Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3
BOJONEGORO
JL. Panglima Polim No. 49 Telp/Fax. (0353) 880310 Email : admin@smkn3bojonegoro.sch.id
BOJONEGORO 62115

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Kelas / Semester : X / Ganjil


Alokasi Waktu : 2 Jam Pelayanan ( 2 X 45)
Topik / Materi : MERDEKA BELAJAR BAGI SISWA
Bidang Layanan : Belajar
Strategi Layanan : Klasikal
Aspek Perkembangan/ SKKPD : Kematangan Intelektual
Model dan Metode, moda : Ceramah ; Curah Pendapat dan Tanya jawab, penugasan ; Moda Luring
Media dan Alat : LCD, Slide PPt, Video , LKPD

TUJUAN LAYANAN
Tahap Pengenalan Tahap Akomodasi Tahap Tindakan (ketrampilan)
(pengetahuan) (sikap)
1. Peserta didik dapat memahami 3. Peserta didik dapat menyikapi 4. Peserta didik dapat
konsep merdeka belajar makna merdeka belajar mempersiapkan diri
2. peserta didik dapat memahami (kemandirian siswa dalam proses menerapkan keunggulan
tatangan pendidikan di era revolusi belajar) dengan baik merdeka belajar
industri
LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan a. Mengucapkan salam dan mengajak berdoa,
Awal b. Mengapresiasikan kehadiran .
c. Guru menyampaikan tujuan layanan
d. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan dan cakupan materi layanan
e. Guru mengadakan ice Breaking untuk memotivasi dan mengkondisikan dinamika kelas.
Kegiatan a. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi
Inti layanan tersebut diatas.
b. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK mengajak peserta
didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
c. Peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang terkait dengan “Merdeka Belajar”
d. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik melihat tayangan video
tersebut.
e. Peserta didik diminta untuk mengisi tabel tentang ciri-ciri siswa dan guru merdeka belajar yang
dituangkan dalam LKPD
f. Peserta didik bisa membedakan konsep pendidikan baru (MERDEKA BELAJAR) ini dengan
kurikulum yang digunakan sebelumnya
Kegiatan a. Peserta didik menyimpulkan kegiatan bersama peserta didik
Penutup b. Peserta didik merefleksi kegiatan
c. Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan atau pertemuan berikutnya
d. Guru menutup layanan, mengajak peserta didik bersyukur dan mengucapkan salam
PENILAIAN
1. Penilaian Proses Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi dari kegiatan layanan
klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Penilaian Hasil Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara
lain : suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
(bisa melalui link google form)
3. Tindak lanjut Memberikan informasi lebih lengkap tentang konsep merdeka belajar

Mengetahui Bojonegoro, Juli 2023


Kepala SMKN 3 Bojonegoro Guru BK

CIPTO, S.Pd., M.M.Pd. SRI LESTARI HANDAYANI,S.Sos I.


NIP. 19690425 199403 1 008 NIPPPK. 19780702022210 020
A. MATERI BIMBINGAN
Konsep merdeka belajar sangatlah berbeda dengan kurikulum yang pernah ada dan digunakan oleh pendidikan
formal di Indonesia. Konsep pendidikan baru ini sangat memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu
para siswa. Berikut garis besar konsepnya :
 Asesmen kompetensi minimum
Perbedaan konsep pendidikan baru ini dengan kurikulum yang digunakan sebelumnya adalah, siswa diharapkan
mampu menunjukkan kemampuan minimum dalam hal “literasi” dan “numerik.” Fokusnya bukanlah sebanyak apa
siswa mampu mendapatkan nilai melalui penugasan dari guru, tetapi bagaimana siswa mampu berpikir secara
kritis menggunakan kemampuan kognitifnya. Dalam bidang literasi misalnya, bila pada kurikulum sebelum-
sebelumnya siswa lebih banyak diharapkan menghafal dan menerapkan materi yang mereka baca, dalam konsep
asesmen kompetensi, siswa diharapkan bisa berpikir logis untuk mengabstraksi maksud dan tujuan dari materi.
Begitu juga dalam hal “numerik” atau pada pelajaran sains seperti fisika, kimia, khususnya matematika. Siswa tidak
boleh hanya menghafal formula atau rumus, tetapi juga menemukan konsep dasarnya, sehingga mereka bisa
menerapkannya untuk penyelesaian masalah yang lebih luas.
 Survei karakter
Cukup melegakan bahwa pada akhirnya pemerintah mengakui pendidikan di
Indonesia adalah investasi yang mahal. Sebab, setiap daerah memiliki keunikan
manusia yang berbeda-beda dan tidak mungkin dipaksa untuk menerapkan satu
sistem dengan indikator tetap. Pada konsep survei karakter, pemerintah akan
menilai secara menyeluruh terkait kualitas pendidikan di sekolah. Bukan hanya
tentang hasil belajar, tetapi juga ekosistem dan infrastruktur pendidikan yang
tersedia.
Dengan kata lain, pengembangan kualitas pendidikan bukan lagi tentang penerapan indikator kualitas tetap, tetapi
berdasarkan data hasil survei terbaru terhadap sekolah.
 Perluasan penilaian hasil belajar
Satu hal paling menarik dalam konsep “merdeka belajar” ini adalah adanya perluasan penilaian hasil belajar siswa
yang tadinya hanya dari nilai ujian nasional, menjadi penugasan dan portofolio. Kedepannya siswa akan diberikan
ruang untuk bisa mengembangkan diri mereka sesuai minat dan bakat. Dengan cara ini, stigma siswa pintar dan
bodoh diharapkan bisa segera dihilangkan. Sebab, manusia memiliki bakat alami yang berbeda-beda, dan tidak
bisa ditentukan dengan tes formal.
 Pemerataan kualitas pendidikan hingga ke 3T
Merdeka belajar juga dapat diartikan keadilan terhadap akses pendidikan yang setara bagi seluruh siswa di
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan afirmasi dan pemberian kuota khusus bagi siswa yang
tinggal di daerah. Industri 4.0 adalah momen penting dalam pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebab,
pada tahun 2030 nanti akan menjadi puncak dari bonus demografi Indonesia dengan 64% penduduk adalah
angkatan kerja. Kesiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia akan sangat menentukan keberhasilan kita
dalam menghadapi persaingan di industri 4.0. Khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang masih
memiliki tingkat kelahiran yang sangat tinggi. Pemerintah mengusung konsep merdeka belajar bukan tanpa alasan
dan fokus yang jelas. Pada 2021 nanti, kurikulum ada diubah total untuk menjamin sistem pendidikan 4.0 dapat
berjalan dengan baik. Lalu, apa dasar kecocokan konsep ini terhadap pendidikan 4.0 ? Sebagai berikut :
 Pengembangan pola pikir
Tentang Konsep pendidikan “merdeka belajar” memiliki fokus pada pengembangan kemampuan kognitif
siswa. Artinya, siswa akan ditantang untuk mampu berpikir kritis dengan analisis yang baik. Kemampuan inilah
yang dibutuhkan siswa agar bisa membuat keputusan yang bijak dalam penyelesaian masalah. Sebab, dalam
industri 4.0 basisnya adalah data technology dengan kata lain informasi yang bisa diakses oleh semua orang.
Siswa yang tidak mampu menganalisis semua informasi tersebut tentu akan gagal membuat analisis serta
kesimpulan yang benar dan akurat. Hal ini tentu akan menjadi masalah ketika para siswa masuk ke dunia
industri yang telah mengadopsi machine learning dan kecerdasan buatan (AI).
 Inovasi di tingkat pendidikan
Salah satu pokok dari konsep pendidikan baru ini adalah membuat siswa mampu mengembangkan minat dan
bakatnya di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah menghapus penilaian melalui UN, dan menggantinya
menjadi penugasan dan portofolio.
Alasannya jelas, siswa akan ditantang untuk mampu berinovasi terhadap instrumen dan penyelesaian
masalah. Fokusnya adalah bagaimana siswa mampu menjawab persoalan dalam bentuk proyek mata
pelajaran dari sekolah. Proses ini penting bagi para siswa untuk belajar mengaplikasikan teori yang mereka
pelajari di kelas menjadi sebuah hasil yang nyata. Siswa akan belajar membuktikan, bukan hanya menghafal
materi.
 Meningkatkan kecerdasan siswa
Tahukah Anda, berapa ranking PISA Indonesia tahun 2019? 74, atau urutan 6 terbawah dari 79 negara yang
disurvei. Dari data tersebut saja, kita bisa menggambarkan betapa rendahnya kemampuan kognitif atau
kecerdasan anak-anak Indonesia. Dalam kurikulum pendidikan 4.0, pemerintah telah merancang standar
khusus agar siswa Indonesia semakin terlatih kemampuan kognitifnya, dan semakin mampu menyelesaikan
masalah dengan baik.
Ada tiga syarat infrastruktur dasar yang harus disiapkan oleh sekolah untuk bisa menyelenggarakan kurikulum
pendidikan 4.0.
Pertama,
Jaringan internet stabil dan berkecepatan tinggi;
kedua,
Instrumen pembelajaran berbasis digital
Ketiga,
guru atau mentor profesional dan berkualitas.
Bilamana ada satu indikator dasar saja yang belum terpenuhi, sekolah
dipastikan akan gagal dalam menyelenggarakan kurikulum sesuai standar
pendidikan 4.0 dan merdeka belajar seperti yang diharapkan. Namun, pembangunan infrastruktur pendidikan yang
berbasis teknologi adalah investasi yang tidak murah. Oleh karena itu, sekolah harus segera menyiapkan
infrastruktur tersebut secara bertahap dan terencana. Khususnya dalam hal dana yang akan dianggarkan. Untuk
itu, Pintek sebagai perusahaan inovasi keuangan yang memiliki fokus pada pengembangan pendidikan Indonesia
membuat program pinjaman modal kerja dan pendanaan PO khusus untuk pengembangan infrastruktur sekolah
yang lebih baik
MAKNA MERDEKA BELAJAR BAGI SISWA
Menurut Mendikbud Nadiem Makarim, arti sesungguhnya dari merdeka belajar adalah kemandirian murid dalam
proses belajar dan kemerdekaan bagi lingkungan Pendidikan untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam proses
pembelajaran.
Makna dari merdeka belajar merupakan hal yang perlu diingat dan yang perlu dilakukan oleh setiap murid.
Karena dengan memiliki mindset demikian, belajar bukan lagi suatu beban. Merdeka Belajar sangat diperlukan oleh
setiap siswa dan siswi terutama yang sudah berada di jenjang SMA/SMK/SMAK. Karena seharusnya di masa-masa
seperti itu murid harus menjadi mandiri dalam mengatur proses pembelajarannya.
Namun hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena beberapa hal. Menjadi sebuah tantangan untuk daerah 3T
(Tertinggal, Terdepan, Terluar) karena terbatasnya kreativitas guru-guru dalam hal mengajar. Hal lain juga
ditimbulkan oleh para murid yang belum terbiasa dengan teknologi. Minimnya SDM (Sumber Daya Manusia) dan
sarana prasarana juga menjadi alasan pendukung sulitnya menerapkan merdeka belajar.
Merdeka Belajar dapat diterapkan dengan maksimal pada sekolah-sekolah yang memiliki pengajar yang kreatif.
Dengan kemampuan guru yang unik dan kreatif mendukung para pelajar untuk menerapkan mindset merdeka
belajar.
Pada kenyataannya merdeka belajar diterapkan para murid secara nyata pada sesi belajar synchronous dan
asynchronous. Sesi synchronous yang berarti sesi digunakan untuk pertemuan kegiatan pembelajaran antar guru dan
murid. Sesi asynchronous yang berarti tidak terdapat pertemuan online, namun murid akan diberikan tugas mandiri
oleh guru. Pada sesi tersebut juga murid dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajar yang bisa dilakukan oleh
masing-masing pelajar.
Pada akhirnya makna sesungguhnya dari Merdeka Belajar ada dalam diri masing-masing murid. Belajar bisa
menjadi suatu hal yang positif, yaitu menjadikan setiap pribadi menjadi mandiri dan pribadi yang memiliki kemampuan
untuk menentukan cara terbaik bagi dirinya untuk belajar.

KEUNGGULAN KURIKULUM MERDEKA BAGI SEKOLAH, GURU, DAN MURID,


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Mendikbud Riset) Nadiem Anwar Makarim
menjelaskan, inti Kurikulum Merdeka adalah Merdeka
Belajar. Melalui konsep itu, Kurikulum Merdeka diciptakan
dengan tiga keunggulan mendasar bagi murid, guru, dan
sekolah.
Pertama, materi yang diajarkan lebih sederhana dan
mendalam. Kurikulum Merdeka akan fokus pada materi
esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai fasenya. Para guru juga memiliki kesempatan untuk
mendalami materi pelajaran dan tidak terburu-buru untuk berpindah ke materi berikutnya. Dengan demikian, peserta
didik mampu memahami konsep dengan lebih mendalam.
Kedua, lebih merdeka, dalam Kurikulum Merdeka, tidak ada peminatan atau jurusan pada siswa sekolah
menengah atas (SMA). Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya di dua tahun
masa SMA. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam mengajar sesuai tahapan capaian dan
perkembangan peserta didik.
Ketiga, Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan
berbasis proyek di dalam kelas. Dengan demikian, peserta didik akan mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan
saat lulus sekolah, seperti bekerja dalam kelompok dan menghasilkan suatu karya. Menurut Nadiem, hal tersebut
merupakan poin penting dalam Kurikulum Merdeka. Dengan pembelajaran berbasis pengalaman, para peserta didik
dapat lebih mudah memahami suatu konsep pelajaran.

B. REFLEKSI

Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya C.
Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Merdeka Belajar
ada dalam diri masing-masing murid. Belajar bisa menjadi suatu hal yang positif, yaitu menjadikan setiap
pribadi menjadi mandiri dan pribadi yang memiliki kemampuan untuk menentukan cara terbaik bagi dirinya
untuk belajar. Bagaimana menurut kamu, apa yang dapat dipahami tentang merdeka belajar ? Jelaskan !

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Peserta didik diminta untuk mengisi ciri siswa dan guru merdeka belajar pada tabel berikut :
Merdeka Belajar
No.
Ciri Guru Merdeka Belajar Ciri Siswa Merdeka Belajar

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

2. Sebutkan Perbedaan konsep pendidikan baru (MERDEKA BELAJAR) ini dengan kurikulum yang digunakan
sebelumnya ?

Anda mungkin juga menyukai