Anda di halaman 1dari 4

PEMBUATAN ESTER

1. Tujuan
1. Mensintesis 3 macam ester
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan
pembuatan ester.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi pembuatan
ester.
4. Mengenal bau khas dari beberapa macam ester.

2. Dasar Teori
Ester adalah senyawa karbon. Ester dapat dibuat dari reaksi antara asam
karboksilat dan alcohol dengan penambahan asam sulfat pekat.
Ester-ester yang memiliki sepuluh atom karbon atau kurang yaitu ester dari asam
karboksilat suku rendah dengan alcohol suku rendah pada satu kamar berupa zat
cair yang mudah menguap dan berbu sedap. Di alam senyawa ester banyak
terdapat dalam bunga dan buah. Senyawa ester umumnya dijumpai sebagai zat
aditif pada makanan untuk menambah rasa dan aroma makanan
3. Alat dan Bahan
3.1.
Alat :
1.tabung reaksi pipa samping
2. Sumbat gabus
3.Tabung reaksi kecil
4. Penangas air
5. Pembakar spirtus
6. Korek api
7. Thermometer
8. Statip dan klem
9. Kasa asbes
10. Tripod kaki tiga
11. Gelas
3.2.
Bahan :
1. Methanol
2. Asam salisilat
3. Air
4. Asam sulfat pekat
4. Cara Kerja

1.
Diambil air secukupnya dan dimasukkan ke dalam gelas kimia. Kemudian
dipanaskan dengan penangas sampai suhu 70oC.
2.
Diambil asam cuka pekat dan fenol masing-masing secukupnya dan
dimasukkan ke dalam tabung pipa samping (tabung berlengan), kemudian
ditambahkan H2SO4 pekat beberapa tetes (setara dengan 1 mL). Diamati campuran
larutan tersebut dan dicium aromanya, dicatat pada hasil pengamatan.
3.
Semua lubang pada tabung berlengan ditutup menggunakan steroform, agar
pada saat pemanasan udara dalam tabung tidak keluar.
4.
Kemudian tabung berlengan tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air yang sudah dipanaskan tadi.
5.
Pemanasan diatur agar tidak lebih dari 80oC dalam waktu 10 15 menit.
Kemudian diamati larutan tersebut dan dicium kembali aromanya.
6. hentikan proses pemanasan jika sudah tercium bau balsem dari pipa samping
tabung reaksi
5. Hasil Pengamatan
Perlakuan
Asam salisilat + metanol

Nama ester
Metil salisilat

Bau
Balsem

6. Analisis Data
Dalam percobaan kali ini,kami diharapkan dapat mengetahui apa itu ester,
Bagaimana peranan ester dalam kehidupan sehari-hari,dan dapat membedakan bau
khas dari beberapa macam ester. Pada percobaan kali ini kami menggunakan
beberapa alat dan bahan seprti pipet tetes,gelas ukur,tabung reaksi,dan pemangas.
Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan suatu larutan dari satu wadah ke wadah
lainnya, tabung reaksi berfungsi untuk sebagai tempat penyintesis larutan. Dalam
percobaan pembuatan ester ini, kami menyediakan 9 tabung reaksi, namun yang
kami pakai dalam proses praktikum hanyalah 5 tabung reaksi.
Langkah awal yang kami lakukan dengan memeriksa kelengkapan alat dan bahan
serta kebersihan alat-alatnya. Setelah menyakini semua nya aman dan lengkap, lalu
kami memulai melakukan percobaan yang pertama, dimana kami akan menyintesis
dan mengidentifikasi ester.
Dalam percobaan ini, jumlah atau banyaknya takaran yang kami gunakan itu
setengah dari jumlah atau banyaknya takaran yang tertulis di modul kimia dasar I
ini. Pertama-tama kami memasukkan 0,5 ml asam asetat glacial dan 0,5 ml isoamly
alcohol ke dalam tabung reaksi,lalu dengan hati-hati kami menambahkan lagi lima
tetes asam sulfat, setelah itu kami mengadakan pemanasan selama lima menit,
hingga larutan dalam tabung reaksi tersebut menimbulkan bau cita rasa buah yang
dimiliki oleh ester.

Pada saat melakukan proses pemanasan, ketika kami perhatikan, ternyata ada
perubahan yang tampak pada tabung reaksi tersebut. Dimana terlihat adanya dua
lapisan yang terbentuk pada masing-masimg tabung, di lapisan atas tampak lapisan
ester dan dilapisan bawahnya tampak air. Mengapa lapisan ester memiliki
keberadaan diatas air?setelah kami pelajari, ternyata hal itu dikarenakan ester
memiliki sifat non polar sedangkan air polar dan masaa jenis esterpun lebih kecil
dibandingkan massa jenis air yang berada dibawahnya.
Berbicara mengenai kepolaran, semakin tinggi beda keelektronegatifan suatu
zat,maka zat tersebut akan semakin polar. Semakin panjang rantai C pada
alcohol,maka akan semakin relative pula. Reaksi esterifikasi berlangsung
reversible,dimana reaktan dapat menjadi produk dan produk dapat menjadi
reaktan.
Ester merupakan pereaksian antara asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan
katalisnya. Ester memiliki titik didih rendah dan titik beku yang rendah pula dari
asam karboksilat penyusunnya. Seperti yang kami ketahui bahwasanya ester yang
bersuhu rendah berupa zat cair yang berbau harum. Salah satu sifat ester seperti
bersifat netral, dimana ester mudah direduksi menjadi alcohol dan mudah pula
terhidrolisis menjadi asam dan alcoholnya.
Analisa yang kami gunakan pada percobaan ini analisa kualitatif, dimana pada
percobaan ini kami melihat perubahan-perubahan yang terjadi dan bau yang
ditimbulkan dari hasil reaksi ini. Analisa yang kami gunakan cukup dengan
pengamatan dan penggunaan alat indera saja.Analisa kualitatif merupakan analisa
yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu zat dalam suatu campuran benda
berdasarkan sifat fisiknya.
Pembuatan ester dapat berperan dalam pembuatan parfum, sirup dan lainnya yang
melibatkan aroma cita rasa buah-buahan. Dalam percobaan yang kami lakukan,
mungkin hasilnya tidak sempurna seperti yang diharapkan, mungkin saja para
praktikan kurang teliti selama massa praktikum sehingga terkadang hasil yang
didapat kutrang sesuai dengan hasil yang semestinya.
7. Kesimpulan
1. Ester merupakan senyawa turunan karbiksilat.
2. Esterfikasi merupakan cara mendapatkan ester dengan cara mereaksikan
karboksilat dengan alkohol.
3. Laju reaksi terhadap asam karboksilat sangat bergantung pada efek strerik dari
alcohol dan asam karboksilat.
4. Ester bertitik didih dan titik beku lebih rendah dari asam karboksilat
penyusunnya.
5. Fungsi pemanasan yaitu mempercepat reaksi.
8. Jawaban Pertanyaan

1.
a. CH3-CH2-OH + CH3COOH + H2SO4 pekat
CH3-COO-C2H5 + H2O
Etanol
+ As. Asetat + H2SO4 pekat
Etil Asetat
+ Air
b.
CH3-OH + C7H6O + H2SO4 pekat
C8H8O3 + H2O
Metanol + As.
Salisilat + H2SO4 pekat
Metil Salisilat + Air
2.

a. Etil Asetat (Etil Etanoat) b. Metil Salisilat (orto-Metil-Hidroksibenzoat)

3.
a. sebagai katalisator, mengurangi energi aktivasi sehingga reaksi dapat
berlangsung dengan cepat. Reaksi ini termasuk reaksi endoterm karena dalam
pencampuran ketiga bahan tersebut dapat menyerap panas dari lingkungan. Karena
itu, agar reaksi esterifikasi dapat terus berlanjut hingga tercapai kesetimbangan,
maka suasana lingkungan harus dibuat panas. adanya beberapa tetes asam sulfat
pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk. b. Asam sulfat encer bisa
menggantikan asam sulfat pekat, namun karena kepekatannya berkurang, maka
reaksi akan memakan waktu yang lama.
4.
Agar uap dariester yang terbentuk langsung mengembun dan tidak menguap
lagi.
5.

Agar tabungnya tidak retak dan tidak terjadi kebocoran gas.

6.
Suhu 80 merupakan suhu optimum, artinya pada suhu tersebut akan
dihasilkan ester yang maksimal sehingga suhunya tidak boleh naik atau turun
karena bisa menyebabkan ester yang terbentuk kurang murni atau rusak.
7.
Bahan-bahan yang mengandung ester antara lain lilin, esens makanan,
minyak kelapa, minyak jagung, minyak ikan, sabun, dan margarine.

Anda mungkin juga menyukai