RASIONAL
Bimbingan konseling atau yang seringkali disingkat menjadi BK ini adalah
serangkaian aktivitas yang berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling
dengan cara tatap muka, baik itu secara individu ataupun kelompok dengan memberikan
pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan itu nantinya diharapkan bisa menjadi jalan
keluar untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh konseling, yakni
dengan cara terus-menerus dan sistematis. Bimbingan konseling ini juga telah diatur di dalam
Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995 mengenai Petunjuk Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
Selain itu, bimbingan konseling juga bisa disebut sebagai salah satu upaya yang
sistematis, objektif, berkelanjutan, dan logis, serta terprogram yang mana dilakukan oleh para
konselor untuk memberikan fasilitas pengembangan konseli supaya mereka bisa mencapai
kemandirian dan mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Bimbingan dan Konseling di
sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Penguasaan tugas perkembangan yang berhasil akan menimbulkan rasa
Bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam tugas selanjutnya, sementara kegagalan
akan menimbulkan rasa tidak Bahagia , ditolak masyarakat, dan kesulitan menghadapi tugas
perkembangan berikutnya (Havighurts:1961),Ttugas perkembangan tersebut sebagaimana
tercantum dalam Standar Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD).
Disisi lain kondisi obyektif peserta didik tidak lepas dari pengaruh Pengembangan
IPTEK dan pengaruh globalisasi yang membawa implikasi pada dampak perubahan tataran
hidup Masyarakat/lingkungan. Dampak itu sangat dirasakan pada gaya hidup (Life Style)
masyarakat. Hal ini juga sangat berpengaruh pada perkembangan peserta didik (siswa).
Selain itu, peserta didik sebagai individu yang sedang berkembang kea rah kematangan dan
kemandirian, tidak lepas dari pengaruh iklim lingkungan. Iklim lingkungan yang sehat tentu
berpengaruh positif, akan tetapi iklim yang tidak kondusif juga mempengaruhi
kecenderungan menyimpang dari kaidah-kaidah moral ( akhlak mulia). Hal ini dirasakan
pada pelanggaran tata tertib, tawuran, narkoba, kriminalitas dan pergaulan bebas.
Penampilan peserta didik seperti diatas, tidak diharapkan karena tidak sejalan dengan
Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 29 Tahun 2023)yaitu: 1) Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, 2) Berakhlak mulia, 3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan, 4) Memiliki
Kesehatan jasmani dan Rohani, 5) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, 6)
Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Namun demikian, individu adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. Individu dapat belajar
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan
kemapuan-kemampuan yang ada pada dirinya. Individu berusaha terus-menerus
memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui Pendidikan. Individu
akan menjalani tugas-tugas kehidupannya sendiri.
Berbagai kondisi tersebut, dipandang penting adanya pelayanan bantuan kepada
peserta didik terkait pelayanan bimbingan dan konseling. Hal ini karena bimbingan dan
konseling memiliki tujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek-aspek pribadi,social,belajar,karir secara utuh dan
optimal.
Dalam Upaya memfasilitasi pencapaiannya perkebangan optimal dari bakat dan
minat peserta didik. Maka dikembangkan rancangan program yang dideskripsikan secara
rinci dalam dokumen ini sebagai bukti dri komitmen dan kinerja untuk memberikan layanan
bimbingan dan konseling yang profesional dan martabat bagi peserta didik MAN 1 Barru.
B. DASAR HUKUM
Landasan eksistensi bimbingan dan konseling yang menjadi Landasan yuridis format
sebagai berikut:
1. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistim Pendidikan Nasional
2. Pasal 1 butir 6 konselor adalah pendidik.
3. Pasal 3 Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangan potensi peserta didik.
4. Pasal 4 ayat 4 Pendidikan diselenggarakan dengan pemberian keteladanan,
membangun kemauan, kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5. Pasal 12 ayat 16 bahwa pemberian Pendidikan pada peserta didik harus sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya.
6. Dasar standarisasi profesi konseling yang dikeluarkan oleh direktorat jendral
Pendidikan tinggi tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling
disekolah dan diluar sekolah.
7. Permen nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 5 s/d 18
tentang standar isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah.
8. Permen Diknas No.22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan dasar
dan menengah yang memuat pengembangan diri pendidik dalam struktur kurikulum
setiap satuan Pendidikan yang difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru atau
tenaga kependidikan.
9. Permen Diknas No.27 tahun 2008 tentang konselor
10. Permen Diknas No. 39 tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas
Pendidikan ( Mengatur tugas dan tanggu jawab Guru Bk sebanyak 150 siswa = 24
Jam).
11. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama.
12. Permendikbud 64 Tahun 2014 tentang peminatan.
13. Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang BK.
E. BIDANG PELAYANAN
4. Bidang Karir yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu
peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat menentukan
kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan
mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan
dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karier
yang tersedia di lingkungan sekitarnya.