Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SD NEGERI 201/Vll lubuk napal

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: uying hapid alatas S. Pd, M, pd

Disusun Oleh:

Nama : Leni safitri

NIM : 22042811055

Prodi : Pgsd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MERANGIN 2023-2024

Latar Belakang Masalah

Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu
adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup
hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh
peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan
demi pencapaian cita-citanya.

Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut
aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik.
Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang bermutu disekolah adalah
pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan
dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal.

Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang
berbeda dengan siswa lainnya. Dengan adanya perbedaan ini maka masalah yang dimiliki setiap
siswa pun berbeda juga. Ada yang hanya memiiki masalah kesulitan belajar atau hanya masalah
dalam berperilaku saja. Ada yang memiliki kedua masalah tersebut. Dan ada juga yang memiliki
masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari keluarga, lingkungan maupun dari
diri sendiri. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang
memadai terhadap setiap siswa.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan dan
tugas perkembangan anak yang merupakan bagian yang integral dari keseluruhan program
pendidikan.

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan adalah memahami
siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dalam
hai ini, guru dituntut untuk mengetahui asal usul dan kepribadian setiap siswa agar guru dapat
memperoleh cara untuk menghadapi siswa yang bermasalah. Maka dari itu perlu adanya
pengumpulan data terhadap siswa. Dengan data yang lengkap, guru akan dapat memberikan layanan
bimbingan kepada siswa secara tepat atau terarah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?

2. Apa sajakah masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?

3. Bagaimana cara penanganan untuk masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?

4. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menangani masalah yang sering muncul
di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.

3. Untuk mengetahui cara penanganan untuk masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menangani masalah yang sering
muncul di Sekolah Dasar.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah :

1. Studi Pustaka (memperoleh informasi dari buku dan internet)

2. Observasi

3. Wawancara
E. Sistematika Penulisan

Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai berikut
:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Metode Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

B. Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

3. Asas Bimbingan dan Konseling

4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

BAB III PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah

B. Pelaksanaan Observasi

C. Proses Wawancara

BABIV ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI

A. Analisis Hasil Wawancara

B. Tanggapan Program BK di SD N 201 lubuk napal

C. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD N 201 lubuk napal Merangin

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai oleh klien.

Jadi Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui berbagai
bentuk bimbingan guna menghadapi dan merencanakan masa depannya.

B. Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan siswa dalam kehidupan sehari-
hari dan mengembangkan potensi mereka secara optimal sesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-
nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai kebahagiaan
pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat,
dapat bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan cita-cita.

Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan
umumnya, misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar,
bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh peserta
didik.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi
Bimbingan dan Konseling di bagi menjadi 4 (empat) fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman


mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid.
Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien, dan
pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan tujuan
agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan
tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.

3. Fungsi Pengentasan (Kuratif/perbaikan), yaitu layanan yang membantu murid dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka
atau melalui pihak lain.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat
membantu mengembangkan keseluruhan potensi dengan mantap dan terarah seperti memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan
sebaik mungkin.

3. Asas Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas asas-asas itu akan
memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan atau kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta
mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Asas Kerahasiaan

b. Asas Kesukarelaan

c. Asas Keterbukaan

d. Asas Kekinian

e. Asas Kemandirian

f. Asas Kegiatan

g. Asas Kedinamisan

h. Asas Keterpaduan

i. Asas Kenormatifan

j. Asas Keahlian

k. Asas Alih Tangan

l. Asas Tut Wuri Handayani

4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prinsip-prinsip UmuUmum terbentukri segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.

2. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.

3. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu
yang dibimbing.
b. Prinsip-prinsip Khusus

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan.

a) Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku
bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis.

c) Memperhatikan tahap-tahap perkembangan.

2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu

a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut kondisi mental/fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial dan
pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.

b) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada
individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan

a) Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan,
oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan program
pendidikan dan pengembangan peserta didik.

b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu,
masyarakat, dan kondisi lembaga.

c) Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.

4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :

a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.

b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilaksanakan oleh
individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain.

c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.

BAB III

PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI


A. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SD N 201 lubuk napal

Status Sekolah : Negeri

Alamat : lubuk napal

Kecamatan : tabir

Kabupaten/Kota : merangin

Provinsi : Jambi

B. Pelaksanaan Observasi

Hari, tanggal : Sabtu, 24 desember 2023

Waktu : 10.00 – 11.30

Nama Guru : Mutakin, S. Pd. SD.

Topik : Bimbingan dan Konseling

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai Program Bimbingan dan Konseling di


Sekolah Dasar.

C. Proses Wawancara

No.

Pertanyaan

Jawaban

1.

Apakah disekolah bapak ada pelajaran Bimbingan dan Konseling?

Setiap sekolah pasti ada program Bimbingan dan Konseling atau BK termasuk disekolah ini. Tetapi
kalau untuk khusus pelajaran BK di tingkat Sekolah Dasar belum ada khusus pelajaran yang terkait
dengan pelajaran BK. Bimbingan dan Konseling terintegrasi kedalam mapel PAI dan PKn.

2.

Apa di Sekolah bapak ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?

Kalau masalah guru khusus BK tidak ada, tetapi yang sering melakukan program BK yaitu guru atau
wali kelas saja karena siswa SD masih Miguru (istilahnya masih hanya nurut sama guru itu sendiri
atau walikelas saja).

3.

Apa ada buku panduan yang digunakan untuk Bimbingan dan Konseling?
Masalah buku panduan di sekolah ini sudah ada buku panduannya. Para guru kelas membuat
program-program BK dan sekaligus pelaksanaannya.

4.

Rujukan apa yang digunakan apabila tidak ada buku panduan untuk Bimbingan dan Konseling?

Oh, maksudnya rujukan untuk program BK di sekolah ini. Belum menggunakan buku rujukan,
membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri.

5.

Kapan diberikan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah
(Kelas 1) atau kelas tinggi?

Kalau waktu khusus pelajaran BK tidak ada disekolah ini. Tetapi kalau program pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik penyampaiannya terintegrasike dalam mapel PAI dan
PKn. Ya dilaksanakan mulai dari kelas satu sampai kelas enam.

6.

Bagaimana cara pemberian materi program Bimbingan dan Konseling pada kelas rendah dan kelas
tinggi?

Cara pemberian materi atau program BK dilakukan dengan cara pemberian nasehat-nasehat yang
positif dan arahan-arahan.

7.

Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik kelas rendah dan
kelas tinggi?

Ruang lingkup yang diberikan pada siswa yaitu mulai dari proses belajar mengajar, budi pekerti,
kedisiplinan, kesehatan, kebersihan pribadi, tanggung jawab.

8.Masalah apa saja yang sering muncul atau timbul di SD N201

Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah di SD khususnya yaitu masih manja, mereka
masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di
dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas,
bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan
tanggung jawab.

9.Bagaimana cara penanganan untuk menangani masalah tersebut? Siapa saja yang terlibat dalam
penanganan tersebut? Apakah ada proses alih tangan?

Adapun upaya untuk penangannannya dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan
pengarahan pada siswa bahwa kita hidup dalam belajar ini penuh dengan pergaulan (sosial),
sehingga harus tolong menolong, saling menghormati, menyadari hak dan kewajibannya masing-
masing. Cara penanganan berikutnya yaitu penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti
upacara bendera setiap hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.
10.

Hambatan apa saja yang dihadapi dalam menangani masalah tersebut?

Untuk hambatan yang sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru kelas dengan
sekolah. Selain itu hambatan lain yaitu waktu. Tidak adanya waktu khusus. Program BK hanya
memasukkan program BK (mengintegrasikan) pada kegiatan upacara, sholat jamaah (untuk kelas
tinggi).

BAB IV

ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI

A. Analisis Hasil Wawancara

Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar memang ada. Namun khusus untuk mata
pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan
Konseling tidak ada tetapi lebih ditangani oleh guru atau wali kelas masing-masing kelas. Buku
panduan yang digunakanpun ada, para guru kelas membuat program-program BK dan sekaligus
pelaksanaannya. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilakukan dengan membimbing
siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri. Pelaksanaan program Bimbingan
dan Konseling kepada peserta didik diberikan atau dilakukan minimal setiap seminggu sekali, mulai
dari kelas satu sampai kelas enam yaitu program BK tersebut terintegrasi pada mapel PAI dan PKn.
Pemberian materi atau bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara pemberian nasehat-nasehat
dan arahan-arahan. Pemberian materi Bimbingan dan Konseling mulai dari masalah proses belajar
mengajar, budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan dan tanggung jawab. Pemberian materi
pendidikan budi pekerti dalam bimbingan dan konseling meliputi pengembangan kebiasaan hidup
sehari-hari berkenaan dengan lingkungan siswa baik fisik, personal, moral maupun spiritual. Antara
lain seperti kebiasaan belajar, menepati peraturan sekolah dan tata tertib, hubungan dengan guru,
hubungan dengan teman, tata krama dan kegiatan dirumah, dan kepentingan umum misalnya berlalu
lintas, kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.

B. Tanggapan Program BK di SD N 201 lubuk napal

Bimbingan dan Konseling adalah bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat
mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi masa
depan. Menurut Bapak Mutakin, sebagai kepala sekolah bahwa pemberian bimbingan dan konseling
kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan dan konseling guru atau
pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik, sehingga guru
pembimbing bisa melaksanakan bimbingan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam proses
belajar mengajar, sosial maupun karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah yang sering muncul
pada peserta didik seperti: masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih manja,
mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut
duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas,
bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan
tanggung jawab.

C. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SDN201/Vll tanjung ilir ll desa lubuk napal
merangin

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD N201/Vll tanjung ilir desa lubuk napal merangin
dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik
dilakukan oleh guru masing-masing kelas, karena peserta didik masih memiliki sifat miguru yaitu
siswa hanya patuh dan nurut kepada guru kelasnya (wali kelas) masing-masing. Pemberian materi
kepada peserta didik di SD N201 cenderung dengan cara pemberian nasehat yang positif, dan
arahan-arahan Pemberian materi bimbingan dan konseling kepada peserta didik mengenai proses
belajar mengajar, budi pekerti, kedesiplinan, kesehatan, kebersihan, dan tanggung jawab. Pencatatan
masalah setiap peserta didik yang diberi bimbingan dicatat dalam Buku Kegiatan Bimbingan dan
Konseling yang ada pada setiap guru. Mengenai tatacara pengisian format dalam buku kegiatan
bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara mengadakan rapat yang dihadiri oleh setiap guru,
kemudian kepala sekolah menjelaskan tatacara pengisian format buku kegiatan bimbingan dan
konseling.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SD N 201 lubuk napal dilaksanakan mulai
dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru
masing-masing kelas.

2. Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih manja, mereka masih harus
ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas.
Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan
teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.

3. Upaya penanganan dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pengarahan akan
pentingnya tolong menolong, saling menghormati, menyadari hak dan kewajibannya masing-masing.
Cara penanganan berikutnya yaitu penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti upacara
bendera setiap hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.

4. Hambatan yang sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru kelas dengan
sekolah dan tidak adanya waktu khusus.

B. Saran
1. Bimbingan dan Konseling selain sebagai bantuan yang diberikan oleh guru untuk memecahkan
masalah yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri. Maka sekolah diharapkan
bisa menganalisa betapa pentingnya Bimbingan dan Konseling bagi siswa Sekolah Dasar.

2. Sebagai calon pendidik sebaiknya mampu mengerti dan memahami kepribadian peserta
didkinya sehingga apabila pendidik menemui masalah pada siswanya. Pendidik dapat mengambil
upaya positif dalam mengatasi siswa yang bermasalah disekolah tersebut

Anda mungkin juga menyukai