(2 SKS)
P5: Hubungan kelarutan dan aktivitas obat
Genap | 2021
Dari kuliah sebelumnya...
Sifat Gugus
Kuat -OSO2ONa, -COONa, -SO2Na, -OSO2H
-OH, -SH, -O-, =C=O, -CHO, -NO2, -NH2,
Hidrofilik* Sedang -NHR, -NR2, -CN, -CNS, -COOH, -COOR,
-OPO3H2, -OS2O2H
Ikatan tak jenuh -C=CH, -CH=CH2
Rantai hidrokarbon alifatik, alkil, aril,
Lipofilik
hidrokarbon polisiklik
P
[kloroform/air]
Log kelarutan
Hadi | Kimia Medisinal I | 2021 [x10-6 g/L] 11
Penjelasan:
Senyawa di bawah garis kejenuhan menunjukkan
bahwa pada kadar tersebut larutan jenuhnya dapat
menyebabkan efek antibakteri
Di atas garis kejenuhan senyawa tersebut tidak
mempunyai kelarutan yang cukup untuk memberi efek
antibakteri
Titikpotong antara garis aktivitas senyawa seri homolog
dan garis kejenuhan tergantung pada daya tahan bakteri
Bakteri yg lebih kebal (resisten) membutuhkan kadar
lebih tinggi untuk membunuhnya, sehingga titik potong
terjadi lebih awal
Aktivitas
Jumlah atom C
Hadi | Kimia Medisinal I | 2021 14
Alkohol bercabang:
Koefisien Pada
fenol Aktivitas maksimum Staphylococcus
(4-n-heksilresorsinol) aureus,
aktivitas
maksimum
pada jumlah
atom C=9
H. H. Meyer
(1853 –1939)
Hadi | Kimia Medisinal I | 2021 19
Postulat Overton dan Meyer (1898):
Jumlah atom C
Hadi | Kimia Medisinal I | 2021 23
Aktivitas termodinamik
Ferguson (1939)
potensi obat berstruktur
tidak spesifik tergantung
dari aktivitas
termodinamik senyawa
Kadar obat untuk
menimbulkan efek
ditentukan oleh
keseimbangan
distribusi pada fase A. Cairan ekstra sel (fasa eksternal)
B. Cairan dalam sel (biofase)
eksternal dan biofase. C. Inti sel
Senyawa Berstruktur
Tidak Spesifik
Senyawa Berstruktur
Spesifik
Hadi | Kimia Medisinal I | 2021 28
Senyawa berstruktur tidak spesifik
Senyawa Kolinergik
Turunan Feniletilamin
Turunan Pirimidin