2) Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh
melalui perombakan senyawa lain. Jenis asam amino non esensial yaitu: alanina,
asparagina, asam aspartat, sisteina, asam glutamat, glisina, prolina, serina,
tirosina.
Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus
R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino
berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan,
kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Keduapuluh macam asam
amino ini tidak pernah berubah. Asam amino yang paling sederhana adalah glisin
dengan atom H sebagai rantai samping. Berikutnya adalah alanin dengan gugus metil
(-CH3) sebagai rantai samping (Poedjiadi, 1994).
1) Alanin (Ala)
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino
bukan esensial. Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun
terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah
antibiotika. L-alanin merupakan asam amino proteinogenik yang paling banyak
dipakai dalam protein setelah leusin.
2) Arginin (Arg)
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat
eksesi dua gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong
setengah esensial bagi manusia dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat
perkembangan atau kondisi kesehatan.
3) Asparagin (Asn)
Asparagin adalah analog dari asam aspartat dengan penggantian gugus karboksil
oleh gugus karboksamid. Asparagin bersifat netral (tidak bermuatan) dalam
pelarut air. Asparagina merupakan asam amino pertama yang berhasil diisolasi.
Namanya diambil karena pertama kali diperoleh dari jus asparagus.
4) Asam aspartat (Asp)
Asam aspartat merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asparagin
merupakan asam amino analognya karena terbentuk melalui aminasi aspartat
pada satu gugus hidroksilnya. Asam aspartat bersifat asam, dan dapat
digolongkan sebagan asam karboksilat. Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial.
2
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
5) Sistein (Cys)
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom
S, bersama-sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal
juga sebagai sulfhidril atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sisteina menjadi
sumber utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung
belerang. Sisteina dan metionin pada protein juga berperan dalam menentukan
konformasi protein karena adanya ikatan hidrogen pada gugus tiol.
6) Glutamine (Gln)
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode genetik
standar. Rantai sampingnya adalah suatu amida. Glutamina dibuat dengan
mengganti rantai samping hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional
amina. Glutamina merupakan bagian penting dari asimilasi nitrogen yang
berlangsung pada tumbuhan. Amonia yang diserap tumbuhan atau hasil reduksi
nitrit diikat oleh asam glutamat menjadi glutamina dengan bantuan enzim
glutamin sintetase atau GS.
7) Asam glutamate (Glu)
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama
dengan asam aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya yang rendah, yang
menandakan ia sangat mudah menangkap elektron (bersifat asam menurut
Lewis). Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia sehingga
tidak tergolong esensial. Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada
di lidah manusia. Sifat ini dimanfaatkan dalam industri penyedap.
8) Glisin (Gly)
Glisina atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana.
Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan
asam amino esensial karena tubuh manusia dapat mencukupi kebutuhannya.
Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi karena strukturnya sederhana. Secara umum protein tidak banyak
mengandung glisina. Pengecualiannya ialah pada kolagen yang dua per tiga dari
keseluruhan asam aminonya adalah glisina.
9) Histidin (His)
Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein. Bagi
manusia histidina merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak. Fungsi
3
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
Histidina menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam sistem
saraf, dan karnosin, suatu asam amino.
10) Isoleusin (Ile)
Isoleusina adalah satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA.
Rumus kimianya sama dengan leusinhidrofobik (tidak larut dalam air) dan
esensial bagi manusia. tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ini berakibat pada
sifat yang berbeda. Walaupun berdasarkan strukturnya ada empat kemungkinan
stereoisomer seperti treonin, isoleusina alam hanya tersedia dalam satu bentuk
saja.
11) Leusin (Leu)
Leusina merupakan asam amino yang paling umum dijumpai pada protein. Ia
mutlak diperlukan dalam perkembangan anak-anak dan dalam kesetimbangan
nitrogen bagi orang dewasa. Ada dugaan bahwa leusina berperan dalam menjaga
perombakan dan pembentukan protein otot. Leusina tergolong asam amino
esensial bagi manusia.
12) Lisin (Lys)
Lisina (bahasa Inggris lysine) merupakan asam amino penyusun protein yang
dalam pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin. Lisina tergolong esensial bagi
manusia dan kebutuhan rata-rata per hari adalah 1- 1,5 g. Lisina menjadi kerangka
bagi niasin (vitamin B1). Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan pelagra.
13) Metionin (Met)
Metionina, bersama-sama dengan sistein, adalah asam amino yang memiliki atom
S. Asam amino ini penting dalam sintesis protein (dalam proses transkripsi, yang
menerjemahkan urutan basa nitrogen di DNA untuk membentuk RNA) karena
kode untuk metionina sama dengan kode awal (start) untuk suatu rangkaian RNA.
Biasanya, metionina awal ini tidak akan terikut dalam protein yang kelak
terbentuk karena dibuang dalam proses pascatranskripsi.
14) Fenilalanin (Phe)
Fenilalanina adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada
makanan, yang bersama-sama dengan asam amino tirosin dan triptofan
merupakan kelompok asam amino aromatik yang memiliki cincin benzene.
Fenilalanina bersama-sama dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang
berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan (neurotransmitter) pada
sistem saraf otak.
4
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
5
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
yang lain terbentuk apabila terjadi “serangan” dari radikal bebas pada kondisi
oksidatif tinggi (keadaan stress).
20) Valin (Val)
Valina adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang dikode oleh
DNA. Dalam ilmu gizi, valina termasuk kelompok asam amino esensial.
Namanya berasal dari nama tumbuhan valerian (Valeriana officinalis). Sifat
valina dalam air adalah hidrofobik (‘takut air’) karena ia tidak bermuatan. Pada
penyakit anemia “bulan sabit” (sel-sel eritrosit tidak berbentuk seperti pil tetapi
seperti bulan sabit, sickle-cell anaemia), valina menggantikan posisi asam
glutamat, asam amino lain yang hidrofilik (‘suka air’), pada hemoglobin.
Akibatnya bentuk sel berubah dan kehilangan kemampuan mengikat oksigen
secara efektif.
B. KROMATOGRAFI
Definisi kromatografi secara lengkap dikemukakan oleh Keulmans pada tahun
1959, yang menyatakan bahwa kromatografi adalah salah satu metode analisis
pemisahan secara fisika, dimana komponen yang akan dipisahkan, didistribusikan
diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Definisi kromatografi menurut IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry), kromatografi adalah metode yang digunakan terutama untuk
memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan
diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau
cairan yang dilapiskan pada padatan atau gel.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran diantara dua fase, yaitu fase diam (padat
atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif,
maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase
diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition
chromatography).
Prinsip Dasar Kromatografi
Prinsip dasar kromatografi yaitu jumlah zat terlarut yang berbeda saat
kesetimbangan antara fase diam dan fase geraknya. Pemisahan dengan metode
kromatografi dapat terjadi apabila suatu molekul maupun senyawa memiliki beberapa
sifat yang berbeda, antara lain:
6
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
Kromatografi kertas dapat dilakukan dengan satu dimensi atau dua dimensi.
Apabila macam komponen tidak terlalu banyak maka biasanya cara satu dimensi cukup
memuaskan. Tetapi, jika hasilnya meragukan dan ini biasanya disebabkan karena
macam komponennya terlalu banyak, maka cara 2 dimensi seringkali diperlukan. Untuk
ini diperlukan 2 macam larutan eluen, yang satu diperlukan untuk ke satu arah dan yang
kedua untuk ke arah lain yang tegak lurus pada satu elusi pertama, setelah kertas
kromatografinya kering. Umumnya kertas kromatografi yang berukuran 35 x 35 cm
adalah yang memenuhi syarat (Page, 1997).
Pada percobaan ini penyemprotan dengan larutan ninhidrin dilakukan untuk
pewarnaan noda-noda asam amino pada kertas kromatografi yang telah kering. Asam-
asam amino yang bereaksi dengan ninhidrin membentuk suatu produk yang disebut
ungu Ruhman. Reaksi ini biasanya digunakan sebagai uji bercak untuk mendeteksi
adanya asam amino pada kertas kromatografi (Tim, 2016).
8
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
G. ALUR KERJA
1. Pembuatan Larutan Pengemulsi (Eluen)
-
-
-
-
-
9
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
Kertas kromatogrfi 4 x 10 cm
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
H. HASIL PENGAMATAN
11
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
12
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
Prinsip dasar
Noda Tak Berwarna
kromatografi kertas yaitu Reaksi Glisin + Ninhidrin :
partisi multiplikatif suatu
- Disemprot dengan Ninhidrin senyawa antara dua
- Dioven selama 1 menit cairan yang saling tidak
bercampur. Jadi partisi
Noda-Noda Asam Amino suatu senyawa terjadi
antara kompleks selulosa-
air dan fasa gerak yang
- Diletakkan dibawah sinar UV melewatinya berupa
- Ditentukan batas atas eluen pelarut organik yang
- Dilingkari noda-noda asam amino yang sudah dijenuhkan dengan
nampak air atau campuran pelarut.
- Dihitung harga Rf tiap titik (A, B, C, dan S2)
13
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
Kemudian diberi tanda totolan untuk 4 macam larutan yang diberi label A, B, C
dan S dengan jarak 1 cm tiap totolan. Label S adalah larutan sampel, label A adalah
larutan standar asam amino alanin, label B adalah larutan standar asam amino
glisin, dan label C adalah larutan standar asam amino sistein. Setelah selesai
pemberian label, kertas kromatografi, pelat KLT dioven selama ±10 menit pada
suhu 105-110C.
Setelah kertas kromatografi dioven selama ± 10 menit, sampel ditotolkan pada
tiap titik yang telah ditandai sebanyak 1 kali menggunakan pipa kapiler dengan
posisi tegak lurus terhadap kertas kromatografi. Selanjutnya kertas kromatografi
dimasukkan menggunakan pinset (posisi bawah pelat menyentuh dasar) ke dalam
lemari kromatrografi yang telah jenuh dengan uap pengemulsi dan ditutup dengan
kaca kembali dan ditunggu sampai larutan pengemulsi bergerak sampai batas atas
pada kertas kromatografi.
Pelat KLT diangkat dari chamber ketika eluen sudah sampai pada batas atas
dan selanjutnya disemprot ninhidrin dan dioven pada suhu 106C selama ±5 menit.
Tujuan penyemprotan dengan ninhidrin adalah untuk mengetahui distribusi asam
amino karena asam amino tidak berwarna akan berwarna ketika disemprot dengan
ninhidrin. Sesuai reaksi berikut
15
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
kromatografi tersebut. Asam amino yang lebih larut dalam eluen akan bergerak
lebih cepat karena hanya tertahan kecil dalam fasa diamnya. Sedangkan asam
amino yang lebih susah larut dalam eluen akan lebih lama tertahan pada fase
diamnya, sehingga laju geraknya lebih lambat. Dengan adanya perbedaan
pergerakan ini, asam amino-asam amino dapat dipisahkan.
Diketahui jarak yang ditempuh eluen adalah sebesar 8,6 cm. Maka
didapatkan jarak noda pada sampel 1, larutan standar A, larutan standar B dan
larutan standar C beserta nilai Rf sebagai berikut :
Titik Asam amino Jarak eluen Jarak Rf (cm)
(cm) noda (cm)
S Sampel 1 8,6 1,6 0,186
A Larutan standar A 8,6 1,6 0,186
B Larutan standar B - - -
C Larutan standar C 8,6 1,9 0,221
Alanin mempunyai gugus R non polar dan glisin mempunyai gugus R polar,
tetapi gugus R pada glisin, yaitu suatu atom hidrogen terlalu kecil untuk
mempengaruhi derajat polaritas gugus α-amino dan α-karboksil yang tinggi. Hal
ini sesuai dengan hasil Rf yang diperoleh dari kedua eluen untuk masing-masing
asam amino. Sehingga urutan kepolarannya dari yang paling polar adalah : Glisin
> Alanin > Sistein.
Keterangan : A Glisin, B adalah sistein, dan C adalah alanin.
J. DISKUSI
Pada percobaan kami, tidak terbentuk noda asam amino pada larutan standar B. Sehingga
tidak dapat dihitung Rf dari asam aminonya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti fase gerak yang kurang murni, sampel yang telah kadaluarsa, kurangnya
penotolan sampel, penguapan yang cepat dari pelarut spray reagent, kondisi percobaan
seperti tempertur, ukuran spot, kualitas kertas, kejenuhan bejana.
K. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat dari percobaan ini yaitu Berdasarkan harga Rf, sampel 1
merupakan asam amino glisin.
16
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
DAFTAR PUSTAKA
17
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
18
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
19
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
didasarkan atas perbandingan antara tinggi puncak atau luas area puncak-puncak
analit terhadap puncak satu atau lebih zat standar.
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi nilai Rf?
Jawab:
Faktor-faktor yang menentukan harga Rf antara lain:
Eluen
Perubahan yang sangat kecil komposisi eluen dapat menyebabkan perubahan harga
Rf, karena perubahan komposisi eluen akan mempengaruhi koefisien distribusi.
Suhu
Perubahan suhu akan mempengaruhi harga koefisien distribusi dan kecepatan
aliran eluen.
Ukuran bejana
Volume bejana akan mempengaruhi homogenitas atmosfer dalam bejana dan
pencapaian tingkat kejenuhan bejana. Jika digunakan bejana besar maka ada
tendensi elusi terjadi lebih lama, terjadi perubahan komposisi pelarut sepanjang
kertas, sehingga akan mempengaruhi koefisien distribusi.
Kertas
Ketebalan dan kerapatan kertas akan mempengaruhi kecepatan aliran sehingga
akan mempengaruhi kesetimbangan partisi.
Sifat campuran
Berberapa senyawa akan mengalami partisi di antara volume-volume yang sama
dari fase diam dan fase gerak, sehingga hampir selalu mempengaruhi karakteristik
kelarutan satu terhadap yang lain.
20
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI
21
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
22
Laporan Praktikum Biokimia I | ASAM AMINO
23