Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 3

Kode dan Nama MataKuliah: MKDK4505/Profesi Keguruan

Jawablah pertanyaan berikut inindengan benar!

1. Jelaskan fungsi dari nbimbingan konseling!


2. Faktor apa yang menimbulkan kesulitan dalam belajar? Jelaskan!
3. Ada berapa pendekatan dalam menghadapi stress pada siswa? jelaskan!
4. Definisikan kode etik guru!
5. Jelaskan mengapa kode etik guru dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas!

LEMBAR JAWABAN

Nama : Yeni Wulandari

NIM : 858925502

Semester :3

Kode kelas : 3A
1. Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal sehingga mereka bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap
sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Secara umum tujuan
penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik
menemukan pribadinya dalam mengenal kekuatan dan kelemahan diri, serta menerima dirinya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Berikut terdapat 4 fungsi bimbingan
dan konseling di sekolah diantaranya adalah :

1. Fungsi Pencegahan (preventif)

Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya: merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi
para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan
yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karir, inventarisasi
data, dan sebagainya.

2. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa,
pemahaman ini mencakup:

1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama
oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi pendidikan,
jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.
3. Fungsi Perbaikan

Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih
menghadapi masalah-masalah tertentu. Di sinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan
dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang
dialami siswa.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa
dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya, terarah, dan berkelanjutan.

2. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan belajar ini bukan hanya masalah
instruksional atau pedagogis saja, tetapi merujuk pada masalah psikologis. Terdapat beberapa faktor
yang menimbulkan kesulitan dalam belajar yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal siswa


1. Sikap terhadap belajar. Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya
sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.
2. Motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses
belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat menjadi lemah, agar motivasi belajar tidak menjadi
lemah pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat.
3. Konsentrasi belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.
Untuk memperkuat konsentrasi belajar siswa, maka guru harus menggunakan bermacam-macam
strategi belajar mengajar dan memperhitungkan waktu agar siswa tidak bosan maka dalam proses
pembelajaran disertakan waktu untuk istirahat.
4. Intelegensi dan keberhasilan belajar. Perolehan hasil belajar siswa yang rendah, yang disebabkan oleh
intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang
bermutu rendah.
5. Kebiasaan belajar. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar siswa yang kurang
baik yaitu, belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar,
bergaya belas kasihan tanpa belajar.
b. Faktor eksternal siswa

1. Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Tidak hanya mengajar
bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya.
2. Prasarana dan sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar,
lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media
pengajaran yang lain.
3. Kebijakan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga,
bermutu, atau bernilai. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar.
4. Lingkungan sosial siswa di sekolah. Siswa siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan
yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya
kedudukan dan peran tertentu. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika
seorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar.
5. Kurikulum sekolah. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan
oleh pemerintah atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum
sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
3. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah
Konseling Individu atau Individual. Konseling individu pada pendekatan konseling ini merupakan pertemuan
antara konselor dengan klien secara individual, yang mana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport
atau saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Pada konseling ini, konselor akan berupaya memberi
bantuan untuk mengembangkan pribadi klien. Hal tersebut dilakukan konselor agar klien mampu
mengantisipasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi. Biasanya, konseling ini dilakukan dengan model
tatap muka atau interaksi langsung dan membahas berbagai hal tentang masalah yang sedang dihadapi klien.
Tujuan dilakukannya konseling individu antara lain, adalah:
a. menyelesaikan sesuatu yang tidak disukai keberadaannya
b. sesuatu yang ingin dihilangkan
c. sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian
Tahapan yang dilakukan dalam konseling individual ini antara lain:
1) Tahapan awal
Di mana ada beberapa proses konseling di tahap ini, di antaranya:
membangun hubungan konseling yang melibatkan klien
memperjelas dan mendefinisikan masalah
membuat penafsiran
menegosiasikan kontrak
2) Tahapan pertengahan
Pada tahap pertengahan memiliki berbagai proses:
menjelajahi masalah, isu, dan kepeduliaan terhadap klien
menjaga hubungan baik saat konseling
proses konseling berjalan sesuai kontrak
3) Tahap akhir
Tahap akhir ditandai dengan adanya beberapa hal yang membuat konseli akhirnya mengalami perubahan
sikap positif dan dapat mengoreksi diri.
4. Kode etik guru adalah aturan, nilai dan norma yang disepakati dan diterima oleh guru di seluruh Indonesia
sebagai pedoman dalam menjalankan profesinya. Sebagai pendidik, perilaku dan sikap guru digunakan sebagai
contoh tidak hanya oleh siswa tetapi juga oleh masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan kode etik guru
diharapkan dapat mengendalikan sikap guru baik sebagai instruktur maupun sebagai masyarakat umum.
Manfaat dari kode etik dalam profesi sendiri adalah agar para profesional bisa melakukan pekerjaannya dengan
optimal. Selain itu dengan adanya kode etik para profesional akan lebih terpacu dalam bekerja dan terhindar
dari kesalahan kerja yang tidak profesional. Seorang profesional merupakan seorang yang mempunyai
keterampilan dan pengetahuan khusus, dan kode etika profesional diciptakan untuk mengelola bagaimana
keterampilan dan pengetahuan tersebut digunakan, terutama ketika menyangkut masalah moral dan sopan
santun. Berikut merupakan butir-butir dari kode etik profesi guru Indonesia yang harus dipatuhi:
1. Guru mengabdi untuk memandu peserta didik sepenuhnya untuk menciptakan manusia Indonesia yang
unggul dan memiliki jiwa Pancasila.
2. Guru mempunyai integritas yang unggul dan profesional untuk mengimplementasikan kurikulum
sesuai keperluan peserta didik.
3. Guru melangsungkan interaksi dan komunikasi dalam rangka untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai peserta didik.
4. Guru bisa membuat kondisi lingkungan kelas/sekolah menjadi nyaman dan menentramkan, serta bisa
merawat ikatan persaudaraan yang baik dengan wali murid demi kebaikan peserta didik.
5. Guru bisa menjalin persaudaraan yang baik dengan lingkungan masyarakat yang ada di dekat sekolah.
6. Guru secara individu maupun kelompok bisa saling mendukung dalam meningkatkan (upgrade)
kapasitas kinerja di segala aspek mulai dari keterampilan, sikap, cara mengajar, kesehatan.
7. Guru harus bisa merawat ikatan yang baik dengan sesama profesi guru, sehingga lingkungan bisa
kondusif, baik secara individu maupun kelompok.
8. Guru secara kelompok harus saling mengingatkan dan merawat organisasi guru agar peningkatan
mudah diraih sebagai instrumen pengembangan.
9. Guru patuh dengan segala aturan dan kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan perintah dan
inovasi pendidikan
Dengan demikian, tindak-tanduk guru yang diatur dalam kode etik guru bukan hanya terkait dengan
peserta didik, tetapi oebih terhadap diri sendiri sebagai guru dan semua pihak yang terkait dengan
pendidikan.

5. Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari pekerjaan tersebut dan
memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam menjalankan tugas sebagai guru
tentunya terdapat kode etik yang diperlukan oleh seorang guru. Karena sejalan dengan karakteristik
seorang profesional, yaitu: (1) pemahaman dan penerimaan dalam melaksanakan tugas, (2) kemauan
melakukan kerja sama secara efektif dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat, (3)
kemampuan mengembangkan visi dan pertumbuhan jabatan secara terus menerus, (4) mengutamakan
pelayanan dalam tugas, (5) mengarahkan, menekan dan menumbuhkan pola perilaku siswa, serta (6)
melaksanakan kode etik jabatan. Dengan demikian, kode etik bagi seoarang guru sangat di pentingkan
bagi seorang pendidik karna kode etik adalah karakter, watak, susila, norma-norma yang di miliki
seorang guru dalam bersikap, terlebih lagi guru adalah sebagai seorang pendidik yang akan di contoh
dan di lihat oleh banyak orang harus mencerminkan sikap yang baik dan mulia. Dengan adanya kode etik
guru, seharusnya seorang guru tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan-aturan dari kode etik
guru itu sendiri, dan dalam menjalankan profesi sebagai seorang yang menjadi panutan, guru harus
mampu mematuhi kode etik guru. Berikut beberapa tujuan dari kode etik profesi guru :

1. Menjunjung tinggi martabat profesi guru.


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
3. Sebagai pedoman berperilaku seorang guru.
4. Untuk meningkatkan pengabdian para guru.
5. Untuk meningkatkan mutu profesi guru.
6. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi guru.

Anda mungkin juga menyukai