Anda di halaman 1dari 33

BAB I -

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya mengembangkan
segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam seluruh dimensi
kemanusiaanya agar dirinya menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan
individu dan sosialnya.
Bimbingan Konseling sebagai bagian yang terpisahkan dari proses
pendidikan secara keseluruhan merupakan upaya yang memungkinkan peserta didik
mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan
secara positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuia dengan peran yang
diinginkannya dimasa depan
Dalam pasal 27 Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 menegaskan
bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimasukkan agar pserta didik
mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan social maupun lingkungan
fisik, dan menerima berbagai lingkungan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan mengenal lingkungan social dapat menunjang proses
penyesuaian peserta didik dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa
depan dirinya, baik yang menyangkut masa depan pendidikan, karir, budaya,
keluarga dan masyarakat luas.
Sedangkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan disekolah tiada
lain adalah untuk menunjang pengembangan potensi para siswa secara utuh dan
menyeluruh. Oleh karena itu, agar layanan bimbingan dan konseling dapat
menunjang secara penuh perkembangan siswa, maka layanan itu harus
diselenggarakan secara professional, dengan berpedoman kepada rambu-rambu
tertentu, yang dituangkan dalam program yang lengkap, sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah masing-masing.

1
Selain aspek hukum, keberadaan layanan bimbingan dan konseling dalam
sistem pendidikan secara umum dilatar belakangi oleh beberapa landasan, yaitu:
1. Landasan Yuridis
Undang-undang no. 20 th. 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1
butir (1) : mengagaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal 3 :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
2. Landasan Filosofi
Pemikiran filosofi menuntut konselor bekerja secara cermat tepat dan bijaksana.
Pemikiran filosofi yang selalu terkait dengan pelayanan bimbingan dan
konseling terutama adalah tentang hakekat manusia dan tujuan serta tugas
kehidupan manusia
3. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling untuk memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan
dengan berbagai latar belakang dan latar depannya.
4. Landasan Sosial Budaya
Landasan sosial budaya mengingatkan bahwa bimbingan dan konseling
diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia dengan tetap menghargai dan
mempertimbangkan latar belakang sub kultur konseli sebagai sesuatu yang
penting.
5. Landasan Religius
Peranan agama dalam bimbingan dan konseling terarah pada upaya peneguhan
keimanan dan ketaqwaan pada konseli melalui penghormatan yang tinggi
terhadap agama dan kaidah agama yang wajar dan tidak mempertentangkan
agama yang satu dengan yang lain.

B. Landaan Hukum
Adapun dasar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah :
2
1. Undang-undang RI Nomor:20 tahun 2003, Bab II tentang dasar, fungsi dan
tujuan pendidikan Nasional
2. Dasar standarisasi profesi konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi
konseling disekolah dan diluar sekolah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2010 tentang Guru
4. Peraturan Pemerintah Mendiknas Nomor:27/Mendiknas/2010, tentang Standar
Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi Konselor
5. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal Tahun 2007 se- Indonesia.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut :
o Sebagai pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam rangka
mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab. (Bab II, Pasal 3, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas).
o Agar konseli dapat : (1) Merencanakan kegiatan penyeleseian studi,
perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang; (2)
Mengembangkan seluruh potensi dan kekauatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin; (3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian ddengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.

2. Tujuan Khusus

3
Tujuan khusus program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah untuk
membentu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang
meliputi aspek pribadi social, belajar (akademik, dan karier.

a) Tugas perkembangan pribadi social, yang membantu siswa dalam rangka :


 Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada diri siswa.
 Dapat mengembangkan sifat positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi.
 Membentuk pilihan yang sehat .
 Mampu menghargai orang lain .
 Memiliki rasa tanggung jawab .
 Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi.
 Dapat menyelesaikan konflik .
 Dapat membuat keputusan secara efektif.

b) Tugas perkembangan belajar, yang membantu siswa dalam rangka:


 Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
 Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan .
 Mampu belajar secara efektif.
 Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi
evaluasi/tujuan.

c) Tugas perkembangan karir, yang membantu siswa dalam rangka :


 Membentuk identitas karir dengan cara mengenal ciri-ciri pekerjaan di
dalam lingkunga kerja .
 Merencanakan masa depan .
 Membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.
 Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat .

D. Fungsi Konseling
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, program layanan bimbingan dan konseling
dapat berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan :
1 . Fungsi Pemahaman

4
Adalah fungsi layanan bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa yang meliputi:
a. Pemahaman tentang diri sendiri, terutama oleh siswa sendiri, orang tua,
guru, dan pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (keluarga, sekolah) terutama oleh
siswa sendiri, orang tua, guru dan pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas( informasi pendidikan,
jabatan/ pekerjaan, budaya/ nilai-nilai )terutama oleh siswa sendiri .
2. Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan terhadap konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang. Seluruh aspek dalam
diri konseli.
3. Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
4. Fungsi Penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
cirri-ciri kepribadian lainnya.

5. Fungsi Adaptasi
Yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/ madrasah dan staf,
konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli
6. Fungsi Pencegahan(Preventif)
Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli.

7. Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak ).
5
8. Fungsi Penyembuhan
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.
9. Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat
menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya. Fungsi ini memfasitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang
akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.
10. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainnya. Konselor senantiaasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Fungsi-fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis
layanan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai dengan fungsinya .
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus
secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi layanan , agar hasil
yang dicapai dapat diidentifikasi dan dievaluasi dengan baik.

E. Bidang Bimbingan Konseling


Layanan bimbingan dan konseling adalah merupakan aspek penting dalam
menunjang keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu upaya
bimbingan dan konseling hendaknya memungkinkan peserta didik mengenal dan
menerima lingkungannya secara positif dabn dinamis, serta mampu menganbil
keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif
sesuai dengan peranan yang diinginkannya dimasa depan. Secara lebih khusus
bidang bimbingan dan konseling meliputi:

Bimbingan Pribadi
Bimbingan Sosial
Bimbingan Belajar
Bimbingan Karier

F. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemandu hasil-hasil, teori dan
praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan
pelayanan. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling seperti yang dikemukanan oleh
Prayotno (1994) sebagai berikut:
6
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan :
1. Sasaran layanan
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan sebagai berikut:
a. Bimbingan dan Konseling melayani semua individu
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku yang
terbentuk dari berbagai aspek kepribadian yang komplek dan unik
c. Agar pelaksanaan bimbingan dan konseling bisa optimal perlu dikenali dan
dipahami keunikan setiap individu
d. Mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang
pengalaman dengan mempertimbangkan aspek perkambangan
e. Memahami dan mempertimbangkan perbedaan setiap individu
2. Masalah yang dialami konseli
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah:
a. Masalah yang dialami individu dibatasai pada hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian diri di
rumah, di sekolah, kontrak sosial dan pekerjaan serta pengaruh kondisi
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Dalam mengentaskan masalah konseli selalu memperhatikan keadaan sosial,
ekonomi, politik yang kurang menguntungkan.
3. Program pelayanan
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah:
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari proses
pendidikan dan pengembangan
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kondisi lembaga, kebutuhan individu dan masyarakat
c. Program disusun secara kesinambungan
d. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang
diperoleh serta kesesuaiaan antara program dan pelaksanaan.

4. Tujuan dan pelaksanaan layanan


Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah:
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu
b. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan dilakukan atas
kemauan klien sendiri
c. Permasalahan khusus pada konseli ditangani oleh tenaga ahli yang relevan
d. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
tenaga ahli yang berpendidikan khusus dalam bidang bimbingan dan
konseling
7
e. Pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan dengan kerjasama konselor,
guru dan orang tua
f. Guru dan konselor mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk
mengurangi kebodohan dan hambatan yang ada pada lingkungan siswa
g. Dilakukan program penilaian secara periodik, pengukuran, himpunan data
agar penelolaan program berjalan dengan baik
h. Organisasi program bersifat fleksibel

G. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui program bimbingan dan konseling ini adalah
terlaksananya layanan bimbingan yang menyeluruh terhadap para peserta didik
dalam rangka mewujudkan diri melalui pengembangan segenap potensi yang
dimilikinya secara optimal.

8
BAB II
PENGORGANISASIAN

Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling didukung oleh adanya


organisasi personil pelaksana, sarana dan prasarana, serta pengawasan pelaksanaan
bimbingan.
A. Organisasi Pelayanan Bimbingan
Organisasi pelayanan bimbingan meliputi segenap unsur-unsur sbb :

1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksana teknis bimbingan dan
konseling di sekolah .
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah adalah pembantu kepala sekolah dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan konseling sehari-hari.
3. Koordinator/ Guru Pembimbing
Guru Pembimbinga/ coordinator adalah pelaksana utama yang mengkoordinir
semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling .
4. Guru Mata Pelajaran / Pelatih
Adalah pelaksana pengarah dan pelatih serta bertanggung jawab memberikan
informasi tentang siswa untuk keperluan bimbingan dan konseling
5. Wali Kelas/ Guru Pembina
Adalah guru yang diberikan tugas khusus disamping mengajar untuk
mengelola satu kelas tertentu dan bertanggung jawab membantu kegiatan
bimbingan dan konseling di kelasnya.
6. Siswa
Siswa adalahpeserta didik yang berhak menerima pengajaran, pelatihan dan
pelayanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan.
7. Tata Usaha
Adalah pembantu kepala sekolah dalam menyalenggarakan administrasi ketata
usahaan sekolah, dan melaksanakan administrasi bimbingan dan konseling .

Secara jelas organisasi diatas dapat dilihat dalam halaman berikutnya :

9
STRUKTUR ORGANIGRAM

SMP TAMAN DEWASA KEDIRI

Komite Sekolah Ka. Sekolah Tenaga Ahli/


Wakil Ka. Sekolah Instansi

Tata Usaha

Guru Pembina / Guru


Wali Kelas Guru Mapel/
Pembimbing Pelatih

SISWA

Keterangan :
:Garis Komando
:Garis Koordinasi
:Garis Konsultasi

B. Personil Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan


Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsure yang
terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan, dengan coordinator Guru
Pembimbing / Konselor sebagai pelaksana utama.
Secara rinci tugas personil pelaksana pelayanan bimbingan tersebut adalah sebagai
berikut:

10
No Nama Jabatan Uraian Tugas
1 SRI MAHANANI,SPd Kepala a) Mengkoordinir segenap kegiatan
sekolah .
Sekolah
b) Menyediakan sarana dan prasarana
kegiatan bimbingan dan konseling .
c) Melaksanakan pengawasan dan
pembinaan pelaksanaan bimbingan
konseling.
d) Mempertanggung jawabkan
pelaksanaan bimbingan konseling.
2 NOEROEL D A,Spd Wakil e) Membantu kepala sekolah dalam
pelaksanaan Bimbingan dan
Kepala
Konseling.
Sekolah
3 ENY WIDARTI Guru BK f) Memasyarakatkan layanan
Bimbingan konseling.
BUDIASTUTI,SPd
g) Merencanakan program Bimbingan
konseling
h) Melaksanakan layanan program
BK.
i) Melaksanakan kegiatan pendukung .
a) Menilai proses dan dan hasil
pelayanan BK.
b) Melaksanakan tindak lanjut
berdasarkan hasil penilaian BK.
c) Pengadministrasian layanan dan
kegiatan pendukung BK.
Mempertanggung jawabkan tugas
dan kegiatan kepada kepala sekolah
atau koordinator BK.
4 Guru Mata j) Membantu memasyarakatkan
layanan BK
Pelajaran
k) Membantu petugas BK dlm rangka
mengidentifikasi siswa yg
memerlukan layanan khusus .
l) Mereferal siswa kpd petugas BK.
m) Menerima referal dari petugas BK
bagi siswa yg memerlukan layanan
khusus.
n) Memberikan kesempatan dan
kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan BK
o) Berpatisipasi didalam penanganan
siswa yang bermasalah
p) Membantu mengumpulkan informasi
yang diperlukan bagi layanan BK
5 Wali q) Membantu petugas BK dalam
melaksanakan tugas di kelas yang
Kelas
menjadi tanggung jawabnya
r) Memberikan kesempatan dan
kemudahan kepada siswa dalam
mengikuti dan menjalani layanan
bimbingan khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya

11
C. MekanismeKerja Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali Kelas, dan Guru
Mata Pelajaran
Dalam pembinaan kesiswaan di sekolah diperlukan adanya kerjasama diantara
semua personil sekolah yang meliputi:Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali
Kelas dan Guru Mata Pelajaran .
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mjerupakan penanggung jawab bagi terselenggaranya pelaksana
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Kepala Sekolah memiliki kewajiban
memeriksa semua kegiatan yang dilakukan oleh guru pembimbing ,Wali kelas
dan guru mata pelajaran .Guru Pembimbing adalah pelaksana layanan
bimbingan perlu memberikan laporan dari hasil kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilakukannya, sesuai dengan kewenangan dan tanggung
jawabnya .
2. Guru Pembimbing
Disamping bertugas memberikan layanan informasi kepada siswa, juga sebagai
sumber data yang meliputi: kartu akademis, catatan konseling, catatan
konferensi kasus, dan ke lengkapan lain yang diperlukan .Oleh karena itu guru
pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran ,
wali kelas dan sumber lainnya yang memungkinkan dimasukkannya ke dalam
buku catatan pribadi(Kartu Pribadi)
3. Wali Kelas
Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga wali kelas dituntut
mengkoordinir informasi dan kelengkapan data yang meliputi :daftar nilai,
angket siswa, angket orang tua, catatan anekdot, laporan observasi, catatan home
visit, dan catatan wawancara.
4 Guru Mata Pelajaran
Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dituntut
untuk memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi: data siswa,
observasi, nilai ulangan harian, dan catatan anekdot.

D. Pola Penanganan Siswa Bermasalah


Pembinaan siswa dilaksanakan oleh unsure pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah . Sedangkan pola tindakan terhadap siswa bermasalah
di sekolah adalah merupakan upaya tindakan secara berkesinambungan mulai dari
guru piket , wali kelas serta petugas lainnya . Tindakan tersebut diinformasikan
kepada wali kelas yang bersangkutan sebagai catatan bagi tindak lanjut layanan
bimbingan .
12
Sementara itu guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang
melatar belakangi sikap dan tindakan tersebut . Dalam hal ini guru pembimbing
bertugas membantu menangani permasalahan yang dialami siswa tersebut, melalui
serangkaian wawancara atas sejumlah informasi dari sumber data setelah wali
kelas merekomendasikannya.
Lebih jelas mengenai mekanisme penanganan siswa tersebut dapat dilihat pada
table dibawah ini

MEKANISME PENANGANAN PESERTA DIDIK BERMASALAH

SMP TAMAN DEWASA KEDIRI

Komite Sekolah Ka. Sekolah Tenaga Ahli/


Wakil Ka. Sekolah Instansi

Tata Usaha

Guru Pembimbing
Piket

GURU

Petugas

SISWA

Keterangan :
:Garis Komando
:Garis Koordinasi
:Garis Konsultasi

13
E. Beban Tugas Guru Pembimbing /Konselor
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kepala Badan Admistrasi Kepegawaian Negara
Nomor:0433/P/1993 dan nomor:25 tahun 1993, diharapkan pada setiap sekolah
ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu guru
pembimbing /konselor dengan ratio satu orang guru pembimbing /konselor untuk
150 orang siswa .
Oleh karena itu kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing
/konselor sebagai suatu profesi, maka pelaksanaannya berbeda dengan tugas
sebagai tugas guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja
guru pembimbing/ konselor ditetapkan 36 jam/minggu
Adapun beban tugas guru pembimbing /konselor tersebut meliputi sebagai
berikut :
1. Kegiatan dalam menyusun program pelayanan bidang bimbingan pribadi, social,
belajar dan bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua kegiatan
pendukung dihargai sebanyak 12 jam .
2. Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadisocial,
bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua
kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.
3. Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi social,
bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua
kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.
4. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing / konselor yang membimbing
150 orang siswa dihargai 24 jam, selebihnya dihargai sebagai bonus, dengan
ketentuan:
a) 10 - 15 orang siswa = 2 jam
b) 16 - 30 orang siswa = 4 jam
c) 31 - 45 orang siswa = 6 jam
d) 46 - 60 orang siswa = 8 jam
e) 61 - 75 orang siswa = 10 jam
f) 76 - 90 orang siswa = 12 jam
g) 91 - 105 orang siswa = 14 jam
h) 106 - lebih = 18 jam

F. Sarana Prasarana
1. Sarana
Sarana dan prasarana pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan
tanggung jawab sekolah, dan di konsultasikan sebelum tahun pelajaran baru
14
dimulai, oleh konselor, guru mata pelajaran, serta wali kelas dan Kepala Sekolah
serta Komite Sekolah. Sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain:
a) Alat Pengumpul Data
Seperti : Format- format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket
siswa, angket orang tua,catatan harian, daftar nilai prestasi belajar kartu
konsultasi, instrumen pengumpulan data dan minat
b) Alat Penyimpan Data
Seperti : Buku / kartu Pribadi siswa , Map dll.
c) Perlengkapan Teknis
Seperti: Buku Pedoman/ Petunjuk, buku informasi, ( pribadi- sosial, belajar
dan karier) , paket bimbingan, ( pribadi- sosial, belajar dan karier)
d) Perlengkapan Teknis Lainnya
Seperti: Blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis dan lainnya.
2. Prasarana
Prasarana penunjang layanan bimbingan diantaranya adalah : ruang bimbingan
(ruang tamu, ruang konsultasi, ruang bimbingan kelompok, lemari, papan tulis,
locker/ rak untuk menyimpan file, dan papan data)
G. Biaya
Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan yang telah diprogramkan, tersedianya dana
merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan dan
konseling .

15
BAB III
SITUASI DAN KONDISI SEKOLAH

A. Gambaran Umum
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan yang sangat
penting dalam mendewasakan anak didik dan menjadikannya sebagai anggota
masyarakat yang berguna. Di sekolah setiap siswa diberikan kesempatan yang
seluas- luasnya untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan sehingga
memungkinkan dirinya menjadi manusia yang berkembang dengan baik, bahagia
dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat.
Latar belakang social ekonomi yang beraneka ragam, dan perubahan perkembangan
jaman yang semakin pesat banyak menimbulkan permasalahan bagi sekolah dalam
upaya mendewasakan anak didik.Bagi siswa perubahan ini juga menuntut setiap
individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan
tersebut. Ketidak mampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan
perkembangan, menimbulkan berbagai masalah dalam belajar , sebagaimana
tercantum bawah ini :
 Prestasi belajar
 Kehadiran siswa
 Sikap selama KBM
 Kerapihan pakai
 Tidak mengerjakan tugas
 Pelanggaran Tata Tertip
 Hubungan dengan guru
 Hubungan dengan teman disekolah/ di luar sekolah
 Masalah Keluarga

B. Kondisi Sekolah
Kondisi sekolah merupakan salah satu factor penting dalam menunjang keberhasilan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Kondisi sekolah yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

No Jenis Bangunan Status Keterangan


Pemerintah Yayasan
1 Ruang Belajar Yayasan
2 Ruang Laboratorium Yayasan
3 Ruang Perpustakaan Yayasan
16
4 Ruang Kesenian Yayasan
5 Ruang Ketrampilan Yayasan
6 Ruang Komputer Yayasan
7 Ruang Kepala Sekolah Yayasan
8 Ruang Tata Usaha Yayasan
9 Ruang Guru Yayasan
10 Ruang BK Yayasan
11 Ruang OSIS Yayasan
12 Ruang Pramuka Yayasan
13 Ruang UKS Yayasan
14 Ruang Koperasi Yayasan
15 Ruang Kantin Yayasan
16 Ruang Gudang Yayasan
17 Ruang Garasi Yayasan
18 Ruang Serba Guna Yayasan
19 Musala Yayasan
20 KM Kepala Sekolah Yayasan
21 KM Guru/ TU Yayasan
23 KM Siswa Yayasan

C. Tenaga Edukatif
Tenaga Edukatif di sekolah merupakan uj
ung tombak keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan. Sesuai dengan
fungsinya, tenaga pendidikan ini merupakan tenaga yang akan mencurahkan segenap
kemampuannya dalam mengembangkan bakat, minat maupun kemampuan akademis
siswa
Tenaga Edukatif yang ada di sekolah ini seperti yang terlihat dalam table
berikut ini

No Status Jumlah Keterangan


1 Guru Tetap Depdiknas -
2 Guru Tetap Depag -
3 Guru Tetap/Diperbantukan 1
4 Guru Tidak Tetap/honor 14

D. Tenaga Pelaksana

17
No Status Jumlah Keterangan
1 Tenaga Tetap Depdiknas -
2 Tenaga Honor Daerah -
3 Tenaga Tidak Tetap/honor 1

E. Keadaan Siswa

N Kelas Formasi Kelas Jumlah Keterangan


o
1 VII A 1
2 VIII A 1
3 IX A 1
Jumlah Total 3

BAB IV
18
MANAJEMEN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling


Secara utuh keseluruhan proses kerja bimbingan dan konseling dalam
jalur pendidikan formal dapat digambarkan sebagai berikut :

Assesmen
Lingkungan

KOMPONEN STRATEGI
Harapan & PELAYANAN
Kondisi PROGRAM
Lingkungan

 Pelayanan Dasar BK  Bimbg Klasikal


 Lay. Orientasi
 Lay. Informasi
 Perangkat Tugas (Untuk Seluruh peserta  Bimbg. Klmpok
Perkembangan/ didik dan Orientasi  Lay. Pengpulan Data
Kompetensi/ Jangka Panjang)  Lay.Penguasaan Konten
Kecakapan hidup,
nilai & moral  Konseling Individual &
peserta didik  Pelayanan Responsif Klmpok
 Referal
 Kolaborasi dg Guru
 Tataran tujuan (Pemecahan Masalah,
 Kolaborasi dg Ortu
BK ( Penyadaran Remidiasi )
 Kolaborasi Ahli lain
Akomodasi,
Tindakan )  Lay. Konsultasi
 Lay. Mediasi
 BTS
 Permasalahan  Konfrsi Kasus
yang Perlu  Home Visit

 Pelayanan Perencanaan  Akses Informasi dan


Individual Teknologi
 Lay. Penmptan &
(Perencanaan Penyluran
Pendidikan, Karir,
Harapan & Personal, Sosial)
Kondisi
Konseli  Dukungan Sistem
 Pengembangan Profesi
(Aspek Manajemen dan  Manajemen Program
Pengembangan)  Riset & Pengembangan
Assesmen
Perkembangan
Konseli

B. Komponen Program Bimbingan dan Konseling

19
Pelayanan
Dasar

Peserta
Pelayanan Didik
Responsif
Komponen
Program

Pelayanan
Prencanaan
Individual

Pengemba
ngan
Profesional
Dukungan Sistem ,
konsultasi,
kolaborasi
dan
kegiatan
manajeme
n

C. Perencanaan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah/ Madrasah


dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang
dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen
ini meliputi (1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan
mengidentifikasi kegiatan Sekolah/Madrasah dan masyarakat (orang tua peserta
didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan,kondisi dan
kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan Sekolah/Madrasah; dan (2) asesmen
kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karateristik peserta didik,
seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif
belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya
(pekerjaan,jurusan,olahraga,seni,dan keagamaan), masalah-masalah yang di alami,
dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling.
Struktur pengembangan program bimbingan konseling selalu berbasis
pada tugas-tugas perkembangan sebagai kompetesi yang harus di kuasai peserta
didik. Adapun struktur pengembangan program sebagai berikut :
20
1. Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam


keseluruhan program sekolah/madrasah. Rumusan ini menyangkut konsep
dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan
pembelajaran / implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan
sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat ( termasuk para peserta didik),
dan hal-hal lain yang di anggap relevan.

2. Visi dan Misi


Secara mendasar visi dan misi bimbingan konseling perlu di rumuskan ulang
ke dalam fokus isi :
Visi : Membangun iklim Sekolah bagi kesuksesan seluruh peserta didik .
Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karir berlandaskan
pada tata kehidupan etis normatis dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

3. Deskripsi
Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan
lingkungan ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang di harapkan dikuasai
peserta didik.
Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni
Standart Kompetensi Kemandirian yang disepakati bersama.
4. Tujuan
a) Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus
dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan
konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan.
b) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik
terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan
dikuasai.
c) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan menjadikan
perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya,
dan
d) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan
kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.

21
5. Komponen Program
Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)
Komponen Pelayanan Rensponsis, (c) Komponen Perencanaan Individual,
dan (d) Komponen Dukungan Sistem (manajement).

6. Rencana Operasional (Action Plan)


Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran
program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dan program yang
menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di sekolah/madrasah
maupun luar sekolah/madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
tugas perkembangan kompetensi tertentu.
Atas dasar komponen-komponen program di atas lakukan:
a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu
dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas
perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
b. Pertimbangan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau
terus menerus.. Berikut di kemukakan tabel alokasi waktu, sekedar
perkiraan atau pedoman relatif dalam pengalokasian waktu untuk konselor
dalam pelaksanaan komponen pelayanan bimbingan dan konseling
sekolah.

PERKIRAAN ALOKASI WAKTU PELAYANAN

KOMPONEN JENJANG PENDIDIKAN


PELAYANAN
SD SMP SMA/SMK
1. Pelayanan Dasar 45 - 55 % 35 - 45 % 25 - 35 %
2. Pelayanan Responsif 20 - 30 % 25 - 35 % 15 - 25 %
3. Pelayanan 25 35 %
5-10% 15 25 %
Perencanaan SMK porsi
Individual lebih besar
4. Dukungan Sistem 10 - 15 % 10 - 15 % 10 -15 %

c. Invertarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam


tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan
dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama
satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan
dan Program Semester.
22
d. Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah
dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk
kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan,
semesteran, bulanan, dan mingguan.
e. Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a)
kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik .
untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas
(pelayanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam
pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak
langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti
e-mail, buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home
visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral).

7. Pengembangan Tema/Topik(bisa dalam bentuk dokumen tersendiri)


Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan
yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik
dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen program.
8. Pengembangan Satuan Pelayanan (bisa dalam bentuk dokumen
tersendiri)
Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.
9. Evaluasi
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tinjauan
yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi program
yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas
pelayanan bimbingan dan konseling.
10. Anggaran
Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan
secara cermat, rasional, dan realistik.

D. Strategi Implementasi Program

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai strategi dari
pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan dan dapat di
jelaskan sebagai berikut :
1. Pelayanan Dasar
a. Bimbingan Klasikal

23
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dg para peserta didik di kelas, secara terjadwal konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik.
b. Layanan Orientasi
Adalah layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh
pengalaman-pengalaman baru yang akan menjadi dasar bagi
pengembangan siswa dengan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya,
seperti:
1.1 Orientasi tentang sekolah
1.2 Orientasi tentang cara belajar efektif
1.3 Orientasi tentang pemahaman akan bakat, minat dan kemampuan
1.4 Orientasi tentang pemahaman nilai-nilai
Nilai Pribadi
Nilai Lingkungan Sekitar
Nilai Secara Nasional/regional
1.5 Orientasi tentang pemahaman lingkungan
 Jenjang pendidikan setelah tamat SMP
 Jenis Pekerjaan dan persyaratannya
1.6 Orientasi tentang hambatan dan pemecahan masalah
1.7 Orientasi tentang merencanakan masa depan
c. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak
lain yang akan memberikan pengaruh besar terhadap siswa (terutama
orang tua), menerima dan memahami informasi seperti:
Informasi tentang program studi
Informasi tentang pendidikan lanjutan
Informasi tentang ciri-ciri kepribadian
Informasi tentang cara mengembangkan sikap dan bakat
Informasi tentang cara bergaul dan menyesuaikan diri
d. Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu
(terutama pembimbing)yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-
hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, serta mampu
mempertimbangkan dengan baik dalam setiap pengambilbn keputusan,.
Materi ini meliputi:
a. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman, dan sikap
hidup sehat.
24
b. Pemahaman dan penerimaan diri dan orang lain sebagaimana
adanya.
c. Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang
terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya / pemecahannya.
d. Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif .
e. Pemahaman tentang adanya berbagai alternative dalam pengambilan
keputusan dan berbagai konsekuensinya.
f. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil
belajar.
g. Pengembangan hubungan social yang efektif dan produktif.
h. Pengembangan tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan
karier, serta perencanaan masa depan .
i. Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan atau
program studi dan pendidikan lanjutan .

e. Pelayanan Pengumpulan Data ( Aplikasi Instrumentasi)


Dimaksudkan untuk menghimpun data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspek. Himpunan
data diselenggarakan secara sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup. Sedangkan Aplikasi instrumantasi dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dan keterangan dari peserta didik secara individual
maupun kelompok, melalui tes dan non tes tertentu .

f. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Yaitu layanan bimbingan yang memugkinkan siswa memperoleh
penempatan dan penyaluran secara tepat, seperti:
a. Pembentukan kelompok belajar yang efektif
b. Menyelenggarakan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat, minat
siswa
c. Penempatan siswa dalam kelas
d. Membantu pemilihan program yang sesuai dengan bakat, minat dan
kondisi social ekonomi siswa
e. Pembentukan kelompok penelitian ilmiash, PMR, Pramuka, Pecinta
alam, Cerdas carmat
f. Pembentukan kelompok 6 K

g. Layanan Bimbingan Penguasaan Konten

25
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa untuk menguasai
konten tertentu yang nentinya berkenaan dengan :
a. Tujuan belajar dan latihan
b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif dan dan
efisien serta produktif.
d. Penguasaan materi pelajaran dan latihan ketrampilan
e. Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, social, budaya di sekolah
dan lingkungan sekitar .
f. Pengenalan belajar di sekolah.

2. Pelayanan Responsif
a. Layanan Konseling Perorangan
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh
layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mendapat layanan
langsung melalui tatap muka dengan pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pemecahan masalah yang dihadapinya dalam hal.
a. Pemahaman sikap, kebiasaan, bakat, minat dan cita-cita.
b. Pengetasan kelemahan diri, pengembangan kemampuan .
c. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima dam
menyampaikan pendapat, cara bertingkah laku social di sekolah,
keluarga dan masyarakat.
d. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik.
e. Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan
social.

b. Layanan Konseling Kelompok


Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh
pembahasan dan pemecahan masalahnya melalui dinamika
kelompok.Materinya meliputi:
a. Pemahaman dan pengembangan sikap, kepribadian, serta potensi dasar
siswa.
b.Pemahaman tentang kelemahan diri siswa serta penanggulangannya.
c. Pengembangan dan penyaluran kelebihan yang dimiliki .
d.Cara berkomunikasi di rumah dan di masyarakat.
e. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik .
f. Pengembangan kondisi pribadi dan linkungan .
g.Mengembangkan kecenderungan karier .
26
h.Pemantapan pengambilan keputusan .
i. Pengentasan masalah pribadi.

c. Referal ( Rujukan atau Alih Tangan Kasus )


Di sekolah alih tangan khasus dapat diartikan bahwa guru atau staff
sekolah lainnya mengalih tangankan siswa yang bermasalah kepada guru
pembimbing dalanm masalah pribadi-sosial, masalah belajar, dan
masalah karier . Sebaliknya bila guru pembimbing atau konselor
menemukan siswa bermasalah dalam pemahaman dan penguasaan materi
pelajaran atau latihan perbaikan atau program pengayaan. Guru
pembimbing juga dapat mengalih tangankan permasalahan siswa kepada
ahli lainnya yang relevan, seperti dokter, psikolog, dan ahli agama.

d. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas


Konselor berkolaborasidengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang peserta didik ( seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadi ), membantu memecahkan masalah peserta didik,
dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (1) menciptakan
iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi pelajar peserta didik; (2)
memahami karateristik peserta didik yang unik dan beragam; (3)
menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (4) membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial
teaching; (5) mereferal ( mengalihtangankan )peserta didik yang
memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing; (6) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan
mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik;
(7)memahami perkembangan dunia kerja , agar dapat memberikan
informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan
keahlian kerja,suasana kerja,persyaratan dan prospek kerja ); (8)
menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,sosial,
maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan "figur
central" bagi peserta didik ); dan (9) memberikan informasi tentang cara-
cara mempelajari mata pelajara yang diberikannya secara efektif.

e. Kolaborasi dengan Orang Tua


Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta
didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta
27
didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga orang tua
di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan tewrjadinya saling
memberikan informasi, pengertian , dan tukar fikiran antar konselor dan
orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau
memecahkan masalah yang mungkin di hadapi peserta didik. Ada
beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk menjalin kerjasama dengan
orang tua, yaitu : (1) Kepala sekolah/madrasah atau komite
sekolah/madrasah (minimal satu semester satu kali), pelaksanaan dapat
dilakukan bersamaan dengan pembagian raport. (2) sekolah/madrasah
memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang
kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (3) orang tua diminta
untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah/madrasah,
terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

f. Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait di Luar Sekolah


Merupakan upaya sekolah/madrasah untuk melakukan kerjasama dengan
unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan
mutu pelayanan bimbingan. Hubungan kerjasama ini seperti dengan
pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi
profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia),
(4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti
psikolog,psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing
), dan (6) Depnaker ( dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan
pekerjaan).

g. Konsultasi
Konselor / Guru Bk menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua
atau pihak pimpinan sekolah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta
didik, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan peserta didik, melakukan referal dan meningkatkan
kualitas program BK

h. Mediasi

i. Bimbingan Teman Sebaya ( Peer Guidance )

28
bimbingan teman sebaya adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta
didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh
konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai
mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun nun-akademik. Di
samping itu juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor
dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau
masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan
bimbingan atau konseling.
j. Konferensi Kasus
Dalam konferensi khasus secara spesifik, dibahas permasalahan yang
dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh
pihak-pihak terkait, seperti guru pembimbing /konselor, wali kelas, guru
mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dll, yang diharapkan dapat
memberikan data dan keterangan lebih lanjut, serta kemudahan-
kemudahan bagi terpecahnya permasalahan tersebut. Konferensi khasus
ini memiliki sifat terbatas dab tertutup.
k. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dalam pelaksanaan bimbingan mempunyai dua tujuan
pokok:
a. Untuk memperoleh berbegai keterangan atau data yang diperlukan
dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.
b. Untuk pembahasan dan pemecahan masalah siswa melalui
pengamatan dan wawancara, terutama tentang kondisi rumah, fasilitas
belajar siswa dan hubungan antar keluarga dalam kaitannya dengan
permasalahan siswa.

3. Perencanaan Individual
Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya berdasarkan data atau informasi yang di peroleh yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar dan karir.Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan
juga melalui pelayanan penempatan ( Penjurusan dan Penyaluran, untuk
membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan
minatnya.

4. Dukungan Sistem
29
a. Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update pengetahuan
dan ketrampilannya melalui (1) in service training, (2) aktif dalam
Organisasi Profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti
seminar, dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program
yang lebih tinggi ( Pasca Sarjana.
b. Manajemen Program
Program Pelayanan BK tidak mungkin akan tercipata, terselenggara dan
tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam
arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah. Oleh karena itu
bimbingan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari
seluruh program sekolah dengan dukungan wajar dalam aspek kersediaan
sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan.
c. Riset dan Pengembangan
Strategimelakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti
aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.
E. Teknik, Waktu, dan Tempat Pelaksanaan
1. Teknik Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan adalah:
a. Dengan cara klasikal, yaitu untuk melayani siswa yang sama kebutuhannya,
tanpa perlu pemisahan .
b. Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, namun dengan latar belekeng yang berbeda, termasuk
perbedaan jenis kelamin, agama, usia.
c. Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara individual sesuai dengan
keadaan masalah serta karakteristiknya.
d. Dengan alih tangan kasus(referral), yaitu dengan cara meminta bantuan
kepada pihak lain yang dipandang lebih berwenang, misalnya dokter,
psikolog, guru mata pelajaran, ulama, dll.
2. Waktu Pelaksanaan
Agar layanan bimbingan dapat terlaksana secara efektif, maka kegiatannya
memerlukan waktu tertentu. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
mempunyai arti dan keperluan yang sama dengan kegiatan pelajaran .
3. Tempat Pelaksanaan.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan pengaturan tempat
secara khusus, yaitu ruangan bimbingan dan konseling. Hal ini mengingat
bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan layanan khusus yang
menyangkut pribadi siswa dengan segala karakteristiknya.
30
BAB V
EVALUASI

A. Tujuan Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian atau
evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dari informasi hasil penilaian tersebut dapat
diketahui sampai sejauh derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbinga dan
konseling tersebut.

B. Jenis Evaluasi
Ada dua macam kegiatan penilaian program bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Penilaian Proses
Penilan proses yang dimaksud adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana
keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari prosesnya.
2. Penilaian Hasil
Dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan dan
konseling dilihat dari hasilnya .

C. Aspek Yang Dinilai.


Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil adalah sebagai berikut:
a) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
b) Keterkasanaan program
c) Hambatan-hambatan yang dijumpai
d) Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
e) Respon siswa, personal sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan
f) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujutnlayanan bimbingan,
pencapaian tugas- tugas perkembangan dan hasil- hasil belajar.
g) Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan
maupun pada kehidupannya dimasyarakat.

D. Sumber Informasi
Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari siswa, orang tua, kepala
sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, para pejabat Depdiknas, organisasi
profesi bimbingan (IPBI, ABKIN dll) , sekolah lanjutan dan sebagainya.
31
E. Penilaian
Di tingkat sekolah Kepala Sekolah dibantu pembimbinga khusus, sedangkan di
tingkat wilayah kab/kodya adalah pejabat yang berwenang mengadakan evaluasi
terhadap keberhasilan layanan bimbingan dan konseling.

F. Teknik Penilaian
Penilaian yang dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi documenter,
angket, test analisis hasil kerja siswa.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistamatis dan terpadu. Kegiatan penilaian
baik mengenai proses maupunhasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar
dalan tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan
dan konseling selanjutnya.

G. Tahap-Tahap Penilaian
Tahap penialain bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani
b. Penialaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penialain dalam waktu tertentu
(satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/ kegiatan terhadap peserta didik
c. Penialain jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penialaian dalam waktu tertentu
(satu bulan sampai dengan satu semester) setaleh satu atau beberapa layanan dan
kegaitan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
jangka dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta
didik
Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap
keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Hasil
penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG.

32
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan langkah awal dalam
mengadakan pembinaan terhadap peserta didik agar tercapai tujuan pendahuan
2. Program bimbingan dan konseling disekolah sebagai pedoman kegiatan
operasional dalam memberikan layanan terhadap semua peserta didik agar
permasalahan dapat diselesaiakan dengan baik maslaah pribadi, sosial, belajar dan
karir
3. Program bimbingan dan konseling di sekolah sebagai pola acuan dalam menyusun
program para guru BK agar melaksanakan program tersebut secara efektif dan
efisien.

B. Saran
1. Diharapkan semua guru BK meningkatkan pengetahuan nilai dan sikap yang
berorientasi pada profesional secara praktis
2. Diharap dapat menguasi teknik-teknik yang baik untuk meningkatkan layanan
pada peserta didik baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karir
3. Diharapkan guru BK meningkatkan keprofesionalannya dengan mengikuti
kegiatan MGBK, studi banding, workshop, seminar, dan lain-lain.

33

Anda mungkin juga menyukai