Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan manusia dalam kehidupannya menghadapi persoalan-
persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat
maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak
dibanatu orang lain.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah guru memiliki peranan
yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentang keadaan sisiwa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerjasama
konselor dengan personil lain disekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh
ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan
konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran serta relistik.
Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih
diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan
konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian pengawas, kepala
sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK sendiri. Selain persepsi negatif
tentang BK, juga sering muncul tudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling
di sekolah.
Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang komponen program apa yang harus ada
dalam bimbingan konseling disekolah, sehingga dalam menyelesaikan masalah bisa
terselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen
program bimbingan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bidang layanan dalam bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana pengertian dari jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana komponen pendukung bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bidang layanan dalam bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui komponen pendukung bimbingan dan konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan
kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai
dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap perkembangannya. Bidang Pelayanan
Bimbingan Konseling:
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian
dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
rohani.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
◦ Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
◦ Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari.
◦ Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
◦ Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-
usaha penanggulangannya.
◦ Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.
◦ Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
◦ Pengembangan kemampuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan
yang telah diambilnya.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi
untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi
pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.
Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
◦ Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif.
◦ Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik
di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan
kebiasaan yang berlaku.
◦ Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.
◦ Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
◦ Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah madrasah dan belajar secara mandiri.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
◦ Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya,
mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar dan menjalani program penilaian.
◦ Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap
menghadapi ujian atau ulangan, kurang dapat
◦ Berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata
pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar
secara rutin dan lain sebagainya.
◦ Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan mengatur
kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar berjalan secara efektif
dan efisien.
d. Pengembangan karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karier.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau
jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan
yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian
integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman
belajar bidang studi.
Selain tentang dunia kerja dan karir, guru Bimbingan dan Konseling juga dapat
memberikan wawasan mengenai kesulitan-kesulitan dan cara menghadapi
kesulitan dalam dunia kerja, sekaligus guru Bimbingan dan Konseling
membentuk rasa percaya diri (self-confident) dalam diri siswa, dengan demikian
siswa memiliki kekuatan dan keberanian untuk masuk dalam masyarakat luas (di
luar sekolah) dan dunia kerja. Tujuan akhir dari bimbingan karir ini adalah
membentuk rasa percaya diri (self-confident) pada siswa untuk masuk dalam
kehidupan luas dan mampu menghadapi setiap tantangan yang ada dalam dunia
kerja.

B. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki sebelas jenis layanan, yakni: layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan
belajar, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling
kelompok, dukungan sistem, dan layanan penguasan sistem.
1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi merupakan layanan yang diselenggarakan oleh Bimbingan dan
Konseling di sekolah untuk memperkenalkan kehidupan baru siswa di lingkungan
sekolah yang baru, biasanya layanan orientasi ini diberikan dalam Masa Orientasi
Sekolah (MOS) bagi siswa baru pada awal tahun ajaran sebelum Proses Belajar
Mengajar di mulai. Adapun tujuan pemberian layanan orientasi ini adalah untuk
memperkenalkan siswa mengenai kehidupan sekolah yang baru dimasuki termasuk di
dalamnya lingkungan sekolah, tata cara belajar, siswa lainnya, para guru, staf sekolah,
dan tata nilai sekolah, sehingga layanan orientasi ini menjadi peta atau kompas bagi
siswa baru selama menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Allan & McKean menunjukkan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru
Bimbingan dan Konseling, yaitu: program orientasi yang efektif mempercepat proses
adaptasi dan memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan malah; murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata
kurang berhasil di sekolah; anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang rendah
memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari
kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.

2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling kepada siswa terkait dengan informasi-informasi yang ada di sekolah
maupun luar sekolah. Informasi yang ada di sekolah, yakni mengenai tata cara atau
aturan dalam sekolah dan kegiatan-kegiatan di sekolah, sedangkan informasi di luar
sekolah terkait dengan kehidupan di masyarakat, isu-isu terkini tentang situasi sosial
yang ada, informasi dunia kerja dan karir. Prayitno (2013:260-261) menyebutkan ada
tiga alasan utama mengapa permberian informasi perlu diselenggarakan. Pertama,
membekali siswa dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar,
pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Kedua, memungkinkan siswa dapat
menentukan arah hidupnya “ke mana ia ingin pergi”. Berdasarkan atas informasi yang
diberikan itu siswa diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan
tentang masa depannya serta tanggung jawab atas rencana dan keputusan yang
dibuatnya itu. Ketiga, setiap siswa adalah unik. Keunikan itu akan membawakan
pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak berbeda-beda disesuaikan dengan
aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan komunikatif antara guru
Bimbingan dan Konseling dengan siswa sehubungan dengan minat, bakat, dan
pemilihan karir yang berujung pada pada masa depan siswa. Berbagai informasi
mengenai pemilihan jurusan untuk masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun
di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat diberikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling. Demikian pula mengenai informasi mengenai Perguruan Tinggi dan dunia
kerja. Selain itu guru Bimbingan dan Konseling melalui sekolah, sehubungan dengan
layanan penempatan dan penyaluran ini dapat bekerjasama dengan lembaga psikologi
untuk melaksanakan tes bakat dan minat bagi siswa dalam rangka memperoleh data
tentang bakat dan minat siswa yang akhirnya digunakan sebagai referensi dalam
bimbingan karir dalam hal penyaluran masuk jurusan di SMA/SMK ataupun memilih
program studi di Perguruan Tinggi.
Layanan penempatan dan penyaluran juga dapat berfungsi sebagai penempatan dan
penyaluran siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasarkan kemampuan dan
tingkat sosialisasi yang dimiliki siswa, dengan demikian guru Bimbingan dan
Konseling dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran maupun wali
kelas dalam hal penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar ini, sehingga
dapat mempermudah guru matapelajaran wali kelas ataupun siswa sendiri dalam
Proses Belajar Mengajar.

4. Layanan Bimbingan Belajar


Layanan bimbingan belajar merupakan layanan yang diberikan oleh guru Bimbingan
dan Konseling yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa. Guru Bimbingan dan
Konseling dapat memberikan bimbingan pada siswa mengenai teknik belajar yang
efektif, cara membaca cepat, dan mengisi waktu luang. Selain itu guru Bimbingan
dan Konseling juga dapat melakukan memberikan instrumen tes gaya belajar bagi
siswa yang bertujuan agar siswa dapat mengenal dan memahami gaya belajarnya,
sehingga dapat menentukan teknik belajar dan lingkungan yang tepat dalam belajar.

5. Layanan Konseling Perorangan


Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang diberikan kepada setiap
individu berdasarkan data ataupun kerelaan siswa untuk hadir bersama guru
pembimbing atau konselor dalam wawancara tatap muka guna membantu siswa yang
ada dalam permasalahan untuk mengenal apa yang menjadi masalahnya, kekuatan
dirinya untuk mencari solusi atas setiap masalahnya. Melalui layanan ini siswa dapat
memiliki kelegaan pada fungsi kejiwaannya, sehingga dapat tetap fokus pada
sekolahnya dan memperoleh hasil belajar dan prestasi maksimal.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004:10) adalah layanan yang
membahas topik-topik berkenaan dengan perlunya mengambil keputusan untuk
berbagai hal yang penting secara berkelompok. Layanan bimbingan kelompok ini
dapat dilakukan melalui dinamika kelompok, di mana guru Bimbingan dan Konseling
dapat memberikan satu buah kasus yang sedang “tren” di masyarakat untuk
didiskusikan, misalnya mengenai bullying, siswa dapat mendiskusikannya dan
memaparkan hasil serta kesimpulannya tentang pelajaran yang dapat diambil dari
kasus tersebut, sehingga siswa mendapatkan pembimbingan apa yang harus dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan apabila menemukan hal serupa dalam kehidupan
sehari-hari.

7. Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan guna mengentaskan
masalah-masalah yang indentik yang dialami oleh beberapa siswa, sehingga melalui
layanan konseling kelompok ini dengan bantuan konselor, peserta didik yang
mengalami masalah yang sama tersebut dapat saling memberikan masukan untuk
memperoleh jalan keluar atau solusi.

8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam
menangani kondisi dan/atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi pada dasarnya
dilaksanakan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan
konsulti. Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih
kalau konsulti konsulti itu menghendakinya.

9. Layanan Mediasi
Layanan mediasi berarti kegiatan yang mengantarai atau menghubungkan dua hal
yang semula terpisah; menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda;
mengadakan kontak, sehingga dua yang semula tidak sama menjadi saling terkait.

10. Dukungan Sistem


Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli.

11. Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
C. Komponen Pendukung Bimbingan dan Konseling
Komponen pendukung sistem dalah kegiatan-kegiatan manajemen yang membantu untuk
menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling, layanan
responsif, dan perencanaan individual.
Kegiatan-kegiatan manajemen tersebut diarahkan pada pengembangan program,
pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengembangan dan penataan
kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis.
1. Pengembangan Program.
Upaya pengembangan program meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan
tindak lanjut program bimbingan dan konseling. Dalam merencanakan program
bimbingan dan konseling perlu kiranya diperhaitkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Program bimbingan dan konseling disusun relevan dengan kebutuhan dan
masalah yang peserta didik,
b. Dalam mengembangkan program bimbingan dan konseling perli
mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah,
c. Program bimbingan dan konseling perlu mempertimbangkan sebagai fasilitas,
d. Program bimbingan dan konseling hendaknya dijabarkan dalam program kerja
yang terinci dan sistematis,
e. Program bimbingan dan konseling perlu menentukan organisasi termasuk
mekanisme kerja dan bentuk kerjasama, cara berfungsinya tim atau
personalia, hirarki staf dalam mewujudkan program tersebut,
f. Program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian.

2. Penilaian Program.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling mencakup: (a) layanan dasar, (b)
layanan responsif, (c) layanan perencanaan individual. Layanan dasar adalah layanan
bimbingan dan konseling yang bersifat umum yang bertujuan untuk membantu
seluruh peserta didik mengembangkan perilaku dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk menjalani kehidupan secara efektif. Layanan responsif adalah
layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan uuntuk membantu peserta didik
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting danperlu penanganan segera.
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan dan konseling bertujuan
membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karir, dan sosial-pribadinya
Penilaian program diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan
layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Terdapat dua macam
kegiatan penilaian program bimbingan dan konseling, yaitu : (a) penilaian proses, dan
(b) penilaian hasil.
Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kefektifan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling silihat dari prosesnya, sedangkan
penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi kefektifan layanan
bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek-aspek yang dinilai, baik dalam proses maupun
hasilnya antara lain : (a) kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, (b)
keterlaksanaan program, (c) hambatan yang dijumpai, (d) dampak terhadap proses
pembelajaran, (e) respons peserta didik, personel sekolah, orang tua dan masyarakat
terhadapa layanan bimbingan dan konseling, (f) perubahan kemajuan peserta didik
dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling, tugas
perkembangan, dan hasil belajar, (g) keberhasilan peserta didik setelah menamatkan
sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi,
studi dokumentasi, angket, tes, analisis kerja peserta didik, dan sebagainya.
Berdasarkan penilaian proses dan hasil ini dapat diterapkan langkah-langkah tindak
lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program bagi kegiatan selanjutnya.

3. Pengembangan Staf.
Program pengembangan staf bertujuan agar guru bimbingan dan konseling/konselor
memiliki kompetensi yaitu : (a) memahami secara mendalam konseling yang hendak
dilayani, (b) menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling, (c)
menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (d)
mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. Ada dua macam
program pengembangan staf, yaitu pengembangan program terstruktur dan tidak
terstruktur. Program terstruktur adalah dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa dan
mempunyai beban dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasi secara
akademik dalam satuan kredit semester (SKS) tertentu. Program tidak terstruktur
adalah program pengembangan staf yang dibuat berdasarkan kebutuhan tertentu
sesuai dengan keadaan dan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada.

4. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia.


Kegiatan-kegiatan pemanfaatan sumber daya masyarakat meliputi : (a)
mengidentifikasi sumber daya masyarakat yang mendukung program bimbingan dan
konseling, dan (b) menjalin kerjasama dengan sumberdaya masyarakat. Kerjasama ini
dapat dilakukan dengan instansi pemerintah, instansi swasta, atau perorangan.

5. Pengembangan dan Penataan Kebijakan, Prosedur, dan Pedoman Tertulis.


Kegiatan-kegiatan pengembangan penataan kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis
meliputi: (a) penelitian tentang efektifitas kebijakan, prosedur dan pedoman tertulis,
(b) Pembuatan kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis yang dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, (c)
mengkomunikasikan kebijakan, prosedur, dan pedoman tertulis tersebut pada seluruh
staf sehinggan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
Dalam penataan kebijakan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
koordinator bimbingan dan konseling dengan seijin Kepala Madrasah bekerja sama
dengan wakil Kepala Madrasah bagian kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana
dan humas dan guru mata pelajaran merumuskan teknik, waktu dan tempat
pelaksanaan layanana bimbingan dan konseling.
a. Teknik pelaksanaan
Layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara
bergantung pada sifat permasalahan, jumlah peserta didik, kesiapan tenaga guru
pembimbing dan konseling/konselor, tersedianya waktu dan tempat. Berdasarkan
hal-hal tersebut, maka cara yang ditempuh antara lain: (1) dengan cara klasikal,
yaitu untuk melayani peserta didik yang sama kebutuhannya tanpa perlu
pemisahan, (2) dengan kelompok, yaitu untuk melayani peserta didik yang
memiliki kebutuhan yang sama namun tidak sesuai untuk sebagian peserta didik,
misalnya karena perbedaan jenis kelamin, agama, usia, dan sebagainya, (3)
dengan cara individual, yaitu pelayanan secara individual sesuai dengan keadaan
masalah dan karakteristiknya, (4) dengan cara alih tangan, yaitu dengan meminta
bantuan pihak lain yang dipandang lebih berwenang misalnya dokter, psikolog,
guru bidang studi, ulama, dan lain sebagainya.
b. Waktu
Agar layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana secara efektif, maka
kegiatannya memerlukan pengaturan waktu, baik secara terjadwal ataupun tidak
terjadwal (isidental). Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling mempunyai
arti dan keperluan yang sama dengan kegiatan pengajaran. Pengaturan waktu
layanan bimbingan dan konseling perlu diatur secara terpadu agar tidak saling
menungu dengan kegiatan pengajaran. Hal ini dapat dilakukan pada saat
penyusunan program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan ataupun harian.
Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut:
(1) Terjadwal seperti jam pelajaran. Cara ini digunakan terutama utuk
menyampaikan isi layanan bimbingan dan konseling yang dibutuhkan oleh semua
peserta didik, baik secara klasikal atau kelompok dan ditetapkan dalam skala
mingguan.
(2) Terjadwal tersendiri secara individual. Biasanay digunakan untuk
membimbingan peserta didik tertentu yang membutuhkan perhatian khusus. Cara
ini harus dikoordinasikan dengan guru bidang studi apabila akan mengambil
waktu jam pelajaran.
(3) Mengambil waktu di luar jam pelajaran akan tetapi pada hari-hari sekolah. Ini
harus sesuai dengan kesepakatan antara guru bimbingan dan konseling dengan
peserta didik misalnya waktu istirahat, jam bebas, atau di luar waktu jam
pelajaran.
c. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling memerlukan pengaturan tempat secara
baik dan tepat. Kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukan di rungan yang
telah disiapkan secara khusus untuk keperluan itu, seperti di ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium atau di tempat lain yang disepakati bersama peserta
didik.

Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi: (1) Layanan
Dasar, (2) Layanan Peminatan peserta didik dan Perencanaan Individual (3) Layanan
Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
1. Layanan Dasar, layanan ini dimaksudkan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan
tahap dan tugas-tuugas perkembangan sesuai dengan standar kompetensi
kemandirian. Tujuan dari layanan dasar adalah agar setiap peserta didik agar; a)
memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya, b) mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku
yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungan, c) mampu memenuhi kebutuhan
dirinya dan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, d) mampu mengembangkan
diri dalam rangka mencapai tujuan hidup. Implementasi layanan dasar sebagai
alternatif mengatasi problematik remaja layanan ini dapat berfungsi dalam bentuk
pencegahan dan pemeliharaan. Dengan berdasarkan need assessment yang dilakukan
oleh guru BK, maka guru BK akan bisa memberikan segala bentuk informasi yang
dibutuhkan peserta didik dalam mencapai penyesuaian diri yang efektif dan mencapai
perkembangan secara optimal.

2. Layanan Peminatan peserta didik dan Perencanaan Individual, yang dimaksud


dengan layanan ini adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat, bakat dan atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan atau pendalaman mata pelajaran dan atau kejuruan. Tujuan dari
layanan ini adalah peserta didik agar dapat a) memiliki pemahaman tentang diri dan
lingkungannya, b) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, belajar, karier, dan
sosial, dan c) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana
yang telah dirumuskan. Implementasi layanan ini sebagai alternatif mengatasi
problematik remaja adalah guru BK membuat instrumen yang dapat menampung apa
yang menjadi keinginan peserta didik. Tidak sekedar menampung tetapi guru BK juga
menyediakan layanan konsultasi untuk membantu peserta didik memilih apa yang
diinginkan sesuai dengan bakat minat yang dimiliki oleh mereka.

3. Layanan Responsif, layanan ini memiliki pengertian bahwa pemberian bantuan


kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan
segera, agar peserta didik tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-
tugas perkembangannya. Adapun tujuan dari layanan responsif adalah membant
peserta didik yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karier. Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena
dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat
yang lebih serius. Implementasi layanan ini mengatasi problematik remaja adalah
guru BK mengadakan konseling individual, konseling kelompok, konultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

4. Dukungan Sistem, yang dimaksud dengan dukungan sistem adalah komponen


pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan pengembangan
kemampuan profesional konselor atau guru bimbingan dan konseling secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik dan mendukung efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Tujuan dari layanan ini
adalah memberikan dukungan kepada guru bimbingan dan konseling dalam
memperlancar penyelenggaraan komponenkomponen layanan sebelumnya dan
mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Implementasi dari dukungan sistem adalah, guru BK menjalin hubungan yang
sinergis antara stake holder sekolah dan orang tua siswa, membuat jurnal rutin
tentang kegiatan guru BK, mencari informasi berupa data terkait peserta didik kepada
stake holder sekolah, menjalin hubungan kerjasama dengan sekolah jenjang lanjutan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang Di buat dapat kami simpulkan bahwa:
1. Komponen
Bentuk atau bagian, jadi komponen dasar dalam praktik bimbingan konseling
adalah apa saja yang menjadi dasar dari praktik bimbingan itu sendiri.
2. Program
Merupakan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan
pada periode tertentu.
3. Komponen program bimbingan konseling
Bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang saling
terkait dan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program bimbingan
konseling yang ada pada sebuah sekolah.
4. Komponen program bimbingan konseling di sekolah
a. Pelayanan dasar
b. Pelayanan responsive
c. Perencanaan individual
d. Dukungan sistem
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, R. (2018). Peran Tata Kelola Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa di

Sekolah. Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan,
(1)1:1 – 15

Krisphianti, Y. D. (2017). Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling. Prosiding SNBK, (1)1.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI
Madiun Online ISSN 2580-216X

Setyana, E. (2016). Bidang Bimbingan Dan Konseling. Diakses dari

https://www.scribd.com/doc/308160924/3-Bidang-Bimbingan-Dan-Konseling, pada 27
September 2021, pukul 20:30 WIB.

Zafa, F. Bidang-Bidang Bimbingan dan Konseling. Artikel BK: Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai