Disusun Oleh :
Asam salisilat dengan dosis yang tepat dapat memberikan efek terapeutik yang
diinginkan, namun pada penggunaannya secara terus menurus dapat menyebabkan
kerusakan pada kulit. Penggunaan topikal asam salisilat dengan konsetrasi tinggi,
pada daerah kulit yang luas, pada kulit yang rusak dan dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan keracunan sistemik akut. Penggunaan kosmetik yang
memungkinkan mengandung asam mercury dan asam salisilat , meskipun
menjadikan kulit tampak mulus namun membuat kulit lebih sensitif terhadap
paparan sinar matahari, pemakaian bertahun-tahun dapat mengendap di kulit dan
menyebabkan kulittampakbirukehitaman dan dapat memicu timbulnya kanker
kulit.
1.2 Tujuan
Pipet ukur
3.1.2 BAHAN :
C. Cara Identifkasi
1. Dipanaskan plat KLT diatas oven.
2. Diberi batas bawah dan batas atas pada plat KLT.
3. Ditotolkan larutan uji dan larutan baku pada plat KLT sebanyak 0,1
ml.
4. Dicelupkan plat KLT kedalam chamber yang berisi fasa gerak 2 dan 3.
5. Ditunggu sampai pelarut mendekati batas atas plat KLT.
6. Diamati bercak noda yang dihasilkan dibawah lampu UV.
7. Disemprot plat KLT dengan FeCl3.
8. Dikerok bercak larutan A pada plat KLT dan dilarutkan dengan
methanol sebanyak 5 ml.
D. Cara Penetapan
1. Dinyalakan alat dan dilakukan pengaturan pada alat Spektrofotometer
UV-VIS.
2. Ditara alat dengan menggunakan Metanol.
3. Dimasukkan larutan uji pada pengujian fasa gerak 1 kedalam kuvet.
4. Dianalisis absorbansinya pada panjang gelombang 293 nm.
5. Ditara kembali dengan menggunakan Metanol.
6. Dimasukkan larutan uji pada pengujian fasa gerak 2 kedalam kuvet.
7. Dianalisis absorbansinya pada panjang gelombang 293 nm.
8. Ditara kembali dengan menggunakan Metanol.
9. Dimasukkan larutan baku kedalan kuvet
10. Dianalisis absorbansinya pada panjang gelombang 293 nm
11. Dicatat hasil dan dibandingkan larutan uji dengan larutan baku.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
CARA IDENTIFIKASI
1 Dipanaskan plat KLT dan diberi Plat KLT telah dipanaskan dan
batas bawah 2 cm dan batas atas diberi batas bawah dan atas
0,5 cm
CARA PENETAPAN
1 Ditara menggunakan Metanol Spektrofotometer UV-Vis telah
yang dimasukan kedalam kuvet. terkalibrasi.
2 Dimasukkan larutan uji pada Diperoleh absorbansi sebesar 0,101
pengujian fasa gerak 1 kedalam
kuvet dan diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 293nm.
= 0,813 %
= 1,23 gram
= 0,33%
Keterangan :
Au : serapan larutan uji
Ab : serapan larutan baku
Bb : Bobot penimbangan baku hidrokuinon (mg)
Bu : Bobot penimbangan cuplikan (mg)
Fpu : Faktor pengenceran larutan uji
Fpb : Faktor pengenceran larutan baku
= 1,52 %
Keterangan :
Au : serapan larutan uji
Ab : serapan larutan baku
Bb : Bobot penimbangan baku hidrokuinon (mg)
Bu : Bobot penimbangan cuplikan (mg)
Fpu : Faktor pengenceran larutan uji
Fpb : Faktor pengenceran larutan baku
Pada tahap ketiga yaitu identifikasi asam salisilat dengan KLT, polaritas
fase gerak I yaitu 3,16, sedangkan fase gerak II yaitu 4,47. Sehingga proses elusi
fase gerak II lebih cepat karena semakin polar. Setelah proses selasai maka hasil
KLT dilihat pada sinar UV 254 nm. Hasil yang didapat berbentuk bercak ungu
sejajar antara larutan uji dan larutan baku. Kemudian setelah plat KLT disemprot
dengan larutan FeCl3 didapatkan bercak berwarna merah. Selanjutnya ketika
bercak larutan uji dilarutkan dengan metanol didapatkan larutan uji berwarna
bening dengan konsentrasi 10 ppm. Kemudian larutan uji fase gerak I, larutan uji
fase gerak II 100 ppm, dan larutan baku asam salisilat 100 ppm diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-vis. Hasil yang didapat yaitu
absorbansi larutan uji I adalah 0,101 ,larutan uji II adalah 0,076, sedangkan
larutan baku asam salisilat adalah 2,461. Sehingga setelah dilakukan perhitungan
dihasilkan 2 kadar. Pada larutan uji I adalah 0,33% dan larutan uji II adalah
1,52%. Sedangkan menurut BPOM kadar asam salisilat yang diperbolehkan dalam
bedak yaitu tidak lebih dari 2%. Sehingga kadar asam salisilat dalam bedak
herocyn telah memenuhi ketentuan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum penetapan kadar asam salisilat dalam bedak
dengan menggunakan sampel bedak herocyne diperoleh kadar dari bedak
herocyne tersebut pada pengujian fasa gerak 1 sebesar 0,33% dan pada pengujian
fasa gerak 2 sebesar 1,52%. Sedangkan menurut peratuan BPOM penggunaan
asam salisilat dalam bedak tidak boleh lebih dari 2%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel bedak herocyn tersebut memenuhi standar penggunaan asam
salisilat dalam kosmetik.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat memasukkan plat KLT kedalam chamber yang berisi
eluen dilakukan dengan hati-hati agar tidak miring sehingga dapat mempengaruhi
nilai rf dan hasil bercak yang dihasilkan pada plat KLT tersebut.
DAFTAR PUSTAKA