Biuret Test
Maya Farinda
Mayafarinda.bio20@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Uji biuret adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida dan
ikatan peptida akan membentuk kompleks berwarna dalam larutan basa. Biuret akan memberikan
warna ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan sedikit larutan tembaga sulfat
encer. Warna ungu disebabkan karena albumin megandung protein, tersusun asam amino akan
membentuk ikatan peptida. Biuret juga merupakan reagen campuran antara NaOH dan CuSO 4 yang
digunakan untuk menguji adanya kandungan protein. Pratikum ini bertujuan untuk menentukan
kandungan larutan protein, juga untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel dengan
metode yang digunakan dengan cara observasi dan pengamatan secara langsung. Hasil yang
diperoleh reaksi berupa warna ungu pada larutan yang menunjukkan adanya protein.
Kata kunci: uji biuret, protein, asam amino
Abstract
The biuret test is a chemical test used to detect of peptide bonds and peptide bons will form
colored complexes in alkaline solutions. Biuret will give a purple color when reacted with a strong
alkaline solution and drop a little dilute copper sulfate solution. The purple color is due the fact
that albumin contains protein, which is composed of amino acids to form peptide bonds. Biuret is
also a mixed reagent between NaOH and CuSO 4 which is used to the presence of protein content.
The practicum aims to determine the content of the protein solution, as well as to determine the
presence of peptide bonds in the sample by the method used by direct observation.
Keywords: biuret, protein, amino acid test
1
Maya Farinda : Uji Benedict
2
Maya Farinda : Uji Benedict
buah tabung reaksi yang pada tabung Reagen Biuret mengandung CuSO4,
dimasukkan 2 mL larutan protein (larutan biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan
albumin 2%) lalu ditambahkan 2 mL larutan mempunyai struktur mirip dengan struktur
NaOH 10%, dan 5-20 tetes larutan CuSO 4 peptida dari protein. Prinsip reaksi biuret
0,1% dicampurkan dan amati warna pada adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam
larutan. Selanjutnya panaskan sedikit urea alkali dengan senyawa yang berisi dua atau
didalam tabung reaksi diatas api kecil hingga lebih ikatan peptide seperti protein yang
cair dan mendidih lalu larutkan isi tabung memeberikana warna ungu biru yang khas.
tersebut dengan 1 mL air. Fungsi reagen biuret adalah untuk
memebentuk kompleks sehingga yang
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi biuret
Data ini bersifat spesifik, artinya hanya senyawa
Data yang diperoleh adalah data yang mengandung ikatan peptida saja yang
kuantitatif berupa perubahan warna yang akan bereaksi dengan pereaksi biuret
terdapat didalam larutan albumin yang telah (Bintang, 2010).
ditambahkan larutan NaOH dan CuSO 4. Uji Biuret digunakan untuk
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
adalah dengan melakukan proses pengamatan suatu zat yang akan diuji. Adanya ikatan
secara langsung. peptida mengindifikasikan adanya protein.
Teknik Analisis Data Karena asam amino berikatan dengan asam
Teknik analisis data yang digunakan amino yang lain melalui ikatan peptida
adalah dengan memakai metode observasi membentuk protein. Ikatan peptida merupakan
serta data yang ditampilkan berupa data ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari
kualitatif dengan menggunakan tabel. gugus karboksil suatu molekul berikatan
dengan atom nitrogen dari gugus amino
Hasil dan Pembahasan
molekul lain (Della, 2017).
Protein merupakan polipeptida alami
yang memiliki berat molekul lebih dari 5.000.
makromolekul ini sangat berbeda-beda sifat
fisiknya, mulai dari enzim yang larut dalam
air sampai keratin yang tak larut.protein
memiliki fungsi biologis yang berbeda-beda
pula, yaitu katalis enzim, transport dan
penyimpanan, fungsi mekanik, pergerakan,
pelindung, dan proses informasi (Ngili, 2015).
Asam amino dibagi menjadi 2
golongan, yaitu asam amino essensial dan Gambar 1. 2 mL Larutan Protein dan Larutan
asam amino non essensial. Asam amino Campuran dari 2 mL Larutan Protein, NaOH
essensial adalah asam amino yang tidak dapat 10%, CuSO4 0,1%
disintesa oleh tubuh. Asam amino non Prinsip yang digunakan ialah uji ini
esenssial adalah asam amino yang dapat umum bagi proteindan positif untuk semua
disediakan oleh tubuh organisme melalui senyawa yang mengandung dua atau lebih
proses biosintesa yang rumit dari senyawa ikatan peptida. Sedangkan dipeptida, urea dan
nitrogen yang terdapat dalam makanan (Elfita, asam amino (kecuali serin dan threonin) akan
2014). memberi reaksi negatif. Biuret akan
3
Maya Farinda : Uji Benedict
memberikan warna ungu bila direaksikan yang lebih banyak, hal itu terbukti saat
dengan larutan basa kuat dan diteteskan pemambahan CuSO4 dan dikocok larutan
sedikit larutan tembaga sulfat encer. Hal ini tetap berwarna ungu yang menandakan bahwa
terjadi karena pada biuret terdapat ikatan yang ikatan peptidanya kuat. Fungsi pereaksi
sama dengan ikatan peptida pada protein. NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat
Warna ungu disebabkan terbentuknya suasana larutan menjadi basa dan untuk
senyawa kompleks, tembaga, natrium, biuret. menghasilkan senyawa kompleks berwarna
Bila penambahan tembaga sulfat terlalu ungu. Warna urea sendiri tidak berubah
banyak dikarenakan uji biuret akan menunjukkan
warna ungu ini dapat menjadi kebiruan. hasil negative pada asam amino bebas karena
tidak memiliki ikatan peptida. Dipeptida, urea,
dan asam amino (kecuali serin dan threonine)
akan memberi reaksi yang negative oleh sebab
itu urea tidak berubah warna seperti halnya
pada larutan protein.
Secara kolorimetri, protein dapat
ditetapkan kadarnya dengan metode biuret.
Prinsipnya adalah bahwa ikatan peptide dapat
membentuk senyawa senyawa kompleks
berwarna ungu dengan penambahan kupri
Gambar 2. Larutan NaOH 10%, dan albumin dalam suasana basa. Pereaksi biuret terdiri
2% dari campuran protein dengan sodium
Fungsi pereaksi NaOH adalah untuk hidroksida dan tembaga sulfat. Warna violet
membuat suasana larutan menjadi basa dan adalah hasil dari reaksi ini. Reaksi ini positif
untuk menghasilkan senyawa kompleks untuk 2 atau
berwarna ungu. lebih ikatan peptide (Maria, 2014).
Simpulan dan Saran
Simpulan
Uji Biuret digunakan untuk uji protein,
karena uji dapat mendeteksi adanya ikatan
peptide yang diperoleh hasil reaksi berupa
warna ungu pada larutan yang menunjukkan
adanya protein. Hal ini terjadi karena ion Cu 2+
(dari pereaksi Biuret) dalam suasana basa
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan
pepetida yang menyusun protein memebentuk
Gambar 3. Hasil Uji Biuret senyawa kompleks berwarna ungu.
Perubahan warna pada larutan protein Saran
terjadi karena ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) Ada baiknya saat melakukan oercobaan
dalam suasana basa bereaksi dengan yang alatnya menggunakan glass lebih
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada
menyusun protein membentuk senyawa alat dan untuk saat pengujian agar pratikkan
kompleks berwarna ungu. Yang menandakan lebih fokus dan teliti dalam melakukan uji
adanya protein yaitu terdapat ikatan peptide
4
Maya Farinda : Uji Benedict
Daftar Pustaka
Putri, Ariza, dkk. (2016). Analisis Kadar
Bintang, Maria, (2010). Biokimia Teknik Albumin Ikan Sidat (Anguilla
Penelitian. Jakarta: Erlangga. marmorata dan Anguilla bicolor) dan
Della, Damayanti, dkk. (2017). Komposisi Uji Aktivitas Penyembuhan Luka
Protein dan Uji Biuret. Jurnal Kimia Terbuka pada Kelinci (Oryctolagus
Biologi, 4:3, 20-32. cuniculus). Jurnal Farmasi, 2:2, 90-95.
Dwi, Rudi, dkk. (2016). Penetapan Kadar Qalsum, Umi. (2015). Analisis Kadar
Protein dalam Telur Unggas Melalui Karbohidrat, Lemak dan Protein dari
Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Tepung Biji Mangga (Mangifera Indica
Kjeldahl. Jurnal Farmasi Higea, 8:2, L) Jenis Gadung. Jurnal Akad Kimia,
143-150. 4:4): 168-174.
Elfita, Lina. (2014). Analisis Profil Protein Ngili, Y. (2015). Biokimia: Aliran Informasi
Dan Asam Amino Sarang Burung Walet Genetika. Yogyakarta: Innosain.
(Collocalia fuchiphaga) Asal Painan. Susanti, Hidayat. (2016). Profil Protein Susu
Jurnal Sains Farmasi Dan Klinis, 1:1, Dan Produk Olahanya. Jurnal MIPA,
27-37. 39:2, 98-106.
Goretti, Maria, dkk. (2014). Perbandingan Umam, Khothibul. (2017). Protein Pangan
Analisa Kadar Protein Terlarut dengan Hasil Ternak dan Aplikasinya, Malang:
Berbagai Metode Spektroskopi UV- UB Press.
Visible. Jurnal Ilmiah Sains Dan
Teknologi, 7:2, 64-71.