Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Bimbingan

Pengertian Bimbingan Bimbingan merupakan bantuan yang


diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak
sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.
Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang
setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank
Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang
bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan,
sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat
dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para
ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.

Pengertian Konseling

Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium


“artinya “dengan” atau bersama”yang dirangkai dengan “menerima
atau “memahami”. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah
konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau
“menyampaikan”. Konseling meliputi pemahaman dan hubungan
individu untuk mengungkapkan kebutuhan - kebutuhan, motivasi,
dan potensi - potensi yang yang unik dari individu dan membantu
individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal
tersebut. (Berdnard & Fullmer, 1969).
Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara
konselor dengan klien. Dalam pertemuan itu konselor membantu
klien mengatasi kesulitan-kesulitanyang dihadah. Tujuan
pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyesuaiaknnya
dirinya,baik dengan diri maupun dengan lingkungan. Berdasarkan
Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling adalah:
“Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
Konseling oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu
yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dialami oleh klien.
Bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk
peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang
secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir;
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar
normanorma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu
pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.

Klasifikasi Tujuan Bimbingan Konseling

Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk


membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkem-
bangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1. Tujuan bimbingan konseling yang terkait aspek pribadi-
sosial konseli adalah:
• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai- nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
YME, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain,
dengan saling menghormati dan memelihara hak dan
kewajibannya masing-masing.
• Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang
bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah),
serta dan mampu meresponsnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.

Bab 7: Klasifikasi dan Klarifikasi Tujuan BK 69


• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara
objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri
dan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara
sehat.
• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau
menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau
harga dirinya.
• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam
bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya.
• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human
relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan
persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan
sesama manusia.
• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik
(masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri)
maupun dengan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
secara efektif.
2. Tujuan bimbingan konseling yang terkait aspek akademik
(belajar) adalah:
• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek
belajar, dan memahami berbagai hambatan yang
mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,
seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan
70
belajar yang diprogramkan.

71
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif,
seperti keterampilan membaca buku, menggunakan
kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal
belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam
rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk
menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan konseling yang terkait aspek karier adalah:
• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan
informasi karier yang menunjang kematangan
kompetensi karier.
• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti
mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun, tanpa
merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan
sesuai dengan norma agama.
• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
kariernya masa depan.
• Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas
karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,
kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan

72
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kese- jahteraan kerja.
• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.
• Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila seorang konseli
bercitra-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keber- hasilan atau kenyamanan dalam
suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa
dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
• Memiliki kemampuan/kematangan untuk mengambil
keputusan akhir.

Jenis jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam jenis. Menurut pendapat Prayitno (2004:
254) bahwa ada tujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu:

a) Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan obyekobyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan
memperlancarberperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurangkurangnya
diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester 4 .
b) Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar, pergaulan,
karier, pendidikan lanjutan).
c) Layanan Pembelajaran Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar
atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
d) Layanan penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan
yang memungkinan peserta didik memperoleh 73 penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler
sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
e) Layanan Penguasaan Konten Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu
peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat5 .
f) Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang
memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya
dan perkembangan dirinya6 .
g) Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang
memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman
kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok. dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun
sebagai pelajar,

Daftar Pustaka

Hanan, H. A. (2017). Meningkatkan Motivasi Belajar Bimbingan konseling Siswa Kelas VIII. C Melalui Bimbingan
Kelompok Semester Satu Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(1), 62-72.

Kartadinata, S. (2007). Teori bimbingan dan konseling. Seri Landasan Teori Bimbingan dan Konseling.

Sainuddin, I. H. JENIS JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING.

74

Anda mungkin juga menyukai