Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL PADA PROSES LEACHING MINERAL GOETHITE

TERHADAP SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

Afidatun Najah, Abdulloh Fuad, Nandang Mufti


Jurusan FMIPA UniversitasNegeri Malang
Email: najah.fsika10@gmail.com
ABSTRACT
Today, nickel is widely used in the industrial world. Mineral goethite is one mineral that
many content of nickel. Nickel is resistant to corrosion, heat and high electrical conductivity, and
magnetic. Generally made of nickel metal extraction with HCl leaching.
In this reasearch, nickel extraction conducted by diluted at Hydrocloric Acid Leaching
method and Sulfuric Acid Leaching method to obtain optimal concentration of nickel. The precipitation
of nickel from leaching process was done by titration Dimethyl Glioksim and NH4OH.
The AAS result shown that the optimal solution of HCl leaching is Hcl 5,5 M with amount of
nickel 307,29 ppm. Where as for H2SO4 leaching is H2SO4 4M the optimal solution is 106,67 ppm.
The XRF result of DMG titration shown that the amount of nickel with HCl 5,5M; 7M; and 8,5M are
5,98%; 6,53%; and 7,03% respectively. The value of magnetic suseptibility increasing nickel
concentration from 56,03 at HCl 5,5 M to 4156,23 at HCl 8,5 M. This indicated that increasing of
magnetic suseptibility by nickel concentration.
Key word: Nickel, Sulfuric Acid Leaching, Hydrocloric Acid Leaching, Magnetic Suseptibility

PENDAHULUAN
Pada ESDM nomor 07 tahun 2012 UU
Minerba (Mineral dan batubara) tentang larangan
perusahaan tambang untuk mengekspor bahan
mineral mentah dan peningkatan nilai tambah
mineral dan batubara
melalui kegiatan
pengolahan dan pemurnian. Hal ini yang
mendorong para peneliti untuk melakukan
pengolahan dan pemurnian mineral alam guna
meningkatkan nilai Sumber Daya Alam
Indonesia. Sehingga mineral dan batubara yang
terdapat di Indonesia dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin dan memiliki nilai yang tinggi serta
memiliki nilai jual yang tinggi.
Nikel banyak ditemukan dalam bentuk
mineral Laterite. Laterite terbagi atas tiga jenis
yaitu endapan silikat Ni, Mg-Ni silikat pada
mineral Garnierite; endapan silikat Ni pada
mineral Nontronite; dan endapan oxide pada
mineral Goethite. Untuk mineral Laterite di
Indonesia terbesar kedua setelah negara New

Caledonia yaitu sebesar 50% (N.W. Brand, et al.


1998). Goethite ( -FeOOH) berstruktur kristal
orthorombic dan bersifat antiferromagnetik
(Marcos A. E. 2006).
Hingga saat ini nikel masih banyak
memiliki aplikasi dalam dunia industri. Selain
sebagai pelapis logam (electroplating) seperti
pada industri pelapisan steinless steel, nikel juga
digunakan dalam industri baterai, industri
pesawat terbang, pembuatan uang koin,
pelapisan senjata, dan berbagai fungsi lain
(Bradley, Kevin: 2011).
Pada penelitian ini, dilakukan pemisahkan
logam nikel dari mineral Goethite. Pemisahan
logam nikel dari mineral Goethite pada
penelitian ini, dilakukan dengan proses ekstraksi.
Banyak metode pelarutan yang digunakan untuk
ekstraksi logam nikel antara lain dengan
menggunakan pelarut HCl, H2SO4, HNO3, dan
Air Regia.

Pada penelitian ini proses pemisahan


Nikel memakai dua variasi metode,
yaitu
metode Hydrocloric Acid Leaching dan metode
Sulfuric Acid leaching. Metode Sulfuric Acid
leaching merupakan metode pemisahan selektif
dalam proses ekstraksi logam dari mineral alam
dengan H2SO4 sebagai reaktan sebagai reaktan
dalam proses pelarutannya. Sedangkan metode
Hydrocloric Acid Leaching merupakan metode
pemisahan selektif dalam proses ekstraksi logam
dari mineral alam dengan menggunakan HCl
sebagai reaktan dalam proses pelarutannya.

untuk variasi suhu pelarutan optimal pada suhu


100oC dengan nikel dapat di ekstrak 54,82% dari
kadar awal (Goveli, Ahmet:2006). Tetapi pada
penelitan ini logam nikel yang didapatkan belum
sampai mengendap. Maka, pada penelitian ini
mencoba untuk mengendapkankan logam nikel
yang terlarut dalam proses Hydrocloric Acid
leaching ini.
Pada penelitian ini menggunakan variasi
konsentrasi larutan H2SO4 dan HCl. Hal ini
berdasarkan penelitian oleh Ahmet Goveli dan
Hadi Purwanto semakin tinggi konsentrasi
larutan H2SO4 dan HCl maka semakin tinggi
kadar nikel yang didapatkan. Variasi larutan
H2SO4 yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan 8,5 M.
Untuk Variasi larutan HCl yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5
M; 7 M; dan 8,5 M.

Untuk metode Sulfuric Acid leaching


memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan.
Keuntungan dari metode Sulfuric Acid leaching
antara lain bahan reaktan yang digunakan
(H2SO4) mudah didapat, relatif murah, tidak
terlalu rumit, dan jika dibandingkan dengan
menggunakan pelarut HCl, HNO3, dan Air Regia
, karena pada pelarut selain H2SO4 pelarut akan
lebih mengekstrak logam besi dari pada logam
nikel. Pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hadi Purwanto pada tahun 2002,
untuk pelarutan logam nikel dalam mineral
laterite dilakukan dengan beberapa variasi
diantaranya variasi konsentrasi larutan, waktu
pelarutan, dan suhu pelarutan. Salah satunya
adalah variasi konsentrasi larutan 0,1M; 0,2M;
0,3M; 0,4M; dan 0,5M optimal pada 0,5M
dengan nikel dapat di ekstrak 80% dari kadar
awal (Purwanto, Hadi: 2002). Berdasarkan dari
penelitian tersebut jika semakin tinggi
konsentrasi larutan H2SO4 semakin tinggi kadar
logam nikel yang didapatkan oleh karena itu
pada penelitian ini mencoba menaikkan
konsentrasi larutan H2SO4 supaya mendapatkan
kadar logam nikel yang lebih tinggi.

Untuk mengendapkan logam nikel


dilakukan dengan titrasi Dimetil Glioksim
dengan ditambahkan sedikit NH4OH. Nikel yang
telah didapatkan dari proses leaching
dikarakterisasi dengan uji susptibilitas magnetik.
Suseptibilitas magnetik merupakan sifat bahan
magnetik untuk merespon bahan terhadap
magnet luar. Uji suseptibilitas magnetik ini
menggunakan
alat
Bartington
(MS2B)
(Lestyowati, Titis: 2013).
METODE EKSPERIMEN
Ekstraksi
nikel
diawali
dengan
penggerusan mineral alam, kemudian dilanjutkan
dengan pengayakan dengan ukuran butir 48
Mesh agar homogen. Setelah ukuran butir sudah
homogen, kemudian dilakukan pelarutan dengan
metode Hydrocloric Acid Leaching. Pada
penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi
larutan HCl 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan
8,5 M. Pelarutan dilakukan dengan cara
melarutkan 10 gram goethite pada 400 ml HCl
selama 4 jam dengan suhu 100oC.
Untuk pelarutan dengan metode Sulfuric
Acid Leaching dilakukan variasi konsentrasi
larutan H2SO4 1 M; 2,5 M; 4 M; 5,5 M; 7 M; dan
8,5 M.
Pelarutan dilakukan dengan cara
melarutkan 10 gram goethite pada 400 ml H2SO4
selama 4 jam dengan suhu 100oC. Setelah proses
pelarutan dilakukan titrasi Dimetil Glioksim
untuk mengendapkan nikel.
Sampel yang terbentuk dikarakterisasi
dengan XRF, AAS, XRD, dan Uji suseptibilitas
magnetik.

Umumnya
industri
pertambangan
Indonesia menggunakan cara Hydrocloric Acid
leaching. HCl banyak digunakan sebagai reaktan
leaching karena dianggap lebih optimal dalam
mengekstraksi logam nikel dari suatu mineral
dibandingkan dengan metode lain. Pada
penelitian sebelumnya oleh Ahmet Goveli pada
tahun 2006, untuk melarutkan logam nikel dalam
mineral Laterite dilakukan dengan beberapa
variasi diantaranya variasi konsentrasi larutan,
waktu pelarutan, dan suhu pelarutan. Pada
variasi konsentrasi larutan diperoleh logam nikel
optimal pada konsentasi larutan HCl 4M dengan
nikel dapat di ekstrak 97,96% dari kadar awal.
Untuk variasi waktu pelarutan paling optimal
yaitu pelarutan selama 4 jam, dengan nikel yang
dapat di ekstrak 24,60% dari kadar awal. Dan
2

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji XRD dan XRF mineral awal
Hasil uji XRD batuan mineral awal
ditunjukkan dengan analisis XPert High Score
Plus pada Gambar 1.

kadar nikel (gram/ton)

Hubungan antara konsentrasi HCl dengan


Kadar Nikel

15000
10000

Kadar

5000
0
0

Gambar 2 Grafik Hubungan Antara


konsentrasi larutan HCl dengan kadar nikel
Hasil pada Metode Hydrocoric Acid Leaching
Berdasarkan hasil uji AAS didapatkan
hubungan polynom antara konsentrasi larutan
dengan kadar nikel yang terlarut, artinya setiap
variasi konsentrasi kemolaran dari H2SO4
mempunyai daya pelarutan logam yang bebedabeda atau mungkin terdapat unsur pengotor yang
ikut terlarut pada saat pelarutan dengan Sulfuric
Acid. Berdasarkan gambar 4.4 grafik hubungna
antara konsentrasi larutan H2SO4 terhadap kadar
dengan R= -0,1078 kadar nikel yang paling
optimal dalam melarutkan Nikel adalah larutan
H2SO4 dengan konsentrasi 4M.
Hasil uji AAS unsur Ni pada metode
Hydrocoric Acid Leaching ditunjukkan pada
Tabel 3.

Gambar 1. Hasil Analisis Fase penyusun


batuan alam dengan XPert High Score Plus
Dari hasil analisis menunjukkan batuan
mineral merupakan batuan mineral Goethite.
Untuk hasil XRF disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji XRF Batuan Laterite
Como
und
Conc
Unit

Al

Si

Ca

Cr

Mn

Fe

Ni

3
%

2,3
%

4,5
5
%

2,47
%

1,34
%

78,6
4
%

6,
61
%

Tabel 3. Hasil Uji AAS pada Metode


Hydrocloric Acid Leaching

Hasil pada Metode Hydrocoric Acid Leaching


Hasil uji AAS unsur Ni pada metode
Sulfuric Acid Leaching ditunjukkan pada Tabel
2.
Tabel 2. Hasil Uji AAS pada Metode Sulfuric
Acid Leaching
Bahan

Konsentra
si Nikel
(ppm)

10 gram Goethite + H2SO4 1M


10 gram Goethite + H2SO4 2,5M
10 gram Goethite + H2SO4 4
10 gram Goethite + H2SO4 5,5M
10 gram Goethite + H2SO4 7M
10 gram Goethite + H2SO4 8,5M

98,520
72,134
106,672
96,716
97,724
65,210

5
10
konsentrasi larutan HCl (Molar)

Bahan

Konsentrasi
Nikel (ppm)

10 gram Goethite + HCl 1M


10 gram Goethite + HCl 2,5M
10 gram Goethite + HCl 4M
10 gram Goethite + HCl 5,5M
10 gram Goethite + HCl 7M
10 gram Goethite + HCl 8,5M

172,97
103,9725
170,795
307,29
200,515
185,015

Hubungan antara konsentrasi H2SO4 dengan


Kadar Nikel

Karakterisasi Suseptibilitas Magnetik


Endapan yang diperoleh dari hasil titrasi
dilakukan karakterisasi suseptibilas magnet.
Berikut grafiknya:

kadar nikel (gram/ton)

5000
4000
Kadar

3000

Tabel 5 Hubungan antara kadar logam Nikel


dengan nilai Suseptibilitas Magnetik
Kadar logam magnetik
Suseptibilitas
Besi-Nikel (%)
magnetik
Fe = 89,07
56,033
Ni = 5,98
Fe = 87,32
1589,1
Ni = 6,53
Fe = 85,10
4156,23
Ni = 7,03

2000
1000
0
0
5
10
konsentrasi larutan H2SO4 (Molar)

Gambar 3 Grafik Hubungan Antara


konsentrasi larutan H2SO4dengan kadar nikel
Berdasarkan hasil uji AAS didapatkan
hubungan polynom antara konsentrasi larutan
H2SO4 dengan kadar nikel, artinya setiap variasi
konsentrasi kemolaran dari H2SO4 mempunyai
daya pelarutan logam yang bebeda-beda atau
mungkin terdapat unsur pengotor yang ikut
terlarut pada proses pelarutan dengan
Hydrocloric Acid. Berdasarkan grafik 4.4 grafik
hubungan antara konsentrasi larutan H2SO4
dengan kadar nikel dengan R = -0,2453
konsentrasi larutan yang paling optimal dalam
melarutkan Nikel adalah larutan H2SO4 dengan
konsentrasi 5.5 M.

Berdasarkan hasil uji suseptibilitas


magnetik di atas, didapatkan hubungan linear
antara
kandungan
nikel
dengan
nilai
suseptibilitas magnetiknya. Artinya semakin
banyak kandungan nikel yang didapat semakin
besar suseptibilitas magnetiknya. Hal ini sesuai
dengan persamaan
. Berdasarkan nilai
suseptibilitas magnetik diperoleh nilai
yang artinya bahwa bahan ini merupakann bahan
ferromagnetik.
Pada uji suseptibilitas magnetik ini logam
nikel masih bercampur dengan logam besi dan
logam yang lain, sehingga menyebabkan jarak
nilai suseptibilitas magnetiknya jauh, hal ini juga
bisa disebabkan saat pengukurannya. Saat
pengukuran volume yang digunakan sangat kecil
0.2 gram sehingga alat sulit mendeteksi letak
logam nikel yang ada dalam bahan.

Hasil pada Metode Titrasi Dimetil Glioksim


Dari data yang didapatkan dari proses
pelarutan dipilih tiga dengan kadar nikel
tertinggi yaitu HCl5.5M, HCl 7 M, dan HCl 8.5
M, kemudian diteruskan dengan titrasi Dimetil
Glioksim untuk mendapatkan endapan nikel.
Dari hasil endapan diperoleh dengan kadar nikel
sebagai berikut:

KESIMPULAN
Dari hasil data dan analisis yang
didapatkan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan larutan H2SO4 dapat melarutkan
logam nikel dan konsentrasi optimal untuk
melarutkan logam nikel pada 4M pada proses
ekstraksi nikel dari mineral goethite dengan
kadar nikel yang dapat diperoleh sebesar
106,6715 ppm.
2. Penggunaan larutan HCl dapat melarutkan
logam nikel dan konsentrasi optimal untuk
melarutkan logam nikel pada 5.5M pada
proses ekstraksi nikel dari mineral goethite
goethite dengan kadar nikel yang dapat
diperoleh sebesar 307,29 ppm..
3. Kadar nikel pada mineral goethite yang telah
di ekstraksi bersifat ferromagnetik, dengan
hubungan antara kadar nikel dengan
suseptibilitas magnetik sebanding lurus.

Tabel4. Hasil Uji XRF pada Titrasi Dimetil


Glioksim
Bahan

DMG

Nikel
(ppm)

Nikel
(%)

10 ml HCl 5.5 M

20 ml

307,29

5,98

10 ml HCl 7M

20 ml

200,52

6,53

10 ml HCl 8.5 M

20 ml

185,02

7,03

Sesuai dengan kajian pustaka bahwa nikel


bersifat
ferromagnetik
karena
nilai
suseptibilitas magnetiknya
.

Sutisna,T. Deddy dkk. 2006. Perencanaan


Eksplorasi Cebakan Nikel Laterit di
Daerah Wayamli, Teluk Buli, Halmahe ra
Timur Sebagai Model Perencanaan
Eksplorasi Cebakan Nikel Laterit di
Indonesia. Buletin Sumber Daya Geologi
Volume 1 Nomor 3.

DAFTAR RUJUKAN
Bradley, Kevin. 2011. Nickel Applications &
Uses. Shanghai: 8th Annual China Nickel
Conference
Cull, Selby. 2009. The Restless Earth: Rocks and
Minerals. New York: Chelsea House
Publisher The Franklin Institute.
Filho, Hlcio Jos Izrio dkk. 2011. State of the
Art and Trends in Atomic Absorption
Spectrometry. Brazil:Universidade de So
Paulo
Izzati, Fatiyah. 2013. Analisis Struktur Kristal
dengan Difraksi Neutron (High Resolution
Powder Diffractometer HRPD) dan
Difraksi Sinar X (X-ray Diffractometer
XRD. Malang: UM
Goveli, Ahmet. 2006. Nikel Extraxtion from
Gordes Laterites by Hydrochloric Acid
leaching. Middle East:
Middle East
Technical University
Kusumawati, Astrini Dewi, dkk. 2012.
Pengembangan Metode Karakterisasi
Dielektrik Secara Komperhensif dan
Parsial Batuan Berbasis Tembaga di
Daerah Tulungagung untuk Penyusunan
Database Sifat Fisis Batuan di Indonesia.
Malang: UM
Lestyowati, Titis. 2013. Pengaruh Rasio Fe3O4:
Fe2O3, Rasio Fe : C dan Ukuran Bulir
Mineral Magnetik pada Suseptibilitas
Magnetik Toner. Malang: UM
Marcos A. E. 2006. Magnetic studies of natural
goethite samples from Tharsis, Huelva,
Spain. Argentina: Geofsica Internacional
(2006), Vol. 45, Num. 4, pp. 219-230
Najah, Afidatun. 2013. Analisis Kuantitatif Data
Difraksi dan Data X-Ray Fluorescence
(XRF). Malang: UM
N.W. Brand, et al. 1998. Exploration Model: The
Cawse Shear-Controlled Ni-Oxide And
Associated Mn-Co-Ni Deposit, Western
Australia. Australia: AGSO journal of
geology &geophysics, 17(4), 81-88
Purwanto, Hadi. 2002. Recovery of Nikel from
Selectively Reduced Laterite Ore by
Sulphuric Acid Leaching. Japan: ISIJ
International, Vol. 43 (2003), No. 2,
pp.181-186
R. Garca and A. P. Bez. 2011. Atomic
Absorption Spectrometry (AAS). Mexico:
Universidad Nacional Autnoma de
Mxico
5

Anda mungkin juga menyukai