3. Compelling Comunication
Menyampaikan informasi dan gagasan secara jelas dan ringkas kepada individu/
kelompok, berkomunikasi dengan cara yang berfokus dan menarik untuk
mempertahankan perhatian orang lain
Bagaimana berkomunikasi dengan atasan, rekan sejawat, dan siswa. Apakah
sama?
Jawab :
1) Mendengarkan
Mendengar merupakan salah satu komunikasi yang efektif, mendengarkan
setiap pembicaraan atasan/senior secara seksama dapat menunjukkan
keseriusan dan antusiasme kamu, dalam menerima informasi maupun instruksi
dari atasan. Seseorang akan merasa tidak dihargai jika lawan bicaranya sibuk
sendiri dan tidak memperhatikan apa yang dibicarakan.
2) Berani Bertanya dan Memberikan Tanggapan
Jangan malu saat bertanya dengan atasan, sebagai bawahan ada baiknya kita
melakukan pekerjaa sesuai instruksi dari atasan. Tanyakan apa yang belum
kamu mengerti. Ketika ada masukkan atau tanggapan kita perlu memberikan
ide terhadap atasan, berikanlah tanggapan yang sopan dan harus tahu waktu
yang tepat agar atasan mau mendengarkan tanggapan kita.
3) Menggunakan Bahasa dan Kalimat yang Efektif
Jika kita sedang berkomunikasi pada senior atau atasan, hindarilah kata yang
memicu konflik, intonasi tinggi dan argumentative. Juga hal yang harus
diingat, jangan pernah menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang terlalu
tinggi. Komunikasi yang baik bukan dinilai seberapa tinggi bahasa yang
digunakan, tapi seberapa mudah dan nyaman yang dapat dipahami lawan
bicara.
4) Bahasa Tubuh
Gunakan bahasa tubuh yang “minimal” saat berkomunikasi, gerakan tubuh
yang tiba-tiba atau memakan banyak ruang dapat membuat lawan bicara
merasa tidak nyaman ketika menjalin komunikasi dengan kamu, dan hindari
juga ekspresi raut muka yang negatif terhadap senior atau atasan.
5) Jangan Menggurui
Ketika berkomunikasi, tetaplah pada posisi kamu sebagai pendengar.
Walaupun kamu mempunyai saran yang akan diutarakan kepada atasan,
ucapkanlah dengan hati-hati menggunakan kalimat yang tidak menyinggung
ego-nya.
4. Continuous Learning
Sadar akan area kekuatan dan area yang perlu diperbaiki sebagai pengajar, aktif
menemukan cara-cara efektif untuk terus mengembangkan & memperbaiki diri
melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus
Kelebihan dan kekurangan
https://smkmuhammadiyah5kisaran.sch.id/read/80/inilah-jawaban-untuk-soal-apa-
kelebihan-yang-mendukung-peran-anda-sebagai-guru-dan-jelaskan-alasannya-
beseta-contohnya
1) Daya Kreativitas Tinggi
Kelebihan dan kekurangan saat interview salah satunya adalah bersikap
kreatif. Kreativitas dibutuhkan untuk menciptakan inovasi baru sehingga
bisnis menjadi berkembang pesat.
2) Memiliki Interpersonal yang Baik
Ciri-ciri orang yang mempunyai interpersonal baik adalah mudah bergaul
dengan siapa saja. Dengan demikian, nantinya bisa menjalin hubungan kerja
yang baik antar sesama pegawai.
Bagaimana menutupi kekurangan tersebut?
a) Terlalu Fokus Pada Pekerjaan
Saat bekerja, tentunya kamu harus fokus agar pekerjaan bisa cepat selesai.
Namun, terlalu fokus juga tidak baik detikers, karena akan mengurangi
interaksi sosial dengan karyawan lain.
Contoh:
Saya terkadang terlalu fokus pada tugas dan pekerjaan saya, sehingga sering
lupa untuk memberikan perhatian yang cukup pada hubungan sosial dan
interaksi dengan orang-orang di sekitar saya.
b) Terlalu Perfeksionis
Sebagai karyawan baru, detikers tentu termotivasi untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sempurna. Namun, hal tersebut membuat kamu jadi terlalu
perfeksionis, sehingga semua pekerjaan harus benar-benar diselesaikan sebaik
mungkin.
Contoh:
Saya cenderung terlalu perfeksionis dalam bekerja. Bahkan, kadang-kadang
sulit bagi saya untuk merasa puas dengan hasil yang sudah baik dan
memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan sehingga lebih maksimal hasilnya.
5. Decision Marking
Mampu mengidentifikasi dan memahami masalah/peluang, dengan pengumpulan
data, Analisa dan mendeskripsikan informasi, memilih solusi dengan kriteria yang
jelas, evaluasi keputusan yang dibuat secara konsisten dan tepat waktu
berdasarkan fakta
Bagaimana menganalisis masalah, mencarikan solusi dan mengevaluasi serta
berkontribusi dalam pemecahan masalah
Memecahkan masalah merupakan kewajiban semua karyawan, terutama para
pemimpin. Karena keterbatasan waktu, sering kali para pemimpin mengambil
jalan pintas dalam menangani masalah. Mereka bukannya menemukan akar
masalah yang sesungguhnya, tetapi lebih fokus menangani fenomena
permasalahan. Ketidakmampuan menemukan akar masalah pada akhirnya akan
menyulitkan para pemimpin untuk mencari solusi yang tepat. Untuk mengatasi
keterbatasan tersebut, sebuah proses sistematis untuk mengidentifikasi akar
permasalahan perlu dilakukan para pemimpin. Proses ini membantu menganalisis
akar masalah melalui langkah – langkah yang sistematis.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
a) Mencari bukti masalah
Anda harus memahami bagaimana masalah tersebut terjadi. Penting untuk
menyajikan bukti yang membuktikan bahwa masalahnya nyata. Bukti bisa
berupa fenomena yang terjadi seperti penurunan penjualan, kualitas layanan,
employee engagement, peningkatan staff turnover, ataupun yang lainnya.
b) Membuat pernyataan masalah
Jelaskan apa yang menyebabkan terjadinya masalah. Masalah merupakan
penyimpangan dari hasil atau tujuan yang ingin dicapai. Contohnya, jika
proses inovasi Anda tidak berjalan dengan lancar dalam mendorong
pertumbuhan perusahaan, Anda dapat membuat pernyataan masalah seperti:
“Proses inovasi portofolio produk kami tidak berkontribusi pada harapan
target pertumbuhan perusahaan yaitu 5%”
c) Menganalisis dampak masalah
Coba lihat ke depan dan tanyakan pada diri Anda: apa dampak negatifnya jika
masalah ini terus terjadi? Sesuai dengan contoh yang diambil sebelumnya,
Anda mungkin akan kehilangan pangsa pasar, melewatkan peluang
pertumbuhan, target pendapatan serta profitabilitas. Pastikan Anda
menjelaskan dampak ini secara spesifik dan terdapat bukti nyata bahwa
dampak ini sudah terukur.
d) Mencari penyebab masalah terjadi
Apa yang menjadi penyebab masalahnya? Penting untuk menganalisis
penyebab masalah secara sistematis. Anda dapat bertanya “mengapa” masalah
terjadi dari awal dengan menggunakan 5 Whys Root Analysis.
6. Ethical Maturity
Kemantangan emosi dalam berkarya melalui keterbukaan dan kejujuran,
berperilaku dengan kebijaksanaan serta kasih saying seleras antara dengan
Tindakan dan sesuai dengan petunjuk moral, spiritual nilai, etika profesi dan
kebijakan yang ada
Bagaimana mengelola emosi di kelas, apakah kita mampu adil dan
bijaksana/jujur
Jawab
Berikut ini beberapa cara yang dapat orang tua lakukan untuk mengajarkan anak
mengelola emosinya.
1) Ajarkan Anak Cara Menenangkan Diri
Jika kemarahan anak masih dalam batas wajar, maka jangan menegurnya.
Biarkan anak untuk istirahat dan memberi waktu untuk meredakan amarahnya.
Jika sudah merasa lebih tenang, bawa anak menjauh dari hal yang
membuatnya marah dan berikan ucapan yang dapat membuatnya lebih tenang.
Namun jika anak malah bereaksi lebih agresif, maka Anda harus
menghentikannya segera. Buat anak duduk selama 1-2 menit untuk
mendinginkan pikirannya. Ajak mereka untuk mengatur napas, lalu bicarakan
dengan baik-baik solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang membuat
anak marah.
2) Ajarkan Anak untuk Mengungkapkan Perasaan
Anak yang tidak diajarkan mengungkapkan perasaan akan cenderung sering
berteriak, memukul, menendang, dan menjerit ketika marah. Mereka
melakukannya karena tidak tahu bagaimana mengekspresikan kemarahan
secara verbal. Ajarkan anak belajar mengelola emosi dengan
mengungkapkan perasaan.
Beritahu kata-kata emosi yang berbeda yang sesuai dengan suasana hatinya
dan cukup baik untuk memberitahu bahwa mereka sedang merasakan emosi
tersebut. Contohnya seperti kata-kata untuk perasaan bahagia, takut, marah,
kesal, gugup, dan sebagainya.
3) Berikan Pujian pada Anak
Memberikan pujian pada anak menjadi salah satu cara yang dapat
mengajarkan anak mengelola emosinya. Misalnya ketika anak marah, kecewa
atau sejenisnya, jika ada suatu hal yang dapat dipuji darinya dan dapat
membuatnya lebih tenang, maka berikanlah pujian. Hal ini karena mungkin
saja alasan emosi mereka sebenarnya hanya ingin mendapat pujian atau
apresiasi dari orang tua, tetapi mereka tidak mendapatkannya. Namun, pujian
yang diberikan tetap harus dalam takaran yang wajar karena pujian yang
berlebihan pun dapat berdampak buruk bagi anak.
4) Berikan Contoh yang Baik
Perilaku orang tua adalah hal yang paling mudah dicontoh oleh anak. Oleh
karena itu, jika ingin anak dapat mengelola emosinya, maka orang tua pun
harus memperlihatkan bahwa dirinya dapat mengelola emosi dengan baik.
Mengelola emosi yang baik tidak terlepas dari aspek-aspek yang harus
diperhatikan, diantaranya :
a) Kesadaran emosional
Kamu bisa mencoba untuk mulai menyadari dan mengetahui emosimu dan
emosi orang lain, bagaimana mereka memengaruhimu dan emosi apa yang
muncul ketika kamu berada di suatu keadaan tertentu. Selanjutnya kamu
bisa menilai dirimu dan mengambil keputusan yang tempat dalam kondisi
tertentu.
b) Manajemen diri
Manajemen diri yaitu memiliki kemampuan untuk mengatur emosi yang
sedang dirasakan, menghindari pemikiran impulsif dan memanfaatkan
emosi yang dirasakan untuk mengambil keputusan yang positif.
c) Manajemen hubungan
Ketika kamu sudah bisa mengatur emosimu sendiri, kamu bisa mengatur
hubunganmu dengan orang di sekitarmu dengan baik dan dapat berempati
sehingga akan terbangun hubungan sosial yang positif.
7. Managing Work
Mampu mengatur waktu dan sumber daya yang ada untuk memastikan bahwa
pekerjaan yang ada diselesaikan dengan efisien
Memeneg waktu untuk mengajar, mengembangkan orang lain dan peserta
didik andaikan diberikan tugas tambahan
Waktu keluarga dsb
Berikut ini adalah tips untuk guru dalam mengatur waktu mengajar, mencari
materi pembelajaran, hingga mengerjakan tugas administrasi agar pekerjaan guru
terasa menyenangkan:
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini sangat penting untuk menentukan arah dalam
melakukan pembelajaran terhadap siswa. Ketika tujuan pembelajaran sudah
dibuat maka akan memepermudah guru dalam mengambil langkah
pembelajaran.
2) Mencari materi pembelajaran
Untuk menyampaikan materi pembelajaran di depan siswa secara maksimal,
guru perlu menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Meskipun sudah ada materi dari buku-buku yang diberikan
sekolah, namun seorang guru yang profesional perlu mencari referensi
tambahan materi agar siswa yang diajarkan juga dapat menerima materi baru.
3) Membuat jadwal
Penting bagi guru untuk membuat jadwal agar mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan. Pembuatan jadwal ini akan
mempermudah guru yang mempunyai banyak sekali pekerjaan dan guru yang
mudah lupa.
4) Menentukan deadline
Selain membuat jadwal, guru juga perlu menentukan batas waktu pengerjaan
sebuah pekerjaan yang guru lakukan atau biasa disebut sebagai deadline. Hal
ini dilakukan agar guru mempunyai target waktu untuk menyelesaikan
pekerjaannya sehingga dapat bekerja optimal dan tidak membutuhkan waktu
banyak.
5) Tidak menunda pekerjaan
Sekali menunda pekerjaan dapat menjadi kebiasaan buruk yang akan terulang
secara terus menerus. Oleh karena itu, menjadi guru tidak boleh menunda-
nunda pekerjaan. Satu pekerjaan tertunda maka akan menghambat pekerjaan
lainnya.
6) Mengerjakan pekerjaan administrasi secara teliti
Selain mengajar, seorang guru juga harus melengkapi berbagai
administrasinya. Banyak dokumen administrasi yang harus dilengkapi jadi
seorang guru tidak boleh melewatkan satu dokumen dalam administrasinya
karena akan memperburuk pekerjaan seorang guru. Guru perlu membuat
daftar administrasi agar mampu mengerjakan dengan teliti.
7) Mengambil waktu istirahat cukup
Banyaknya pekerjaan yang perlu dilakukan guru tentu akan menguras banyak
energi, sehingga mengambil waktu istirahat sejenak menjadi hal yang wajib
dalam daftar tips mengatur waktu. Ketika guru memiliki banyak pekerjaan dan
waktu istirahatnya berkurang maka guru akan kehilangan fokus dan energi
yang terfosir terus menerus akan menyebabkan seorang guru jatuh sakit. Tak
hanya untuk guru, menjaga kesehatan dengan rehat sejenak merupakan hal
yang penting bagi semua orang.
8) Membatasi pekerjaan
Tidak melakukan kegiatan secara berlebihan dan memilih pekerjaan
berdasarkan prioritas merupakan hal yang penting. Hal ini akan membawa
kebiasaan yang baik bagi seorang guru ketika mengajar dalam kelas karena
mampu melakukan pekerjaan seefektif mungkin namun tetap mempunyai nilai
yang berharga bagi siswa.
9) Mencari metode pembelajaran
Guru perlu menerapkan beberapa metode pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajarnya tetap menyenangkan. Metode pembelajaran yang baik akan
memberikan kebahagiaan bagi guru, begitu pun dengan siswanya. Metode
pembelajaran yang efektif menjadi dambaan semua guru dan siswa agar
mencapai pembelajaran yang menyenangkan.
10) Berani berbicara tidak
Meskipun guru terlihat bekerja dalam waktu yang singkat, tetapi pasti setiap
harinya banyak pekerjaan lain yang membutuhkan pertolongan guru. Hal ini
akan menganggu waktu guru, sehingga mengatakan tidak dalam beberapa hal
menjadi bagian penting agar pekerjaan tetap menyenangkan dan selesai dalam
hitungan tenggang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Begitulah tips
dalam mengatur waktu bagi guru yang mengajar dari persiapan materi hingga
pekerjaan administrasi dengan berbagai metode pembelajaran yang patut
dicoba.
8. Mission/People
Panggilan hidup sebagi pengajat yang memberi dampak positif secara luas, baik
bagi peserta didik maupun lingkungan sekitar
Cita-cita dari kecil, kemauan, dan keinginan untuk terus belajar
9. Resilience
Terus berupaya, fokus, dan positif saat mencapai tujuan yang ingin dicapai, serta
bangkit Kembali saat menghadapi kegagalan mencapai tujuan
Bagaimana semangat dan kerja keras Ketika ingin mencapai sesuatu
Ketika diterima di PPG prajabatan, saya akan mengikuti seminar, selalu
belajar, ikut pelatihan dan sebagainya.
10. Valuing Differences
Bekerja secara efektif dengan peserta didik dengan beragam budaya, gaya
interpersonal, kemampuan, motivasi, dan latar belakang, mencari dan
menggunakan kemampuan unik, wawasan baru, dan ide-ide dari individu yang
berbeda.
Menyatukan dalam setiap perbedaan, bagaimana peran kita dalam
menghadapi perbedaan tersebut.
1) Menghargai Perbedaan
Salah satu sikap yang baik dilakukan untuk menghadapi perbedaan adalah
dengan saling menghargai perbedaan yang ada. Misalnya, saat ada teman baru
dari berbeda daerah, baiknya kamu menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga
temanmu dapat berkomunikasi dengan lancar denganmu. Perbedaan
karakteristik tidak hanya yang terlihat dari fisik temanmu, namun juga latar
belakang daerah asal, bahasa, dan budaya. Dengan perbedaan tersebut, kita
dan teman-teman di sekolah bisa saling mengenal budaya dan bahasa dari
daerah masing-masing. Semakin mengenal perbedaan antardaerah, semakin
kita bisa belajar menghargai perbedaan dan bersikap toleransi.
2) Tidak Membeda-bedakan
Meskipun setiap dari teman-temanmu memiliki perbedaan yang beragam, kita
tidak boleh membeda-bedakan teman. Sebab sikap membeda-bedakan teman
akan memunculkan perselisihan yang merugikan diri sendiri serta orang lain.
Selain itu, jika terjadi perselisihan, maka persatuan dan kesatuan tidak dapat
tercapai.
3) Membangun Sikap Toleransi
Toleransi yang dimaksud adalah saling menghormati perbedaan budaya, asal,
bahasa, maupun pendapat dari orang lain. Selain toleransi, kita juga harus
saling mengasihi dan rukun sesama teman, agar terhindar dari perselisihan.
Perbedaan yang ada di Indonesia justru saling melengkapi dan menjadi
keistimewaan masing-masing daerah, yang patut dibanggakan. Dengan adanya
banyak perbedaan di Indonesia, kita harus menumbuhkan sikap menghargai,
menghormati, dan toleransi, supaya terwujud persatuan dan kesatuan.