Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kimia Industri I

2021, Vol. 1, No. 1


Permanganometri
Nashiru Maulana (1),
Nur Shela Evi A* (2), Fathor Rohim (3), Shinta Lela Puspita S (4)
Prof. Dr. Ir. Soeprijanto,M.Sc.
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
27 Juli 2021

Abstrak

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang


merupakan oksidator kuat sebagai titran. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat dapat
tereduksi menjadi ion manganat. Titrasi permanganat ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks.
Titrasi ini biasanya dilakukan pada keadaan yang asam supaya lebih mudah dalam mengamati titik akhirnya.
Tujuan Percobaan Permanganometri yaitu untuk mengetahui konsentrasi menggunakan metode titrasi
permanganometri. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
Prosedur Percobaan permanganometri yaitu Membuat larutan KMnO4, Membuat larutan Asam Oksalat,
Membuat Larutan H2SO4 1 N, melakukan standarisasi KMnO4, dan Menentukan massa larutan tugas Fero Sulfat
(FeSO4.7H2O) 100 ml

Kata kunci :Titrasi, Permanganometri, Reduksi

1.0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi
reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan
kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat telah digunakan sebagai
pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan
tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat
bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan
+7 (Day, 1999)
Permanganometri tidak memerlukan indikator, mudah diperoleh dan terjangkau, karena
kerap digunakan sebagai senyawa utama dalam kalibrasi beberapa instrumental tertentu
(Khopkar, 1990). Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah
yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih
lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan.
Titrasi ini biasanya dilakukan pada keadaan yang asam supaya lebih mudah dalam
mengamati titik akhirnya. Yang bertindak sebagai indikator dalam titrasi ini adalah kalium
permanganat. Fokus reaksi ini yaitu pada reaksi reduksi serta oksidasi yang terjadi antara bahan
baku tertentu dengan KMnO4. Sebenarnya suatu reaksi dengan KMnO4 sudah sangat populer
ratusan tahun yang lalu. Meski demikian permanganometri juga mempunyai kekurangan,
larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering dilakukan pembakuan (Mursyidi
dan Rohman, 2006). Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui konsentrasi dari larutan tugas menggunakan metode titrasi permanganometri.

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pengertian Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan
kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -
volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer (John Kenkel, 2003).
Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui
secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang
lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen
tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan
banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya.

1.2.2 Permanganat
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung dengan alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+ , asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. (Anonim, 2008)
Dalam permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksid secara meluas lebih dari seratus tahun.
Pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan
larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang
jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan
berlebihnya pereaksi yang digunakan (Day dan Underwood, 1998).
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam
lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat dapat
tereduksi menjadi ion manganat (Mn2+) yang berwarna hijau. Titrasi permanganometri harus
dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik,
sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada pH (Rivai, 1995).
Permanganometri ini menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran. KMnO4 merupakan
oksidator kuat yang berwarna ungu. Pada suasana asam, zat ini akan mengalami reduksi
menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna.
MnO4 - (aq) + 8H+ (aq) + 5e-  Mn2+ (aq) + 4H2O(l)
Pada pH netral atau larutan alkali, hasil reaksi merupakan MnO2 yang berupa padatan
berwarna coklat
MnO4 - (aq) + 4H+ (aq) + 3e-  Mn02(s) + 2H2O(l)
Sedangkan pada larutan basa yang sangat kuat seperti 2M NaOH akan terbentuk ion
manganat yang berwarana hijau. (Harris, 2010) Reaksi yang paling umum diterapkan dalam
laboratorium adalah reaksi yang terjadi di dalam larutan-larutan yang memiliki suasana amat
asam dengan konsentrasi 0,1 N atau lebih. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak
agen pereduksi. (Harjadi, 1993). Pada suasana asam KMnO4 selain bertindak sebagai oksidator,

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
ia juga bertindak sebagai indikatornya sendiri (auto indikator) karena hasilnya merupakan ion
Mn2+ yang tidak berwarna (Haris, 2010).
Kalium permanganat merupakan larutan standar sekunder. Oleh karena itu, sebelum
digunakan kalium permanganat harus distandarisasi terlebih dahulu oleh larutan standar
primernya (Harris, 2010). Larutan standar primer yang biasa digunakan untuk menstandarisasi
larutan permanganat adalah natrium oksalat. (Underwood, 1999). Reaksi yang terjadi saat
pembakuan adalah:
5C2O4 2- (aq) + 2MnO4 - (aq) + 16H+ (aq)→10CO2 (g) + 2Mn2+ (aq) + 8H2O(l)
Titik akhir titrasi saat pembakuan ditandai dengan munculnya warna merah muda akibat
kelebihan ion permanganat (Rivai, 1995).
Permanganometri biasa digunakan untuk menentukan kadar dari besi (II). Ion
permanganat akan mengalami reduksi menghasilkan Mn2+ sedangkan besi (II) akan
mengalami oksidasi menghasilkan besi (III). Berikut adalah reaksi reduksi oksidasi saat
dilakukan titrasi.
MnO4 - (aq) + 8H+ (aq) + 5Fe2+ (aq) → Mn2+ (aq) + 4H2O(l) + 5Fe3+ (aq)
(Underwood, 1999)
1.2.3 Prinsip Titrasi Permanganometri
Prinsip Titrasi Permanganometri Prinsip titrasi permanganometri adalah reaksi
oksidasi reduksi pada suasana asam yang melibatkan elektron dengan jumlah tertentu,
dibutuhkan suasana asam (H2SO4) untuk mencapai tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling
tinggi dan bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indicator
lain. Karena KMnO4 sudah mampu memberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi yang
ditandai dengan terbentuknya warna merah muda. Sifat dari KMnO4 ini dikenal sebagai
autoindikator

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
2.1.1 Alat yang digunakan
1. Buret
2. Erlenmenyer
3. Gelas beker
4. Gelas ukur
5. Kaca arloji
6. Labu ukur
7. Pipet tetes
8. Spatula

2.1.2 Bahan yang digunakan


1. Asam Oksalat
2. Aquades
3. H2SO4 98%
4. KMnO4
5. Fero Sulfat X N

2.2 Metodelogi
2.2.1 Waktu Praktikum
Waktu praktikum akan dilaksanakan pada hari Senin, 27 September 2021 pada pukul 13.00-
17.00

2.2.2 Lokasi Praktikum

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
Lokasi pada praktikum permanganometri dilaksanakan di laboratorium kimia industri, Kampus
ITS, Surabaya

2.2.3 Prosedur Penelitian


2.2.3.1 Membuat larutan KMnO4
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang KMnO4 sebanyak x gram.
3. Melarutkan KMnO4 dalam labu takar 1000 ml sampai batas dengan cara menambahkan
aquades sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.
4. Mengendapkan larutan kalium permanganat selama 4 jam.
5. Memisahkan endapan kalium dengan larutan permanganat dengan menggunakan kertas
saring.

2.2.3.2 Membuat larutan Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang asam oksalat sebanyak x gram.
3. Melarutkan asam oksalat dalam labu ukur 500 ml sampai batas dengan cara menambahkan
aquades sedikit demi sedikit sambil mengocoknya.

2.2.3.3 Membuat Larutan H2SO4 1 N


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil H2SO4 98% 36,8 N sebanyak 6,79 ml.
3. Memasukkannya ke dalam labu ukur 250 ml.
4. Menambahkan aquades sedikir demi sedikit sampai tercampur merata hingga volume 250
ml

2.2.3.4 Standarisasi KMnO4


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N ke dalam erlenmeyer.
3. Menambahkan larutan H2SO4 1 N sebanyak 5 ml
4. Memanaskan sampai temperatur 70 ̊C
5. Menitrasi dengan larutan KMnO4 sampai terlihat
warna coklat

2.2.3.5 Menentukan massa larutan tugas Fero Sulfat (FeSO4.7H2O) 100 ml


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memipet 10 ml larutan tugas Fero Sulfat dan memasukkan dalam erlenmeyer
3. Menambahkan larutan H2SO4 1 N sebanyak 5 ml
4. Memanaskan sampai temperatur 70 ̊C
5. Menitrasi dengan larutan KMnO4 sampai warna violet muda
6. Menentukan normalitas Fero Sulfat dengan perhitungan standarisasi kemudian menghitung
massanya

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

3.0 Diagram Alir

Percobaan Permanganometri

Menyiapkan alat dan bahan

Membuat Membuat larutan Membuat Standarisasi Menentukan


larutan KMnO4 Asam Oksalat Larutan H2SO4 KMnO4 massa larutan
(H2C2O4.2H2O) tugas Fero
Sulfat

Menimbang Memasukkan
KMnO4 Menimbang asam Mengambil H2SO4 larutan asam
oksalat 98% oksalat Memipet
larutan tugas
Fero Sulfat
Melarutkan
KMnO4 dalam labu Melarutkan asam Memasukkannya ke Memanaskan
takar 1000 ml oksalat dalam labu dalam labu ukur sampai Menambahkan
ukur 500 ml 250 ml. temperatur larutan H2SO4
70 ̊C
Mengendapkan
larutan kalium Menambahkan
permanganat aquades sampai Menitrasi
Menitrasi
merata hingga volume dengan larutan
dengan
250 KMnO4
larutan
ml
Memisahkan endapan KMnO4
kalium dengan larutan
permanganat Menentukan
normalitas Fero
Sulfat

Menghitung
massa larutan

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
4.0 Pembahasan
Tabel 1. Hasil Pengamatan

(dibahas tiap grafik dan terdapat sitasinya harus dari buku)

5.0 Kesimpulan

Daftar Pustaka
Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
John, Kenkel. (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Washington: Lewis Publishers.
Modul Praktikum Kimai Industri 1. (2019/2020). Diakses pada Kamis, 23 September 2021.
Setyawati, Yani. (2015). Analisa Permanganometri. Semarang. Diakses pada Jum’at 24 September
2021
Regina, Tutik. (2006). Titrasi . Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY PPM. Diakses pada
hari Jum’at, 24 September 2021.
Purwanita, Eahyu. (2009). Metode Titrasi Permanganometri. Surakarta
Andhika, Frischa. (2016). Metode Analisis Permanganometri. Surabaya

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
Appendiks
Lembar Revisi
Modul Percobaan : Permanganometri (Praktikum ke-2)
Kelompok/NRP : 3A / 001, 018, 019, 029
Tanggal Percobaan : September 2021

Tanggal Revisi Tanggal kembali Keterangan Tanda Tangan

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)

Anda mungkin juga menyukai