Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Layanan BK Pendidikan Menengah & Tinggi

“Jenis Layanan BK Di Sekolah Dasar, Menengah, Perguruan Tinggi“

Dosen pengampu

Veno Dwi Krisnanda, M.Pd.

Disusun Oleh :

Afni fadilah – 201801500416

Muhammad Rizki – 201801500418

Mujahidah Azka Karimah – 201801500447

Varas Fajar Fasha – 201801500452

Tri Purna J – 201801500460

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk


fasilitasi peserta didik konseli mencapai tugas-tugas perkembangan. Dalam
upaya peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidik Kementerian. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud
telah menerbitkan Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan
Konseling pada berikut ini adalah berkas Panduan Penyelenggaraan BK
Bimbingan Konseling SD SMP SMA SMK dan Perguruan Tinggi.

Sistem pendidikan di Indonesia, diselenggarakan melalui 3 jalur, yaitu


jalur pendidikan formal, non-formal dan informal. Pendidikan formal
merupakan jalur pendidikan yang terstrukutur dan berjenjang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU No. 20
tahun 2003). Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang
sederajat. Pendidikan menengah meliputi SMA/ MA/ SMK atau bentuk lain
yang sederajat dan pendidikan tinggi merupakan pendidikan setelah
pendidikan menengah, bisa dalam bentuk diploma, sarjana, magister, spesialis
dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Layanan Bimbingan dan Konseling dipandang sebagai upaya


sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan
oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam
wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Dari penjelasan diatas, maka dengan ini penulis mengambil sebuah


judul makalah “Jenis Layanan BK di Sekolah Dasar, Menengah, dan
Perguruan Tinggi”.
B. Rumusan Dan Pertanyaan

Adapun yang menjadi rumusan dan pertanyaan dalam makalah ini adalah :

a. Apa saja jenis layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan perguruan


tinggi?

b. Apa tujuan dari layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan


perguruan tinggi?

c. Apa fungsi dari layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan


perguruan tinggi?

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat pembahasan dalam makalah ini
adalah :

a. Mengetahui jenis – jenis layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan


perguruan tinggi

b. Mengetahui tujuan dari layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan


perguruan tinggi

c. Mengetahui fungsi dari layanan BK di sekolah dasar, menengah, dan


perguruan tinngi

D. Metode Pembahasan

a. Layanan BK di Sekolah Dasar

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengacu


pada perkembangan siswa SD yang tengah beradaptasi dengan
lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan mengenal
berbagai aturan, nilai, dan norma-norma. Ada beberapa bidang layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar , yaitu bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karier.
b. Layanan BK di Sekolah Menengah

Peserta didik di Sekolah Menengah adalah para remaja yang


memiliki karakteristik kebutuhan dan tugas – tugas perkembangan
yang harus di penuhinya. Pencapaian standar kemampuan
professional / akademis dan tugas – tugas perkembangan peserta didik
memerlukan kerja sama yang harmonis antara pengelola dan pelaksana
manajemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan, sebab ketiganya
merupakan bidang – bidang utama dalam pencapaian tujuan
pendidikan.

c. Layanan BK di Perguruan Tinggi

Nana Syaodih Sukmadinata berpendapat bahwa ‘‘program


layanan bimbingan konseling tidak hanya diperlukan di sekolah tapi
juga di masyarakat, lingkungan kerja dan di perguruan tinggi,
disesuaikan dengan karakteristik subjek bimbingan dengan jenis
masalah yang dihadapi berbedabeda tiap individu’’. Keberadaan
konselor dalam pendidikan tinggi sangatlah diperlukan, bahkan peran
yang dilakukan oleh konselor perguruan tinggi sangat luas.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Jenis – Jenis Layanan BK di Sekolah Dasar, Menengah, dan Perguruan


Tinggi

1. Jenis Layanan BK di Sekolah Dasar

Ada beberapa bidang layanan bimbingan dan konseling di sekolah


dasar , yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.

a) Bimbingan pribadi

Dalam bidang ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu


peserta didik dalam menemukan, memahami, dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta mengembangkan
sifat-sifat yang positif seperti mandiri, aktif, dan kreatif.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut :

 Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan


bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri


sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan
sehari-hari di Sekolah, maupun perannya untuk di masa
depan.

 Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat


pribadi serta penyaluran dan pengembangannya
melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

 Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri


sendiri dan usaha penanggulangannya.

 Pengembangan kemampuan mengambil keputusan


sederhana dan mengarahkan diri.
b) Bimbingan social

Pelayanan bidang ini membantu peserta didik untuk dapat


mengenal, beradaptasi, dan berhubungan dengan lingkungan
masyarakat. Dan juga mengenal norma-norma, aturan -aturan,
dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Serta berlandaskan
budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab. Bidang
bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:

Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui


ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

 Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan


berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat dengan menjunjung tunggi
tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama,
adat, perarturan dan kebiasaan yang berlaku.

 Pengembangan hubungan yang dinamis dan


harmonis serta produktif dengan teman sebaya.

 Pengenalan dan pemahaman perarturan dan tuntutan


sekolah, rumah dan lingkungan, serta kesadaran untuk
melaksankannya.

c) Bimbingan belajar

Pelayanan bimbingan dan konseling ini membantu siswa


sekolah dasar menumbuhkan perilaku kebiasaan belajar
yang baik untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi. Bidang bimbingan ini memuat pokok –pokok materi
berikut :

 Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk


mencari informasi dari berbagai sumber belajar,
bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya,
mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas,
mengembangkan ketrampilan belajar, dan menjalani
program penilaian.

 Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik


secara mandiri maupun kelompok dan juga baik di
rumah maupun disekolah.

 Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi


pelajaran di sekolah dasar.

d) Bimbingan karier

Pelayanan bimbingan dan konseling ini membantu siswa


sekolah dasar mengenal dunia kerja dan mulai mengarahkan
diri untuk masa depan karier. Untuk di sekolah dasar,
pelayanan bimbingan karier ini membantu siswa agar dapat
menentukan kemana selanjutnya setelah lulus. Dan juga agar
tetap mengembangakn potensi yang sudah dia miliki.
Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut :

 Pengenalan awal secara sederhana terhadap dunia


kerja dan juga tentang pendidikan selanjutnya setelah
lulus.

 Informasi sederhana terhadap pendidikan yang


lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan
karier yang hendak dikembangkan.

2. Jenis Layanan BK di Sekolah Menengah

a. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik


memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan
obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.

b. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik


menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, studi lanjut, dan kegiatan ekstra kurikuler.

d. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu


peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi
dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah,
keluarga, industri dan masyarakat.

e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu


peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu


peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.

g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu


peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah
pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik


dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman,
dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi
dan atau masalah peserta didik

i. Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik


menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar
mereka.

j. Layanan Bimbingan Klasikal, yaitu layanan yang diberikan


kepada peserta didik sejumlah satuan kelas di kelas dan
merupakan salah satu strategi pemberian informasi dalam
peminatan peserta didik

3. Jenis Layanan BK di Perguruan Tinggi


Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan
yang tidak kalah pentingnya dalam usaha mendewasakan individu dan
menjadikan sebagai anggota masyarakat yang berguna. Untuk tujuan
tersebut, lembaga pendidikan formal menyelenggarakan legiatan-
kegiatannya melalui kegiatan belajar-mengajar dengan memakai
kurikulum sebagai arah dan isinya.

Sesuai dengan hal tersebut di atas, maka kegiatan pendidikan pada


umumnya dan khususnya di lembaga pendidikan sekurang-kurangnya
meliputi tiga daerah ruang lingkup yaitu:

a. Bidang Intruksional dan Kurikuler/Akademis

Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran yang


bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan pendidikan yang
paling tampak dan paling luas. Bidang ini menjadi tugas dan tanggung
jawab utama staf pengajar.

b. Bidang Administratif dan Kepemimpinan

Bidang ini merupakan kegiatan yang menyangkut masalah-masalah


administratif, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan
bagaimanakah melaksanakan kegiatan secara efisien. Dalam bidang inilah
letak tanggung jawab otoritas proses pendidikan yang pada umumnya
mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, organisasi, pembiayaan,
pembagian tugas staf personalia, perlengkapan (material) dan pengawasan
(supervisi). Pada umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab
pimpinan lembaga pendidikan dan para petugas administratif lainnya.

c. Bidang Pembinaan Peserta Didik/Kemahasiswaan

Bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar


mahasiswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses
pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga mencapai tujuan. Bidang
ini akan merasa penting sekali, karena proses belajar akan lebih mungkin
berhasil apabila mahasiswa berada dalam suasana yang sejahtera, sehat
dan tahap perkembangan yang optimal. Suatu kegiatan pendidikan yang
baik dan ideal hendaknya mencakup kegiatan bidang tersebut di atas.
Pendidikan tinggi yang hanya melaksanakan kegiatan pengajaran dan
administrasi saja, tanpa memperhatikan pembinaan mahasiswa, mungkin
akan menghasilkan yang cakap dan bercita-cita yang tinggi, tetapi mereka
kurang mampu dalam memahami kemampuan atau potensi dirinya, dan tak
sanggup untuk mewujudkan dirinya di masyarakat.

Tidak heran kalau mereka banyak mengalami kesulitan dan kegagalan di


masyarakat meskipun mungkin angka raport atau hasil ujian baik. Hal ini
mungkin (barang kali) merupakan salah satu faktor timbulnya apa yang
dinamakan ‘‘pengangguran imtelektual’’. Disinilah perlunya program
bimbingan dan konseling yang akan memusatkan diri dalam membantu
peserta didik secara pribadi agar mereka dapat berhasil dalam proses
pendidikannya. Dengan program bimbingan dan konseling yang
kecakapan dan kemampuannya semaksimal mungkin. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa baik peserta didik mendapat kesempatan untuk
mengembangkan setiap bimbingan dapat mempertemukan antara
kemampuan individu dengan cita-citanya, dan juga situasi masyarakat.

Dalam bukunya, Prayitno menjelaskan bahwa dari bentuk layanan yang


dibutuhkan, layanan bimbingan dan konseling dapat mencakup layanan-
layanan sebagai berikut :

a) Layanan Orientasi

Orientasi berarti tatapan ke depan tentang sesuatu yang baru. Hal ini
sangat penting berkenaan dengan berbagai kondisi yang ada, peristiwa
yang terjadi dan kesempatan yang terbuka dalam kehidupan setiap orang.
Layanan orientasi berupaya menjembatani kesenjangan antara kondisi
seseorang dengan suasana ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga
secara langsung ataupun tidak langsung ‘‘mengantarkan’’ orang yang
dimaksud memasuki suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil
manfaat berkenaan dengan situasi atau objek baru itu. Konselor bertindak
sebagai pembangun jembatan atau agen yang aktif ‘‘mengantarkan’’
seseorang memasuki daerah baru. Layanan ini memungkinkan
klien/konseli memahami lingkungan yang baru dimasukinya, dalam rangka
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik/mahasiswa di
lingkungan yang baru itu. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi
ialah mempermudah penyesuaian diri klien terhadap kehidupan sosial,
kebahagiaan belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan di
dalam proses belajar.

b) Layanan Informasi

Dalam menjalani kehidupannya, juga perkembangan dirinya, individu


memerlukan berbagai informasi, baik untuk keperluan kehidupannya
seharihari sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan.
Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan
informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta
layanan disampaikan berbagai informasi. Informasi itu kemudian diolah
dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan
perkembangannya. Layanan ini diselenggarakan oleh konselor yang diikuti
oleh seseorang atau lebih peserta. Pemahaman yang diperoleh melalui
layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan
kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai
macam, yaitu meliputi : informasi pengembangan diri, informasi hubungan
antar-pribadi, sosial, nilai dan moral, informasi pendidikan, kegiatan
belajar, informasi karir, budaya, politik, informasi kehidupan berkeluarga,
serta beragama.

c) Layanan Penempatan dan Penyaluran

Setiap individu memiliki potensi diri, baik yang mengacu kepada panca-
daya (cipta, rasa, karsa, karya, dan taqwa) maupun mengacu kepada
kemampuan intelektual, bakat dan minat, serta kecenderungan pribadi,
oleh sebab itu perlu dikembangkan secara optimal. Layanan penempatan
dan penyaluran yaitu layanan yang membantu individu atau klien untuk
dapat terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan
terhadap potensi yang dimiliki. Individu dengan potensi dan kondisi
tertentu ditempatkan pada lingkungan yang lebih serasi agar potensi yang
ada dapat berkembang secara optimal. Di samping itu layanan ini berusaha
mengurangi sampai seminimal mungkin dampak lingkungan dan bahkan
mengupayakan dukungan yang lebih besar dan optimal terhadap
pengembangan potensi individu di satu sisi, dan di sisi lain, memberikan
memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat.
Melalui penempatan dan penyaluran ini memberikan kemungkinan klien
berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan
kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler,
program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kondisi
fisik dan psikisnya.

d) Layanan Penguasaan Konten

Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai


berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan atau
kompetensi itulah individu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan
sebagian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari.
Untuk itu individu harus belajar, belajar, dan belajar. Layanan penguasaan
konten adalah layanan bantuan kepada individu untuk menguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu. Kemampuan atau kompetensi yang
dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung
fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi,
sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan ini membantu
individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara terintegritaskan.
Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memiliki sesuatu
yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya terkait dengan konten yang dimaksud.

e) Layanan Konseling Perorangan

Merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor


terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien.
Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien
dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien.
Pembahasan tersebut bersifat mendalam dan menyentuh hal-hal penting
tentang diri klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi menyangkut
rahasia pribadi klien); bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang
menyangkut permasalahan klien; namun juga bersifat spesifik menuju ke
arah pengentasan masalah. Layanan ini adalah jantung hatinya pelayanan
konseling secara menyeluruh. Konseling Perorangan (KP) seringkali
sebagai layanan esensial dan paling bermakna dalam pengentasan masalah
klien. Konselor yang mampu dengan baik menerapkan secara sinergis
berbagai pendekatan, teknik, dan asas-asas konseling dalam pelaksanaan
layanan ini, diyakini akan mampu juga menyelenggarakan jenis-jenis
layanan lain dalam keseluruhan spektrum layanan konseling.

f) Layanan Konseling Kelompok dan Bimbingan Kelompok

Bimbingan Kelompok (BKp) dan Konseling Kelompok (KKp) merupakan


layanan yang mengikutkan sejumlah peserta/klien dalam bentuk
kelompok, dan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Dalam
BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota
kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun
masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang
intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan
pemimpin kelompok (konselor). Layanan BKp dan KKp dapat
diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan,
di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau di
rumah konselor, di suatu kantor atau lembaga tertentu, atau di ruang
praktik pribadi konselor. Di manapun kedua jenis layanan itu
dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat
berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan.

g) Layanan Konsultasi

Adalah layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap


seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu
dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam
format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti.
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih
kalau konsulti-konsulti itu menghendakinya. Konsultasi dapat
dilaksanakan di berbagai tempat dan berbagai kesempatan, seperti di
sekolah atau di kantor tempat konsultan bekerja, di lingkungan keluarga
yang mengundang konselor, di tempat konselor praktik mandiri (privat),
atau di tempat-tempat lain yang dikehendaki konsulti dan disetujui
konselor. Dimanapun konsultasi diadakan, suasana yang tercipta haruslah
relaks dan kondusif serta memungkinkan terlaksananya asa-asas konseling
dan teknik-teknik konsultasi.

h) Layanan Mediasi

Mediasi berasal dari kata ‘‘media’’ yang berarti perantara atau penghubung.
Dengan demikian mediasi berarti kegiatan yang mengantari atau
menghubungkan dua hal yang semula terpisah; menjalin hubungan antara
dua hal/kondisi yang berbeda; mengadakan kontak sehingga dua hal yang
semula tidak sama menjadi saling terkait secara positif. Dengan adanya
perantaraan atau penghubungan, kedua hal yang tadinya terpisah itu
menjadi saling terkait; saling mengurangi jarak; saling memperkecil
perbedaan dan memperbesar persamaan; jarak keduanya menjadi dekat.
Kedua hal yang semula berbeda itu saling mengambil manfaat dari adanya
perantaraan atau penghubungan untuk keuntungan keduanya. Dengan
layanan mediasi konselor berusaha mengantari atau membangun hubungan
di antara mereka, sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari
pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak.

i) Layanan Advokasi

Salah satu fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela
hak seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang
memiliki berbagai hak yang secara umum dirumuskan di dalam dokumen
HAM (Hak Asasi Manusia). Berlandaskan HAM itu setiap orang memiliki
hak-hak yang menjamin keberadaannya, kehidupannya dan perkembangan
dirinya. Fungsi advokasi dalam konseling berupaya memberikan bantuan
(oleh konselor) kepada orang atau klien yang bersangkutan kembali
memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas, dihalangi, dibatasi atau
kurang terpenuhi bahkan dijegal oleh pihak lain.

B. Tujuan Layanan BK di Sekolah Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi

Bimbingan dan konseling sekolah melibatkan suatu kisaran usia, tahap


perkembangan,pengalaman,latar belakang, dan tipe permasalahan yang luas
(Baker & Gerler,2008;Cobia & Henderson,2007). Konselor sekolah dan
program bimbingan dan konseling yang komprehensif membantu anak-anak
dan remaja menjadi lebih maju dalam bidang akademik dan perkembangannya
dengan merasa lebih aman, mempunyai hubungan yang lebih baik dengan
guru, percaya bahwa pendidikan mereka relevan dengan masa depan
mereka,menghadapi masalah yang lebih sedikit di sekolah, dan mendapatkan
nilai yang lebih tinggi (Lapan,Gysbers,& Petroski,2001). Konselor sekolah
harus berjuang untuk membuktikan reputasi mereka di hadapan para
administrator, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua yang terkadang
menyalaharikan apa yang mereka lakukan (Guerra,1998).

Untuk mengatasi kerancuan ini dan menfokuskan kepada aktivitas


yang harus dilakukan oleh konselor sekolah, maka konselor sekolah harus
berperan mendukung misi sekolah dengan meningkatkan prestasi akademik,
perencanaan karir, dan perkembangan sosial dan personal. Oleh karena itu
konselor sekolah harus melakukan kolaborasi dengan orang tua, murid, guru,
dan staf pendukung untuk berfokus pada perkembangan semua murid,tidak
hanya pada mereka yang berprestasi tinggi atau berisiko tinggi. Di dalam
bidang konseling sekolah, ada tiga populasi usia sekolah yang berbeda yaitu
anak sekolah dasar, anak sekolah menengah pertama, dan anak sekolah
menengah atas. Masing-masing populasi tersebut mempunyai permasalahan
khusus dan kebutuhan universal. Herr (2002:221) menyatakan bahwa
reformasi pendidikan di Sekolah Dasar menghendaki juga hadirnya program
atau pelayanan bimbingan dan konseling profesiuonal. House & Hayes (2002)
menegaskan bahwa konselor sekolah memegang peran kunci dalam
pembaharuan sekolah. Di Indonesia, kenyataan yang ada sampai saat ini
pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar penyelenggaraannnya
masih dilakukan oleh guru kelas yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan ke
dalam muatan setiap mata pelajaran. Jika hal ini dilakukan, apakah semua
guru sekolah dasar telah mampu untuk mengintegrasikan muatan bimbingan
dan konseling dalam setiap mata pelajaran untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik berdasarkan analisis kebutuhan.

Tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku, atau


keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau
fase perkembangnnya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan
ini sebagai social expectations.Dalam arti, setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya mengusai keterampilan tertentu yang penting dan
memperoleh pola-pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang
rentang kehidupan.

Secara Umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk


membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan
dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar
belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan
konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara
langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan,
sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar


peserta didik, dapat:

a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin

b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri

c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang


meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-
ekonomi, dan kebudayaan

d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan


masalahnya
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat,
dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan

f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihakpihak di luar


sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
dipecahkan di sekolah tersebut

Di dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling (BK)dalam


jalur pendidikan formal (Depdiknas 2008) disebutkan bahwa tujuan bimbingan
agar konseli dapat:

a) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta


kehidupannya di masa mendatang

b) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal


mungkin

c) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat


serta lingkungan kerjanya

d) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi ataupun


dalam penyesuaian diri dengan lingkungan.

Tujuan dari bimbingan dan konseling di perguruan tinggi tidak berbeda


dengan tujuan pelayanan bimbingan di jenjang pendidikan di bawahnya, yaitu

a) Supaya manusia muda mampu mengatur hidupnya sendiri

b) Mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi-potensi yang


dimiliki

c) Menjamin taraf kesehatan mental yang wajar, mengintegrasikan studinya


dalam pola kehidupan sehari-hari

d) Merencanakan masa depannya dengan mengingat situasi hidupnya yang


konkret.

C. Fungsi Layanan BK di Sekolah Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi

Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya memiliki beberapa fungsi,


yaitu :
1. Fungsi Pencegahan.

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan


untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka
terhindar dari masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

2. Fungsi Pemahaman

Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan


dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa
beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh pihak–pihak yang
membantunya (pembimbing).

3. Fungsi Pengentasan

Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak dapat


memecahkannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor, maka
yang diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah teratasinya masalah
yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam
suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi permasalahan melalui pelayanan bimbingan
dan konseling, pada hakikatnya merupakan upaya pengentasan.

4. Fungsi Pemeliharaan

Menurut Prayitno dan Erman Amti, fungsi pemeliharaan berarti


memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri individu
(siswa), baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil
perkembangan yang telah dicapai selama ini.

5. Fungsi Penyaluran

Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan


diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang meliputi bakat,
minat, kecakapan, cita-cita, dan lain sebagainya.
Bentuk kegiatan bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi ini
adalah :

a) Pemilihan sekolah lanjutan

b) Memperoleh jurusan yang tepat

c) Penyesuaian program belajar

d) Pengembangan bakat dan minat

e) Perencanaan Karier.

f) Fungsi Penyesuaian, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan


konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan
lingkungannya. Dengan kata lain, melalui fungsi ini pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian
diri secara baik dengan lingkungannya (terutama lingkungan sekolah
dan madrasah bagi para siswa).

g) Fungsi Pengembangan, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan


konseling diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa
dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah.

h) Fungsi Perbaikan, Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan


konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan
masalah–masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan
tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. Dengan perkataan
lain, program bimbingan dan konseling dirumuskan berdasarkan
masalah yang terjadi pada siswa.

i) Fungsi Advokasi, Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini


adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

6. Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan


pendidikan memiliki fungsi:

a. Pemahaman diri dan lingkungan


b. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan

c. Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan


lingkungan

d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan


karir

e. Pencegahan timbulnya masalah

f. Perbaikan dan penyembuhan

g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang


kondusif untuk perkembangan diri Konseli

h. Pengembangan potensi optimal

i. Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif

j. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga


kependidikan terhadap program dan aktivitas
pendidikan sesuai dengan latar belakang

BAB IIl

Analisis

A. layanan BK di sekolah dasar


a) Analisis teoritis
Layanan BK yang di awal kelahirannya mengikuti paradigma klinis (clinical guidance and
counseling) yakni layanan BK yang mengikuti kerangka pikir bahwa layanan BKdiberikan
kepada siswa untuk membantu mengatasi masalahnya, dewasa ini mengalami pergeseran ke
arah paradigma lain yakni lebih mengarah kepada memfasilitasi perkembangan siswa.
Kerangka pikir ini populer dinamakan paradigma perkembanganatau BK Perkembangan
(Developmental Guidance and Counseling).Paradigma BK perkembangan memberikan
layanan BK di SD merupakan layanan spesifik yang diberikan kepada siswa agar ia
memperoleh kesempatan berkembangsecara optimal sesuai dengan potensi dan minatnya,
dapat mencapai tugas perkembangan seperti yang diharapkan masyarakat, mampu
mengenali dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu mengarahkan diri, dan pada akhirnya
mampu memecahkan masalah yang kemungkinan dihadapi dalam hidupnya. Layanan
bimbingan dan konseling memfasilitasi siswa dengan menyampaikan informasi yang
diperlukan, memberikan pengarahan, memberikan motivasi, membantu mengenali diri.

Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah
perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah
dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar
menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah
perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar.

b) Analisis praktis
Konselor sekolah dasar merupakan garis depan pertahanan dalam gerakan kesehatan
mental di lingkungan pendidikan (Gysbers & Henderson,2006b). Tidak ada profesi lain yang
pernah diorganisasi untuk bekerja dengan individu dari perspektif perkembangan dan
preventif yang murni.

Jenjang Sekolah Dasar


Sekolah dasar merupakan lembaga sosialisasi terkuat di dalam perkembangan
manusia. Di lingkup ini, siswa – siswi diharapkan mencapai sebuah keterampilan
dasar menguasai pengetahuan yang semakin sulit dan belajar memenuhi perilaku
sekolah dan harapan sosial. Karakteristik siswa dan sekolah di tingkatan dasar ini
memerlukan pengorganisasian program yang berbeda dari program konseling di
sekolah menengah dan lebih tinggi. Karena itu, peran konselor sekolah dasar dan
fungsinya juga mencerminkan perbedaan-perbedaan ini, meskipun perbedaan tersebut
tidak tidak terletak kepada apa yang dikerjakan, melainkan bagaimana
mengerjakannya.
Sebagai tambahan bagi fungsi konseling, konsultasi dan koordinasi, konselor sekolah
dasar juga bertanggung jawab bagi pengorientasian siswa, penilaian dan
pengembangan karier, selain juga diharapkan dapat memberikan perhatian besar
kepada upaya pencegahan kebiasaan dan perilaku yang tidak diinginkan.
Konselor
Meskipun konseling satu-satu (bertemu-muka) di jenjang sekolah dasar kurang begitu
banyak menghabiskan waktu ketimbang konseling di jenjang sekolah menengah,
namun konselor SD dapat bertemu secara individual atau kelompok dengan anak-anak
berdasarkan rujukan guru, orang tua, atau penolong profesional lainnya.
Selain itu, para konselor di sekolah dasar mesti siap memberikan konseling kepada
siswa secara individual yang datang untuk meminta pertolongan, dan dukungan.
Konselor juga harus peka dan siap menolong anak-anak yang mengalami
penganiayaan dan tindak kekerasan, pengaruh dari penyebaran obat terlarang,
perceraian orang tua dan diskriminasi di ling-kungannya.
Konsultan
Sebagai konsultan, konselor bisa berunding langsung dengan guru-guru, orang tua,
administrator dan profesional penolong lainnya untuk membantu pihak ketiga. Di
dalam peran ini, konselor menolong siswa agar dapat memenuhi secara lebih efektif
kebutuhan perkembangan atau penyesuaian dirinya.
Koordinator
Para konselor sekolah dasar bertanggung jawab bagi pengoordinasian sebagai
aktivitas bimbingan di sekolah. Mengkoor-dinasikan hal-hal ini dengan aktivitas kelas
dan sekolah juga banyak dilakukan. Sebagai satu-satunya profesional penolong,
konselor sekolah dasar bisa diminta mengoordinasikan konstribusi para psikolog,
pekerja sosial dan lain-lain bagi sekolah. Aktivitas koordinasi yang lain mencakup
perujukan intra sekolah dan antar-lembaga.
Agen orientasi
Sebagai fasilitator perkembangan manusia, konselor sekolah dasar mengakui
pentingnya mengorientasikan anak terhadap tujuan dan lingkungan sekolah dasar.
Karena itu, konselor dapat merencanakan aktivitas-aktivitas kelompok dan
berkonsultasi dengan para guru untuk membangun mereka belajar dan
mempraktikkan keahlian menjalin hubungan yang dibutuhkan di lingkup sekolah.
Agen Asesmen
Konselor di sekolah dasar dapat bersiap-siap untuk diminta menginterprestasikan
anak secara keseluruhan sehingga sering kali harus memadukan data tes dan bukan
tes. Selain data tradisional yang digunakan untuk memahami siswa, konselor juga
harus mengerti pengaruh budaya, sosiologi sekolah, dan pengaruh-pengaruh
lingkungan yang lain bagi perilaku siswa.
Pengembang Karier
Pentingnya tahun-tahun sekolah dasar sebagai fondasi bagi keputusan penting
berikutnya melandasi naiknya atensi terencana kepada perkembangan karier siswa
sekolah dasar. Meskipun tanggung jawab bagi perencanaan pendidikan karier terletak
di tangan guru wali kelas, namun konselor sekolah dasar dapat juga memberikan
konstribusi penting sebagai koordinator dan konsultan dalam pengembangan sebuah
program yang berkelanjutan dan terintegrasi.
Agen Pencegahan
Di jenjang sekolah dasar, para konselor harus bisa mencermati tanda-tanda peringatan
dini mengenai permasalahan yang kemungkinan besar dapat menyulitkan anak-anak
di masa depan seperti : kesulitan belajar, suasana hati buruk (tidak bahagia dan
depresi), dan perilaku ugal-ugalan (berkelahi, bertengkar, tidak tenang, impulsif dan
bandel).
Akumulasi bukti memperlihatkan kalau anak-anak yang tidak bisa menyesuaikan diri
di tahun-tahun sekolah dasar mereka berisiko besar menimbulkan banyak problem di
kemudian hari. Lebih jauh lagi, problem yang muncul pada anak-anak SD seperti
penyalahgunaan obat, perkelahian dan vandalisme juga mendorong publik
memberikan perhatian lebih besar kepada upaya-upaya pencegahan

A Layanan BK di sekolah menengah


a) Analisis teoritis

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan


mendasar terhadap pelaksana bimbingan dan konseling di Sekolah. Bimbingan dan konseling
di sekolah merupakan satu kesatuan (integral) dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah (Munandir:1993). Dalam proses pembelajaran di Sekolah, selain membutuhkan guru
mata pelajaran dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya, siswa juga membutuhkan
konselor untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan
menggunakan kemampuan kognitif sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa.
Peranan guru BK( Bimbingan dan Konseling ) pada tahap ini adalah menyeimbangkan antara
kekuatan kognitif dan afektif yang dimiliki siswa.

Pada dasarnya, bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman,
pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Dalam hal ini, Bimbingan mempunyai empat
fungsi utama, yaitu fungsi pemahaman, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi
penyesuaian.

Bimbingan dan konseling perkembangan di Sekolah menengah pada dasarnya adalah


membantu siswa agar mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.Bimbingan
dan konseling di sekolah merupakan satu kesatuan (integral) dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah (Munandir:1993). Dengan kata lain bahwa pelaksanaan pendidikan
atau pembelajaran di sekolah akan mempunyai ketergantungan yang timbal balik antara
proses belajar klasikal di kelas dengan bantuan bimbingan dan konseling.

Kesatuan ini tampak dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan. Pembelajaran yang


berorientasi kognitif secara umum telah dilakukan oleh guru bidang studi di kelas. Guru
mata pelajaran memberikan bahan atau materi pembelajaran kepada siswa dengan
penekanan-penekanan pada bidang kognitif. Peranan guru BK pada tahap ini adalah
menyeimbangkan antara kekuatan kognitif dan afektif yang dimiliki siswa.

b ) Analisis praktis
Bimbingan dan konseling perkembangan di Sekolah menengah sebagai upaya
pemberitahuan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya mereka dapat memahami dirinya sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya
dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya

1. Memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan minat, bakat, serta


kemampuan siswa seoptimal mungkin,

2. Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat; serta
3. Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan dunia pada
saat ini ataupun masa yang akan datang.

A layanan BK di perguruan tinggi


a) Analisis teoritis
Pendidikan di perguruan tinggi merupakan suatu pendidikan yang berperan dalam
kehidupan masyarakat. Para mahasiswa yang sedang dalam pendidikan mengisi sebagian
besar waktunya dengan belajar atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan belajar.
Petugas-petugas bimbingan dan konseling di perguruan tinggi secara langsung terlibat dalam
seluk beluk pendidikan di perguruan tinggi, karena pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari program pendidikan itu, dan karena sebagian besar dari
tumpukkan masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa justru bersumber pada beraneka
tuntutan belajar.Lingkungan perguruan tinggi juga mengenal administrasi sekolah, bidang
pengajaran dan bidang pembinaan. Sebagian dari tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa
ditampung melalui pelayanan bimbingan dan konseling.

Pada dasarnya mahasiswa tidak bisa lepas dari kesulitan-kesulitan, sehingga mahasiswa tidak
mampu memecahkan sendiri perlu pertolongan orang lain. Pertolongan yang dimaksud
adalah bantuan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan dari bimbingan dan
konseling di perguruan tinggi tidak berbeda dengan tujuan bimbingan di jenjang pendidikan
di bawahnya., yaitu supaya manusia muda mampu mengatur hidupnya sendiri,
mengembangkan kepribadiannya sesuai dengan potensi yang dimiliki, menjamin taraf
kesehatan mental yang wajar, mengintegrasikan studinya dalam pola kehidupan sehari-hari,
dan merencanakan masa depannya dengan mengingat situasi hidupnya yang konkret

Bimbingan dan konseling di perguruan tinggi merupakan usaha membantu mahasiswa untuk
mengembangkan dirinya dan mengatasi problemproblem akademik serta problema sosial-
pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.
Bimbingan tersebut meliputi layanan bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen-dosen
bimbingan pada tingkat jurusan/program, dan bimbingan sosial-pribadi yang diberikan oleh
tim bimbingan dan konseling pada tingkat jurusan/program studi, fakultas, dan universitas.

b ) Analisis praktis

Struktur dan sistem perguruan tinggi umumnya bercirikan adanya departementalisasi,


spesialisasi, jaringan kerja (khususnya akademis) yang ruwet dan kerenggangan hubungan
manusiawi bahkan dalam kemanusiaan mahasisswa terabaikan. Pendekatan dan metode
belajar-mengajar akhir-akhir ini ditandai dengan ciri-ciri pendekatan dan metode diskusi
panel, seminar dan semacamnya disamping kuliah-kuliah.

sifat pokok dalam bimbingan dan konseling di perguruan tinggi :


a) Sifat pencegahan artinya menujuk pada segala usaha yang dilakukan kepada terbinanya
suasana belajar, alat – alat belajar, pengelolaan belajar dan tingkah laku para dosen yang
dapat membantu perkembangan pribadi dan proses belajar mahasiswa.

b) Sifat koreksi artinya menunjuk pada segala penyembuhan jika mahasiswa mengalami
suatu yang tidak dipecahkan oleh dirinya sendiri dan memerlukan bantuan orang lain

Anda mungkin juga menyukai