Anda di halaman 1dari 6

Nama Asisten : Herlina

Tanggal Praktikum : 31 Oktober 2017


Tanggal Pengumpulan :7 November 2017
PRAKTIKUM KARBOHIDRAT
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Thalia (240210160051)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: thalia.tesalonika@yahoo.com

ABSTRACT

Keywords :

PENDAHULUAN struktur pembangun, sumber flavor,


tekstur dan serat pangan. (Feseenden dan
Karbohidrat banyak terkandung dalam Fessenden, 1997).
makanan sehari – hari seperti tepung, Karbohidrat dengan zat tertentu akan
gandum, jagung, beras, kentang, dan lain – menghasilkan warna tertentu yang dapat
lain. Karbohidrat juga tersebar luas dalam digunakan untuk analisis kualitatif. Warna
jaringan hewan maupun tumbuhan. Sebagai yang dihasilkan dipengaruhi oleh produk –
sumber energi utama manusia, penting untuk produk hasil penguraian gula dalam asam –
mengetahui karbohidrat berserta reaksi – asam kuat dengan berbagai senyawa organic,
reaksi yang terjadi. Praktikum ini dilakukan sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat
uji kualitatif karbohidrat yang bertujuan oksidasi dari gugusan hidroksi yang
untuk mengidentifikasi sakarida, berdekatan (Kusbandari, A., 2015). Analisis
membandingkan kemanisan relatif berbagai kuantitatif yang umum digunakan adalah uji
jenis gula, mengidentifikasi pati dan benedict, uji barfoed, uji seliwanoff. Uji
mengamati perubahan yang terjadi pada benedict digunakan untuk menentukan
pemanasan suatu suspensi pati. adanya gula pereduksi dalam suatu senyawa
Karbohidrat merupakan polihidroksil- sakarida. Gula pereduksi merupakan
aldehida atau polihidroksil-keton yang senyawa yang memiliki gugus aldehid atau
mengandung gugus fungsi karbonil (aldehid keton. Uji barfoed digunakan untuk
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. membedakan antara monosakarida dalam
Rumus umum karbohidrat adalah CnH2nOn. sistem yang mengandung disakarida. Uji
Bentuuk molekul paling sederhana dari Seliwanoff digunakan untuk membedakan
karbohidrat disebut monosakarida. ketosa.
Rangkaian beberapa monosakarida Pati merupakan polimer dari -D-
membentuk oligosakarida dan polimer dari Glukosa yang memiliki yang memiliki sifat
molekul gula yang terangkai menjadi rantai tergantung panjang rantai C-nya dan cabang
panjang serta dapat memberntuk cabang rantai molekulnya. Stuktur fisik dan kimia
disebut dengan polisakarida. pati dalam granula dapat berpengaruh
Fungsi utama dari karbohidrat ialah terhadap sifat dalam makanan. Pati terdiri
menyediakan energi utama bagi tubuh, dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dimana satu karbohidrat dapa dengan air panas yaitu fraksi amilosa (fraksi
tmengahasilkan 4 kalori. Selain menjadi terlarut) dan amilopektin (fraksi tidak
sumber energi utama, karbohidrat terlarut). Setiap jenis tanaman memiliki
berfungsi sebagai cadangan makanan,
bentuk dan ukuran granula pati yang dipanaskan diatas penagas air selama 10
bervariasi. menit. Diamati perubahan yang terjadi.
Gelatinisasi merupakan peristiwa
perkembangan granula pati sehingga granula Uji seliwanoff
pati tersebut tidak dapat kembali pada Dimasukkan 2 ml larutan seliwanoff ke
kondisi semula. Pengembangan granula pati dalam tabung reaksi. Lalu, ditambahkan
pada mulanya bersifat dapat balik, namun beberapa tetes larutan yang akan diperiksa.
jika pemanasan mencapai suhu tertentu Selanjutnya, didihkan di dalam penagas air
maka pengembangan granula pati akan yang telah mendidih airnya selama 60 detik.
menjadi bersifat tidak dapat balik karena Diperhatikan perubahan warna dan endapan
terjadi perubahan struktur granula menjadi yang terjadi.
gel. Suhu pada saat granula pati
membengkak dengan cepat dan mengalami Kemanisan relatif sakarida
perubahan menjadi bersifat tidak dapat balik Dibuat larutan sukrosa, fruktosa, glukosa,
inilah yang disebut dengan suhu gelatinisasi dan laktosa konsentrasi 10%, masing –
pati. Perbandingan amilosa dan amilopektin masing sebanyak 250 ml. Lalu, dicicipi
pada pati akan mempengaruhi sifat kelarutan setiap larutan dan diberi penilaian terhadap
dan derajat gelatinisasi pati, dimana semakin intensitas rasa manis relative dengan
kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi dipakainya larutan sukrosa sebagai standar
kandungan amilopektinnya, maka pati (nilai 100). Setelah dicicipi satu larutan,
cenderung menyerap air lebih banyak dikumur-kumur terlebih dahulu sebelum
(Winarno, 1991). dicicipi larutan berikutnya.

METODOLOGI Identifikasi pati secara mikroskopis


Dimasukkan 1-2 tetes sampel ke dalam
Bahan yang digunakan adalah larutan tabung reaksi dam ditambahkan 50 ml
glukosa, larutan fruktosa, larutan sukrosa, akuades. Lalu, diaduk rata. Selanjutnya,
larutan maltosa, larutan laktosa, larutan dibuat preparat yang satu ditambahkan 2
benedict, larutan barfoed, larutan seliwanoff, tetes KI 0,01 N dan yang lain tanpa KI.
air mineral, tepung pisang, tepung beras Diamati di mikroskop.
ketan hitam, tepung terigu, tepung kentang,
dan tepung maizena. Gelatinisasi pati
Alat yang digunakan adalah tabung Dibuat suspensi pati dan diamati warna,
reaksi, penagas air, penjepit, sendok teh, kekeruhan, dan kekentalan. Lalu,
gelas minum, gelas ukur, cup plastik, dipanaskan. Selanjutnya, dicatat suhu dan
mikroskop, spatula, gelas objek, penutup amati perubahannya. Ketika suhu mencapai
objek, mortar, alu, sendok kecil, gelas kimia 70°C, diambil sampel, diteteskan pada gelas
100 ml, corong, batang pengaduk, dan objek dan ditutup dengan cover glass.
termometer. Diamati dengan mikroskop.

Uji benedict HASIL DAN PEMBAHASAN


Dimasukkan 1-2 ml larutan benedict ke
dalam tabung reaksi. Lalu, ditambahkan 2 Analisis kualitatif digunakan untuk
tetes sampel. Selanjutnya, tabung reaksi mengetahui dan membuktikan adanya
dimasukkan ke dalam penagas air selama 5 senyawa – senyawa tertentu dalam sampel.
menit. Setelah itu, didinginkan. Diperhatikan
warna yang terjadi dan dicatat bila terbentuk Uji benedict
endapan. Prinsip uji benedict adalah gugus aldehid
atau keton bebas pada gula pereduksi yang
Uji barfoed terkandung dalam sampel mereduksi ion
Dimasukkan 1 ml larutan barfoed ke Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana
dalam tabung reaksi. Lalu, ditambahkan 2 alkalis menjadi Cu yang akan mengendap
tetes larutan sampel. Selanjutnya, menjadi kupri oksida Cu2O yang berwarna
kecoklatan. Karbohidrat dengan gugus sistem yang mengandung disakarida. Reagen
aldehid dan keton bebas yang memiliki sifat barfoed mengandung asam asetat glasial dan
pereduksi dalam larutan alkali. Reaksi yang kristal kupri. Reagen barfoed yang
terjadi pada uji ini adalah sebagai digunakan harus dibuat sesaat sebelum uji
berikut: dilakukan karena reagen barfoed tidak tahan
dengan penyimpanan dalam waktu lama. Uji
ini dibutuhkan ketepatan waktu untuk
membuahkan hasil yang valid. Prinsip uji ini
adalah reaksi reduksi kupri asetat
(Cu(CH3COO)2) menjadi tembaga oksida
(Cu2O) yang membentuk endapan merah
bata. Ion Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat
Gambar 1. Reaksi pada uji benedict oleh gula pereduksi monosakarida daripada
(Sumber : Kusbandari, A., 2015) disakarida (Kusbandari, A., 2015). Reaksi
yang terjadi pada uji barofed adalah sebagai
Reagen benedict mengandung tembaga berikut.
sulfit, natrium karbonat anhidrat dan sodium
strat. Natrium karbonat anhidrat
menyebabkan suasana menjadi basa dan
mencegah terjadinya endapan CaCO3
(Poedjiadi, 2005). Uji benedict dilakukan
dengan dipanaskan selama 2 menit. Hal ini
dikarenakan sifat karbohidrat secara umum Gambar 2. Reaksi pada uji barfoed
lebih cepat mereduksi pada suasana basa, (Sumber : Kusbandari, A., 2015)
maka pemanasan tidak dibutuhkan terlalu
lama. Waktu pemanasan yang tepat agar Mekanisme uji barfoed dilihat dari
reaksi optimal untuk uji gula pereduksi kandungan larutan barfoed dan proses
bersikar kurang dari 5 menit Hasil positif pemanasan yang diberikan. Larutan barfoed
dari uji benedict adalah adanya perubahan yang mengandung asam asetat glasial dan
warna menjadi kecoklatan. (Poedjiadi, kristal kupri memberikan suasana asam
2005). Berdasarkan hasil pengamatan, sehingga reaksi dapat berjalan cepat. Proses
fruktosa, maltosa, laktosa, dan glukosa pemanasan juga merupakan upaya dalam
menunjukan hasil positif dalam uji ini. mempercepat reaksi yang terjadi. Pemanasan
Sedangkan, sukrosa tidak terjadi perubahan dilakukan selama 10 menit karena waktu
warna menjadi kecoklatan. Hasil tersebut optimal untuk mengidentifikasi gula
pengamatan ini sesuai dengan literatur pereduksi monosakarida (Poedjiadi, 2005).
karena sukrosa memiliki karbon anomerik Berdasakan hasil pengamatan, glukosa dan
yang berikatan satu sama lain sehingga tidak fruktosa menunjukan hasil positif berupa
memiliki gugus aldehid atau gugus keton adanya endapan merah bata/ merah.
bebas. Fruktosa seharusnya bukan gula Sedangkan sukrosa, maltosa, dan laktosa
pereduksi karena mengandung gugus keton. memberikan hasil negatif dengan tidak
Fruktosa dapat bereaksi positif terhadap uji terbentuknya endapan. Hasil ini sesuai
benedict karena fruktosa merupakan gula dengan literatur dimana glukosa dan
ketosa rantai terbuka yang mampu fruktosa tergolong gula pereduksi
melakukan isomerasi melalui serangkaian monosakarida. Laktosa dan maltosa tidak
perubahan tautometrik membentuk menghasilkan endapan karena tergolong
karbohidrat dengan grup aldehida yang disakarida dimana reaksi berjalan sangat
merupakan gula pereduksi (Campell, 2012). lambat dengan larutan barfoed sehingga
tidak memberikan endapan merah kecuali
Uji barfoed waktu pemanasan diperlama Sukrosa
Uji barfoed dilakukan untuk menunjukan hasil negatif karena merupakan
membedakan antara monosakarida dalam polisakarida dan bukan gula pereduksi.
Uji seliwanoff laktosa 39, maltosa 46, glukosa 69, fruktosa
Uji seliwanoff digunakan untuk 114, dan sukrosa 100.
membedakan sakarida yang memiliki gugus Menurut Shallenberger dan Acree,
ketosa dari disakarida lain. Reagen terjadinya kemanisan disebabkan karena
seliwanoff mengandung resorsinol dan HCl sifat – sifat ikatan hidrogen pada senyawa
encer. Prinsip uji seliwanoff adalah ketika yang manis. Senyawa manis dengan
dilakukan pemanasan, ketosa akan lebih keelektronegatifan A dan B, dengan sebuah
cepat terdehidrasi dibandingkan dengan atom hidrogen yang terikat secara kovalen
aldosa. Pemanasan yang dilakukan selama pada A, kemungkinan besar akan
30 detik bertujuan untuk mempercepat membentuk pasangan ikatan hidrogen
reaksi (Poedjiadi, 2005). Reaksi yang terjadi dengan struktur yang sama dari reseptor
pada uji seliwanoff adalah sebagai berikut. pada ujung saraf rasa, sehingga
menghasilkan respon manis. Tingkat
kemanisan sukrosa, fruktosa, glukosa, dan
laktosa dipengaruhi oleh suhu. kemanisan
larutan gula akan menurun seiring dengan
kenaikan suhu, kecuali maltosa yang tingkat
kemanisannya tidak dipengaruhi oleh suhu
(Winarno, 1991).

Gambar 3. Reaksi uji seliwanoff Identifikasi pati secara mikroskopis


(Sumber: Sudarmadji, dkk, 2007). Pati merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan -glikosidik. Sifat pati
Berdasarkan hasil pengamatan, sukrosa bergantung pada panjang rantai C-nya. Pati
dan fruktosa menunjukan hasil positif terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan adanya warna merah bata dan merah dengan air panas. Fraksi terlarut disebut
coklat setelah pemanasan. Hasil ini sesuai amilosa dengan struktur lurus dengan ikatan
dengan literatur dimana fruktosa memiliki -(1,4)-D-glukosa. Fraksi tidak terlarut
gugus keton dan sukrosa merupakan disebut amilopektin dengan struktur
disakarida yang terdiri dari fruktosa dan bercabang ikatan -(1,4)-D-glukosa.
glukosa. Proses perubahan warna pada Identifikasi pati dilakukan pada preparat pati
sukrosa terjadi karena HCl yang bersifat yang ditambahkan KI dan tanpa KI.
asam menghidrolisis sukrosa menjadi Penambahan KI pada sampel bertujuan
fruktosa dan glukosa. Dehidrasi fruktosa untuk memberikan amilum pada pati. Pati
oleh HCl menghasilkan yang berikatan dengan iodine akan
hidroksimetilfurfural. Bagian ketosa yang menghasilkan warna biru karena struktur
terhidrasi bereaksi dengan resorsinol pati berupa spiral. Sifat ini digunakan untuk
menghasilkan merah tua, sedangkan aldosa menganalisis keberadaan pati. Pati yang
hanya dapat sedikit bereaksi dan memiliki polimer lebih besar dari 20 akan
menghasilkan warna merah muda merefleksikan warna biru, sedangkan
(Abramoff, 1996). polimer pati yang kurang dari 20 akan
membentuk warna merah (Winarno, 1991).
Kemanisan relatif sakarida Umumnya pati mengandung 15-30%
Berdasarkan hasil pengamatan, 5 amilosa, 70-85% amilopektin dan 5-10%
kelompok menyatakan urutan kemanisan material antara. Berdasarkan literatur berikut
dari yang paling rendah hingga tertinggi karakteristik granula pati pada beberapa
adalah laktosa (30-90), maltosa (25-80), sampel.
glukosa (50-180), sukrosa (100), dan
fruktosa (120-180). Kelompok – kelompok
ini memiliki urutan yang sesuai dengan
literatur walaupun nilai yang tidak tepat.
Berdasarkan literatur, nilai kemanisan
Gelatinisasi pati
Gelatinisasi merupakan peristiwa
Tabel 1. Karakteristik granula pati perkembangan granula pati sehingga granula
pati tersebut tidak dapat kembali pada
kondisi semula. Suhu pada saat granula pati
pecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat
dilakukan dengan penambahan air panas.
Suhu gelatinisasi bergantung pada
konsentrasi pati. Makin kental larutan,
makin lambat suhu tercapai bahkan sampai
suhu tertentu kekentalan tidak bertambah
dan dapat menurun. Konsentrasi terbaik
(Sumber: Darazat, 2011) untuk membuat larutan gel adalah 20%
(Winarno, 1991).
Tabel 2. Sifat granula beberapa jenis pati Pati yang dipanaskan dapat menjadi lebih
kental. Saat pati dipanaskan, beberapa
double helix amilopektin merenggang dan
terlepas saat ada ikatan hidrogen yang
terputus. Jika suhu yang lebih tinggi
diberikan, akan semakin banyak ikatan
hydrogen yang terputus, menyebabkan air
terserap masuk ke dalam granula pati.
Molekul amilosa terlepas ke air yang
(Sumber: Darazat, 2011) menyelimuti granula, sehingga struktur
granula menjadi terbuka dan lebih banyak
Sampel yang digunakan adalah tepung air yang masuk menyebabkan granula
pisang, tepung beras ketan, tepung terigu, membengkak dan volumenya meningkat.
tepung kentang, dan tepung maizena. Molekul air membentuk ikatan hydrogen
Tepung beras ketan merupakan tepung yang dengan gugus hidroksil gula dari amilosa
terbuat dari kultivar beras yang mengandung dan amilopektin. Dibagian luar granula,
sejumlah besar amilopektin. Tepung beras jumlah air berkurang sedangkan amilosa
ketan memiliki viskositas yang lebih tinggi yang terlepas meningkat. Amilosa
dan memiliki granula pati yang berukuran cenderung meninggalkan granula karena
lebih kecil jika dibandingkan dengan tepung strukturnya yang lebih pendek dan mudah
beras. larut.
Berdasarkan hasil pengamatan tanpa
penambahan KI, bentuk tepung pisang KESIMPULAN
adalah bulat kecil dan sedikit, bentuk tepung
beras ketan adalah bulat kecil sedikit, bentuk Uji benedict menunjukan hasil positif
tepung terigu adalah bulat serabut, bentuk berupa larutan menjadi warna merah
tepung kentang adalah oval dan banyak, kecoklatan terjadi pada fruktosa, maltosa,
serta bentuk tepung maizena adalah bulat laktosa, dan glukosa. Uji barfoed menujukan
kecil. Berdasarkan hasil pengamatan dengan hasil positif berupa terbentuknya endapan
penambahan KI, bentuk tepung pisang merah bata terjadi pada glukosa dan
adalah bulat besar, bentuk tepung beras fruktosa. Uji seliwanoff menunjukan hasil
ketan adalah bulat kecil sedikit, bentuk positif berupa larutan merah bata atau merah
tepung terigu adalah banyak bulat kecil, coklat terjadi pada fruktosa dan sukrosa. 5
bentuk tepung kentang adalah oval dan lebih kelompok menyatakan urutan kemanisan
sedikit pada saat tanpa penambahan KI, serta dari yang paling rendah hingga tertinggi
bentuk tepung maizena adalah bulat kecil. adalah laktosa (30-90), maltosa (25-80),
glukosa (50-180), sukrosa (100), dan
fruktosa (120-180).
Bentuk sampel pati tanpa penambahan KI
adalah bentuk tepung pisang adalah bulat
kecil dan sedikit, bentuk tepung beras ketan
adalah bulat kecil sedikit, bentuk tepung
terigu adalah bulat serabut, bentuk tepung
kentang adalah oval dan banyak, serta
bentuk tepung maizena adalah bulat kecil.
Bentuk sampel pati dengan penambahan KI
adalah bentuk tepung pisang adalah bulat
besar, bentuk tepung beras ketan adalah
bulat kecil sedikit, bentuk tepung terigu
adalah banyak bulat kecil, bentuk tepung
kentang adalah oval dan lebih sedikit pada
saat tanpa penambahan KI, serta bentuk
tepung maizena adalah bulat kecil. Sifar
gelatinisasi pati ditentukan oleh struktur
amilopektin, komposisi pati dan ukuran
granular pati (N. Imanningsih, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Abramoff, P. dan R. Thomson. 1966. An


Experimental Approach to Biology. WH
Freeman & Company: San Fransisco
Campbell, M. K. dan S. O. Farrell. 2012.
Biochemistry. Mary Finch: United States
Darazat, Zakiyah. 2011. Isolasi Pati dari
Beberapa Jenis Kentang (Solanum
Tuberosum L.) dan Uji Spesifikasi
Eksipien Tablet. Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara. Medan
Fessenden, R.J., J.S Fessenden. 1997. Dasar
- Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Kusbandari, A. 2015. Analisis Kualitatif
Kandungan Sakarida Dalam Tepung dan
Pati Umbi Ganyong. Yogyakarta: Jurnal
Pharmaciana Vol. 5(1): 35-42
N. Imaningsih. 2012 Profil Gelatinisasi
Beberapa Formula Tepung – Tepungan.
Jakarta: Jurnal Penel Gizi Makan Vol 35
(1): 13-22
Poedjiadi,A. 2005. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta: UI Press
Sudarmadji, Slamet. Dkk. (2007). Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty; Yogyakarta.
Winarno. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Bogor: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai