Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Banyak yang memaknai arti kata “bimbingan” jika dilihat dari sudut sematiknya bimbingan dalam
bahasa asing “guidance” . Pada dasarnya, Bimbingan merupakan upaya untuk membantu
mengoptimalkan individu. 1Arthur J.Jones (1970) mengrtikan Bimbingan sebagai “ the help given by
one person to another in making choices and adjustment and in solving problems” pengertian
Bimbingan yang dikemukakan oleh arthur ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses Bimbingan
ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbning, dimana pembimbing membantu siterbimbing
sehingga siterbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-
masalahnya.1

Sofyan S. Wilis, Konseling individual, Teori dan Praktek,(Bandung: Alfabeta, 2007),10-13. 1

Berdasarkan terminologi “Bimbingan adalah: suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya untuk memperoleh kebahagian pribadi
dan manfaat sosial”.1

Djumhur,Bimbingan Dan Penyuluh di Sekolah,(Bandung:CV Bandung,2002), 23. 1

2. Pengertian Konseling 1

Kata “Counseling” pada saat ini telah diterjemahkan dengan konseling, tetapi kadang-kadang
konseling juga masih diterjemahkan dengan penyuluhan. Namun pengertian “penyuluhan”
terkandung adanya makna “keaktifan yang searah” seperti halnya dalam bimbingan, seperti
“wayang suluh”, yaitu ingin memberikan “sesuluh” atau ingin memberikan penyuluhan. Padahal
dalam pengertian “counseling” salah satu prinsipnya adalah aktifitas konseling tidak hanya dilakukan
dari pihak konselor saja, tetapi konselor harus mengusahakan adanya hubungan yang timbal balik antara
konselor dengan klien, bahkan diharapkan yang lebih berperan aktif adalah klien.

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Fak.Psikologi UGM, 1982), 10.
1

Konseling di tinjau berdasarkan terminologi yang di ungkapkan oleh Moh.surya “konseling merupakan
upaya bantuan yang di berikan kepada klien supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
sendiri untuk di manfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah laku pada masa yang akan datang
dengan mengenali diri sendiri,orang lain, pendapat orang lain terhadap dirinya,tujuan yang di kehendaki
dan kepercayaannya".

Moh. Surya,Dasar-dasar Konseling Pendidikan,(Bandung: PT.Kota Kembang ,1988), 38. 1


PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan
lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu
dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang
tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi
dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah
dan memperbaiki perilaku. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh
konselor (guru bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah satu kualifikasi pendidikan, yaitu tenaga
kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan
konseling, yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 20112H. Kamaluddin2

2. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

1. Fungsi pencegahan (preventif)

Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya: merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah.2Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa orientasi, progam
bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.2

Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam berbagai latar kehidupan, 8 2

2. Fungsi pemahaman

Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan.
Misalnya2Pemahaman tentang diri siswa, Pemahaman tentang lingkungan siswa, pemahaman tentang
lingkungan luar siswa.

3. Fungsi perbaikan

Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan
terpecahnya atau teratasinya berbagai masalah yang dialami klien. 2

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan


Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu dalam klien
memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadi secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. 3

Prayitno dan Erman Amti,Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Renika Cipta,2010), 27.

5. Fungsi fasilitas

Fasilitasiyaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan


perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.

6. Fungsi penyesuaian

Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. 3

7. Fungsi Penyaluran

Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir 3masa depan,
termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadiannya. 3

8. Fungsi Adaptasi

Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan pendidikan, staf
administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas
pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.
3

9. Fungsi Advokasi

Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap hak-hak konseli yang
mengalami perlakuan diskriminatif. 3

Mundzir Suparta., (editor), Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta:Diva Pustaka, 2003),1323

3. Azas Bimbingan Konseling

Dalam penyelanggraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah kaidah tersebut dikenal dengan asas-
asas bimbingan dan konseling. Asas- asas yang dimaksud adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatofan, keahlian, alih
tangan kasus dan tutwurihandayani (Prayitno dan Amti, 2004:115)3

1. Asas kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau
lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain.3
2. Asas kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari guru BK maupun
siswa. Siswa diharapakan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa,
menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segrnap fakta, data, dan seluk beluk
berkenaan dengan masalahnya itu kepada guru BK dan guru BK juga hendaknya dapat memberikan
bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain guru BK memberikan bantuan dengan ikhlas.

3. Asas keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan
dari guru BK maupun siswa. Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari
luar justru lebih dari itu, diharapkan masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri
untuk kepentingan pencegahan masalah.

4. Asas kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah-masalah yang sedang dirasakan sekarang bukan
masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami dimasa akan datang.
Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa guru BK tidak boleh 4menunda-nunda pemberian
bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien atau terlihat jelas-jelas bahwa siswa membutuhkan bantuan
guru BK dapat segera membantunya misalnya adanya siswa yang mengalami masalah dan harus
mendapatkan peneganan segara maka guru BK hendaklah segera memberikan bantuan.4

5. Asas Kemandirian

Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan siswa dapat berdiri sendiri, tiadak tergantung
pada diri orang lain atau Guru BK. Seperti memgenal diri sendiri, potensi apa yang dimiliki dirinya dan
dapat mengambil keputusan sendiri secara bijak.

6. Asas Kegiatan

Hasil usaha bimbingan dan knseling tidak akan tercapai dengan sendirinya, melainkan harus dengan
kerja giat dari siswa sendiri. Guru BK hendaklah membangkitkan semangat klien sehinnga ia mampu dan
mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok
pembicaraan dalam konseling.4

7. Asas kedinamisan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. 4

8. Asas keterpaduan

Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha meamadukan bebagai aspek kepribadian siswa. Jika aspek
kepribadian ini tidak dapat dipadukan maka akan menimbulkan masalah. Selain keterpaduan dari diri
klien konselor juga dapat memadukan isi dan proses layanan yang diberikan. Hal ini menghindari ketidak
serasian anatara aspek yang satu dengan aspek yang lain.

9. Asas kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik
ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum / negara, norma ilmu, maupun kebiasaan sehari-
hari.

10. Asas Keahlian

Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan melalui asas keahlian secara teratur dan sistematik
dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang
memadai. Untuk itu para guru BK pelu memdapat latihan yang cukup, sehingga dengan itu akan dapat
dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. 5

11. Asas Alih Tangan

Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan dapat diterapkan jika guru BK
sudah mengerahkan segenap kemampuan untuk membantu siswa, namun siswa yang bersangkutan
belum mendapat bantuan sebagaimana yang diharapakan, maka guru BK dapat mengalihkan masalah
yang dihadapi siswa tersebut kepada petugas atau seseorang yang lebih ahli.

12. Asas Tutwuri Handayani

Asas tutwuri handayani dapat menunjukan suasana umum yang hendaknya tercipta dalam hubungan
keseluruhan antara guru BK dan siswa. Lebih-lebih di lingkungan Sekolah, asas ini makin dirasakan
keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun
karso” dan tutwuri handayani. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya
dirasakan pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pada guru BK saja, namun di luar
hubungan proses bantuan bimbingan dan 5konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya
pelayanan bimbingan dan konseling itu.

Anda mungkin juga menyukai