Anda di halaman 1dari 8

Pertanyaan dan jawaban

1. Mengapa perlu adanya landasan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling?


Jawaban :
35. Siti Muslehah, 1810125220093
Seperti yang kita tahu bahwa Landasan dalam bimbingan dan konseling pada
hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan
bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh
tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak
memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan ambruk.
Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh
fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan
bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang
dilayaninya (klien).
Selain itu, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, namun harus berakar dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang
didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya
pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan
konseling, baik dalam tatanan teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan
bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan,
khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Oleh karena itu, perlu adanya landasan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling,
agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai
bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima
jasa layanan (klien) maka diperlukan pemahaman dan penguasaan tentang landasan
bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor.
Selain itu, perlu adanya landasan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, agar
tidak terjadi berbagai kesalah kaprahan dan kasus malpraktek dalam layanan bimbingan
dan konseling, serta agar tidak terjadi penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang
dilakukan secara asal-asalan, dan tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
03. Rizkha Febriana 1810125120041
Seperti halnya sebatang pohon yang membutuhkan akar yang kuat dan kokoh agar
pohon tersebut dapat berdiri tegak. Sangat penting bagi seorang Konselor mengetahui dan
memahami landasan dasar dalam bimbingan dan konseling. Pentingnya landasan ini
adalah agar seorang Konselor tidak salah langkah dalam menyikapi siswa atau peserta
didik yang akan dibina. Bila seorang Konselor tidak mengetahui landasan dasar ini, akan
bisa dipastikan layanan yang diberikan kurang atau tidak sesuai dengan target.
Berlandaskan perspektif bimbingan dan konseling, konseling berorientasi pada kemudahan
individu dalam mengakses informasi yang bermutu tentang kesempatan belajar; membantu
pribadi untuk mengintegrasikan hidup, belajar, dan bekerja; menumbuh kembangkan
individu sebagai pribadi, profesional, dan warga negara yang self motivated. Jadi,
landasan menempati peranan penting dalam hal membantu manusia agar mampu
memenuhi kebutuhan belajar baru dan memberdayakan manusia untuk memperoleh
keseimbangan hidup, belajar dan bekerja. Bahkan, UNESCO memandang bahwa landasan
dasar dari bimbingan konseling ini sebagai hal yang paling penting didalam penyiapan
seluruh siswa dan orang dewasa menghadapi perubahan dunia kerja.
Dapat kita simpulkan Bimbingan dan konseling merupakan layanan kemanusiaan.
Pelaksanaannya selain harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu juga
harus mengacu pada landasan bimbingan dan konseling itu sendiri. Karena hal itu lah
landasan dasar sangat perlu pada pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Menambahkan 36. Kamsiah 1810125220095

Alasan perlu adanya landasan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling karena
landasan merupakan suatu alas atau dasar pijakan, suatu titik tumpu atau titik tolak, serta
suatu fondasi tempat berdirinya bimbingan dan konseling. Maksuddnya yaitu suatu alas
atau dasar pijakan agar seorang konselor tidak salah langkah dalam menyikapi atau
mengatasi masalah klien. Sebagai suatu titik tumpu atau titik tolak jadi landasan dalam
bimbingan dan konseling tersebut sebagai penguat sebab jika ada permasalahan, dengan
aanya landasan sebagai tumpuan yang bisa dipertanggung jawabkan. Serta suatu fondasi
tempat berdirinya bimbingan dan konseling dengan adalanya landasan semua hal yang
terkait dalam bimbingan dan konseling baik yang bersifat teoritis maupun praktis semakin
tak tergoyahkan.

2. Apakah dengan menggunakan model-model bimbingan konseling tersebut seorang


guru dapat terbantu dalam menangani peserta didik yang mengalami masalah?
Jawaban :
03. Rizkha Febriana 1810125120041
Model bimbingan dan konseling adalah upaya membantu peserta didik dalam rangka
mengembangkan diri, baik pribadi, sosial, belajar serta karier. Dalam model bimbingan
konseling hal yang tidak terpisahkan adalah pelayanan bimbingan konseling yang bisa
dilakukan secara perorangan atau kelompok serta klasikal. Dalam dunia pendidikan
layanan bimbingan dan konseling memberikan bantuan agar peserta didik mengetahui
kebutuhan, bakat, minat dan nilai-nilai, dan membantu peserta didik untuk menemukan
belajar efektif sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Nah dari pengertiannya saja dapat
kita simpulkan bahwa model bimbingan dan konseling ini memiliki peranan yang sangat
penting agar bisa membantu peserta didik dalam menghadapi permasalahannya. Adapun
yang bisa di dapat jika kita menggunakan model model bimbingan konseling ini yakni :
a. Model yang berfokus pada Bimbingan pribadi dan sosial, yaitu bimbingan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dan anak dalam mewujudkan
pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan bersisosialisasi dengan lingkungannya secara
baik. Bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi
sosial.
b. Model yang berfokus pada Bimbingan belajar, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para anak dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah serta
mencapai tujuan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar
yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan prilaku.
c. Model yang berfokus pada Bimbingan karir, yaitu bimbingan yang membantu anak
dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan terhadap jabatan dan tugas-tugas
kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan dan pemecahan masalah-
masalah karir yang dihadapi sederhana.
Dapat kita lihat bahwa dengan kita menggunakan model model bimbingan konseling
tentu saja sangat dapat membantu atau meringankan peserta didik dalam menghadapi
permasalahannya.
3. Tadi pemateri ada menyinggung sedikit bahwa pendekatan bimbingan dan konseling
mengalami perkembangan, mula-mula bimbingan dan konseling di sekolah
menggunakan pendekatan tradisional, selanjutnya berkembang kearah pendekatan
developmental dengan melalui masa transisi yaitu neo-tradisional. Yang ingin saya
tanyakan apa saja perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut?
Jawaban : 36. Kamsiah 1810125220095
Perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut yaitu :
a. Pendekatan Tradisonal
1) Fokus perhatian pendekatan pertama-tama ditunjukkan kepada siswa-siswa
yang mengalami krisis.
2) “Problem Oriented”, dengan pendekatan secara klinik, diagnostik dan
pemberian “treatment”
3) Memusatkan diri pada siswa-siswa yang mengalami kelainan sehingga
kegiatannya hanya terbatas kepada sebagian kecil dari keseluruhan siswa.
4) Mengumpulkan data tentang siswa, mengadakan “scoring” dan
memasukkannya kedalam record
5) Dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan waktunya untuk “one-
to-one relationship” terhadap siswa yang mengalami problem.
6) Hubungan dengan guru, pembimbing sering juga mengadakan konsultasi
siswa-siswa untuk meningkatkan suasana belajar yang “favoureble” dan
kelancaran proses belajar.
7) Pembimbing sering juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, akan
tetapi pokok pembicaraan hanya berkisar pada anak yang mengalami problem
saja, tidak meliputi keseluruhan siswa di sekolah tersebut.
b. Pendekatan Developmental
1) Fokus perhatiannya ditujukkan kepada seluruh siswa, seluruh tingkatan umur,
dan seluruh aspek pertumbuhan siswa.
2) “developmental-oriented”, membimbing siswa dalam proses
perkembangannya dan dalam “total educative proses”
3) Memusatkan diri kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-usaha
penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat dan segar.
4) Pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas “testing program” dan
pengadministrasian data. Jika ia menyelenggarakan tes, bukan untuk
kepentingan inividdual tetapi untuk keseluruhan siswa yang lebih luas.
Kegiatan tes individu ditangani oleh psikolog atau stafnya.
5) Pembimbing juga bukan record keeper. Kegiatan tersebut ditangani stafnya,
yakni untuk menjaga agar pembimbing tidak terlibat dalam hal-hal yang rutin,
supaya dapat memikirkan hal-hal lain yang lebih menyeluruh dan lebih
funamental.
6) Dalam kegiata konseling, lebih banyak digunakan group konseling dengan
saran supaya siswa-siswa secara bersama-sama dapat saling meningkatkan
self acceptance. Self ddirection, dan self development.
7) Hubungan dengan guru, guru merupakan penanggung jawab utama terhadap
siswa dalam kelasnya, sedangkan pembimbing sifatnya semata-mata hanya
membantu. Bila terdapat kesulitan, guru sendiri yang menghadapi siswa . bila
dipandang perlu, guru dapat berkonsultasi dengan pembimbing, atau jika
perlu pembimbing berhadapan dengan siswa, biasanya dilakukan bersama
guru.
8) Guru memiliki record tentang siswa-siswanya, paling tidak dengan anecdontal
record. Gur mengumoulkan data tentang siswa dan menyimpannya.
9) Pertemuan dengan orang tua siswa tidak semata-mata menambah anak krisi,
tetapi terutama untuk mendiskusikan peningkatan situasi belajar, hubungan
saling membantu antara sekolah dengan rumah, antara sekolah dengan
masyarakat, dan sebagainya.
c. Pendekatan Neo-tradisional
Pendekatan neotradisional merupakan masa transisi antara pendekatan
traddisional dan penddekatan developmental, meskipun dalam programnya sudah
dicantumkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya developmental, tetapi karena konsep
kerjanya masih tradisonal maka pembimbing sering banyak terlibat dalam
kegiatan-kegiatan konseling individual, testing dan sebagainya, sehingga
terlupakan penciptaan climate yang efektif dan segar.

4. Mengapa dalam bimbingan konseling perlu adanya pendekatan?


Jawaban :
03. Rizkha Febriana 1810125120041
Pintu awal yang bisa membuka kepercayaan baik sedikit ataupun seutuhnya adalah
Pendekatan. Karenanya, pendekatan seorang konselor akan bermuara pada mesalah dan
problematika yang dialami konseli. Dengan tahap ini pula konselor dapat mengatahui
potensi pada konseli melalui interaksi sehingga potensi pada dirinya (konseli) dapat
dikembangkan dengan optimal melalui bimbingan dan konseling. Latar belakang yang
menjadi bimbingan konseling menjadi proses viral dalam tahap pendekatan yaitu
psikologis yang berkaitan dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik,
berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Dari sisi keunikan dan keragaman
individu, diperlukan bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan
yang sehat didalam lingkungannya. Pendekatan itu akan memudahkan dalam menentukan
arah proses konseling. Pendekatan dilakukan sesuai dengan layanan konseling yang
dilaksanakan sesuai pula dengan kebutuhan masyarakat. Menurut KBBI, pendekatan
adalah proses, perbuatan, cara mendekati. Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan yang diteliti.
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu
aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan
penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya,
melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong
kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Setiap
individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki
dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya
integritas atau keutuhan pribadi. Jadi setelah penjelasan yang tadi dapat kita simpulkan
bahwa pendekatan ini adalah langkah pertama yang perlu kita lakukan sebelum bimbingan
konseling dijalankan. Tentu saja kita perlu melakukan pendekatan dulu di awal agar daei
kedua belah pihak menjadi dekat dan nyaman. Dengan kata lain cara pendekatan yang
dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain guna melakukan komunikasi pertama
sebelum konseling terbuka dengan masalah yang di alaminya. Di Indonesia proses
konseling tidak hanya dilakukan menggunakan satu pendekatan, akan tetapi harus
mencoba secara kreatif memilih bagian-bagian dari pendekatan secara relevan.

Menambahkan 36. Kamsiah 1810125220095

Pendekatan sangat penting dalam bimbingan dan konseling karena Pendekatan


tersebut merupakan suatu usaha pemberian bantuan dengan penuh empati dan simpati
yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien yang dilakukan dengan mendekati
klien tersebut untuk memahami dirinya serta lingkungannya agar bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien tersebut. Dengan mendekati klien seorang
konselor dapat bersikap turut merasakan serta berusaha menempatkan diri dalam situasi
diri klien dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya, sehingga klien akan
memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor agar mau terbuka dan mau
menceritakan masalahnya kepada konselor sehingga membantu keberhasilan konselor
dalam menuntaskan arah proses konseling.
5. Dimakalah kalian terdapat landasan pendagogis yang menyatakan bahwa
pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan konseling dari tiga segi,
tolong jelaskan ketiga segi tersebut? (Raudatul Jannah)
Jawaban : 35. Siti Muslehah, 1810125220093
Landasan pedagogis menyatakan bahwa pendidikan akan ditinjau sebagai landasan
bimbingan dan konseling dari tiga segi, yaitu :
a. pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah
satu bentuk kegiatan pendidikan.
Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya membudayakan manusia muda. Upaya
pembudayaan ini meliputi pada garis besarnya penyiapan manusia muda menguasai
alam lingkungannya, memahami dan melaksanakan nilai-nilai dan norma yang berlaku,
melakukan peranan yang sesuai, menyelenggarakan kehidupan yang layak, dan
meneruskan kehidupan generasi orang tua mereka. Untuk tugas-tugas masa depan
mereka itu, melalui proses pendidikan manusia mudah memperkembangkan diri dan
sekaligus mempersiapakan diri dengan potensi yang ada pada diri mereka dan prasarana
serta sarana-sarana yang tersedia.
Dalam pengertian pendidikan tersebut, secara eksplisit, disebutkan bimbingan
sebagai salah satu bentuk upaya pendidikan. Oleh karena itu segenap pembicaraan
tentang bimbingan dan konseling tidak boleh lepas dari pengertian pendidikan yang
telah dirumuskan secara praktis, dengan demikian dalam pelayanan bimbingan dan
konseling harus terkandung komponen-komponen tersebut, yaitu :
1) Merupakan usaha sadar.
2) Menyiapkan peserta didik (klien)
3) Untuk perannya dimasa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling menyediakan unsure-unsur diluar individu yang dapat
dipergunakannya untuk mengembangkan diri. Untuk dapat berkembang dengan baik
dan mandiri, setiap individu memerlukan pengetahuan dan keterampilan, jasmani dan
rohani yang sehat, serta kemampuan penerapan nilai dan norma-norma hidup
kemasyarakatan.
b. pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh para
klien. Bimbingan dan konseling merupakan proses yang berorientasi pada belajar,
yakni belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri. Belajar un tuk
mengembangkan dan menerapkan secara efektif berbagai pemahaman. Dalam proses
konseling klien mempelajari keterampilan dalam pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, tingkah laku, tindakan serta sikap-sikap baru. Melalui belajar itulah klien
memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya, dari situlah klien berkembang.
c. pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus (jangka pendek) dan tujuan
akhir (jangka panjang). Tujuan khusus (jangka pendek) dal;am pelayanan bimbingan
dan konseling adalah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya, sedangkan tujuan akhir (jangka pnjang) adalah bimbingan diri sendiri.
Siswa mampu mengembangkan kemampuan sendiri untuk memecahkan masalah-
masalahnya sendiri tanpa pelayanan dan bimbingan konseling lagi.
Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, selain memperkuat tujuan-tujuan
pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya.

6. Bagaimana peranan agama dalam melakukan melakukan bimbingan konseling.


Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai