Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMAHAMI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN kONSELING DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD AFFIN GHIFARI ( 2113051068 )

NADYA TIAS NINGRUM ( 211305101 )

RAKHA ANAS MAULANA ( 2113051044 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di sekolah

B. Tujuan bimbingan dan konseling

C. Prinsip bimbingan dan konseling

D. Bidang layanan bimbingan dan konseling

E. Pendekatan bimbingan dan konseling

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk
membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Konseling merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan, tetapi merupakan teknik inti atau teknik kunci. Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan atau kelompok, agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang apapun.

Pada sekolah bimbingan konseling harus berjalan efektif dan baik. Karenanya, dalam bimbingan
konseling juga diperlukan suatu perencanaan dan penyusunan program bimbingan konseling yang baik,
agar kegiatan bimbingan dan konseling yang terlaksana berjalan dengan baik dan lancar. Oleh
karenanya, penting untuk kita mengetahui pengorganisasian, tugas-tugas personal, dan administrasi
bimbingan konseling dalam ruang lingkup sekolah.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kedudukan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Bagaimana tujuan bimbingan dan konseling.

3. Bagaimana prinsip bimbingan dan konseling.

4. Bagaimana bidang layanan bimbingan dan konseling.

5. Bagaimana pendekatan bimbingan dan konseling.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep bimbingan konseling di sekolah.

2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan konseling di sekolah.

3. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan program bimbingan konseling di sekolah.

4. Untuk mengetahui apa arti dan hakekat dari bimbingan konseling komprehensif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Kedudukan bimbingan di sekolah dasar secara formal telah digariskan di dalam Undang- Undang No.
2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu ada juga peraturan pemerintah yakni PP No.
28/1989, yang secara khusus menjelaskan perihal bimbingan di sekolah. Dalam pasal 25 peraturan
pemerintah tersebut diterangkan bahwa :

1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.

2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

Ada dua hal yang berdampak pada perlunya bimbingan untuk siswa di sekolah. Mula- mula, adanya
masalah- masalah perkembangan yang mencakup aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan
sosial. Kedua, rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Dari permasalahan yang kedua,
muncul populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, diantaranya :

1. Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi.

2. Siswa yang mengalami kesulitan belajar

3. Siswa dengan perilaku bermasalah.

Di atas telah dijelaskan pengertian dan konseling, yang sepintas terdapat kesamaan dan pebedaanya.
Akan tetapi, sesungguhnya bimbingan dan konseling menggambarkan dua kegiatan kerja yang sama-
sama melengkapi.

Menurut Prof. Bimo Walgito, para ahli sepakat secara bulat, baik tentang kesamaan antara bimbingan
dan konseling serta perbedaannya, maupun saling melengkapinya antara kegiatan bimbingan dan
konseling.

Menurut Bimo Walgito. Apabila diteliti antara pengertian bimbingan dan pengertian konseling, kita akan
mendapati kesamaan di samping adanya sifat-sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling. Hal ini
dapat dikemukakan sebagai berikut :

Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas dari
pada pengertian konseling ( penyuluhan ). Oleh karena itu, konseling merupakan guidance, tetapi tidak
semua bentuk guidance merupakan kegiatan konseling.
Dalam konseling terdapat masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh conselee, sedangkan
guidance tidak demikian. Guidance lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan penyuluhan
lebih bersifat kuratif atau korektif. Guidance dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah. Sekalipun
demikian, keadaan ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak ada kuratif, dan sebaliknya
pada konseling tidak ada tindakan segi preventifnya. Dalam konseling, kita mendapati segi preventif
dalam arti menjaga atau menjegah terjadinya masalah yang lebih mendalam.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang
akan datang

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :

1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya

2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya.

3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut

4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat

6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya

7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

(+) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah :
• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara
hak dan kewajibannya masing-masing.

• Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.

• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.

• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat

• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan
martabat atau harga dirinya.

• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.

• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk
hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.

• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri)
maupun dengan orang lain.

• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

(+) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang
mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.

• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.

• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku,
mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat
jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,
dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan
yang lebih luas.

• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

(+) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah

• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.

• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun,
tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan


keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

•™Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,
kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.

• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk
memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.

• Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-
cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu
memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia
berminat terhadap pekerjaan tersebut.

• Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

C. Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling, yaitu :

1. Bimbingan adalah suatu proses yang membantu individu agar mereka dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.

2. Bimbingan hendaknya berfokus pada individu yang di bimbing.


3. Bimbingan harus luwes dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
dibimbingnya.

4. Bimbingan dan Konseling diperuntukkan bagi semua konseler yang berarti bahwa bimbingan ini baik
yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah dalam hal ini menggunakan pendekatan yang di dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan.

5. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga guru-guru dan kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.

D. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolahmadrasah dan belajar
secara mandiri.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

E. Pendekatan Bimbingan dan Konseling

Jika kita memahami bahwa pendidikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada yang
belum dewasa dalam proses perkembangan menuju kedewasaan. Dalam hal insangat diperlukan
bimbingan, dan perlu ada pendekatan dalam bimbingan tersebut. Ada tiga macam pendekatan yaitu:

1. Bimbingan preventif

Pendekatan bimbingan ini menolong seseorang sebelum seseorang menghadapi masalah. Caranya ialah
dengan menghindari masalah itu (jika memungkinkan), mempersiapkan orang tersebut untuk
menghadapi masalah yang pasti akan dihadapi dengan memberi bekal pengetahuan, pemahaman, sikap
dan ketrampilan untuk menghadapi masalah itu.

2. Bimbingan kuratif atau korektif

Dalam pendekataan ini pembimbing menolong seseorang jika orang itu menghadapi masalah yang
cukup berat hingga tidak dapat diselesaikan sendiri.
3. Bimbingan perseveratiff

Bimbingan ini bertujuan meningkatkan yang sudah baik, yang mencakup sifat-sifat dan sikap-sikap yang
menguntungkan tercapainya penyesuaian diri dan terhadap lingkungan, kesehatan jiwa yang telah
dimilikinya, kesehatan jasmani dan kebiasan-kebiasaan hidup yang sehat, kebiasaan cara belajar atau
bergaul yang baik dan sebagainya.

(+) Bimbingan dapat dilakukan secara individual  dan kelompok sehiingga ada pendekatan individu dan
pendekatan kelompok.

a). Pendekatan individu

Pendekatan bimbingan individu dilakukan dengan pendekatan perseorangan. Tiap orang dicoba
didekati, dipahami, ditolong secara perseorangan. Pendekatan ini dilaksanakan melalui wawancara
langsung dengan individu.

Dalam pendekatan ini terdapat hubungan yang dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti oleh
pembimbing. Dan dalam hubungan tersebut pembimbing menerima individu secara pribadi dan tidak
memberikan penilaian. Individu merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau
mendengarkan keluhanya dan curahan perasaannya.

• Pendekatan bimbingan individu mencakup :

1). Informasi individual.

2). Penasehat individual.

3). Pengajaran remidial individu.

4). Penyuluhan individual.

5). Pendekatan kelompok.

Pendekatan bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing per kelompok. Beeberapa orang yang
bermasalah sama,atau yang dapat memperoleh manfaat dari pembimbingan kelompok. Bimbingan
kelompok diaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil (2-6  orang), kelompok sedang (7-12
orang) dan kelompok besar (13-20 orang) ataupun kelas (20-40 orang).

(+) Pendekatan bimbingan kelompok mencakup :

a. Informasi kelompok
b. Penasihatan kelompok

c. Pengajaran remidial kelompok

d. Penyuluhan kelompok

e. Home room

f. Sosiodrama

g. Karya wisata

h. Belajar kelompok

i. Kerja kelompok

j. Diskusi kelompok

k. Kegiatan club/pramuka

Pendekatan Konseling.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Bimbingan Konseling sebaiknya harus ada di setiap sekolah, karena bimbingan konseling itu sendiri
sangat berguna bagi diri siswa ataupun siswanya. Bimbingan konseling yang baik harus dipersiapkan
secara matang sebelumnya. Sehingga kegiatan konseling yang berjalan dapat lancar dan efisien.

Dalam setiap semua kegiatan yang akan terus dilakukan diperlukannya perencanaan dan penyusunan
dari apa yang akan dilakukan dalam kegiatan yang akan di laksanakan di sekolah itu tersebut. Sehingga
memungkinkan seorang konselor akan merasa mudah dengan adanya perencanaan dan penyusunan
program ketika sedang dihadapkan dengan siswa yang mempunyai masalah ataupun untuk
mengembangkan jati diri seorang siswa di sekolah itu sendiri.

B. Saran

Kami mengharapkan agar pembaca dapat memahami prosedur penyusunan layanan bimbingan dan
konseling secara komprehensif agar bisa memperoleh hasil yang efektif dan efisien ketika sedang di
hadapkan dengan berbagai masalah yang sedang di alami oleh para siswa di sekolah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai