Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nadya Sandya

Nim: 1708109010005
Rangkuman Disfungsi Ereksi

Guideline Manajemen Terapi Disfungsi Ereksi

Sumber : European Associantion of Urology


1. Terapi Lini Pertama yaitu golongan PDE5-Inhibitor Oral
Mekanisme kerja obat golongan PDE5 Inhibitor : PDE5-Inhibitor menghambat enzim
fosfodiesterase tipe 5 dari penguraian siklik guanasine monophosphate (cGMP).
Penghambatan ini menghasilkan peningkatan konsentrasi cGMP penis kavernosal yang
kemudian menyebabkan relaksasi otot polos dalam pembuluh darah corpus cavernosum
yang mengakibatkan peningkatan kekerasan ereksi dan durasi pada pria dengan disfungsi
ereksi yang memiliki cukup pembuluh darah.
Obat-obat golongan PDE5-Inhibitor :
a. Sidenafil
 Mulai kerja Sildenafil antara ½ jam – 1 jam dengan masa kerjanya berkisar 5-12
jam.
 Absorpsi paling baik dalam keadaan perut kosong, terganggu dalam keadaan
lambung terisi makanan.
 Tidak selektif dalam menghambat PDE-5. karena, obat ini ternyata juga
menghambat PDE-6, jenis enzim yang letaknya di mata. Kondisi ini menyebabkan
penglihatan mata menjadi biru (blue vision).
b. Tadalafil
 Mulai kerjanya sekitar 15-45 menit dengan masa kerjaya lebih panjang yaitu 36
jam.
 Tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga absorsinya tidak terganggu
 Tidak selektif dalam menghambat PDE-5. karena, obat ini ternyata juga
menghambat PDE-11 enzim yang terletak di pinggang sehingga jika mengkonsumsi
ini, pria akan mengalami rasa sakit di pinggang.
c. Vandenafil
 Mulai kerjanya lebih cepat yaitu 15 – 30 menit dengan masa kerjanya 5-12 jam.
 Tidak dipengaruhi oleh makanan sehingga absorsinya tidak terganggu
 Vandenafil lebih selektif dalam menghambat PDE-5 mengingat dosisnya tergolong
kecil yaitu antara 10mg-20mg.
 Konsumsi Vandenafil dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah
di hidung sehingga menyebabkan hidung tersumbat) dan biasanya pemberian pertama
akan menyebabkan pusing.
d. Avanavil
 Avanavil mulai kerjanya lebih cepat yaitu 15 menit dengan masa kerjanya 3-6 jam
 Avanavil selektif dalam menghambat PDE-5 mengingat dosisnya tergolong kecil
yaitu antara 10mg-30mg.
 Absorpsi paling baik dalam keadaan perut kosong, terganggu dalam keadaan
lambung terisi makanan.

Kontraindikasi : Penggunaan obat yang mengandung nitrat dalam kombinasi dengan


PDE5-Inhibitor dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis. Pria yang
mengonsumsi nitrogliserin sublingual untuk angina harus disarankan untuk tidak
menggunakan obat tersebut dalam waktu 24 jam setelah menggunakan PDE5i, dan
mungkin lebih lama dalam kasus penggunaan PDE5i dengan waktu paruh yang panjang
(misalnya, Tadalafil). Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan PDE5-Inhibitor atau
memengaruhi metabolisme PDE5-Inhibitor seperti : anti-depresi, anti-jamur, anti-
hipertensi, dan obat-obatan HIV / AIDS.

Efek Samping: Sakit kepala, muka merah, Dispepsia, Hidung tersumbat, Pening,
Penglihatan tidak normal, Nyeri punggung, dan mialgia.
2. Terapi Lini Kedua
A. Intraurethral
Penggunaan : Dengan memasukkan obat ke dalam uretra
a. Supositoria Alprostadil
Mekanisme: Alprostadil (prostaglandin E1) meemediasi efeknya dengan α1-blokade
yang melemaskan otot polos kavernosal dan arteriolar yang kemudian menyebabkan
relaksasi otot polos dalam pembuluh darah corpus cavernosum yang mengakibatkan
peningkatan kekerasan ereksi dan durasi pada pria dengan disfungsi ereksi yang
memiliki cukup pembuluh darah.
Efek Samping: eritema penis, pembakaran penis, nyeri lokal yang biasanya sembuh
dalam dua jam aplikasi, dan hipotesi
B. Injeksi Intrakarvenosa
a. Injeksi Alprostadil
 Mulai Kerja 5-15 menit sesuai dosis yang diberikan dengan durasi kerja 1 jam
Mekanisme Kerja ; Menghambat adrenoreseptor dan prostaglandin, menyebabkan
relakasasi otot polos pembuluh darah dan karvenosa yang dapat menyebabkan ereksi.
Efek Samping : Nyeri, Fibrosis Karvenosal, dan Hipotensi
C. Terapi Kombinasi
Terapi kombinasi dapat mengurangi efek samping dengan menggunakan dosis yang
lebih rendah dari masing-masing obat.
a. Pemberian Injeksi Papaverine (7,5-45 mg) ditambah Phentolamine (0,25-1,5 mg),
telah digunakan dengan tingkat efikasi yang lebih baik.
b. Pemberian Injeksi Papaverine (8-16 mg) ditambah Phentolamine (0,2-0,4 mg)
ditambah Alprostadil (10-20 μg), Regimen tiga kombinasi ini memiliki efek
samping yang serupa dengan monoterapi alprostadil, tetapi insidensi nyeri penis
yang lebih rendah karena dosis alprostadil yang lebih rendah. Namun, fibrosis lebih
umum (5-10%) ketika papaverine digunakan (tergantung pada dosis total).
3. Terapi Lini Ketiga
Implantasi bedah prostesis penis dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak
menanggapi terapi pengobatan atau pasien yang lebih suka solusi permanen.
A. Implantasi prosthesis pada penis terdapat dua prosthesis yaitu:
a. Prosthesis Semirigid
Prosthesis semirigid memberikan eksposur yang sangat baik, memberikan paparan
crural proksimal, dapat menghindari cedera saraf dorsal dan memungkinkan
visualisasi langsung penempatan pompa. Akan tetapi terdapat masalah pada pasien
dalam penempatan reservoir(wadah cairan dibawah dinding perut).
b. Prosthesis Inflatable.
Prosthesis inflatable memiliki keunggulan dalam penempatan reservoir, tetapi
pasien memiliki risiko cedera saraf punggung penis yang sedikit meningkat.

Pertanyaan :
Apakah jika seseorang didiagnosa disfungsi ereksi dapat langsung melakukan implantasi
prosthesis atau harus diberikan obat oral terlebih dahulu ?

Anda mungkin juga menyukai