Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Pengaruh ion logam dan EDTA

Ion logam / Ab Au ^A/menit (v)


EDTA
Cu2+ 2,932 0,253 2,679
Zn2+ 2,808 0,183 2,625
Mg2+ 3,100 0,311 2,789
K+ 2,840 0,243 2,597
EDTA 3,021 0,804 2,217
Tanpa logam 3,005 0,456 2,549

Hitunglah persentase peningkatan atau penurunan aktivitas amilase


Vlogam−Vtanpa logam
%logam= x 100%
Vtanpa logam
2,679−2,549
%logam Cu= x 100 % = 5,10%
2,549
2,625−2,549
%logam Zn= x 100%= 2,98%
2,549
2,789−2,549
%logam Mg= x 100 %=9,41 %
2,549
2,597−2,549
%logam K= x 100 %=1,88 %
2,549
2,217−2,549
%logam EDTA= x 100 %=−13,03 %
2,549

4.1.2 Grafik
%Logam
15

10

0
Cu2+ Zn2+ Mg+ K+ EDTA
-5

-10

-15

4.2 Pembahasan
Enzim merupakan suatu protein yang bersifat katalisator. Enzim sangat
berguna bagi proses metabolisme tubuh. Enzim memiliki fungsi mengurangi
aktivitas energi. Dalam menjalankan fungsinya terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, serta
inhibitor dari senyawa lain.
Penambahan komponen lain jugaa diperlukan dalam menjalankan
fungsi enzim sebagai katalisator. Komponen tersebut secara umum disebut
sebagai kofaktor. Kofaktor ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu gugus
prostetik, koenzim dan aktivator. Aktivator merupakan ion-ion logam yang
dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh aktivator logam antara
lain K+, Mn2+, Cu2+, atau Zn2+.
Kecepatan reaksi juga dipengaruhi oleh suatu inhibitor. Berdasarkan
penelitian enzim amilase sensitif terhadap CuSO4 dan EDTA karena
menyebabkan denaturasi protein.
Amilase merupakan salah satu enzim yang sering digunakan dalam
bidang industri. Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisis pati. Amilosa menghidrolisis pati untuk menghasilkan produk
bervariasi seperti maltosa, dekstrin, dan terutama molekul glukosa sebagai
unit terkecil. Enzim amilase dapat berasal dari berbagai sumber yaitu
tumbuhan, hewan dan mikroogranisme.
Amilase termasuk metaloenzim yaitu enzim yang melibatkan ion
logam dalam menjalankan aktivitas katalitiknya. Ion logam yang dapat
meningkatkan aktivitas amilase yaitu Ca2+. Hal ini dapat disebabkan karena
ion Ca2+ memiliki afinitas yang lebih kuat dengan enzim dibandingkan ion
lainnya. Sedangkan ion Cu2+, Co2+, Ba2+, dan Mn2+ dapat menurunkan aktivitas
enzim amilase hingga 80% dan diketahui pula bahwa ion Fe 2+ dan Cu2+ dapat
menghambat enzim endoglukanase, eksoglukanase, dan β-glukosidase. Selain
itu, senyawa kimia tertentu yang juga dapat menghambat aktivitas enzim
amilase yaitu EDTA, NaClO dan H2O.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman (pH), aktivator, dan inhibitor. Dalam praktikum kali
ini aktivitas enzim amilase dilihat dari pengaruh aktivator dan inhibitor.
Aktivator adalah zat yang dapat meningkatkan aktivitas enzim, sedangkan
inhibitor adalah zat yang dapat menghambat atau menurunkan aktivitas enzim.
Dari hasil praktikum yang dilakukan menghasilkan data kecepatan
reaksi enzimatik dan konsentrasi %logam. Kecepatan reaksi enzimatik dari
logam Cu2+, Zn2+, Mg2+, K+, EDTA dan larutan tanpa logam adalah 2,679 ;
2,625 ; 2,789 ; 2,597 ; 2,217 ; dan 2,549. %logam dari Cu 2+, Zn2+, Mg2+, K+,
dan EDTA adalah 5,10%, 2,98%, 9,41%, 1,88% dan -13,03%. Dari keempat
logam dan EDTA diketahui bahwa logam Mg2+ mengalami peningkatan
aktivitas enzim paling tinggi dibandingkan logam lainnya. Sedangkan zat yang
menurunan aktivitas enzim amilase adalah EDTA . sehingga dapat diurutkan
ion yang memberikan aktivitas enzim paling tinggi atau baik hingga paling
rendah yaitu logam Mg2+, Cu2+, Zn2+, K+ dan EDTA. Larutan tanpa logam
memiliki nilai kecepatan reaksi enzimatik 2,549 yang berarti aktivitas enzim
pada arutan ini lebih baik dibandingkan dengan EDTA.
Berdasarkan hasil spektrofotometer pada percobaan inhibitor dan
aktivator enzim. Didapatkan hasil bahwa ion Mg 2+, Cu2+, Zn2+, dan K+ dapat
meningkatkan laju reaksi dan pada penambahan EDTA menjadikan laju reaksi
lebih lambat. Karena pada teori yang telah dijelaskan ion logam dapat bersifat
sebagai aktivator sedangkan EDTA bertindak sebagai inhibitor sehingga
terjadi perlambatan.
Dalam prosedur praktikum penambahan iodium bertujuan untuk
mengetahui keberadaan amilum. Pereaksi iodin jika dicampur dengan amilum
akan menghasilkan larutan berwarna biru kehitaman yang menandakan hasil
positif terhadap kandungan polisakarida. Larutan pati berperan sebagai
substrat dan saliva berperan sebagai enzim enzim amilase. Dilakukannya
inkubasi pada suhu 37oC agar enzim dapat bekerja optimum. Serapan larutan
balanko dan uji dibaca menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang adalah 680nm.

Anda mungkin juga menyukai