nangcisalvitri04@gmail.com
Abstrak
Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu pemberian bantuan yang dilakukan
oleh guru BK terhadap peserta didik agar dapat memilih dan menentukan keputusan-keputusan
yang akan dipilih di dalam permasalahannya sehari-hari serta dapat mencapai tugas
perkembangannya dan menjadi bekal yang cukup untuk kehidupannya ke depan. Hal yang paling
utama dari layanan BK adalah tercapainya tugas perkembangan di dalam diri peserta didik yang
meliputi aspek pribadi, sosial, maupun belajar (akademik), tetapi dalam proses pelaksanaan
layanan BK itu sendiri tentunya kreativitas masing-masing dari guru BK yang paling di tuntut.
Artikel ini membahas mengenai bidang-bidang dari layanan bimbingan dan konseling demi
tercapainya perkwmbangan didalam diri peserta didik.
Pendahuluan
Pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah merupakan bentuk usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadinya, kegiatan belajar, kehidupan sosial,
serta perencanaan dan pengembangan karir. BK dalam pelayanannya memfasilitasi
pengembangan peserta didik baik itu secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai
dengan kebutuhan, potensi, kondisi, bakat, minat, perkembangan, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan atau hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
Pembahasan
Menurut Endang Ertiati Suhesti di dalam buku “Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap”
terdapat 6 bidang bimbingan konseling yaitu:
1) Bidang pengembangan pribadi
Menurut Depdikbud (dalam Sukardi, 2008: 54) jenis bimbingan ini membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Sedangkan dalam Depdiknas (2008: 7) pelayanan bimbingan pribadi memantau peserta didik
mengenal, menemukan, dan menembangkan pribadi yang beriman, dan bertakwa kepada Yang
Maha Esa, mendiri serta sehat jasmani dan rohani.
Dalam mengembangkan kemampuan peserta didik , guru dapat melakukannya dengan cara
melakukan penilaian dengan memantau kemampuan peserta didik, setelah itu memberikan
semangat supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dari hasil buku
catatan bimbingan guru tidak ditemukan catatan mengenai pengembangan potensi peserta didik.
Tapi dari hasil ditanya tersebut ditunjukkan bahawa guru telah melakukan layanan bimbingan
dan konseling berupaa bentuk penempatan dan penyaluran.
Menurut Sukardi (2008: 55) bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari- hari maupun untuk
peranannya di masa depan.
Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan- kegiatan yang kreatif dan produktif.
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah
diambilnya.
Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
2) Bidang pengembangan sosial
Bimbingan sosil merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan
masalah-masalah sosial. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial adalah masaah hubungan
dengan sesama teman, dengan guru dan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri,
penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan
penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif,
serta keterampilan-keterampilan sosial yang tepat. Jenis bimbingan ini membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
Menurut Sukardi (2008:55) bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
o Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara
efektif.
o Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi
secara dinamis, kreatif dan produktif.
o Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun,
serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
o Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik
di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada
umumnya.
o Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya serta
dinamis dan bertanggung jawab.
o Orientasi tentang hidup berkeluarga.
3) Bidang pengembangan belajar
Menurut Yusuf (2010: 37), bimbingan belajar atau akademik yaitu bimbingan yang
diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam
belajar dan memecahkan masalah-masalah belajar atau akademik. Bimbingan belajar dilakukan
dengan cara mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar siswa terhindar dari
kesulitan belajar. Yang tergolong masalah akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsetrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan
penggunanaa sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Menurut Sukardi (2008: 56-57) bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik
dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan
narasumber lainnya, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan, dan menjalani
program penilaian.
Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan
ilmu, teknologi, dan kesenian.
Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di
lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan penegtahuan dan keterampilan
dan pengembangan diri.
Orientasi belajar di perguruan tinggi.
4) Bidang pengembangan karir
Menurut W.S. Winkel, (2004:139) bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan
diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi
tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu; dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Menurut Sukardi (2008: 59) bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin/ anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis,
memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan dairi dengan norma
keluarga, serta berperan/berpatisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Sofyan S. Willis (2008: 83) mengemukakn bahwa Family counseling atau konseling
keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui system
keluarga (pembenahan komunikasi keluarga) agar potensinya berkembang seoptimal mungkin
dan masalahnya dapat diatasi atas dasar kemauan membantu dari semua anggota keluarga
berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadap keluarga.
Lumongga Lubis (2013: 221) menyatakan bahwa Konseling Keluarga sebagai suatu proses
interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostatis
(kemampuan mempertahankan keluarga dalam keadaan seimbang) sehingga anggota keluarga
dapat merasakan nyaman. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling keluarga
adalah suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan di mana
setiap anggota keluarga merasakan kebahagiaan.
Secara garis besar tujuan konseling keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu, tujuan umum
dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut: Tujuan umum Konseling Keluarga menurut
Sofyan Willis (2008) antara lain:
Dalam bidang pengembangan kehidupan beragama ini ditujukan untuk membantu individu
dalam memantapkan diri yang berkaitan dengan perilaku keberagamaan menurut agama dan
keyakinan yang dianutnya.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Nasution, Henni Syafriana dan Rahmat Hidayat. 2019. Bimbingan Konseling "Konsep,
Teori dan Aplikasinya". Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).
Mentari, Andini Amelia, Mahmud HR, dan Syarifah Habibah. 2018. "Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling oleh Guru di Sekolah Dasar Negeri 02 Banda Aceh". Dalam Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 3 No. 2 Hlm. 112-113.
Karina, Windi. 2017. "Layanan BK di Sekolah Islam dan Sekolah Khatolik (Studi
Komparatif Pada SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan SMP Stella Duce 1 Yogyakarta)".
Dalam Jurnal Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14 No. 2 Hlm. 81-
82.