Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

Percobaan Ke :1
Judul Percobaan : TITRASI ASIDIMETRI
Kelompok :4

DISUSUN OLEH:
1. Citra Mongga Siahaan: 201722013
2. Nugraha Bayubagja : 201722053
3. Taftazani Abirafdy : 201722017

JURUSAN TEKNIK KIMIA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
BONTANG
2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Titrasi merupakan suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi dari suatu
larutan mengguankan larutan lain yang telah di standarisasi atau larutan yang konsentrasinya telah
diketahui. Dalam metode titrimetri ini, larutan yang akan ditentukan konsentrasinya disebut titran.
Penambahan titran ke dalam analit dilakukan hingga tercapai titik ekuivalen dimana akan terjadi
perubahan warna dari larutan indikator. Larutan indikator yang digunakan disesuaikan dengan
metode titrimetric yang dilakukan.
Asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolangan
reaksi dalam analisis titrimetri. Asidimetri dan alkalimtri ini melibatkan titrasi basa bebas atau
basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam
standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang
berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan
bersenyawa ion hydrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air (Barset,1994).
Titrasi asidimetri dan alkalimetri merupakan titrasi netralisasi dimana pada titrasi ini
digunakan larutan asam dan basa kuat ataupun lemah sehingga dihasilkan air yang bersifat netral.
Titrasi ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi atau kadar dari asam atau basa kuat
ataupun lemah yang dititrasi dengan basa atau asam lemah ataupun kuat. Berdasarkan latar
belakang ini, maka dilakukan percobaan titrasi asidimetri dan alkalimetri untuk menentukan kadar
asam asetat, karbonat dan bikarbonat dalam sampel yang digunakan.

1.2. Tujuan Percobaan


a. Membuat larutan standar HCl 0,1N
b. Menetapkan konsentrasi larutan standar HCl dengan cara standarisasi dengan boraks
dan dengan Na2CO3 anhidrous
c. Membuat larutan standar NaOH 0,1
d. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
e. Menentukan kemurnian asam dalam asam cuka yang diperdagangkan.
1.3. Manfaat Percobaan
a. Dapat mengetahui dan memahami prinsip titrasi asidi alkalimetri.
b. Dapat menetukan kadar sampel larutan asam maupun basa sesuai dengan prinsip titrasi
asidi alkalimetri.
c. Dapat mengetahui aplikasi asidi alkalimetri di dalam industry.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi Asam Basa


Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan untuk mengukur jumlah yang pasti dari
suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang larutan dalam buret disebut
penitrasi (titran) dan selama titrasi, larutan ini diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam
labu erlenmeyer yang mengandung larutan reaktan lain. Larutan penitrasi ditambahkan sampai
seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan berubahnya warna indicator, suatu zat yang
umumnya ditambahkan ke dalam larutan dalam bejana penerima dan yang mengalami perubahan
warna ini menandakan telah tercapai titik akhir titrasi, diberi nama demikian karena pada titik ini,
penetesan larutan penitrasi dihentikan dan volumenya dicatat. (Brady,1987)

2.2 Prinsip Titrasi Asam Basa


Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan dengan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik
stokiometri atau titik setara. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titran.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titran
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stokiometri
titran dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indicator.
Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi basa atau titik dimana
jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetrlkan
[H+]=[OH-]
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat peubahan warna indikator
disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati ekuivalen, tapi biasanya titik
akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga
sebagai,titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan volume
titran, volume dan konsentrasi titer maka bias dihitung konesntrasinya (pramono,2012)
2.3 Asidi Akalimetri
Analisa cara titrimetric berdasarkan reaksi kimia seperti
aA + tT  Hasil
dengan keterangan: a molekul analit A bereaksi dengan molekul pereaksi T. Pereaksi disebut
titran ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan
konsetrasi yang diketahui. Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan
konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses, disebut standarisasi. penambahan titran
dilanjutkan hingga sejumlah T yang kimia ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan
bahwa titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti,
kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap
adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat terjadi
tepat pada titik ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
Reaksi-reaksi kimia yang dapat diterima sebagai dasar untuk penentuan titrimetric salah
satunya adalah reaksi asam basa. Reaksi ini memiliki nama lain sebagai asidi-alkalimetri. Terdapat
banyak asam dan basa yang ditentukan dengan titrimetric. Jika HA merupakan asam yang akan di
tentukan BOH basanya, reaksinya adalah:
HA + OH-  A- + H2O
&
BOH + H3O+B+ + 2H2O
Titran biasanya merupakan larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan
asam klorida (underwood dan day, 2002)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1. Alat
a. Buret 50ml
b. Gelas ukur 250ml
c. Labu ukur 100ml
d. Labu ukur 250ml
e. Erlenmeyer 125ml
f. Corong
g. Pipet gondok 10ml
h. Pipet tetes
i. Pipet volume
j. Bulp
k. Kaca arloji
l. Pipet gondok 25ml
m. Batang pengaduk

3.2. Bahan
a. HCL
b. Na2B4O7.10H2O
c. Air aquadest
d. Indikator amilum
e. Na2CO3
f. NaOH
g. H2Cr2O4
h. Indikator PP
i. CH3COOH
3.3. Gambar Titrasi

3.2. Prosedur Percobaan Titrasi Asidimetri


3.1. Membuat larutan standar HCl sebanyak 250ml
a. Dipipet HCl pekat kedalam labu ukur 250ml, kemudian ditambahkan aquadest
sampai tanda batas.
b. Kemudian larutan yang telah di peroleh distandarisasi.
3.2. Menstandarisasi HCl dan Boraks
a. Ditimbang dengan tepat 1,91gr boraks padat, kemudian boraks padat dilarutkan
denag aquadest di dalam labu ukur sampai tepat 100ml
b. Dipipet larutan sebanyak 25ml dan dimasukan kedalam Erlenmeyer
c. Ditambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes
d. Dititrasi dengan larutan HCl dari percobaan sebelumnya hingga warnanya
berubah dari kuning menjadi merah muda
e. Dicatat volume larutan HCl yang diperlukan dan diulangi percobaan sampai 2
kali (duplo)

3.3. Standarisai kadar Na2CO3


a. Ditimbang 1,5gr Na2CO3,lalu dilarutkan kedalam labu ukur 100ml dengan
aquadest
b. Dipipet larutan Na2CO3 sebanyak 25ml dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer
c. Ditambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes
d. Titrasi larutan Na2CO3 dengan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna
menjadi
e. merah muda
f. Volume larutan HCl yang diperlukan dicatat dan percobaan diulang sampai 2
kali
3.4. Penetapan kadar NH3 dalam garam amino
a. Ditimbang 0,19gr NH4Cl dalam Erlenmeyer
b. Ditambahkan 40ml larutan NaOH yang sudah di standarisasi
c. Ditambahkan indicator
d. Dititrasi larutan menggunakan NaOH
e. Dicatat volume

3.3. Titrasi Alkalimetri


3.3.1. Membuatlarutan standar NaOH 0,1N 250ml
a. Ditimbang NaOH Kristal
b. NaOH Kristal dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 250ml
c. Dikocok pelan-pelan hingga larut, kemudian diencerkan hingga tanda batas
d. Larutan dismpan dalam botol tertutup

3.3.2. Menstandarisasi NaOH dengan asam oksalat 0,1N


a. Ditimbang asam oksalat sebanyak 0,63gr dengan kaca arloji
b. Dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 100ml sampai tanda batas
c. Diambil 10ml larutan asam oksalat tersebut kedalam Erlenmeyer dan
ditambahkan indikator PP 3 tetes
d. Dititrasi dengan NaOH sampai berubah warna menjadi pink, percobaan diulang
sebanyak 2 kali
3.3.3. Menentukan kadar asam dalam asam cuka yang diperdagankan
a. Ditimbang gelas beaker kosong, dimasukan 10ml asam cuka contoh dan
ditimbang lagi sehingga diperoleh berat asam cuka
b. Dilarutkan dengan aquadest sampai volume 100ml
c. Dipipet 10ml kemudian dimasukan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 4
tetes indikator PP
d. Dititrasi dengan larutan standar NaOH sampai warnanya menjadi pink dan
volume yang diperlukan di catat
e. Percobaan diulang 2 kali
BAB 4
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data percobaan


4.1.1. Standarisasi Larutan HCl dengan Na2B4O7.10H2O
a. Bahan baku primer : Na2B4O7.10H2O
b. Reaksi : Na2B4O7+ 5H2O + 2HCl  2NaCl +4H3BO7
+5H2O
c. Indikator : Metil merah
d. Kenapa? : karena analisis ini adalah aside alkalimetri
e. Table Data
Perlakuan I II
Massa bahan 4,78gr 4,78gr
baku
Vol. larutan 250ml 250ml
bahan
baku
Vol. larutan 25ml 25ml
yang
dititrasi
Vol. larutan 12,9ml 12,9ml
peniter
Rata-rata 12,9ml 12,9ml
vol.larutan
peniter

f. Perhitungan
𝑔𝑟 1000 4,78 1000
M. Boraks = × = × = 0,05𝑁
𝑚𝑟 𝑣 382 250
V1 x N1 = V2 x N2
12,9 x N1 = 25 x 0,05
N1 =0,096N

4.1.2. Standarisasi larutan HCl dengan Na2CO3 anhidrat


a. Bahan baku primer : Na2CO3
b. reaksi : 2NaOH+ H2C2O4.2H2O Na2C2O4+4H2O
c. Indikator : Metil merah
d. Table Data
Perlakuan I II
Massa bahan baku 1,52gr 1,52gr
Vol. larutan bahan baku 100ml 100ml
Vol. larutan yang 25ml 25ml
dititrasi
Vol. larutan peniter 32,5ml 32,5ml
Rata-rata vol.larutan 32,5ml 32,5ml
peniter

e. Perhitungan
𝑔𝑟 1000
M. Na2CO3 = ×
𝑚𝑟 𝑣
1,52 1000
= ×
106 10

= 0,14𝑁

𝑉Na2CO3
N HCl = N.
𝑉𝐻𝐶𝑙
0,14×25
=
35,2

= 0,099N

4.1.3. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat


a. Bahan baku primer: H2C2O4
b. Reaksi :NaOH+ H2 C2O4.2H2O  N2C2O4+4H2O
c. Indikator : PP
d. Table Data
Perlakuan I II Rata-rata

Massa bahan baku 0,63gr 0,63gr 0,63gr

Vol. larutan bahan


100ml 100ml 100ml
baku
Vol. larutan yang
10ml 10ml 10ml
dititrasi

Vol. larutan peniter 6,94ml 6,94ml 6,94ml

e. Perhitungan
𝑔𝑟 1000
M. H2C2O4 = ×
𝑚𝑟 𝑣
0,63 1000
= ×
90 100
= 0,007N

N NaOH = V1 x N1 =V2 x N2 = 6,95 x N1 = 10 x 0,07


0,07
N1 = = 0,1007N
6,95

4.2 Pembahasan
Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa
atau serimg disebut titrasi asam basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan
ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat yang direaksikan tepat menjadi
ekivalen satu sama lain.
Pada percobaan asidi-alkalimetri ada percobaan yang dilakukan, yaitu menentukan kadar
asam oksalat dalam sampel dan menentukan kadar asam klorida dalam sampel. Pada percobaan
kadar asam asetat dalam sampel digunakan asam oksalat sebagai titran kemudian diencerkan
kedalam Erlenmeyer sebelum dititrasi,setelah itu ditambahkan indikator PP pada larutan yang
bersifat basa, kemudian menitrasi larutan tersebut sedikit demi sedikit agar perubahan warna
terlihat dengan jelas.
BAB 5
KESIMPULAN

1. Konsentrasi larutan standar HCl dengan distandarisasi dengan boraks: konsentrasi HCl yang
didapatkan 0,096N dan konsentrasi boraks yang didapatkan 0,05N
2. Konsentrasi larutan standar HCl dengan distandarisasi dengan Na2CO3 anhidrat: konsentrasi
HCl yang didapatkan 0,099N dan konsentrasi Na2CO3 anhidrat yang didapatkan 0,14N
3. Konsentrasi larutan standar NaOH dengan distandarisasi dengan asam oksalat: konsentrasi
NaOH yang didapatkan 0,1007N dan konsentrasi asam oksalat yang didapatkan 0,07N
DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk praktikum kimia analis sekolah tinggi teknologi industry bontang


http://kimia-indah sukarno.blogspot.com
http://wiwidhikaru.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Asidi-alkalimetri
https://kokyum.wordpress.com/2011/01/20/asidimetri-dan-alkalimetri

Anda mungkin juga menyukai