Anda di halaman 1dari 4

1.

Berdasarkan petikan teks diatas menyatakan siswa dibebaskan memilih materi


pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka sesuai dengan minatnya. Hal tersebut
diperkuat dengan argument "Jadi, Kurikulum Merdeka bukan hanya memberikan
kebebasan kepada peserta didik, tetapi juga gurunya," kata Wartanto dalam keterangan
resmi, Selasa (9/8).
Berdasarkan tempat saya bertugas di Kota Sungai Penuh menyosong Visi "Pendidikan
Maju" dalam rangka aplikasi kurikulum Merdeka dimana salah satu poinnya adalah
Kemandirian Sekolah dalam mengelola semua persoalan Administrasi Pendidikan
(Sumber Visi Misi Walikota Sungai Penuh 2020-2025), dalam pelaksanaannya Dinas
Pendidikan menekankan perlunya sinergitas peran komite dan kepala sekolah dalam
pengelolaan Keuangan Sekolah dan sebagainya sesuai dengan Intruksi Kurikulum
Merdeka yaitu tentang Merdeka Pengelolaan (Momon Sudarma, 2021). Ada 3 Poin inti
dalam pelaksanaan Merdeka Pengelolaan di Kota Sungai Penuh yaitu
1) Mengembangkan Merdeka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Berbasis Zonasi)
Dengan menerapkan sistem ini, maka dinas pendidikan Kota Sungai Penuh mampu
memetakan daya tampung sekolah dan regulasi yang dibuat disesuaikan dengan
kebutuhan pendidikan. misalnya menghadirkan Beasiswa Satu Rumah Satu
Sarjana, Beasiswa Tahfidz, dan sebagainya (Disdik Kota Sungai Penuh, 2021).
2) Merancang Kelas Berkarakter
berdasarkan pengalaman kami saat bertugas, setelah mengkaji dan melaksanakan
rapat sekolah yang melibatkan Guru, Orang Tua dan Komite Sekolah maka kami
sepakati bahwa perlu adanya kelas berkarakter. dimana di kelas I SD siswa yang
berjumlah 39 dibagi menjadi 2 kelas yang mana peserta didik ditempatkan dengan
kelas yang memiliki bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan yang sama. hal ini
dilakukan untuk memudahkan pelatihan, pembinaan dan layanan pendidikan.
pengalaman saya mengikuti sekolah sehat tingkat provinsi jambi pada tahun 2022,
ada salah satu sekolah di Provinsi Jambi yang mengusung Kelas dengan
Kemampuan Istimewa siswa dimana Kantin Sekolah diisi oleh pelajaran yang
menekuni kelas kuliner. intinya mereka akan menjadi pelajar-pelajar kreatif dalam
mempelajari seluk beluk kuliner sekaligus mengembangkan jiwa intrapreneurship-
nya di sekolah.
3) Merumuskan Model Evaluasi
Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh sudah membuat regulasi tentang menilai
potensi keterampilan hidup strategis yang dimiliki peserta didik yang mendapatkan
Pengakuan sebagai alat ukur penilaian atau kompetensinya (Disdik Sungai Penuh,
2022).
2. Berdasarkan pengalaman saya di SDN 09/XI Kelurahan Pasar Sungai Penuh sedang
berupaya menyelaraskan Digitalisasi pendidikan dengan prinsip dasar pendidikan dasar
yang akan memungkinkan semua sekolah dan siswa dalam proses pembelajaran untuk
memperoleh lebih banyak pengetahuan. Memanfaatkan teknologi digital mendorong
pembelajaran yang lebih efektif dengan meningkatkan akses ke pembelajaran yang
hemat biaya, hemat waktu, dan terjangkau, serta meningkatkan keterlibatan siswa-guru
(Disdik Sungai Penuh, 2022).
Saya sepakat dengan kesimpulan yang disampaikan oleh peneliti yang menyatakan
bahwa ubungan antara manusia dan teknologi akan berkembang lebih jauh dan dan
siswa yang mahir teknologi menjadi poin utama. Oleh sebab itu, ada beberapa tren yang
muncul di dunia pendidikan serta tren yang harus mulai diadaptasi oleh para guru.
Dengan adanya tren tersebut maka harus diimbangi oleh kompetensi dan kemampuan
guru yang mumpuni sehingga mampu mengarahkan peserta didik secara cepat dan tepat
dalam penggunaan teknologi artinya bahwa teknologi di era modern dapat
dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran yang bermanfaat.

3. Implementasi dari teori belajar behavioristik dalam pandangan Edward Thorndike yang
berkaitan dengan Merdeka belajar adalah dengan system pembelajaran inquiri, guru
hanya berperan sebagai fasilitator dengan membagikan sebuah gambar untuk kegiatan
pembelajaran siswa, siswalah yang memutuskan untuk menggabungnkan gambar yang
telah diberikan pada pembelajaran itu sehingga menimbulkan persepsi yang beda-beda
pada masing-masing peserta didik, guru hanya mengawasi jalannya pembelajaran
tersebut dan memastikan tempat kegiatan belajar tersebut nyaman bagi siswa dan
mengamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari implementasi kegiatan
pembelajaran diatas, bisa kita analisis kelebihan dan kekurangan teori behaviorisme
dalam pandangan edwan thorndike.
a. Kelebihan
1) Siswa lebih mudah mendapatkan pengalaman belajar yang berharga, karena
siswa sudah didik untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.
2) Mendidik siswa untuk berpikir lebih linier dan konvergen, karena siswa di
didik untuk mencapai target tertentu.
3) Membantu pendidik untuk menyelesaikan indicator pembelajaran.
b. Kelemahan
1) Teori ini tidak bisa menjelaskan situasi pembelajaran yang kompleks,
karena banyak hal-hal yang ada kaitannya dengan Pendidikan yang tidak
bisa diubah hanya dengan stimulus dan respon
2) Teori ini tidak bisa menjelaskan yang menjadi alasan cakupan hubungan
antara stimulus dan respon dan tidak bisa menjawab hal-hal yang menjadi
penyebab terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan
respon yang telah diberikan.
3) Melihat pembelajaran hanya asosiasi saja antara stimulus dan respon yang
telah diberikan. Sehingga yang terpenting dalam kegiatan belajar adalah
memperkuat asosiasi tersebut dengan cara melatih, atau mengulang dengan
terus menerus.
4) Karena belajar berlangsung secara mekanistik,maka pengertian tidak
dipandang sebagai suatu hal yang utama dalam belajar. Mereka
mengabaikan pengertian sebagai unsur yang utama dalam kegiatan belajar.
Berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran yang
menggunakan teori behaviorisme dalam pandangan edwan Thorndike dalam kebijakan
Merdeka Belajar semestinya pendidik lebih selektif dalam memilih metode dan strategi
yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga akan menghasilkan
pembelajaran yang bermakna seperti kolaborasi, belajar aktif (active learning),
pengalaman belajar, menekankan proses belajar yang bebas aktif, dan penilaian hasil
beajar yang lebih komprehensif sejalan dengan Merdeka Belajar.
4. Berdasarkan teks pada tautan https://www.matrapendidikan.com/2022/06/teori-
kognitif-implikasi-pembelajaran.html ada beberapa kekuatan dan kelemahan yang
terkait dengan pembelajaran dengan kurikulum Merdeka, yaitu:
a. Kelebihan teori belajar kognitivisme
1) Siswa terbiasa berpikir kreatif dan mandiri. Pada kurikulum Merdeka, siswa
dan diberi kebebasan dalam memilih sumber pembelajaran yang akan mereka
gunakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar mereka, dengan
kebebasan tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran lebih tercapai dan lebih
mendalam dalam memahami materi yang diajarkan.
2) Memudahkan siswa menemukan bahan pembelajaran. Aplikasi-aplikasi yang
ditawarkan oleh pemerintah terkait dengan terlaksananya kurikulum Merdeka
sangat memudahkan siswa dalam mendapatkan bahan pembelajaran. Jadi
siswa tidak perlu terbebani dengan kegiatan belajar yang telah di siapkan oleh
pendidik, karena semua bisa diperoleh melalui aplikasi pembelajaran tersebut.
b. Kelemahan teri belajar kognitivisme
1) Teori ini tidak sepenuhnya bisa dipraktekkan pada semua jenjang Pendidikan,
hanya bisa diprakkan pada satuan Pendidikan dasar saja. Hal inilah yang
menjadi kendala jika teori belajar kognitivisme ini akan diterapkan secara
berkelanjutan.
2) Tidak dapat diterapkan pada pendiikan tingkat lanjut, karena teori ini hanya
bisa dipraktekkan pada individu yang masih berkembang pola pikirnya dari
abstrak ke konkrit.
3) Beberapa prinsip seperti tingkat kecerdasan yang masih susah dimengerti dan
pemahamannya masih belum tuntas sepenuhnya.
Implikasi dari teori belajar kognitif pada pembelajaran tematik kelas IV SD/MI ini
adalah:
a. Pendahuluan/ Kegiatan Awal
1) Guru masuk kedalam kelas dengan mengucapkan salam dan siswa terbiasa
untuk menjawab salam dengan tertib.
2) Guru menanyakan kabar siswa, dan tak lupa mengabsen kehadiran siswa.
3) Guru memberikan apersepsi dan motivasi belajar kepada siswa, dan
mengaitkan dengan pembelajaran yang akan di pelajari.
b. Kegiatan inti
1) Guru membagikan gambar kue ulang tahun untuk dipahami oleh siswa
2) Siswa menyampaikan berapa bagian kue ulang tahun yang sudah terpotong
tersebut dengan seksama.
3) Kemudian guru memberikan penjelas kepada siswa mengenai besaran
potongan kue ulang tahun tersebut sesuai dengan gambar yang telah
dibagikan.
4) Guru meminta siswa untuk mengamati dan menyebutkan hal-hal apa saja yang
ditemukan dalam pembagian kue ulang tahun tersebut.
5) Siswa menyebutkan contoh kejadian yang sama yang pernah mereka alami
sama dengan gambar yang mereka amati.
6) Guru memberi penguatan terhadap materi gambar yang dibagikan dan
menjelaskan ulang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan operasi
pecahan sesuai dengan gambar yang dipelajari,
c. Kegiatan penutup
1) Guru memberikan tugas kepada siswa dan siswa mengerjakan tugas dengan
tertib
2) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
3) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

Anda mungkin juga menyukai