Anda di halaman 1dari 40

INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT

Kelompok 4:

Putri Intan (1608109010021)


Salma Amran (1508109010008)
Rosi Amanda (1708109010010)
Nurdila Azana (1708109010014)
Nadya Sandya (1708109010005)
Bismi Jatalinni (1708109010002)
Agung Juevan Christopher (1708109010049)
Agenda
1 Apa sajakah tanda dan symptom
meningitis dan meningococcal
septicaemia

2 Tanda signifikan yang ditemukan dari


hasil pemeriksaan pasien

3 Patogen penyebab bacterial


meningitis.
Terapi antibiotik yang dapat Diberikan untuk bacterial
4 meningitis dan alternative terapi apa yang diberikan jika
pasien alergi Penicilin

5 Antibiotik manakah yang penetrasinya baik dalam CSF dan


Antibiotik manakah yang haru dihindari untuk keadaan AZ

6 Apakah perlu pemberian Acyclovir pada


kasus AZ

7 MONITORING
Kasus

AZ, laki-laki berusia 19 tahun dengan BB 70 kg dan merupakan seorang mahasiswa, dibawa ke
Rumah Sakit kampus karena keluhan sakit kepala yang sangat tidak tertahankan, muntah
dan fotofobia sejak pagi hari. Pada saat pemeriksaan, AZ mengalami demam dan
tangannya tidak mampu menyentuh dagu hingga lutut. Tidak terlihat ruam pada kulit AZ.
AZ juga dalam kesadaran penuh. Karena keadaan tersebut, AZ segera dilarikan ke RS
terdekat dengan ambulans. AZ tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Sebelum dibawa ke
Rumah Sakit kampus, AZ mengkonsumsi caffeine untuk menghilangkan sakit kepalanya. Selain
Caffeini, tidak ada obat yang dikonsumsi AZ selama ini. AZ juga bercerita bahwa ia pernah
menerima vaksin meningitis di sekolahnya dulu.
Apa sajakah
tanda dan
1 symptom
meningitis dan
meningococcal
septicaemia ?
Tanda dan Symptom Meningitis
Tanda dan Symptom Meningitis

Demam Perubahan status mental

Kaku leher
(nuchal rigidity)
Muntah
Tanda dan
Symptom
Meningitis
Sakit kepala Brudzinski’s signs

Fotofobia Kernig’s signs


(mata lebih sensitif terhadap cahaya)
Tanda dan Symptom Meningitis
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

Modern
Portfolio
Presentation
Tanda dan Symptom Meningococcal Septicaemia

Demam Tangan dan kaki terasa dingin

kelelahan Nyeri
Tanda dan
Symptom
Meningococcal
Septicaemia
muntah Diare

Takipnea Ruam berwarna ungu tua


(pernafasan cepat dan dangkal)
Tanda dan Symptom pada Pasien

Sakit kepala yang tidak tertahankan 01 04 Demam

Muntah Tangan tidak mampu


02 05
menyentuh dagu hingga lutut

Fotofobia 03 06
Tidak terlihat ruam pada kulit AZ
Tanda
signifikan yang
2 ditemukan dari
hasil
pemeriksaan
pasien
Tanda dan Symptom Infeksi SSP

Umum
• Demam
• Muntah
• Fotofobia
• Sakit kepala yang tak tertahankan
Lain
• Kernig’s dan Brudzinki’s Sign (jarang terjadi
pada anak-anak)
• Ruam kulit

Dipiro, J.T, et al. 2017. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach Tenth Edition.


McGraw Hill Education. USA.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Your Picture Here

You can simply impress your audience and


add = 1.310
a unique zing and appeal to your
Presentations.
mg/L Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
(Elevated)
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
Nilai Komponen Normal dan Abnormal Cairan
that is beautifully designed.
Cerebrospinal Fluid

Modern
Portfolio
Presentation
Dipiro, J.T, et al. 2017. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach Tenth Edition.
McGraw Hill Education. USA.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Your Picture Here

You can simply impress your audience and


add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
Nilai Komponen Normal dan Abnormal Cairan
that is beautifully designed.
Cerebrospinal Fluid

Modern
Portfolio
Presentation
Dipiro, J.T, et al. 2017. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach Tenth Edition. McGraw Hill
Education. USA.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Your Picture Here

You can simply impress your audience and


add a unique zing and appeal to your
=>
Presentations. Easy to change colors,
photos
LOW and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
Nilai Komponen Normal dan Abnormal Cairan
that is beautifully designed.
Cerebrospinal Fluid

Modern
Portfolio
Presentation
Dipiro, J.T, et al. 2017. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach Tenth Edition.
McGraw Hill Education. USA.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Your Picture Here

You can simply impress your audience and


add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
= 22%
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
(Decrea
beautifully designed. You can simply
sed)
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
Nilai Komponen Normal dan Abnormal Cairan
that is beautifully designed.
Cerebrospinal Fluid

Modern
Portfolio
Presentation
Dipiro, J.T, et al. 2017. Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach Tenth Edition. McGraw Hill
Education. USA.
Tanda Vital Pasien

No Tanda Vital Keadaan Pasien Normal Infeksi SSP

Meningkat atau
1 Suhu Tubuh 39oC 36,6 – 37,2oC
menurun
2 HR 124 x/menit 60-100 x/menit Menurun
3 TD 95/65 mmHg 120/80 mmHg Menurun
4 RR 26 x/menit 12-18 x/menit Menurun
Meningitis bakterial (MB) adalah inflamasi
yang terjadi pada selaput otak yaitu
araknoid dan piamater, yang terjadi karena
invasi bakteri ke dalam ruang subaraknoid
Anatomi meninges

 Meninges adalah jaringan yang memisahkan


otak dan tulang tengkorak. Meninges terdiri
dari tiga lapisan yaitu dura mater, arachinoid
mater, dan pia mater
 Ruang antara pia mater dan arachinoid mater
disebut ruang subarachinoid yang berisi CSF
PATOFISIOLOGIS MENINGITIS
Faktor Resiko

Umur 01 04 Chronic disease

Condisi ENR (otitis, sinusitis ) immunocompromised


02 05

Neurosurgeon procedure 03 06
Mengkonsumsi alkohol
Patogen
penyebab
3 bacterial
meningitis
Place Your Picture Here

Patogen yang menyebabkan


bakterial meningitis

• Streptococcus pneumonia
• Neisseria meningitidis
• Streptococcus
• Listeria monocytogenes
• Haemophilus influenza
• Escherichia coli
• Klebsiella spp
• Staphylococcus aureus
• Staphylococcus epidermidis
• Pseudomonas spp
• Pseudomonas aeruginosa

- Gogor Meisadona, Anne Dina Soebroto, Riwanti Estiasari. Diagnosis dan


Tatalaksana Meningitis Bakterialis. 2005. CDK-224/ vol.42 no.1. FK UI. Jakarta .
- Guaidline IDSA (Infectious Diseases Society of America). 2004
Diagnosis
Blood culture Lumbar puncture
Pasien dalam posis miring pada salah satu sisi tubuh. Ditentukan daerah pungsi
Tes darah dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi lumbal diantara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukan daerah garis
seperti peningkatan sel darah putih. Jika meningitis potong sumbu kraniospinal dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior
dengan sepsis (infeksi darah), kultur darah superior kiri dan kanan. Selanjutnya lakukan tindakan antisepsis pada kulit
menunjukkan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi disekitar daerah pungsi radius 10 cm. Tusakkan jarum spinal pada tempat yang
telah ditentukan, masukkan jarum perlahan lahan menyusur tulang vertebra
juga.. sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus
durameter. Lepaskan jarum perlahan dana cairan keluar. Ambil cairan untuk
dilakukan pemeriksaan
Tes yang melibatkan pengangkatan cairan serebrospinal (CSF). Tes yang
melibatkan pengangkatan cairan serebrospinal (CSF). Ini akan memberi tahu
menderita meningitis dan jenis apa tepatnya. CSF dapat dianalisis untuk protein,
sel darah putih, darah

CT scan/ MRI brain diagnosis chest X ray

CT kranial memberikan informasi mengenai komplikasi


Rontgen dada dapat mengidentifikasi infeksi di
intrakranial seperti edema otak, hidrosefalus, dan infark.
dada atau paru-paru, yang mungkin merupakan
Selain itu juga dapat mengidentifikasi fokus
tanda bahwa bakteri mempengaruhi area lain
parameningeal seperti sinusitis, mastoiditis atau abses
dari tubuh.
odontogenik. Infeksi lokal sering terjadi pada meningitis
pneumokokus dan mungkin memerlukan perawatan bedah.
Analisis LP, CSF harus dilakukan dalam 1 jam setelah
diagnosis dugaan meningitis
Terapi antibiotik yang dapat
diberikan untuk bacterial
4 meningitis dan alternative
terapi
apa yang diberikan jika
pasien alergi Penicilin
TATALAKSANA MENINGITIS BACTERIAL

Sumber: Meisadona G, Dina Soebroto A, dan Estiasari R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis.
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
ANTIBIOTIK EMPIRIK MENINGITIS BAKTERIAL

Your Text Here

Your Text Here

Sumber: Meisadona G, Dina Soebroto A, dan Estiasari R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Departemen
Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
TERAPI ANTIBIOTIK SPESIFIK DAN ALTERNATIF MENINGITIS BAKTERIAL

Your Text Here

Your Text Here

Sumber: Meisadona G, Dina Soebroto A, dan Estiasari R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis.
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta,
BEBERAPA DOSIS OBAT ANTIBIOTIKA BERDASARKAN KUMAN

Your Text Here

Your Text Here


Lama Pengobatan untuk Meningitis Bakteri Berdasarkan Etiologi

Your Text Here

Your Text Here

HILLARY R. MOUNT, MD, and SEAN D. BOYLE, DO.2017. Aseptic and Bacterial Meningitis: Evaluation,
Treatment, and Prevention. American Family Physician Volume 96, Number 5
KOMBINASI ANTIBIOTIK DENGAN DEXAMETHASONE
• Kortikosteroid mengurangi peradangan dan pelepasan sitokin, termasuk tumor necrosis factor alpha. Deksametason
adalah kortikosteroid yang paling umum digunakan untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis
meningitis.
• Dexamethasone dapat menurunkan respons inflamasi di ruang subaraknoid yang secara tak langsung dapat
menurunkan risiko edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, gangguan aliran darah otak, vaskulitis, dan
cedera neuron
• Terapi steroid harus dimulai setelah diagnosis atau bersamaan dengan dimulainya terapi antibiotik untuk menguraangi
peradangan otak Dexsametasone harus diberkan 10 hingga 20 menit sebelum atau bersamaan dengan dosis pertama
antibiotik
• Untuk anak-anak dosis dexametason 0,6 mg /kg/hari IV dibagi menjadi 4 dosis selama 4 hari dan untuk orang
dewasa10 mg IV setiap 6 jam
• Dexamethasone diberikan selama 4 hari dengan dosis 10 mg setiap 6 jam secara intravena
Namun masih terjadi perdebatan sbb:
• Sejumlah pakar berpendapat pemberian dexamethasone harus dihentikan jika hasil kultur CSS menunjukkan
penyebab MB bukan H. influenzae atau S. pneumoniae, namun kelompok pakar lain merekomendasikan pemberian
dexamethasone apapun etiologi MB yang ditemukan. Pemberian dexamethasone pada pasien MB dengan sepsis berat
atau syok sepsis dapat meningkatkan kesintasan.
• deksametason harus diberikan sebelum atau pada saat antibiotik awal sambil menunggu hasil kultur akhir pada semua
pasien yang lebih tua dari enam minggu dengan dugaan meningitis bakteri. Deksametason dapat dihentikan setelah
empat hari atau lebih awal jika patogennya tidak H. influenzae atau S. pneumoniae, atau jika temuan CSF lebih
konsisten dengan meningitis aseptik.
Sumber: Meisadona G, Dina Soebroto A, dan Estiasari R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. Departemen Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
2406/MENKES/PER/XII/2011 mengenai Pemantauan pengobatan jika kondisi klinis tidak
penggunaan antibiotik empiris adalah: membaik selama 48-72 jam setelah dimulai terapi
1. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris antibiotik yang sesuai maka harus dipertimbangkan
adalah penggunaan antibiotik pada kasus beberapa hal:
infeksi yang belum diketahui jenis bakteri 1. Peningkatan tekaanan intrakranial dari edema
penyebabnya. serebral atau hidrosefalus obstruktif
2. Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik 2. Komplikasi vaskular
data epidemiologi dan pola resistensi 3. Antibiotik yang tidak tepat
bakteri yang tersedia di komunitas atau di 4. Penetrasi antibiotik yang buruk
rumah sakit setempat 5. Diagnosis yang salah
3. Lama pemberian: antibiotik empiris
diberikan untuk jangka waktu 48- 72 jam.
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi
berdasarkan mikrobiologis dan kondisi
klinis pasien serta data penunjang lainnya.
Antibiotik manakah
yang penetrasinya
baik dalam CSF dan
5 Antibiotik manakah
yang haru dihindari
untuk keadaan AZ ?
Antibiotik manakah yang penetrasinya baik dalam CSF ?

Fluoroquinol
on
Antibiotik manakah yang harus
dihindari untuk keadaan AZ ?

Imipenem
Apakah perlu
pemberian
6
Acyclovir pada
kasus AZ ?
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
 

Sumber : Donald, J.J. 1985. Clinical Use Of Acyclovir.


British Medical Jurnal. 290(6463): 177-178
Pemberian Acyclovir
Menurut Donald(1985), Acyclovir
merupakan obat antivirus yang
disebabkan oleh virus herpes tipe I
DAN II dan virus varicella zoster.
Orang yang terinfeksi virus ini
biasanya akan menghasilkan
pembentukan vesikel dan bisul pada
kulit atau selaput lendir atau
keduanya. Berdasarkan kasus diatas
pasien tidak terdapat ruam pada kulit
yang menandakan pasien tidak
terinfeksi virus tersebut sehingga
pemberian acyclovir tidak perlu
diberikan.
7 Monitoring
Monitoring setelah pasien mendapat terapi antibiotik

• Tepat penggunaan antibiotik, tidak menimbulkan alergi


• Tepat indikasi yang diinginkan
• Pemantauan kemungkinan terjadinya ROTD (Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan)
• Evaluasi penggunaan antibiotik terhadap pasien, pastikan pasien mengkonsumsi
antibiotik sesuai anjuran dokter
• Pemantauan evaluasi berdasarkan mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data
penunjang lainnya
Sumber :Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik(Kementrian
Kesehatan RI 2011)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai