Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS VITAMIN

Analisis Pangan dan Hasil Pertanian


Pendahuluan
 Vitamin adalah zat-zat organik (mikronutrien) yang
diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat kecil.
 Zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
 Zat-zat ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, jadi harus
ada di dalam makanan yang kita makan.
 Bila tidak ada dalam makanan, maka tubuh akan
kekurangan vitamin yang mengakibatkan organ tubuh
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan
apabila kekurangan berlangsung lama dapat
menyebabkan penyakit.
Jenis Vitamin

Vit A

Vit D
Vitamin
larut lemak
Vit E

Jenis Vit K
Vitamin
Vit B
Vitamin Komplek
larut air
Vit C
Analisis Vitamin

 Informasi komposisi vitamin makanan diperlukan untuk


menentukan intake guna mengetahui kecukupan dan
perbaikan status gizi manusia.
 Metode pengujian yang reliable (dapat
dipercaya/handal) sangat diperlukan untuk menjamin
akurasi food labeling.
Hal yang perlu diperhatikan
 Akurasi dan presisis dalam pemilihan metode
 Faktor ekonomis
 Jumlah sampel/ketersediaan sampel
 Metode yang dapat diaplikasikan
 Kondisi lingkungan seperti cahaya, oksigen, pH, dan
panas, supaya tidak merusak vitamin
 Homogenisasi sampel
Kestabilan vitamin
Lanjutan..
Metode Analisis
 Metode Bioassay : pengujian pada manusia dan
hewan
 Metode mikrobiologi : bakteri, yeast, dan jamur
 Metode fisikokimia : spektrofotometri, kromatofrafi,
flourometri, enzimatis, immunologi, dan radiometri
Ekstraksi sampel
 Kecuali bioassay, analisa vitamin sebagian besar
melibatkan ekstraksi yang bertujuan untuk memisahkan
vitamin dari matriks biologisnya
 Secara umum meliputi satu atau beberapa perlakuan
seperti panas, asam, alkali, pelarut, dan enzim.
 Prosedur ekstraksi spesifik untuk setiap vitamin dan
didasari untuk menstabilkan vitamin.
 Prosedur ekstraksi dapat diaplikasikan untuk beberapa
vitamin, misalnya untuk tiamin dan riboflavin dan
beberapa vitamin larut lemak
Bioassay
Prosedur pengujian bioassay vit D
Metode mikrobiologis
 Metode mikrobiologis didasarkan atas kenyataan
bahwa beberapa mikroorganisme membutuhkan
vitamin tertentu untuk pertumbuhannya.
 Apabila dalam analisis digunakan suatu media
yang mengandung semua zat-zat tumbuh kecuali
vitamin, pertumbuhan mikroorganisme di dalam
larutan standar dan larutan yang tidak diketahui
dapat diperkirakan dengan membandingkan
secara kuantitatif.
Metode Mikrobiologi
Prinsip pengujian
Perbandingan
Lanjutan
Lanjutan..
Contoh analisis
 Vitamin A (C20H30O) / Retinol merupakan salah
satu vitamin yang larut dalam lemak atau
minyak.
 Stabil terhadap panas, asam dan akali tetapi
sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan
rusak pada suhu tinggi.
 Salah satu zat gizi penting yang larut dalam
lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat
dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari
luar (esensial).
 Fungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
PRINSIP ANALISA

 Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi Carr-Price atau


pereaksi trikloroasetat (TCA).
 Perubahan warna biru berubah menjadi warna coklat pekat menandakan hasil
positif atau terdapat vitamin A karena terjadi oksidasi atau dehidrogenasi.
 TCA merupakan dasar penentuan secara kualitatif adanya vitamin A.
 Pereaksi Carr Price yang terdiri dari kloroform, SbCl3 (antimoni tricloride) dan
asam asetat anhidrat.
 Fungsi kloroform untuk melarutkan vitamin A, karena vitamin A hanya larut
dalam pelarut nonpolar. Saat larut, vitamin A pecah menjadi retinol, retinal
(retinaldehyde) dan retinoic acid, penambahan asam asetat anhidrin untuk
memberikan reaksi warna pada vitamin A dan kristal SbCl3 yang di dalamnya
terdapat sebagai kepingan atau kristal kuning pucat sehingga menghasilkan
warna biru tua dan menjadi merah coklat.
 Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang dikandung
oleh suatu bahan sehingga dapat dijadikan dasar penentuan kuantitatif vitamin
A secara kolometri.
A. Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Carr-Price
1. Masukkan 5 tetes zat yang diuji (misalnya: minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes kloroform lalu campur dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan sepucuk sendok kristal SbCl3
4. Amati perubahan warna yang terjadi. (Jika terbentuk warna biru yang berubah menjadi
merah coklat berarti positif mengandung vitamin A)

B. Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Trikloroasetat (TCA)


1. Masukkan 5 tetes zat yang diuji (misalnya: minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL pereaksi trikloroasetat dalam kloroform
3. Campurlah dengan baik
4. Amati perubahan warna yang terjadi. (Jika terbentuk warna biru kehijauan berarti positif
mengandung vitamin A)
Vitamin A
Parameter kromatografi
Vitamin E
Parameter kromatografi
Vitamin B1 / thiamin mengandung sistem dua cincin
yaitu inti pirimidin dan thiazol.
Dalam tanaman, terutama serealia, vitamin B1
terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam
jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu
thiamin pirofosfat (TPP)
Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut
dalam pelarut lemak.
Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah
rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan.
Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi
mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan
terhadap radiasi sinar ultraviolet.
Prosedur Analisa Vitamin B1

Prosedur A:
1. Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya thiamin 1%) ke dalam
tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10% dan 1 mL NaOH 6 N
3. Campurlah dengan baik, perhatikan warna kuning yang terjadi
4. Lalu panaskan dan amati perubahan yang terjadi. (Jika timbul endapan
warna coklat-hitam yang menandakan positif mengandung vitamin B1 )

Prosedur B:
1. Masukkan 10 tetes larutan yang diuji (misalnya: thiamin 1%) ke dalam
tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat, campurlah dengan baik
3. Lalu tambahkan pula 2 tetes larutan KI 5%
4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. (Jika timbul warna endapan
merah jingga berarti positif mengandung vitamin B1 )
PRINSIP ANALISIS

PROSEDUR A
 Thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itulah ditambahkan
NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin terurai oleh
zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan Pb asetat untuk
mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan
mengendap sebagai endapan berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut
dipanaskan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi ini.

PROSEDUR B
 Thiamin yang terkandung dalam larutan akan bereaksi dengan iod dari kalium iodida
membentuk thiamin iodida.
 Setelah semua thiamin habis bereaksi dengan iod, lalu sisa iod akan bereaksi dengan
ion bismuth(III) dari Bi(NO3)3 membentuk endapan bismuth(III) iodida yang jingga
dengan persamaan reaksi :
Bi3+ + 3I- BiI3 (endapan jingga)
Vitamin C di alam terdapat dalam dua
bentuk yaitu bentuk teroksidasi (asam
askorbat) dan tereduksi (asam
dehidroaskorbat). Keduanya memiliki
keaktifan sebagai vitamin C.
Vitamin C banyak ditemukan di sayuran
yang berwarna hijau dan buah-buahan.
Vitamin C larut dalam air dan agak stabil
dalam larutan asam, tetapi mudah
dioksidasi terutama bila dipanaskan.
Proses oksidasi akan dipercepat dengan
adanya tembaga, oksigen dan alkali.
Prinsip analisis

 Untuk membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan


asam askorbat dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan.
Positif ada vit C jika pada saat pemanasan membentuk endapan yang
berwarna hijau kekuningan sampai merah bata. Hal ini terjadi karena
larutan tembaga alkalis didalam larutan benedict direduksi menjadi
kuproksida berwarna merah bata. Atau Vit C merupakan reduktor kuat,
dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari
pereaksi Benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O
yang berwarna merah, kuning atau hijau kekuningan.

 Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3


kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu
berarti vitamin C positif.
Ada 2 prosedur pengujian vitamin C, yaitu:

Prosedur A:
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi zat yang diuji (misalnya asam askorbat
1%)
2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict
3. Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit
4. Perhatikan endapan yang terjadi. (Jika terbentuk warna hijau kekuningan
sampai merah berarti positif mengandung vitamin C)

Prosedur B:
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi zat yang diuji (misalnya asam askorbat
1%)
2. Kemudian, netralkan larutan (pH=8) menggunakan NaHCO3 5%
3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3
4. Amati perubahan yang terjadi. (Jika terbentuk warna merah-ungu berarti
positif mengandung vitamin C)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai