PERCOBAAN VII
TITRASI PENGENDAPAN
OLEH :
NAMA
STAMBUK
F1C1 13 001
KELOMPOK
IV (EMPAT)
ASISTEN
NIRMA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi adalah proses pengukuran volume larutan yang terdapat dalam
buret yang ditambahkan kedalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai
terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume
titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat
yang menunjukkan bahwa ekivalen pereaksi-pereaksi sama. Didalam prakteknya
titik ekivalen sukar diamati, karena hanya merupakan titik akhir teoritis atau titik
akhir stoikometri. Titik akhir titrasi merupakan keadaan dimana penambahan satu
tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator.
Pada setiap tahap titrasi selalu terbentuk kesetimbangan antara titrant yang
sudah ditambahkan dan titrat. Ini merupakan dasar utama perhitungan titik-titik
kurva titrasi. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari
kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan
dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang
memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan
tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang
landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan berjudul
Titrasi Pengendapan untuk mengetahui cara menentukan kadar bromide dalam
suatu sampel dengan metode fajans.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan
kadar bromida dalam suatu sampel dengan metode fajans?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
menentukan kadar bromida dalam suatu sampel dengan metode fajans.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah dapat menentukan
kadar bromida dalam suatu sampel dengan metode fajans.
cara titrasi ini hampir selalu antara Ag+ dengan ion halida dan tiosianat, dan sering
disebut argentometri (Setiorini dan Handoyo, 2010).
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat
sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Titrasi
argentometri terdapat 3 metode, yaitu metode mohr, metode volhard, dan metode
fajans. Dasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi)
dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku
AgNO3. Zat tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida (CN),
tiosianida (SCN), dan fosfat. Titrasi argentometri ialah titrasi dengan
menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak
yang sukar larut. Metode argentometri disebut juga sebagai metode pengendapan
karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relativ tidak
larut atau endapan. Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu (Kartika, 2014).
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr,
hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang
digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein
menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3
hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan
indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat
diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam
indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit
AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan
berada pada lapisan sekunder (Khopkhar, 1990).
Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah pipet ukur 25 mL, buret 50
mL, erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, labu ukur 100 mL, statif dan
klem.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah indikator fluoresein
0,1 %, KBr, AgNO3 0,1 M.
C. Prosedur Kerja
1,2 gram KBr
A. Hasil Pengamatan
1.
Data Pengamatan
No.
1.
Hasil Pengamatan
2.
3.
2.
Perlakuan
Analisis Data
Reaksi
AgNO3 + KBr
Kadar Bromida
AgBr + KNO3
=
=
= 119 %
B. Pembahasan
Titrasi merupakan analisa kimia secara kuantitatif yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi suatu zat dengan menggunakan zat yang lain yang telah
diketahui konsentrasinya. Dalam percobaaan ini kita akan membahasan tentang
titrasi
pengendapan
dengan
tujuan
untuk
menentukan
kadar
bromida
yang
selama
proses
penyerapan
itu
menyebabkan
terjadinya
perubahan warna dari indikator. Mula-mula indikator adsorpsi ini ditetesi pada
sampel yaitu KBr sebelum dititrasi dengan larutan standar AgNO3.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar bromida yang diperoleh
sebesar 119 %. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan titrasi yang dilakukan
terhadap larutan KBr dengan menggunakan larutan standar AgNO3. Pada proses
titrasi, larutan standar AgNO3 digunakan sebanyak 30 mL untuk mencapai titik
akhir titrasi yaitu perubahan indikator fluoresein yang digunakan menjadi warna
merah muda pada permukaan endapan. Warna awal larutan KBr adalah bening.
Setelah penambahan indikator fluoresein, larutan berwarna hijau muda. Endapan
yang terbentuk adalah endapan yang tidak mudah larut yang merupakan hasil
reaksi antar KBr dan AgNO3, yaitu endapan AgBr.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan pada percobaan ini
adalah kadar KBr dapat ditentukan melalui metode fajans menggunakan indikator
adsorbsi (fluoresein) dan larutan standar AgNO3, sehingga kadar KBr yang
diperoleh sebesar 119 %.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, E.Y., 2014, Titrasi Argentometri dengan Cara Mohr, Jurnal Kimia
Analitik 2, Vol.1, No.1.
Keenan, C.W., 1998, Kimia untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Khopkhar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Setiorini, S., dan Handoyo, 2010, Analisa Kadar Klorida Pada Kantong Teh
Celup Serta Pengaruhnya Terhadap Mutu Teh Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes, Vol.1, No.2.
Soebiyanto, Hidayati, N., dan Sulistyawati, D., 2012, Konsentrasi Argentometri
Mohr Indikator Terkontrol Argentometri Mohr, Jurnal Makara Sains,
Vol. 5, No.1.