Anda di halaman 1dari 5

Uji Biuret

Biuret Test
Dara Tri Oktaviani Bulan
daratrioktaviani.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Protein merupakan biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu
dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida). Uji umum untuk protein adalah uji biuret. Uji biuret
digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan
peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang
lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Praktikum yang berjudul “Uji Biuret” ini telah
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 April 2019 di Laboratorium Biologi FKIP Unsyiah. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptida dalam protein dengan
metode pengamatan langsung. Objek yang diamati pada praktikum ini adalah larutan albumin telur
2% dan kristal urea. Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini menunjukkan bahwa larutan
albumin memberikan hasil yang positif sedangkan kristal urea memberikan hasil negatif pada uji
ini.
Kata kunci: protein, asam amino, ikatan peptide, uji biuret
Abstract
Protein is a biopolymer consisting of many amino acids that are related to one another
through amide (peptide) bonds. The general test for proteins is the biuret test. The biuret test is
used to indicate the presence of peptide bonds in a substance tested. The presence of peptide bonds
indicates the presence of proteins, because amino acids bind to other amino acids through peptide
bonds to form proteins. The practice entitled "Biuret Test" was held on Monday, April 8, 2019 at
the Biology Laboratory of FKIP Unsyiah. The purpose of this lab is to identify the presence of
peptide bonds in proteins by direct observation method. The object observed in this lab is a
solution of 2% egg albumin and urea crystals. The results obtained in this lab show that albumin
solution gives a positive result while urea crystals give a negative result in this test.
Keywords: protein, amino acids, peptide bonds, biuret tests
Pendahuluan penyimpanan, fungsi mekanik, pergerakan,
Protein merupakan sumber asam amino pelindung, dan proses informasi (Ngili, 2015,
yang mengandung unsur-unsur dari C, H, O p.187).
dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan Secara hierarki protein terbagi menjadi
karbohidrat. Protein pada dasarnya merupakan tiga tingkat yaitu, struktur primer, struktur
komponen yang banyak terdapat pada sel sekunder, dan struktur tersier. Struktur primer
tanaman dan hewan. Protein merupakan adalah urutan asam amino yang membentuk
sumber gizi utama, yaitu merupakan sebagai rantai polipeptida. Struktur sekunder adalah
sumber amino. Disamping berperan sebagai sejumlah rangkaian asam amino yang
sumber gizi, protein dari sumber yang berbeda membentuk struktur tiga dimensi alphahelix
memiliki kekhasan sifat fungsional yang juga (H), betha-sheet (B), maupun coil (C) yang
dapat berpengaruh pada karakteristik produk merupakan hasil dari sekuens asam amino
pangan. (Qalsum, 2015, p.171). yang berikatan dengan ikatan peptida. (Sari,
Protein merupakan polipeptida alami 2014, p.34).
yang memiliki berat molekul lebih dari 5.000. Kebutuhan protein pada tubuh sesuai
makromolekul ini sangat berbeda-beda sifat dengan kebutuhan asam amino. Ada 9 jenis
fisiknya, mulai dari enzim yang larut dalam asam amino esensial, yaitu arginin, histidin,
air sampai keratin yang tak larut.protein isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin,
memiliki fungsi biologis yang berbeda-beda treonin dan valin. Sedangkan, yang termasuk
pula, yaitu katalis enzim, transport dan asam amino non esensial ada 6 asam amino,

1
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Biuret

yaitu asam aspartat, asam glutamate, serin, instrumen yang digunakan pada praktikum ini
glisin, alanin dan tirosin (Brahmana, 2017, adalah buku penuntun praktikum biokimia.
p.164). Data pada praktikum ini diperoleh melalui
Uji biuret baik digunakan untuk uji metode dokumentasi yaitu dengan cara
umum terhadap protein, karena uji ini dapat pengambilan gambar langsung dari hasil
mendeteksi kehadiran ikatan peptida. Uji pengamatan pada preparat yang diamati
biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu 2+ dengan menggunakan smartphone lalu data-
dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna data berupa gambar-gambar.
kompleks ungu ini menunjukkan adanya
Teknik Analisis Data
protein.Warna kompleks ungu menunjukkan
Data yang ditampilkan berupa data
adanya protein. Intensitas warna yang
kualitatif dengan menggunakan tabel.
dihasilkan merupakan ukuran jumlah ikatan
peptida yang ada dalam protein (Bintang, Hasil dan Pembahasan
2010, p.100). Protein (akar kata protos dari bahasa
Yunani yang berarti "yang paling utama")
Metode/Cara Kerja
adalah senyawa organik kompleks berbobot
Waktu dan Tempat
molekul tinggi yang merupakan polimer dari
Praktikum biokimia tentang uji biuret
monomer-monomer asam amino itu yang
ini dilakukan pada hari Senin tanggal 8 April
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
2019. Bertempat di Laboratorium Biologi
peptida. Protein terdiri dari asam-asam amino
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang mengandung unsur-unsur C, H, O, N.
(FKIP) Universitas Syiah Kuala.
Molekul protein juga mengandung fosfor dan
Target/Subjek/Populasi/Sampel belerang (Susanti, 2014, p.42).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Asam amino merupakan komponen
mengidentifikasi adanya ikatan peptida dalam penyusun protein atau senyawa organik yang
protein. Subjek dalam praktikum ini adalah memiliki gugus fungsional karboksil (-
seluruh peserta praktikum. Objek yang COOH) dan amina (biasanya NH 2). Asam
digunakan larutan albumin telur 2%, NaOH amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai
10%, CuSO4 0,1%, dan kristal urea. penyusun protein atau sebagai kerangka
molekul-molekul penting. Asam amino
Prosedur
disebut esensial apabila suatu spesies
Pada pengamatan uji Millon ini langkah
memerlukannya tetapi tidak mampu
pertama ialah di siapkan 1 buah tabung reaksi
memproduksi sendiri dan disebut bukan
yang pada tabung dimasukkan 2 mL larutan
esensial apabila spesies tersebut mampu
protein (larutan albumin 2%) lalu
memproduksinya sendiri (Purnomo, 2012,
ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10%, dan
p.1)
dan 5-20 tetes larutan CuSO4 0,1%
Mutu protein dinilai dari perbandingan
dicampurkan dan amati warna pada larutan.
asam-asam amino yang terkandung dalam
Selanjutnya panaskan sedikit urea didalam
protein. Asam amino diperlukan oleh makhluk
tabung reaksi diatas api kecil hingga cair dan
hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
mendidih lalu larutkan isi tabung tersebut
kerangka molekul-molekul penting. Apabila
dengan 1 mL air.
spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan mampu memproduksi sendiri disebut asam
Data amino esensial. Sedangkan asam amino non
Data yang didapatkan dari praktikum esensial dapat dibentuk di dalam tubuh
ini berupa data tertulis dan foto. Adapun

2
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Biuret

sehingga tidak harus dipenuhi dari asupan dengan gugus -CO dan –NH dari rantai
makanan (Ginting, 2017, p.92). peptida yang menyusun protein membentuk
Protein berfungsi sebagai katalisator, kompleks berwarna violet.
sebagai pengangkut dan penyimpan molekul Pada praktikum kali ini telah dilakukan
lain seperti oksigen, mendukung secara pengamatan uji biuret terhadap larutan
mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, albumin telur 2% dengan menggunakan
menghasilkan pergerakan tubuh. Peran dan reagen biuret, dimana reagen ini didapatkan
aktivitas protein dalam proses biologis antara dengan mereaksikan larutan NaOH 10% dan
lain sebagai katalis enzimatik, bahwa hampir CuSO4 0,1%. Selain itu kristal urea juga
semua reaksi kimia dalam sistem biologi digunakan untuk membuktikan bahwa urea
dikatalis oleh makromolekul yang disebut memberikan hasil negatif pada uji ini.
enzim yang merupakan satu jenis protein.
Uji Biuret ini dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang akan diuji. Adanya ikatan
peptida mengidentifikasikan adanya protein.
Karena asam amino berikatan dengan asam
amino yang lain melalui ikatan peptida
membentuk protein. Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus
amino molekul lain (Della, 2017, p.23).
Secara kolorimetri, protein dapat
ditetapkan kadarnya dengan metode biuret.
Prinsipnya adalah bahwa ikatan peptida ini
Gambar 1. Larutan albumin telur 2%, larutan
dapat membentuk senyawa-senyawa
NaOH 2%, CuSO4 0,1%, dan
kompleks berwarna ungu dengan penambahan
kristal urea
kupri dalam suasana basa. Pereaksi biuret
terdiri dari campuran protein dengan sodium Dalam praktikum uji biuret, yang
hidroksida dan tembaga sulfat. Warna violet pertama dilakukan adalah pada tabung reaksi
adalah hasil dari reaksi ini. Reaksi ini positif dimasukkan 2 mL larutan albumin telur 2%,
untuk 2 atau lebihikatan peptide (Maria, 2014, kemudian dalam tabung tersebut dimasukkan
p.65). 2 mL larutan NaOH 10% dan 5-10 tetes
Biuret adalah senyawa dengan dua larutan CuSO4 0,1%. Fungsi pereaksi NaOH
ikatan peptida yang terbentuk pada dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana
pemanasan dua molekul urea. Uji biuret larutan menjadi basa dan untuk menghasilkan
digunakan untuk mengetahui adanya ikatan senyawa kompleks berwarna ungu. Lalu pada
peptida pada sampel protein. Komposisi dari tabung reaksi lainnya dimasukkan kristal urea
reagen ini adalah senyawa kompleks yang lalu dipanaskan sampai mencair dan mendidih
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan setelah kristal urea mencair ditambah
oksigen (O), dan nitrogen (N) dan merupakan dengan 1 mL air.
hasil reaksi antara dua senyawa urea
(CO(NH2)2). Dalam suasana basa
2+
(penambahan NaOH), ion Cu yang berasal
dari pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi

3
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Biuret

senyawa tembaga-natrium-biuret. Yang mana


uji biuret ini merupakan uji umum untuk
protein dan positif untuk semua senyawa yang
mengandung dua atau lebih ikatan peptide.
Sedangkan pada kristal urea yang sudah
dipanaskan dan diencerkan dengan air
menunjukkan hasil yang negatif yang tidak
mengalami perubahan warna. Karena urea
tidak memiliki dua atau lebih ikatan peptida.
Dipeptida, urea, dan asam amino (kecuali
serin dan threonin) akan memberi reaksi yang
negatif oleh sebab itu urea tidak berubah
warna seperti halnya pada larutan albumin
Gambar 2. 2 mL larutan albumin telur 2% +
NaOH 10% dan CuSO4 0,1%.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam
praktikum untuk menguji adanya ikatan
peptida pada suatu zat dengan menggunakan
teknik uji biuret, dapat disimpulkan bahwa uji
biuret digunakan untuk mengetahui adanya
ikatan peptida pada suatu bahan.
Terbentuknya warna ungu pada larutan
albumin karena terbentuknya senyawa
kompleks antara larutan basa kuat dan
tembaga dengan molekul ikatan peptida yaitu
gugus peptida pada protein, Makin banyak
atau makin panjang ikatan peptida dalam
Gambar 3. Kristal urea setelah dipanaskan dan protein maka warna ungu akan semakin pekat.
ditambah air sebanyak 1 mL
Saran
Larutan albumin telur sebanyak 2 mL Menyadari bahwa laporan ini masih
setelah ditambahkan dengan 2 mL larutan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
NaOH 2% dan 5 tetes CuSO4 0,1% mengalami sangat mengharapkan masukan dan saran
perubahan warna yang awalnya putih bening yang membangun dari asisten laboratorium.
menjadi ungu. Agar kedepannya saya bisa memperbaiki
Dari hasil pengamatan bahwa larutan laporan ini menjadi lebih baik lagi.
albumin merupakan protein yang memiliki
ikatan peptida yang mana setelah Daftar Pustaka
ditambahkan pereaksi mengalami perubahan Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik
Penelitian. Jakarta: Erlangga.
warna karena apabila direaksikan dengan
Brahmana, M, E., & Astititasih, R. (2017).
larutan basa kuat (NaOH) dan larutan Pengembangan Bahan Ajar Biokimia
tembaga sulfat (CuSO4) maka akan Berbasis Hasil Penelitian Identifikasi
memberikan warna ungu pada larutan Kandungan Asam Amino pada
tersebut. Warna ungu tersebut dihasilkan dari Rumput Laut (Dictyota patens) di

4
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Biuret

Pantai Segara Sanur. Jurnal


Pendidikan Biologi Indonesia, 3(2):
160-165.
Della, D., dkk. (2017). Komposisi Protein
Dan Uji Biuret, Jurnal Kimia Biologi,
4(3): 20-32.
Ginting, R, A., dkk. (2017). Penentuan Kadar
Asam Amino Esensial (Metionin,
Leusin, Isoleusin dan Lisin) pada
Telur Penyu dan Telur Bebek. Jurnal
Kimia Mulawarman, 14(2): 91-99.
Maria, G., dkk. (2014). Perbandingan Analisa
Kadar Protein Terlarut Dengan
Berbagai Metode Spektroskopi UV-
Visible, Jurnal Ilmiah Sains Dan
Teknologi, 7(2): 64-71.

Ngili, Y. (2015). Biokimia: Aliran Informasi


Genetika. Yogyakarta: Innosain.
Purnomo, H. (2012). Kadar Protein Dan
Profil Asam Amino Daging Kambing
Peranakan Etawah (PE) Jantan Dan
Peranakan Boer (PB) Kastrasi. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak,
7(1), 1-5.
Qalsum, U., dkk. (2015). Analisis Kadar
Karbohidrat, Lemak, dan Protein dari
Tepung Biji Mangga (Mangifera
indica L) Jenis Gadung. Jurnal
Akademika Kimia, 4(4): 168-174.
Sari, D. (2014). Penerapan Algoritme Viterbi
pada Hidden Markov Model untuk
Prediksi Struktur Sekunder Protein.
Jurnal Seminar Nasional Teknologi
Informasi, 11(2), 34-39.
Susanti, & Utami, S. (2014). Pengaruh
Lama Fermentasi Terhadap
Kandungan Protein Susu Kefir
Sebagai Bahan Penyusun Petunjuk
Praktikum Mata Kuliah Biokimia.
Jurnal Florea. 1(1), 41-46.

Anda mungkin juga menyukai