240210160051
Kelompok 9A
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan modifikasi pati dan tepung secara fisik.
Modifikasi secara fisik merupakan proses yang melibatkan penggunaan suhu
panas, baik dibawah suhu gelatinisasi atau suhu diatasnya serta penggunaan air
dalam jumlah terbatas atau berlebih sebagai pembatas terjadinya perubahan
granula pati. tujuan dari modifikasi pati secara fisik adalah menghasilkan pati
yang dapat larut dalam air dingin, memiliki viskositas yang lebih rendah
dibanding pati alami, dan dapat digunakan untuk formulasi makanan bayi dan
pudding. Kelebihan dari modifikasi pati secara fisik adalah lebih aman karena
tidak merusak granula pati serta lebih alami dibandingkan perlakuan kimia (Putri
dan Zubaidah, 2017). Modifikasi fisik yang dilakukan pada praktikum kali ini
adalah heat moisture treatment (HMT), microwave heating treatment (MHT), dan
annealing. Modifikasi fisik ini dilakukan pada sampel pati dan tepung dari bahan
beras dan singkong.
L*= 76,15
a*= 8,705
b*= 26,675
Tepung Di bawah
44%
Beras 10%
L*= 81,95
a*= 6,95
b*=22,84
Pati
Beras 88% 8,6%
L* = 95,74
a* = -0,265
b* = 9,965
Pati
94% 8,3%
Singkong
L*= 93,16
a*= -0,09
b*= 7,59
Tepung
96 % 8,1%
Beras
5.3 Annealing
Modifikasi tepung dan pati annealing merupakan perlakuan fisik terhadap
granula tepung atau pati dengan air berlebih (>65% w/w) atau air sedang (40-
55% w/w) pada suhu dibawah suhu gelatinisasi pada waktu yang telah
ditentukan (Hoover dan Vasanthan, 1994). Modifikasi tepung/pati
menggunakan metode annealing dilaporkan dapat menurunkan swelling power
dan kelarutan pati, dan menghambat gelatinisasi (Siswoyo dan Morita, 2010).
Modifikasi tepung/pati dengan metode annealing dilakukan tahap
pemanasan dalam waterbath yang bertujuan pembuatan suspensi pati dengan
proses gelatinisasi pati. Proses gelatinisasi dilakukan dengan cara memanaskan
pati melalui pemasakan bertekanan, perebusan dalam air mendidih, dan metode
pemasakan lainnya. Menurut Marta dkk (2016), Pembuatan suspensi pati
dilakukan dengan proses pemanasan yang dilakukan pada suhu 50 0C selama 24
jam untuk proses modifikasi annealing.
Setelah proses pemanasan, pati/tepung disentrifugasi guna memisahkan air
dengan endapan tepung/pati pada larutan tepung/pati (Marta dkk,2016). Alat
sentrifugasi (sentrifugator) merupakan alat pemisah yang digunakan untuk
memisahkan campuran padat/cair atau cair/cair yang tidak saling larut akibat gaya
sentrifugasi dengan cara diputar dengan kecepatan tinggi. Objek diputar secara
Thalia
240210160051
Kelompok 9A
horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya. Saat
objek diputar, partikel-partikel yang ada akan berpisah dan berpencar sesuai berat
jenis masing-masing partikel. Prinsip kerja alat ini adalah melawan gaya tarik
bumi dengan kekuatan sentrifugal sehingga partikel yang terlarut dalam cairan
akan terlempar dari pusat putaran dan terpisah. Sentrifugasi dilakukan dengan
kecepatan 3000 rpm selama 30 menit yang mana pada kecepatan dan waktu
tersebut dianggap dapat memisahkan fraksi tepung/pati yang larut dalam air
(Chung,2009).
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada
tepung/pati dan dilakukan pada suhu 50˚C selama 24 jam. Pengeringan dilakukan
dengan menggunakan oven digital. Sebelum dimasukkan dalam oven, loyang
yang berisi tepung/pati ditutup dengan alumunium foil yang betujuan untuk
mencegah kekeringan berlebih pada tepung/pati. Pengukuran kadar air sebelum
dan sesudah modifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau
perubahan pada kadar air tepung/pati sesudah modifikasi. Pengaturan kadar air
dilakukan dengan perhitungan menggunakan prinsip kesetimbangan. Berikut hasil
pengaamtan modifikasi tepung dan pati denan annealing.
Tabel 3. Hasil Modifikasi Tepung dan Pati dengan Annealing
Karakteristik Kenampakan
Sampel Kadar Air
Rendemen Warna Keterangan
Akhir
L*= 96,29
a*= -0,69
b*= 6,27
80%
Tepung
8,8%
Singkong
Thalia
240210160051
Kelompok 9A
Karakteristik Kenampakan
Sampel Kadar Air
Rendemen Warna Keterangan
Akhir
L* = 96,28
a* = -0,08
b* = 3,2
Pati 92% <10%
Singkong
L* = 95,16
a* =-0,085
b* = 5,085
Tepung
72% 9,8%
Beras
L*= 98,15
a*= -0,18
b*= 2,50
Pati Di bawah
87%
Beras 10%
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah praktikan harus lebih
teliti dan rapi dalam praktikum dan mengetahui literatur yang ada agar proses
praktikum berjalan lancar
Thalia
240210160051
Kelompok 9A
DAFTAR PUSTAKA
Chayati I, Handayani THW, Nugraheni M, dan Ratnaningsih N. 2008. Teknologi
Pengolahan Pati Garut dan Diversifikasi Produk Olahannya Dalam Rangka
Peningkatan Ketahanan Pangan. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Chung, H.J., Q. Liu, and R. Hoover. 2009. Impact of Annealing and HMT on
Rapidly Digestible, Slowly Digestible, and Resistant Starch Levels in
Native and Gelatinized Corn, Pea, and Lentil Starches. Carbohydrate
Polymers 75 436-447
Deka, D. and Sit, N., 2016, Dual modification of taro starch by microwave
and other heatmoisture treatments. International Journal of Biological
Macromolecules, 92, pp. 416–422.
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Fetriyuna, dkk. 2016. Pengaruh Lama Modifikasi Heat- Moisture Treatment
Terhadap Sifat Fungsional dan Sifat Amilografi Pati Talas Banten
(Xanthosoma undipes K.) Jurnal Penelitian Pangan Vol. 1:1(44-50).
Sumedang.
Indriyani, F, dkk. 2013. Karakteristik Fisik, Kimia dan Sifat Organoleptik Tepung
Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan
Gizi Vol. 04.
Marta H, Marsetio,Cahyana, Pertiwi A.G. 2016. Sifat Fungsional dan Amilografi
Pati Millet Putih (Pennisetum glaucum) Termodifikasi secara Heat
Moisture Treatment dan Annealing. Vol 5 (3) : 76-84.
Mustafa, A. 2015. Analisis Proses Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka) Berbasis
Neraca Massa. Agrointek Volume 9, No. 2 Agustus 2015
Putri, W. D. R., dan Zubaidah, E. 2017. Pati Modifikasi dan Karakteristiknya. UB
Press. Malang.
Rosdaneli, H. 2005. Proses Pengeringan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas
Teknik USU. Sumatera Utara.
Thalia
240210160051
Kelompok 9A
Sabrina E. 1990. Karakterisasi Tepung Singkong dari Beberapa Varietas Ubi
Kayu. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fateta IPB. Bogor.
Siswoyo, T.A. and N. Morita. 2010. Influence Of Annealing On
Gelatinization Properties, Retrogradation And Susceptibility Of
Breadfruit Starch (Artocarpus Communis) International Journal of
Food Properties, 13: 553–561.
Zondag MD. 2003. Effect of microwave heat moisture and annealing treatments
on buckwheat starch characteristics. Research Paper. University of
Wisconsin.
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1. Menurut saudara apa tujuan dilakukan modifikasi secara fisik pada pati dan
tepung?
Modifikasi tepung dan pati merupakan cara yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki karakteristik dari tepung dan pati itu sendiri. Tujuan dan
aplikasi modifikasi pati adalah aplikasi pregelatinisasi yang mana
menghasilkan pati yang dapat terdispersi dalam air dingin (bersifat instan)
makanan bayi, food powder, salad dressing, cake mixes, pudding, ikatan
silang yang memperkuat ikatan hidrogen pada granula pati menghasilkan
pati dengan viskositas yang stabil terhadap suhu tinggi.
3. Apa yang menyebabkan perbedaan warna pada pati modifikasi yang anda
lakukan?
Perbedaan warna ini dapat terjadi karena proses pemanasan dan pengeringan
pada pati selama modifikasi. Umumnya bahan pangan yang mengalami
proses pengeringan akan mengalami perubahan warna menjadi coklat.
Thalia
240210160051
Kelompok 9A
Perubahan warna mendekati kecoklatan inilah disebabkan oleh reaksi
pencoklatan non enzimatis pada pati.