.
14
3. Konversi gugus klor menjadi gugus –OH menggunakan NaOH dan
H2O/H+
Sintesis senyawa fenol melalui substitusi gugus fungsi halida menjadi
gugus fungsi –OH menggunakan reagen NaOH, H2O/H+. Salah satu contoh reaksi
tersebut adalah reaksi senyawa klorobenzena menggunakan reagen (1) NaOH,
H2O, dan (2) H+ pada suhu 370oC menghasilkan senyawa fenol secara lengkap
disajikan pada Gambar berikut.
15
Gambar 21 Reaksi arene menjadi turunan fenol
II.7 Kegunaan
Senyawa ini memiliki sifat anti-mikroba yang kuat dan salah satu
kegunaan yang paling awal adalah sebagai antiseptik. Ini dipelopori pada tahun
1867 oleh ahli bedah Inggris Joseph Lister, yang digunakan dalam larutan encer
untuk mensterilkan luka dan peralatan bedah, sangat meningkatkan tingkat
kelangsungan hidup pasien yang menjalani operasi. Ini juga digunakan dalam
“sabun tar batubara” sampai tahun 1970-an dan masih digunakan dalam berbagai
produk antiseptik dan farmasi. Di antara karbol terbesar yang digunakan hari ini
adalah produksi plastik. Bakelite, salah satu plastik yang paling awal, pertama kali
dibuat dari fenol dan formaldehida pada tahun 1907. Asam karbol sekarang
digunakan dalam sintesis banyak plastik, termasuk polikarbonat, resin epoxy dan
nilon. Kegunaan lain termasuk pembuatan pewarna, desinfektan dan antiseptik.
Meskipun banyak senyawa yang penting atau bermanfaat bagi kehidupan
didasarkan pada gugus fenol, asam karbol itu sendiri beracun dan korosif. Hal ini
mudah menguap dan mudah diserap melalui kulit, sehingga jika terhirup dan
kontak dengan kulit. Uap mengiritasi saluran pernapasan dan konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Hasil kontak dengan kulit dalam mengakibatkan warna putih diikuti oleh
luka bakar yang dapat parah – ini mungkin tidak menyakitkan pada awalnya,
karena efek anestesi senyawa ini. Gejala keracunan karbol termasuk mual,
muntah, dan sakit perut, serta urin berwarna gelap dan haus. Gejala lain termasuk
berkeringat, denyut nadi cepat, kejang dan koma (Ahmad, 1986)
II.8 Isomeri Senyawa Fenol
Senyawa fenol mempunyai isomer adalah senyawa fenol yang mempunyai
dua atau tiga gugus hidroksil dan atau yang mempunyai substituen gugus lain
sehingga mempunyai posisi orto-, meta-, dan para-. Jumlah isomer senyawa fenol
sebanyak 3 isomer, jika tidak memperhitungkan konformasi kursi dan perahu. Jika
memperhitungkan konformasi kursi dan perahu mempunyai isomer yang lebih
banyak, terkhusus struktur equal dan aksial (e,a). Dengan adanya subtituen satu
16
atau dua gugus menyebabkan senyawa fenol mempunyai beberapa isomer. Isomer
senyawa fenol dapat digambarkan di bawah ini
17
Gambar 26 Isomer fenol yang memiliki 3 subtituen gugus lain
(Hadanu, 2019)
18
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Senyawa fenol mempunyai gugus hidroksil (-OH) yang terikat langsung
pada cincin benzena atau cincin benzenoid1. Senyawa fenol mirip dengan
alkohol.
2. Senyawa fenol (C6H5OH) adalah senyawa yang paling sederhana dari
golongan fenol, sedangkan menurut tata nama IUPAC disebut benzenol.
Fenol sederhana biasanya diberi nama menggunakan fenol sebagai nama
asal. Penamaan senyawa fenol dianggap berasal dari turunan fenol, gugus
aril, dan gugus hidroksil penyebutannya disatukan menjadi fenol. Suatu
fenol dengan satu cincin substituen lain dapat diberi nama dengan sistem
o- (orto), m- (meta), dan p- (para).
3. Seperti air, fenol dapat membentuk ikatan hidrogen, karena adanya ikatan
hidrogen ini, maka fenol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari
senyawa lain yang mempunyai berat molekul yang sama. Gugus benzena
relatif tidak polar dan menyebabkan senyawa tersebut sukar larut dalam
air. Gugus benzen hidrofob (tidak suka air). Karena fenol mempunyai
gugus fungsi hidroksil, maka dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
air, hal ini dikatakan gugus hidrofil (suka air). Pengaruh gugusan –OH
yang hidrofil, maka fenol larut dalam air. Perbedaan gugus fungsi yang
terikat pada gugus aril, akan menyebabkan perbedaan sifat fisik dari
senyawa tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan pada perbedaan sifat fisik dari
senyawa toluena, fenol, dan aril halida
4. Senyawa fenol berdasarkan jalur pembuatannya yaitu :
a. Senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
b. Senyawa fenol yang berasal dari aseta malonat
c. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua
jalur biosintesa ini yaitu senyawa-senyawa flavonoid.
19
5. Ia memiliki sifat asam karena kemudahannya dalam melepaskan ion H +
dari gugus hidroksilnya. Dengan lepasnya ion H+, fenol berubah menjadi
fenoksida yang dapat dilarutkan dalam air. Ia memiliki tingkat keasaman
yang lebih besar dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikannya dengan NaOH dimana fenol dapat
melepaskan ion H+.
6. Sumber dan Kegunaan Senyawa Fenol Senyawa fenol berguna dalam
sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Banyak
kegunaan lain yaitu dalam industri obat, bahan makanan, antioksidan, dan
industri lain yang menggunakan fenol sebagai bahan dasar atau
menggunakan fenol sebagai bahan tambahan.
III.2 Saran
Senyawa Fenol memiliki berbagai macam kegunaan baik kegunaan yang
berdampak positif maupun negatif bagi manusia. Dalam penggunaan senyawa
fenol ini sebaiknya lebih berhati-hati mengingat hasil kontak dengan kulit dapat
mengakibatkan warna putih diikuti oleh luka bakar sehingga perlu berhati-hati
dalm pemanfaatan senyawa ini.
7.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48