Oleh:
Kelompok 7
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui analisa kialitatif dan kuantitatif dari
senyawa ester.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sifat-sifat yang dimiliki oleh ester yaitu:
1) Sifat Fisika
o Wujud, ester bersuku rendah berwujud cair encer, ester bersuku tengah berwujud
cair kental, ester bersuku tinggi berwujud padat
o Titik didih dan titik lelehnya rendah karena tidak memiliki ikatan hidrogen
o Kelarutan, ester bersuku rendah sedikit larut, sedangkan ester bersuku tinggi makin
mudah larut
o Daya hantar listrik, merupakan senyawa nonelektrolit yang tidak dapat
menghantarkan listrik
o Mudah menguap
2) Sifat Kimia
o Tidak terdapat ikatan hidrogen, tetapi ada ikatan van der Waals
o Senyawa bersuku rendah sedikit polar, sedangkan senyawa bersuku tinggi hampir
nonpolar
o Ester kurang reaktif.
4
b) Uji fenolftalein
Uji fenolftalein dilakukan untuk mengidentifikasi adanya gugus ester
dalam senyawa dengan menggunakan fenolftalein sebagai indikator. Dengan
adanya senyawa basa dalam suatu larutan, ketika diberikan fenolftalein akan
terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Uji ini dilakukan dengan sejumlah
sampel ditambahkan etanol, fenolftalein, dan NaOH 5%. Setelah itu, campuran
dipanaskan. Hasil yang positif akan menunjukkan warna merah muda yang
menghilang. Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh ion natrium pada
NaOH berikatan pada gugus karboksilat pada senyawa membentuk ester.
Perubahan warna dari merah muda menjadi tidak berwarna terjadi karena NaOH
dalam larutan telah bereaksi membentuk ester sehingga indikator PP tidak
mengenali adanya NaOH dalam larutan.
Uji fenolftalein kurang akurat digunakan untuk identifikasi senyawa ester
karena perubahan warna pada indikator fenolftalein terjadi oleh hilangnya
senyawa NaOH dalam larutan, sedangkan bukan hanya senyawa yang mempunyai
gugus ester saja yang dapat berikatan dengan ion natrium dari NaOH.
c) Uji asam hidroksamat
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya ester dalam sampel dengan
menggunakan pereaksi larutan hidroksilamin HCl dalam etanol, NaOH encer,
HCl, dan FeCl3 serta bantuan pemanasan dan pendinginan. Hasil dari uji ini
adalah terjadi perubahan warna menjadi merah violet/burgundy/magenta dengan
reaksi sebagai berikut :
5
2.3. Reaksi-Reaksi Esterifikasi
Hidrolisis menggunakan air atau asam encer
Reaksi dengan air murni sangat lambat sehingga tidak pernah digunakan. Reaksi ini
dikatalisis oleh asam encer, sehingga ester dipanaskan di bawah refluks dengan
sebuah asam encer seperti asam hidroklorat encer atau asam sulfat encer. Contohnya
yaitu:
1. Hidrolisis Etil Etanoat
CH3COOCH2CH3+H2O CH3COOH + CH3CH2OH
6
propan-1,2,3-triol (gliserol). Karena hubungannya dengan pembuatan sabun,
hidrolisis ester dengan basa terkadang disebut sebagai saponifikasi.
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Chasana, N.U., Rurini R. Dan Suratmo. 2014. Esterifikasi L-Mentol Dan Anhidrida Asetat
Dengan Variasi Rasio Mol Reaktan. Journal Kimia Student. 1(2): 276-282.
Fesseden, Ralph. J. 1997. Kimia Organik. Terjemahan dari Organic Chemistry, oleh A.H.
Pudjaatmaka. Erlangga, Jakarta.